• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif yang dilakukan, pengaruh variabel ROE, SIZE, CSR dan DER terhadap Price to Book Value (PBV) memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya

63 mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descripitive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 60 .11 .19 .14 .08218 SIZE 60 18.19 32.56 11.0045 2.67470 CSR 60 6.7 50.22 16.7862 4.02462 DER 60 2.24 148.01 56.5563 6.86334 PBV 60 .14 2.15 .43 .01459 Valid N (listwise) 60

Sumber :Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diatas diketahui bahwa rasio PBV diperoleh mean sebesar 0.43 (dibulatkan 0.40).Hasil ini berarti bahwa rata-rata nilai perusahaan di industri manufaktur sektor barang konsumsi adalah sebesar 43% dari nilai buku persaham masing-masing perusahaan tersebut. Rata-rata nilai perusahaan sebesar 43% ini juga mencerminkan harga saham dari perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur sektor barang konsumsi.

Selanjutnya, variabel profitabilitas yang diwakili ROE menunjukkan nilai mean sebesar 0,14. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu mendapatkan laba bersih sebesar 14% dari total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai minimum ROE yaitu sebesar 0,11 yang berarti sampel terendah hanya mendapatkan laba bersih dari seluruh

64 total asset perusahaan sebesar 11% dalam satu periode dan nilai maksimum diketahui sebesar 0,19.

Menurut Hanafi dan Halim (2005:85) :

“Rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi

kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka

panjang.”

Profitabilas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam penelitian ini, profitabilitas dilihat berdasarkan nilai ROE dimana ROE merupakan tingkat pengembalian ekuitas pemilik perusahaan. Berdasarkan hasil deskriptif statistik yang telah diuraikan pada tabel 4.4, tingkat profitabilitas rata-rata dari perusahaan sampel dalam penelitian ini adalah 14%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan sampel dalam penelitian ini dalam mendapatkan laba bersih per satu periodenya adalah sebesar 14% dari jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Selanjutnya, variabel yang juga diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (SIZE) yang merupakan log natural dari Total Aset menunjukkan mean sebesar 11,0045 (dibulatkan menjadi 11,00). Sedangkan nilai maksimumnya adalah 32,56 dan nilai minimumnya 18,19. Menurut Handayani dan Hadinugroho (2009:66) “ukuran perusahaan

adalah skala besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar yang sudah

65 pengertian ini dan hasil deskriptif statistik pada tabel 4.4 yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diartikan bahwa ukuran perusahaan sampel yang paling tertinggi adalah sebesar 32,56 dan terendahnya sebesar 18.19 dengan rata-rata 11,00. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki akses mudah menuju pasar modal adalah perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan (size) rata-rata sebesar 11,00.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Menurut International Finance Corporation mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai :

“Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap

pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang

baik bagi bisnis maupun pembangunan.”

Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai minimum sebesar 6,7 dan maksimum 50,22. Rata-rata nilai CSR adalah 16,7862 (dibulatkan menjadi 16,8). Hasil ini dapat diartikan bahwa komitmen dari perusahaan manufaktur industry barang konsumsi dalam hal CSR hanya rata-rata 16,8% dari keseluruhan kegiatan perusahaan. Nilai maksimum sebesar 50,22 menyatakan arti bahwa perusahaan yang paling tinggi memberikan kontribusinya sebesar 50,22% untuk hal CSR.

66 Variabel yang terakhir adalah struktur modal. Struktur modal adalah pencerminan dari perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya dan mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian, sehingga memaksimumkan harga saham.

Dari data pada tabel 4.4 di atas mengenai nilai deskriptif variabel struktur modal yang diproksi melalui DER, nilai minimum DER sebesar 2,24 dan maksimum sebesar 148,01 dengan rata-rata sebesar 56,55. Hasil ini dapat diartikan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi dapat meminimkan biaya dan optimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sebesar 56,55 %.

Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal ini dikarenakan salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah persepsi investor atas kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah satu unsur yang menentukan baik buruknya kinerja perusahaan, karena struktur modal akan menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan atas kegiatan operasionalnya.

67 2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis grafik. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik ini terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Adapun hasil uji normalitas data dijelaskan melalui grafik berikut :

Gambar 4.1 Normal Probability Plot

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable : LNPBV@

Observed Cum Prob

68 Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa model regresi pada penelitian ini layak dipakai karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal dan data yang dimiliki terlihat merata dan cukup baik. Hasil ini berarti model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas yang berarti bahwa data terdistribusi secara normal.

Tabel 4.5

Uji Kolmogorov Smirnov

One sample Kolmogrov Smirnov Test

Unstandardized Residual N

Normal Parameters a.b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 60 .0000000 .43512661 .092 .092 -.072 .674 .611

a. Test Distribution is Normal Sumber : Output SPSS

b. Calculated from data

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Komolgorov-Smirnov adalah 0,674 dengan signifikansi sebesar 0,611 dimana > 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti data terdistribusi normal.

69 b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari masalah heterokedastisitas (homokedastisitas). Adapun hasil uji heterokedastisitas pada penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas

Scatterplots

Dependent Variable : LNPBV@

Regression Standarized Predicted Value

Sumber : Data penelitian diolah, 2015. Output SPSS 21

Grafik scatterplots di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi

70 layak digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan atau Price to Book Value (PBV) berdasarkan variabel yang mempengaruhinya (independent) yaitu profitabilitas (ROE), ukuran perusahaan (SIZE), tanggung jawab sosial (CSR) dan struktur modal (DER).

c. Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas antar variabel independen digunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Sampel hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besar nilai VIF dan nilai tolerance dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolonieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF (Constant) LNROE@ .212 3.441 LNSIZE@ .256 4.321 LNCSR@ .144 1.005 LNDER@ .586 1.492 Sumber : Output SPSS 21.00

71 Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan hasil pengujian multikolonieritas. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk ROE sebesar 0.212 dan VIF 3.441, SIZE dengan nilai tolerance sebesar 0.256 dan VIF 4.321, CSR dengan nilai tolerance sebesar 0.144 dan VIF 1.005, DER dengan nilai tolerance sebesar 0.586 dan VIF 1.491 Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini terbukti terbebas dari gejala multikolonieritas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara data pengamatan, dimana munculnya suatu data dipegaruhi oleh data sebelumnya. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uji Durbin-Watson (DW test). Adapun hasil uji autokorelasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Uji Durbin-Watson

Durbin-Watson 2.122 Sumber : Output SPSS 21.00

72 Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 2,122. Dengan jumlah predictors sebanyak 4 buah (k = 4) dan sampel sebanyak 60 perusahaan (n=60), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar 1,571 dan (du) adalah sebesar 1,679 dengan demikian nilai du < DW < 4-du yaitu 1,679 < 2,122 < 2,321 yang menandakan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif dan negatif dalam model regresi. Hasil ini berarti bahwa variabel ROE, SIZE, CSR dan DER dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah autokorelasi.

Dokumen terkait