• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Tangkapan Utama Berdasarkan Alat Tangkap 1)Ikan teri nasi (Stolephorus commersonnii ) 1)Ikan teri nasi (Stolephorus commersonnii )

3 METODE PENELITIAN

6. Indikator ukuran panjang ikan dan length at first maturity

4.3 Hasil Tangkapan Utama Berdasarkan Alat Tangkap 1)Ikan teri nasi (Stolephorus commersonnii ) 1)Ikan teri nasi (Stolephorus commersonnii )

Dikatakan teri nasi karena ukurannya yang kecil dan putih, apabila dikumpulkan menyerupai segumpalan nasi. Masyarakat juga menyatakan bahwa teri nasi disebut juga teri medan. Ciri-ciri morfologisnya adalah tidak berwarna atau agak kemerahan, bentuk tubuh bulat memanjang, sepanjang tubuhnya terdapat garis putih keperakan, memanjang dari kepala hingga ekor, sisik kecil dan tipis serta mudah lepas, mulut agak tersayat dalam, mencapai hingga belakang mata dan rahang bawah lebih pendek dari rahang atas (Hutomo et al., 1987).

Teri nasi termasuk jenis ikan teri yang hidup bergerombol hingga mencapai ribuan ekor. Jenis ikan teri ini yang besar lebih bersifat soliter. Ikan teri yang umumnya berkelompok (schooling) memiliki respon yang positif terhadap cahaya namun ikan teri memilki kepekaan yang tinggi terhadap reaksi yang berupa gerakan yang berasal dar luar (Hutomo et al., 1987).

Ikan teri nasi termasuk jenis ikan musiman. Musim tangkapannya antara bulan Februari sampai Agustus. Jumlah tangkapan tertinggi biasanya terjadi pada bulan Juli dan Agustus (Hutomo et al., 1987). Ikan teri nasi memijah beberapa kali serta memiliki musim pemijahan yang panjang, bahkan sepanjang tahun. Fekunditasnya cukup bervariasi dan berkisar antara 921 - 2287 butir, untuk ukuran panjang ikan 63 - 97 mm (Hutomo et al., 1987).

Secara umum makanan ikan teri nasi didominasi oleh copepoda (Hutomo et al., 1987). Menurut Wahyudi (2004) menyimpulkan bahwa makanan ikan teri nasi umumnya terdiri dari organisme pelagis berukuran kecil, meskipun komposisinya berbeda untuk masing-masing spesies.

2) Ikan lemuru (Sardinella longiceps)

Ikan lemuru termasuk ikan pelagis kecil pemakan plankton. Hidupnya bergerombol, badannya bulat memanjang, bagian perut agak membulat dengan sisik duri yang agak tumpul dan tidak menonjol. Panjang badannya dapat mencapai 23 cm, namun umumnya 17 - 18 cm. Warna badan biru kehijauan di bagian atas, sedangkan bagian bawah putih keperakan. Pada bagian atas penutup insang sampai pangkal ekor terdapat sebaris totol-totol hitam atau bulatan-bulatan kecil berwarna gelap. Sirip-siripnya berwarna abu-abu kekuning-kuningan, sedangkan warna sirip ekor kehitaman (Dwiponggo, 1982 vide Syamsiar, 2006).

Ikan lemuru tergolong ikan pelagis kecil. Ruaya ikan ini dipengaruhi oleh makanan, suhu dan salinitas. Pada siang hari ikan lemuru umumnya berada di dekat dasar perairan dan membentuk gerombolan yang kompak, sedangkan pada malam hari bergerak ke dekat permukaan air dalam bentuk gerombolan yang menyebar dan akan muncul ke permukaan apabila cuaca mendung yang disertai hujan gerimis. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya temperatur permukaan (Adianto, 1993).

Distribusi ikan lemuru meliputi perairan Indo Pasifik, dari Teluk Aden sampai dengan perairan Filipina. Penyebaran ikan lemuru di luar perairan Indonesia adalah dari Kepulauan Filipina ke barat sampai ke India dan pantai timur Afrika, sedangkan di perairan Indonesia konsentrasi tersebar di Selat Bali dan sekitarnya (Dwiponggo, 1982 vide Syamsiar, 1986).

