• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN

4) Ikan kembung lelaki ( Rastrelliger kanagurta )

5.1.6 Trofik level hasil tangkapan

Hasil tangkapan nelayan di Bojonegara dengan menggunakan alat tangkap payang, jaring insang, dan pancing didominasi oleh ikan jenis omnnivora yang cenderung pemakan hewan (zooplankton) (TL3 yaitu 2,9 - 3,7), seperti ikan kembung dan teri. Jenis ikan dominan kedua yang ditangkap menggunakan payang, jaring insang, dan pancing didominasi oleh jenis carnivora yang menyukai ikan kecil dan cephalopoda (TL5 yaitu 4,0 - 4,5) (Tabel 13).

Tabel 13 Jenis dan trofik level ikan hasil tangkapan nelayan menurut alat tangkap di Bojonegara Nama ikan Trofik level Alat Tangkap Keterangan Payang Jaring insang Pancing Bawal hitam 2.90 1 1 1 TL2 Bawal putih 3.12 1 1 1 TL3 Belanak 2.20 1 1 1 TL2 Beloso 4.40 1 1 1 TL5 Bentong 4.10 1 1 1 TL5 Ekor kuning 3.40 1 1 1 TL3 Japuh 3.40 1 1 1 TL3 Kakap merah 4.49 1 1 1 TL5

Tabel 13. (Lanjutan) Nama ikan Trofik level Alat Tangkap Keterangan Payang Jaring insang Pancing Kakap putih 4.35 1 1 1 TL5 Kembung lelaki 3.20 1 1 1 TL3 Kerapu 3.79 1 1 1 TL4 Kuniran 3.16 1 1 1 TL3 Kurisi 3.72 1 1 1 TL4 Kuwe 4.50 1 1 1 TL5 Layang 3.69 1 1 1 TL3 Layur 4.45 1 1 1 TL5 Lemuru 2.40 1 1 1 TL2 Manyung 3.10 1 1 1 TL3 Pari 3.22 1 0 0 TL4 Peperek 2.94 1 1 0 TL3 Selar kuning 3.53 1 1 1 TL3 Tembang 2.70 1 1 1 TL2 Tenggiri 4.4 1 1 1 TL5 Teri 3.05 1 0 0 TL3 Tongkol 4.34 1 1 1 TL5 Tuna 4.49 1 0 1 TL5 Keterangan:

1 = dapat ditangkap; 0 = tidak ditangkap

= klasifikasi trofik level menurut Froese dan Pauly (2010)  = klasifikasi trofik level menurut Stergiou et al. (2007) 2,1 ≤ TL2 ≤ 2,9 = omnivora yang cenderung pemakan tumbuhan

2,9 < TL3 ≤ 3,7 = omnivora yang cenderung pemakan hewan (zooplankton) 3,7 < TL4 ≤ 4,0 = carnivora yang menyukai decapoda dan ikan

4,0 < TL5 ≤ 4,5 = carnivora yang cenderung pemakan ikan dan cephalopoda Dari Tabel 14, alat tangkap payang dapat menangkap semua jenis ikan yang ada, sedangkan jaring insang tidak menangkap ikan pari dan ikan teri. Alat tangkap pancing menangkap semua jenis ikan kecuali ikan pari, peperek dan teri.

Tabel 14 Hasil jenis dan trofik level ikan hasil tangkapan nelayan di Bojonegara

Tingkatan trofik

Jumlah spesies/jenis ikan

Payang Jaring insang Pancing

TL2 4 4 4

TL3 10 9 8

TL4 3 2 2

TL5 9 8 9

Jumlah 26 23 21

Alat tangkap payang dan jaring insang banyak menangkap jenis ikan dengan trofik level 3 (2,9 - 3,7) yaitu omnivora yang cenderung pemakan hewan (zooplankton). Alat tangkap pancing banyak menangkap jenis ikan dengan trofik level 5 (4,0 - 4,5) yaitu carnivora yang cenderung pemakan ikan dan cephalopoda. Alat tangkap payang, jaring insang dan pancing sedikit menangkap jenis ikan dengan trofik level 4 (3,7 - 4,0) yaitu carnivora yang menyukai decapoda dan ikan, seperti pada Gambar 31.

