• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Tindakan Siklus II

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-36)

Berdasarkan tabel 4.13 mengenai hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan ke dua dari 14 indikator, terdapat 12 indikator yang memperoleh skor 4 ,3 indikator memperoleh skor 3, dan tidak ada indikator yang memperoleh skor 2 dan 1. Skor total hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke dua adalah 57 dengan kategori baik. Aktivitas siswa pada siklus II pertemuan ke dua sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus II pertemuan pertama.

Aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke dua sudah mencapai indikator kinerja karena sudah berada pada kategori baik.

4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil tindakan siklus II diperoleh dari hasil observasi terhadap keaktifan belajar siswa dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 01. 1) Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA

Analisis mengenai hasil observasi terhadap keaktifan belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 01 dengan penerapan pembelajaran make a match pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14

Analisis Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I

Jumlah Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

6-11 Rendah 0 0 12-17 Sedang 3 15 ≥18 Tinggi 17 85 Jumlah 20 100 Skor Tertinggi 24 Skor Terendah 15

Dari tabel 4.14 mengenai analisis hasil observasi terhadap keaktifan belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 01 dengan penerapan pembelajaran make a match pada siklus II pertemuan pertama maka dapat diketahui bahwa sudah tidak ada siswa yang memperoleh 6-11 dengan kriteria rendah. Siswa yang memperoleh skor 12-17, pada kriteria sedang ada 3 siswa dengan persentase 15%. Siswa yang memperoleh skor≥18 ada 17 siswa dengan persentase 85%. Skor tertinggi 24 dan skor terendahnya adalah 15.

b. Pertemuan ke Dua

Analisis mengenai hasil observasi terhadap keaktifan belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 01 dengan penerapan pembelajaran make a match pada siklus II pertemuan ke dua dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

Analisis Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II

Rentang Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)

6-11 Rendah 0 0 12-17 Sedang 2 10 ≥18 Tinggi 18 90 Jumlah 20 100 Skor Tertinggi 24 Skor Terendah 17

Dari tabel 4.15 mengenai analisis hasil observasi terhadap keaktifan belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 01 dengan penerapan pembelajaran make a match pada siklus II pertemuan ke dua maka dapat diketahui bahwa sudah tidak ada siswa yang memperoleh skor 6-11 dengan kriteria rendah. Siswa yang memperoleh skor 12-17 pada kriteria sedang ada 2 siswa dengan persentase 10%. Siswa yang memperoleh skor≥18 ada 18 siswa dengan persentase 90%. Skor tertinggi 24 dan skor terendahnya adalah 17. Dari hasil observasi mengenai keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA siklus II pertemuan ke dua maka keaktifan belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja. Hal ini disebabkan karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran make a match. Guru dengan mudah dapat membimbing siswa selama pembelajaran dengan penerapan pembelajaran make a match berlangsung.

c. Rekap Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPA Siswa Siklus II

Observasi terhadap keaktifan belajar IPA siswa siklus II dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Keaktifan belajar IPA siswa mengalami peningkatan pada siklus II dari pertemuan I ke pertemuan II. Hal ini terlihat dari jumlah skor keaktifan belajar siswa secara keseluruhan yang mengalami peningkatan. Peneliti kemudian membuat rekap mengenai hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus I pertemuan pertama dan pertemuan ke

dua. Peneliti menghitung nilai rata-rata dari jumlah skor yang diperoleh dari masing-masing siswa. Kemudian peneliti menentukan apakah rata-rata jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori keaktifan tinggi, rendah, atau sedang. Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus I:

Tabel 4.16

Rekap Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Jumlah Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

6-11 Rendah 0 0 12-17 Sedang 2 10 ≥18 Tinggi 18 90 Jumlah 20 100 Skor Terendah 16 Skor Tertinggi 24

Berdasarkan tabel 4.16 mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar IPA siswa siklus II dengan penerapan pembelajaran make a match dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memperoleh jumlah skor 6-11 dengan kategori keaktifan rendah. Siswa yang memperoleh jumlah skor 12-17 dengan kategori keaktifan sedang ada 2 siswa dengan persentase 10%. Siswa berada pada kategori keaktifan tinggi ada 18 siswa dengan persentase 90%. Jumlah skor tertinggi adalah 24 dan jumlah skor terendah adalah 16.

Untuk lebih jelasnya mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus II, maka disajikan diagram pada gambar 4.5.

Gambar 4.5

Rekap Keaktifan Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan diagram batang mengenai rekap skor hasil belajar IPA siswa dengan penerapan pembelajaran make a match siklus II dapat diketahui bahwa paling banyak siswa berada pada kategori keaktifan tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai persentase keaktifan belajar masing-masing kategori, maka disajikan diagram lingkaran di bawah ini:

Gambar 4.6

Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan diagram mengenai persentase keaktifan belajar siswa siklus II terlihat bahwa tidak ada siswa yang berada pada kategori keaktifan rendah, 10% siswa berada pada kategori keaktifan sedang, dan 90% siswa berada pada kategori keaktifan tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa dengan penerapan pembelajaran make a match sudah mencapai indikator kinerja yakni minimal 80% siswa berada pada kategori keaktifan tinggi.

0 5 10 15 20

Rendah Sedang Tinggi

Ju m lah S isw a Kategori Keaktifan 10% 90% Sedang Tinggi

2) Hasil Belajar IPA

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi dengan penerapan pembelajaran make a match, guru memberikan tes tertulis kepada siswa dengan bentuk soal pilihan ganda sejumlah 25 soal. Tes diberikan kepada siswa pada akhir siklus II yaitu pada pertemuan ke tiga.

Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi mengenai hasil belajar siswa kelas V siklus II:

Tabel 4.17

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Nilai Frekuensi Persentase (%)

30-43 0 0 44-57 0 0 58-71 1 5 72-85 10 50 86-100 9 45 Rata-rata 85,2 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 68

Berdasarkan tabel 4.17 maka dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai 30-43 dan 44-57. Siswa yang mendapat nilai 58-71 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5%. Siswa yang mendapat nilai 72-85 sebanyak 10 siswa dengan persentase 50%, dan siswa yang mendapat nilai 86-100 sebanyak 9 siswa dengan persentase 45%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari data hasil belajar siklus I adalah 85,2 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68.

Untuk lebih memperjelas data mengenai hasil belajar siswa siklus II pada tabel 4.17, maka dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar 4.7.

Gambar 4.7

Hasil Belajar Siswa Siklus II

Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus II kemudian peneliti melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 4.18

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Tuntas ≥68 20 100 Tidak Tuntas <68 0 0 Jumlah 20 100 Rata-rata 85,2 Nilai terendah 68 Nilai tertinggi 100

Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar IPA siswa kelas V pada mata pelajaran IPA siklus II yang telah mencapi KKM sebanyak 20 siswa dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang nilainya berada di bawah KKM. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 01 siklus II dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti yang tertera pada gambar 4.8. 0 2 4 6 8 10 12 30-43 44-57 58-71 72-85 86-100 Ju m lah S isw a Nilai

Gambar 4.8

Persentase Ketuntasan Belajar IPA Siklus II

Dari gambar 4.8 mengenai persentase ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dengan penerapan pembelajaran make a match terlihat bahwa hasil belajar IPA siswa 100% mencapai KKM. Hasil belajar IPA dengan penerapan pembelajaran make a match pada siklus II mengalami peningkatan dari hasil belajar IPA yang diperoleh pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 01 sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan penulis yakni minimal 80% siswa mencapai KKM.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-36)

Dokumen terkait