Musim penangkapan ikan lemuru di perairan pantai utara Jawa Tengah dimulai bulan Mei dan berakhir pada bulan Januari tahun berikutnya. Puncak musim ikan lemuru terjadi pada bulan Agustus sampai November. Musim tersebut kadang-kadang bergeser dan pada kenyataannya dapat dilakukan sepanjang tahun (Adianto, 1993).

3) Ikan belanak (Valamugil speigleri)

Ikan belanak merupakan jenis ikan demersal dan termasuk jenis ikan bergerombol. Ikan ini merupakan jenis ikan laut tetapi sering masuk ke daerah estuaria bahkan ke perairan sungai (tawar) (Froese & Pauly, 2000).

Ikan belanak mempunyai panjang maksimum 35 cm. Ikan ini mempunyai total 4 duri punggung, 3 duri dubur dan 9 sirip dubur lunak, punggungnya kehijau-hijauan dan daerah perutnya berwarna perak. Sirip punggung pertama dengan garis tepi hitam, sedangkan sirip lainnya berwarna kehitam-hitaman (Fishbase, 2000). Ikan belanak merupakan ikan yang mempunyai skema atau pertumbuhan yang baik. Ikan ini dapat tumbuh mencapai panjang 35 cm dan umumnya berukuran 15 - 20 cm, yang merupakan ukuran normal (Shabrina, 2009).

Ikan belanak akan pergi atau meninggalkan tempat hidupnya menjauhi pantai apabila akan memijah. Juvenil ikan belanak kemungkinan ditemukan di rawa bakau. Ikan belanak memakan copepoda dan alga yang mengapung, sedangkan juvenil ikan belanak memakan ganggang kecil dan zat organik lainnya (Shabrina, 2009).

Penyebaran ikan belanak yaitu di perairan Indo Pasifik, Pakistan hingga Asia Tenggara menuju New Guinea (Froese & Pauly, 2000). Menurut Shabrina (2009), daerah penyebaran ikan belanak yaitu di daerah pantai seluruh perairan Indonesia. Ikan ini terdistribusi pada semua perairan terutama di daerah estuari (coastal) dan laut di daerah tropis dan subtropis yaitu di Indo - Pasifik, Filipina, dan Laut Cina Selatan, hingga Australia. Ikan ini juga tinggal di pesisir pantai dan muara serta sungai-sungai. Ikan ini termasuk ikan yang bersifat non predator (bukan pemangsa), jadi penyebarannya merata baik di perairan bersuhu ataupun tropis.

4) Ikan kembung (Rastrelliger spp)

Ikan kembung merupakan merupakan salah satu ikan pelagis yang sangat potensial di Indonesia dan hampir di seluruh perairan Indonesia. Ikan ini tertangkap baik dalam jumlah besar maupun sedikit (Burhanuddin et al., 1984 vide Abidin, 2000). Berdasarkan klasifikasi Saanin (1984), di perairan Indonesia terdapat tiga spesies ikan kembung, yaitu Rastrelliger brachysoma, Rastrelliger neglectus, Rastrelliger kanagurta.

Ikan kembung lelaki Rastrelliger kanagurta secara sepintas sama dengan ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma). Ikan kembung lelaki

mempunyai punggung berwarna biru kehijauan dan bawahnya berwarna putih kekuningan) serta dihiasi totol hitam pada bagian punggungnya dari depan ke belakang sehingga ikan kelihatan menarik. Ikan kembung perempuan mempunyai warna biru kehijauan pada punggungnya dan putih perak pada bagian perutnya. Terdapat totol hitam pada bagian punggung di atas garis rusuk. Warna sirip punggung pertama kuning keabuan dan gelap pada pinggirnya, kuning muda pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan sirip dubur dan sirip ekornya kuning bening (Kriswantoro dan Sunyoto, 1986).