Gambar 31 Trofik level hasil tangkapan setiap jenis alat tangkap di Bojonegara. Alat tangkap payang menangkap jenis ikan dengan trofik level 2 sebanyak 15,38%, pada trofik level 3 sebanyak 44,25%, pada trofik level 4 sebanyak 11,54%, pada trofik level 5 sebanyak 34,62%. Alat tangkap jaring insang menangkap jenis ikan dengan trofik level 2 sebanyak 17,39%, pada trofik level 3 sebanyak 39,13%, pada trofik level 4 sebanyak 8,70%, pada trofik level 5

0 2 4 6 8 10 12

payang jaring insang pancing

TL

sebanyak 34,78%. Alat tangkap pancing menangkap jenis ikan dengan trofik level 2 sebanyak 17,39%, pada trofik level 3 sebanyak 34,78%, pada trofik level 4 sebanyak 8,70% dan pada trofik level 5 sebanyak 39,13%. Alat tangkap payang dan jaring insang banyak menangkap jenis ikan dengan trofik level 3 (42,31% dan 39,13%) yaitu omnivora yang cenderung pemakan hewan (zooplankton), sedangkan alat tangkap payang banyak menangkap jenis ikan dengan trofik level 5 (39,13%) yaitu carnivora yang menyukai ikan dan cephalopoda. Alat tangkap payang, jaring insang, dan pancing sedikit menangkap jenis ikan dengan trofik level 4 (7,69% dan 8,70%) yaitu carnivora yang menyukai decapoda dan ikan (Gambar 32).

Gambar 32 Komposisi trofik level hasil tangkapan setiap jenis alat tangkap di Bojonegara.

. 5.2 Pembahasan

Selama penelitian yang dilakukan pada bulan Maret – Mei 2010, terdapat 5 alat tangkap yang digunakan di Bojonegara yaitu payang, payang ampera, payang bondet, jaring koped (jaring insang) dan pancing. Hasil tangkapan utama dari masing-masing alat tangkap tersebut adalah ikan teri nasi (Stolephorus commersonnii), lemuru (Sardinella longiceps), belanak (Valamugil speigleri), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) dan tenggiri (Scomberomorus commerson). 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

payang jaring insang pancing

TL

Dari hasil pengukuran panjang total ikan hasil tangkapan utama, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar panjang dan berat rata-rata ikan hasil tangkapan utama pada bulan Mei lebih besar dibandingkan pada bulan Maret (Tabel 15).

Tabel 15 Hasil pengukuran rataan dan standar deviasi panjang dan berat ikan hasil tangkapan utama di Bojonegara

No. Jenis ikan Panjang (cm) Berat (gram) Keterangan 1. Teri nasi (3,5 ± 0,2) - Payang (Maret) (3,5 ± 0,2) - Payang (Mei) 2. Lemuru

(16,4 ± 0,5) (36 ± 9,7) Payang ampera (Maret) (16,7 ± 0,4) (51,5 ± 4,1) Payang ampera (Mei) 3. Belanak

(17,5 ± 1,2) (61 ± 12) Payang bondet (Maret) (17,9 ± 0,8) (65 ± 9,7) Payang bondet (Mei) 4. Kembung lelaki (18,1 ± 0,6) (52 ± 6,3) Jaring insang (Maret)

(18,3 ± 0,8) (62 ± 9,2) Jaring insang (Mei) 5. Tenggiri

(55,9 ± 7,8) (1090 ± 249,2) Pancing (Maret) (56,3 ± 4,6) (1081 ± 208,8) Pancing (Mei)

