• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Riset pendahuluan

Pada penelitian ini dilakukan riset pendahuluan dengan melakukan

penyebaran kuisioner tahap pertama kepada 30 responden yang akan melakukan pengujian elemen-elemen yang signifikan pada masing-masing level dimulai dari level I untuk penentuan kriteria, level II untuk penentuan sub kriteria, dan level III untuk penentuan alternatif pilihan.

4.1.1. Penentuan Kriteria dan Sub Kriteria

Kriteria yang disusun dalam “Penentuan Strategi IT Yang Ramah

Lingkungan Berdasarkan Pendekatan Analitic Network Process: Studi Kasus PT. Faasri Utama Sakti Jakarta” dapat dilihat pada tabel 4.1. sedangkan untuk

subkriteria dapat dilihat pada tabel 4.2. subkriteria tersebut diperoleh berdasarkan hasil studi literatur dan wawancara singkat dengan beberapa responden.

Table 4.1. Kriteria Dalam Penentuan Strategi IT Yang Ramah Lingkungan

Kriteria Keterangan

Strength adalah atribut positif atau keunggulan yang bisa diukur maupun tidak dari sebuah organisasi,

Weaknesses adalah hal yang menyebabkan sebuah organisasi tidak memiliki kemampuan untuk mencapai tujuannya,

Opportunities merupakan hal yang berasal dari eksternal organisasi yang member kesempatan pada organisasi untuk berkembang,

Threats merupakan hal yang berisiko pada gagalnya sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Kriteria Sub Kriteria

Strength

1. Mempunyai anggaran yang besar (S1) 2. Open Source Operating System (S2) 3. Telekonferensi (S3)

4. Tersedia LAN dan Wireless (S4) 5. Staff memiliki pengetahuan IT yang

cukup (S5)

Weaknesses

1. Memiliki server yang online 24 jam (W1) 2. Tidak semua staff dapat mengakses

internet (W2)

3. Paper based System (W3)

4. Web perusahaan tidak terupdate dengan baik (W4)

5. Pemahaman IT yang efisien masih kurang (W5)

Opportunities

1. Harga perangkat IT yang semakin turun (O1)

2. Tarif internet turun (O2)

3. Pilihan provider semakin banyak (O3) 4. Harga Laptop semakin turun (O4) 5. Perkembangan ilmu dibidang IT semakin

pesat (O5)

Threats

1. Beban listrik meningkat (T1) 2. Gangguan Virus dan Hacker (T2) 3. Meningkatnya limbah IT (T3)

4. Pembengkakan anggaran untuk IT (T4) 5. Gangguan jaringan (T5)

4.1.2. Penentuan Alternatif

Berdasarkan kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan kemudian dibuat matrik SWOT untuk penentuan alternatif strategi IT yang ramah lingkungan, alternative tersebut diperoleh berdasarkan kombinasi dari studi pustaka, jurnal-jurnal dan perusahaan, tabel 4.3. menunjukan matrik SWOT untuk penentuan alternatif strategi yang berasal dari kriteria dan sub kriteria yang sudah di susun.

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Table 4.3. Matrik SWOT Dalam Penentuan Strategi IT Yang Ramah lingkungan

STRENGTH (S) WEAKNESSES (W)

a. Mempunyai anggaran yang besar (S1) a. Memiliki server yang online 24 jam (W1) b. Open Source Operating System (S2) b. Tidak semua staff dapat mengakses internet

(W2)

c. Telekonferensi (S3) c. Paper based System (W3)

d. Tersedia LAN dan Wireless (S4) d. Web perusahaan tidak terupdate dengan baik (W4)

e. Staff memiliki pengetahuan IT yang cukup (S5)

e. Pemahaman IT yang efisien masih kurang (W5)

OPPORTUNITIESS (O)

a. Harga perangkat IT yang semakin turun

(O1) a. Virtualisasi (SO1) c. Paperless System (WO1)

b. Tarif internet turun (O2)

c. Pilihan provider semakin banyak (O3)

b.Penggunaan Thin Client Computing (SO2)

d. Program pelatihan penggunaan IT yang efisien (WO2)

d. Harga Laptop semakin turun (O4) e. Perkembangan ilmu dibidang IT semakin pesat (O5)

THREATS (T)

a. Beban listrik meningkat (T1) e.Cut Waste (ST2) g. Program penghematan energi (WT1)

b. Gangguan Virus dan Hacker (T2)

c. Meningkatnya limbah IT (T3)

d. Pembengkakan anggaran untuk IT (T4) f.Device Recycling (ST1) h. Audits IT (WT2)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri Berdasarkan tabel 4.3. alternatif yang bisa diambil dalam”Penentuan Strategi IT Yang Ramah Lingkungan Berdasarkan Pendekatan Analytic Network Process: Studi Kasus PT. Faasri Utama Sakti Jakarta” adalah:

a. Alternative berdasarkan Istambul (2010) diantaranya: 1. Virtualisasi (SO1)

Dengan memanfaatkan kondisi peluang yang berasal dari external perusahaan seperti “perkembangan ilmu dibidang IT yang semakin pesat” dan kekuatan internal seperti “mempunyai anggaran yang besar, open source operating system, dan staff memiliki pengetahuan IT yang cukup”, maka perusahaan dapat menerapkan strategi virtualisasi, dimana strategi ini akan mengarah kepada total kebutuhan daya yang jauh berkurang dan juga akan berkurangnya implementasi solusi pendinginan yang mengarah kepada penuruan radiasi panas dari unit hardware keseluruhan, karena dengan adanya virtualisasi tidak diperlukan lagi set hardware secara fisik (nyata) dari yang sudah dijadikan virtual machine tersebut.