Ikan kembung lelaki hidupnya di laut lepas, sedangkan ikan kembung perempuan terdapat di daerah pantai. Ikan kembung lelaki sulit dicari dan jarang muncul ke permukaan, biasanya mempunyai kelompok yang padat dan sering dijumpai pada perairan yang jernih dan agak jauh dari pantai karena mempunyai kadar garam yang lebih dari 230/00. Ikan kembung perempuan menyukai perairan dekat pantai karena hidup pada kadar garam rendah (Kriswantoro dan Sunyoto, 1986).

Letak kedalaman kelompok ikan pelagis banyak ditentukan oleh suhu secara vertikal. Ikan pelagis akan berenang sedikit ke sebelah dalam pada saat suhu permukaan lebih tinggi dari biasanya. Jenis-jenis ini akan selalu menghindar dari lapisan air yang bersuhu lebih rendah dari 4 - 50C. Walaupun demikian khusus untuk perairan Indonesia yang merupakan perairan tropis, masalah suhu tidak memberikan gambaran yang jelas bagaimana pengaruhnya di bidang perikanan. Ikan kembung merupakan jenis ikan diurnal (ikan siang hari) yang banyak dijumpai di lapisan pelagis dan lapisan yang banyak cahaya matahari (Gunarso, 1985).

Musim pemijahan utama ikan kembung terjadi antara bulan April dan Agustus dengan puncak musim diduga berlangsung pada bulan Agustus, sedangkan pada bulan Desember diduga merupakan musim pemijahan tambahan (Nurhakim, 1993).

5) Ikan tenggiri (Scomberomorus commerson)

Secara morfologi tenggiri mempunyai tubuh panjang dan berbentuk torpedo. Mulut lebar dan berujung runcing, gigi pada rahang gepeng dan tajam. Sirip

punggung ikan tenggiri ada yang berjari-jari keras dengan jumlah 14 - 17 buah dan ada pula sirip punggung yang berjari-jari lemah dengan jumlah 14 - 19 buah yang diikuti dengan 8 - 10 sirip tambahan. Ikan tenggiri memiliki garis rusuk lurus kemudian membengkok tajam di bawah awal jari-jari sirip tambahan dan melurus kembali sampai batang ekor. Garis rusuk ikan tenggiri tidak terputus dan hanya berjumlah satu. Gelembung renang tidak ada, warna punggung biru gelap keabu-abuan atau biru kehijauan. Sisi tubuh ikan tenggiri berwarna putih keperakan dan pada bagian perut dijumpai garis-garis (Guci, 1999).

Penyebaran ikan tenggiri sangat luas, meliputi seluruh perairan Indonesia, perairan Indo - Pasifik, Teluk Benggala, Teluk Siam, Laut Cina Selatan, ke selatan sampai perairan panas Australia, ke barat sampai Afrika Timur dan ke utara sampai Jepang (Rizkawati 2009). Daerah penyebaran ikan tenggiri di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Daerah penyebaran ikan tenggiri

Lokasi perairan Daerah penyebaran Daerah penangkapan utama Sumatera Seluruh perairan

- Perairan Aceh bagian utara, timur Sumatera Utara, sekitar Bengkalis

- Perairan Bangka Belitung

- Pantai barat Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu dan Lampung Jawa dan Nusa Tenggara Seluruh perairan

- Seluruh Pantai utara Jawa dan Madura, selatan Jawa Tengah, selatan Bali, sebelah utara Lombok, Sumbawa dan utara Flores

- Pantai Pulau Timor bagian barat Kalimantan

dan Sulawesi

Seluruh perairan

- Hampir semua pantai barat dan selatan Kalimantan - Perairan Teluk Palu, Sulawesi bagian selatan

- Sebagian perairan Sulawesi Utara dan perairan sekitar pantai

Maluku dan Papua

Seluruh perairan

- Sebagian pantai barat Halmahera - Perairan selatan Pulau Seram

- Hampir semua perairan pantai barat Pulau Papua sampai sekitar daerah Kepala Burung

5.1 Hasil

5.1.1 Karakteristik alat tangkap di Bojonegara 1) Unit penangkapan payang

Payang yang digunakan di Bojonegara dapat diklasifikasikan sebagai payang, payang ampera dan payang bondet. Perbedaan dari payang tersebut adalah ukuran mesh sizenya. Ukuran mesh size yang digunakan pada alat tangkap payang yaitu 15 cm, sedangkan pada alat tangkap payang ampera dan payang bondet yaitu 0,5 cm. Ukuran panjang alat tangkap payang bondet lebih kecil daripada payang payang ampera dan payang.