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dengan menghitung indeks keragaman Shannon-Wiener berdasarkan berat hasil tangkapan. Indeks ini menggambarkan keragaman ikan di lingkungan. Pada penelitian Silvano dan Begossi (2001), penelitian juga dilakukan dengan menghitung indeks keragaman Shannon-Wiener berdasarkan berat hasil tangkapan karena parameter tersebut lebih relevan untuk nelayan. Pada penelitian ini indeks keragaman ikan hasil tangkapan di lingkungan berdasarkan musim. Indeks keragaman pada musim gugur yaitu 3,01, pada musim dingin yaitu 2,63, pada musim semi yaitu 2,65 dan pada musim panas yaitu 1,93. Dari hasil penelitian Silvano dan Begossi di sungai Piracicaba (Brazil) (2001) didapatkan hasil indeks keragaman yang lebih rendah dibandingkan indeks keragaman produksi perikanan tangkap di kabupaten Serang yaitu 3,34 pada tahun 2005 dan 3,49 pada tahun 2007 dan 2008.

Ikan kembung merupakan ikan yang paling banyak ditangkap oleh semua alat tangkap yang digunakan di Bojonegara. Ikan kembung juga merupakan ikan dengan produksi tertinggi di Kabupaten Serang (DKP Kabupaten Serang, 2009).

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil tangkapan dominan yang didaratkan di Bojonegara adalah ikan pelagis. Menurut DKP Kabupaten Serang (2009), kelompok ikan pelagis menjadi kelompok dominan dan penting dalam produksi perikanan Kabupaten Serang. Hampir 60% produksi perikanan berasal dari kelompok ikan pelagis terutama ikan pelagis kecil, sehingga kelompok ikan pelagis kecil menjadi penting dan mendapat perhatian khusus untuk dapat dijaga kelestariannya.

Model regresi linear antara panjang dan berat ikan lemuru hasil tangkapan utama payang ampera pada bulan Maret 2010 yaitu ln W = -10,605 + 5,0617 ln L atau y = -10,605 + 5,0617x (R² = 29,84%). Model ini hanya berlaku untuk kisaran panjang 15,5 – 17,5 cm. Untuk jenis ikan lemuru pada bulan Mei 2010 mempunyai model regresi linear antara panjang dan berat yaitu ln W = -4,0652 + 2,842 ln L atau y = -4,0652 + 2,842 (R² = 88,01%) berlaku untuk kisaran panjang 16,0 – 17,7 cm. Hasil tangkapan utama payang bondet pada ikan belanak mempunyai model regresi linear antara panjang dan berat yaitu ln W = -2,0294 + 2,1394 ln L atau y = -2,0294 + 2,1394x (R² =58,94%) berlaku untuk kisaran panjang 16,0 – 19,5 cm, sedangkan pada bulan Mei 2010 ikan belanak mempunyai model regresi linear antara panjang dan berat yaitu ln W = -0,394 + 1,5813 ln L atau y = -0,394 + 1,5813x (R² = 23,31 %) untuk kisaran panjang 16,6 – 19,0 cm. Ikan kembung lelaki hasil tangkapan utama jaring insang pada bulan Maret 2010 mempunyai model regresi linear antara panjang dan berat yaitu ln W = -3,3287 + 2,512 ln L atau y = -3,3287 + 2,512x (R² = 55,69%) dan berlaku untuk kisaran panjang 16,5 – 18,5 cm. Untuk jenis ikan kembung lelaki pada bulan Mei mempunyai model regresi linear antara panjang dan berat yaitu ln W = -42775 + 2,8881 ln L atau y = -42775 + 2,8881x (R² = 74,11%). Model ini hanya berlaku untuk kisaran panjang 16,7 – 19,0 cm. Hasil tangkapan utama pancing pada ikan tenggiri, model regresi linear antara panjang dan berat pada bulan Maret 2010 adalah ln W = 0,3541 + 1,6474 ln L atau y = 0,3541 + 1,6474x (R² = 84,54%) untuk kisaran panjang 46 – 74 cm. Pada ikan tenggiri di bulan Mei

2010, model regresi linear antara panjang dan berat hasil tangkapan utama pancing pada bulan Mei 2010 adalah ln W = 0,7001 + 1,5566 ln L atau y = 0,7001 + 1,5566x (R² = 49,9%). Model ini hanya berlaku untuk kisaran panjang 46 – 74 cm.