2. Cut Waste (ST2)

Dengan memanfaatkan kekuatan internal seperti “staf memiliki pengetahuan IT yang cukup, telekonferensi dan tersedia LAN dan wireless” maka perusahaan dapat meminimalkan ancaman seperti “beban listrik meningkat, pembengkakan anggaran untuk IT, ganguan virus dan hacker” dengan cara menerapkan strategi “cut waste” yaitu membuang hal-hal yang tidak diperlukan dalam kegiatan perusahaan.

3. Device Recycling (ST1)

Dengan memanfaatkan kekuatan internal “mempunyai anggaran yang besar” perusahaan dapat meminimalkan ancaman berupa “meningkatnya limbah IT” dengan cara menerapkan strategi “device recycling” yaitu memanfaatkan teknologi hardware dari bahan yang dapat didaur ulang.

4. Audits IT (WT2)

Dengan memiliki kelemahan seperti “Tidak semua staff dapat mengakses internet, Memiliki server yang online 24 jam, Web perusahaan tidak terupdate dengan baik” dan ancaman “Beban listrik meningkat, Gangguan Virus dan

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri Hacker, Pembengkakan anggaran untuk IT” diharapkan dapat diminimalisir denga adanya strategi “Audits IT”.

b. Alternative berdasarkan Velte, & Elsenpeter (2008): 1. Penggunaan Thin Client Computing (SO2)

Dengan memanfaatkan peluang yang berasal dari external perusahaan seperti “harga perangkat IT yang semakin turun, pilihan provider semakin banyak, perkembangan ilmu dibidang IT semakin pesat” dan kekuatan internal seperti “mempunyai anggaran yang besar dan tersedianya Lan dan wireless” maka perusahaan dapat menerapkan alternaif strategi “Penggunaan thin client computing”. Salah satu keuntungan penggunaan thin client computing adalah dapat menghemat energi karena thin client menggunakan watt yang kecil. c. Alternative berdasarkan Mansyur & Subardjono (2011):

1. Paperless System (WO1)

Saat ini perusahaan memiliki kelemahan yaitu penggunaan kertas yang masih dominan dalam kegiatan operasional perusahaan (paperbased system) dengan memanfaatkan peluang “tarif internet turun dan pilihan provider yang semakin bayak” maka perusahan dapat merubah cara kerja dari paperbased system menjadi paperless system.

d. Alternative berdasarkan Jayadih (2011):

1. Program pelatihan penggunaan IT yang efisien (WO2)

Untuk menerapkan strategi IT yang ramah lingkungan maka perusahaan perlu memiliki SDM yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan IT yang evisien, sehingga dengan memanfaatkan peluang perkembangan ilmu dibidang IT yang semakin meningkat perusahaan perlu mengadakan program pelatiha penggunaan IT yang evisien bagi karyawan.

2. Program penghematan energi (WT1)

Dengan adanya kelemaham “memiliki server yang online 24 jam” dan ancaman “beban listrik meningkat dan pembengkakan anggaran untuk IT” diharapkan dapat diminimalisasi dengan cara adanya strategi seperti “program penghematan energi”

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri Setelah kriteria, sub kriteria dan alternative terbentuk kemudian dilakukan penyebaran kuesioner pendahulu (format lihat Lampiran A.2.) kepada 30 responden yang akan melakukan pengujian elemen-elemen yang signifikan pada masing-masing level.

Elemen-elemen pada masing-masing level kemudian dianalisis untuk dilakukan pengujin validitas dengan metode statistik Cochran Q Test, metode ini digunakan untuk mengetahui attribut apa saja yang dianggap sah (valid), dimana peneliti mengeluarkan attribut-atribut yang dinilai tidak sah berdasarkan kriteria-kriteria statistik yang dipakai.

Setelah dilakukan perhitungan Cochran Q Test terhadap elemen-elemen yang signifikan pada penentuan subkriteria dan alternatif maka diperoleh hasil (untuk hasil pengolahan kuesioner pendahuluan selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran A.3):

a. Untuk kriteria strength pada pengujian ke-1 mendapatkan nilai Qhit = -0,07 dan Qtab=9.488, karena Qhit < Qtab jadi keputusan pengujian untuk kriteria Strength adalah terima Ho.

b. Untuk kriteria weaknesses pada pengujian ke-1 mendapatkan nilai Qhit = 20,12 dan Qtab=9.488, karena Qhit > Qtab jadi keputusan pengujian ke-1 untuk kriteria Weaknesses adalah terima Ha, maka perlu dilakukan pengujian ulang yaitu dengan menghilangkan atribut yang memiliki responden “Ya” paling sedikit yaitu W4 atau “Web perusahaan tidak

terupdate dengan baik”. Pada pengujian ke-2 diperoleh Qhit = 4,48 dan Qtab =7,815 karena pada pengujian Qhit < Qtab jadi keputusan pengujian ke-2 untuk kriteria Weaknesses adalah terima Ho.

c. Untuk kriteria Opportunitiess pada pengujian ke-1 mendapatkan nilai Qhit = 7,68 dan Qtab=9.488, karena Qhit > Qtab jadi keputusan pengujian ke-1 untuk kriteria Opportunitiess adalah terima Ho.

d. Untuk kriteria Threats pada pengujian ke-1 mendapatkan nilai Qhit = 9,419 dan Qtab=9.488, karena Qhit > Qtab jadi keputusan pengujian ke-1 untuk kriteria Threats adalah terima Ho.

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri e. Untuk kriteria Alternatives pada pengujian ke-1 mendapatkan nilai Qhit =

-3107 dan Qtab=14.067, karena Qhit > Qtab jadi keputusan pengujian ke-1 untuk kriteria Alternative adalah terima Ho.

Dokumen terkait