Alat penangkapan ikan ini dioperasikan dengan menggunakan perahu/kapal motor dengan bahan kayu. Kapal yang digunakan salah satunya memiliki ukuran panjang 9 meter, lebar 2,5 meter dan draft 0,6 meter. Mesin kapal yang digunakan memiliki kekuatan 20 PK. Alat tangkap ini terdiri atas sayap, badan jaring, kantong, tali ris atas, tali ris bawah, tali selambar, pelampung dan pemberat.

Hasil tangkapan yang diperoleh oleh payang adalah ikan pelagis. Pada alat tangkap payang, hasil tangkapan utamanya adalah teri nasi (Stolephorus commersonnii), sedangkan hasil tangkapan sampingannya yaitu tongkol (Auxis thazard), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), manyung (Arius thalassimus), layang (Decapterus russelli). Pada alat tangkap payang ampera, hasil tangkapan utamanya adalah lemuru (Sardinella longiceps), sedangkan hasil tangkapan sampingannya adalah kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), teri nasi (Stolephorus commersonnii), bawal putih (Pampus argentus), kakap putih (Lates calcarifer), tembang (Sardinella fimbriata), tongkol (Auxis thazard) dan layang (Decapterus russelli). Pada alat tangkap payang bondet, hasil tangkapan utamanya adalah belanak (Valamugil speigleri), sedangkan hasil tangkapan sampingannya adalah udang, rebon dan kakap putih (Lates calcarifer).

Proses pengoperasian payang di Bojonegara dilakukan secara harian (one day fishing). Nelayan berangkat menuju lokasi penangkapan (fishing ground) sekitar pukul 05.00 pagi hari untuk payang, sedangkan payang ampera dan payang

bondet berangkat menuju fishing ground sekitar pukul 17.00. Waktu yang dibutuhkan menuju fishing ground sekitar 1 - 2 jam tergantung jarak yang ditempuh.

Penggunaan tenaga pada alat tangkap payang berkisar antara 6 orang untuk payang berukuran kecil dan 16 orang untuk payang berukuran besar (Subani & Barus, 1989). Jumlah nelayan yang digunakan di Bojonegara pada alat tangkap payang sebanyak 9 - 11 orang. Jumlah nelayan untuk payang ampera 9 orang dan jumlah nelayan untuk payang bondet sebanyak 6 - 7 orang.

Pengoperasian payang dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap persiapan, penentuan fishing ground, penurunan jaring (setting) dan pengangkatan jaring (hauling). Tahap persiapan antara lain persiapan bahan bakar, pengecekan mesin, perbekalan makanan, es, air tawar dan keperluan melaut lainnya. Penurunan jaring dimulai dengan menurunkan pelampung tanda, diikuti tali selambar kanan, kemudian sayap kanan dan badan jaring dimana ujung tali selambar kanan masih tetap berada pada perahu. Saat penurunan sayap, nelayan lain melemparkan pemberat dan pelampung secara berurutan agar tidak terbelit dengan jaring. Selanjutnya dilakukan penurunan kantong dan sayap kiri sampai bertemu dengan pelampung tanda awal. Waktu yang dibutuhkan untuk setting adalah 20 - 30 menit. Ketika gerombolan ikan diperkirakan sudah masuk ke dalam kantong, selanjutnya dilakukan tahap hauling. Tahap ini dimulai dengan pengangkatan sayap kiri dan sayap kanan secara bersamaan. Saat proses hauling diusahakan posisi kantong berada di tengah. Pengangkatan jaring dilakukan secara perlahan, setelah sampai badan jaring pengangkatan jaring dipercepat. Hal ini dilakukan untuk mencegah ikan yang meloloskan diri. Pada saat pengangkatan jaring, ada nelayan yang bertugas menyusun pemberat dan pelampung secara teratur untuk proses setting selanjutnya.

Dokumen terkait