Hasil penelitian Binohlan & Crispina (1991) vide Pauly et al (1996) di Calicut (India) menunjukkan hubungan linear panjang dan berat populasi ikan lemuru dengan model y = 0,0135 + 2,926x (L = 6,5 – 24 cm). Hubungan linear panjang dan berat populasi ikan belanak pada penelitian Binohlan & Crispina (2005) Pauly et al. (1996) di perairan bagian barat Indonesia mempunyai model y = 0,0502 + 2,528x. Untuk jenis ikan kembung lelaki pada penelitian Binohlan & Crispina B (1991) vide Pauly et al. (1996) di perairan bagian barat Indonesia menunjukkan hubungan linear panjang dan berat populasi ikan kembung lelaki dengan model y = 0,0061 + 3,174x. Model ini berlaku untuk kisaran L = 5,0 – 26,5 cm. Hasil penelitian Binohlan & Crispina (1996) vide Pauly et al (1996) pada ikan tenggiri di perairan bagian barat Indonesia menunjukkan hubungan linear panjang dan berat populasi ikan tenggiri dengan model y = 0,0057 + 3,125x berlaku untuk kisaran L = 14 – 106 cm.

Sebagian besar hasil tangkapan utama nelayan berada di bawah ukuran standar tangkap menurut indikator length at first at maturity (Lm) sehingga dalam jangka panjang berpotensi mengganggu keberlanjutan sumberdaya ikan di lokasi studi. Menurut Saputra, 2009, ukuran pertama kali ikan matang gonad penting diketahui karena dengan mengetahui nilai Lm maka dapat digunakan untuk menyusun suatu konsep pengelolaan lingkungan perairan.

Banyaknya hasil tangkapan ikan yang tertangkap pada TL5 dan TL3 menyebabkan struktur trofik level hasil tangkapan menjadi tidak seimbang (Gambar 33a dan 33b).

Gambar 33a Ilustrasi struktur trofik level seimbang alamiah.

Pada ekosistem produktif dunia dan khususnya ekosistem upwelling, trofik level peralihan ditempati oleh sedikit ikan kecil, ikan pelagis pemakan plankton dan komponen populasi yang secara besar-besaran dieksploitasi terus-menerus dan sangat melimpah. Ikan pelagis kecil berperan penting dalam menentukan keseimbangan energi di dalam ekosistem perairan yang menyebabkan upwelling dan ini dikenal dengan istilah kontrol wasp-waist. Penurunan mangsa-mangsa dominan dapat menimbulkan perubahan drastis pada bagian trofik level yang lebih tinggi (carnivora), tetapi juga terjadi perubahan keseimbangan pada bagian trofik level yang lebih rendah (Cury et al., 2000).

Omnivora yang cenderung pemakan hewan (zooplankton)

Carnivora yang cenderung pemakan ikan dan cephalopoda

Carnivora yang menyukai decapoda dan ikan

Omnivora yang cenderung pemakan tumbuhan

Gambar 33b Ilustrasi struktur trofik level hasil tangkapan di lokasi studi.

Kelimpahan ikan mangsa (prey) atau ikan-ikan pelagis kecil tergantung pada lingkungan dan kontrol baik kelimpahan predator maupun produsen utama. Penurunan kelimpahan ikan mangsa secara negatif dipengaruhi kelimpahan predator. Penurunan yang sama dalam kelimpahan ikan mangsa mengurangi predasi (proses memakan) zooplankton sehingga ketersediaan zooplankton semakin melimpah. Populasi zooplankton yang besar meningkatkan penguraian dan mengurangi kelimpahan fitoplankton (Sinclair & Valdimarsson, 1988).

Dari gambaran di atas terlihat bahwa kegiatan penangkapan ikan yang cenderung lebih mengeksploitasi ikan pelagis kecil seperti kasus di Serang berpotensi merusak keseimbangan ekosistem (jaring makanan) .

Dokumen terkait