• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

2. Hasil Uji coba I

Soal Uji coba tes I secara jelas bisa dilihat pada lampiran 9 untuk kisi-kisi soal dan untuk tes uji coba I dapat dilihat pada lampiran 10. Untuk data hasil uji coba I dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa Tiap Soal

Uji coba I dilakukan di SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan jumlah sampel 42 siswa. Hasil Perhitungan Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa per Item Soal Optik Geometri dapat dideskripsikan dalam Tabel 4.1

Tabel 4.1 Jumlah dan Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa per Item Soal

No Soal

Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa Memahami Miskonsepsi Jumlah % Jumlah % 1 41 97,62 1 2,38 2 4 9,52 38 90,48 3 33 78,57 9 21,43 4 0 0 42 100 5 13 30,95 29 69,05 6 39 92,86 3 7,14 7 0 0 42 100 8 41 97,62 1 2,38 9 4 9,52 38 90,48 10 37 88,09 5 11,91 11 0 0 42 100 12 38 90,48 4 9,52 13 36 85,71 6 14,29 14 3 7,14 39 92,86 15 33 78,57 9 21,43 16 27 64,29 15 35,71 17 1 2,38 41 97,62 18 32 76,19 10 23,81 19 3 7,14 39 92,86 20 4 9,52 38 90,48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Selanjutnya secara grafis dapat dideskripsikan dalam Gambar 4.1 sebagai berikut

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Tes Miskonsepsi

Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 menunjukkan hasil tes uji coba soal miskonsepsi untuk tiap nomor soal. Kemampuan miskonsepsi butir soal untuk mendeteksi miskonsepsi tidak merata. Dalam hal ini ditetapkan bahwa butir soal yang dapat dipakai minimal dapat mendeteksi miskonsepsi sebesar 10% dari jumlah siswa. Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa untuk item soal nomor 1, 6,8 dan 12 belum bisa dipakai untuk mendeteksi miskonsepsi karena persentase nilainya kurang dari 10% sehingga harus dilakukan revisi soal.

b. Persentase Rata-rata Mengungkap Kemampuan Siswa tiap konsep

Setelah dilakukan pengolahan data derajat Mengungkap Kemampuan Soal Miskonsepsi siswa pada tiap item soal, langkah selanjutnya adalah pengolahan data untuk mengetahui besarnya persentase rata-rata pada tiap kategori konsep. Dalam hal ini dapat dikelompokkan sebagai berikut : untuk soal nomor 1 sampai 8 dikelompokkan dalam konsep perambatan cahaya, sedangkan soal nomor 9 dan 10 dikelompokkan dalam konsep hukum pemantulan, untuk soal nomor 11 sampai 15 tentang konse bayangan dan untuk soal nomor 16 sampai 20 berkaitan tentang

commit to user

konsep pemantulan cahaya pada cermin datar. Secara rinci persentase tiap konsep dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Persentase Rata-Rata tiap Konsep

Konsep

Rata-Rata Persentase Tiap Konsep

Memahami Miskonsepsi % Rata-Rata % Rata-Rata Perambatan cahaya 50,89 49,11 Hukum Pemantulan 48,81 51,19 Bayangan 52,38 47,62 Cermin datar 31,91 68,09

Selanjutnya secara grafis dapat dideskripsikan dalam Gambar 4.1

Gambar 4.2 Diagram Persentase Rata-Rata pada tiap konsep

Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 menunjukkan hasil tes uji coba soal miskonsepsi untuk tiap konsep. Kemampuan miskonsepsi tiap konsep untuk mendeteksi miskonsepsi tidak merata. Dalam hal ini ditetapkan bahwa patokan minimal dapat mendeteksi miskonsepsi sebesar 50% dari jumlah siswa. Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk konsep perambatan cahaya dan konsep bayangan belum bisa dipakai untuk mendeteksi miskonsepsi karena persentasenya kurang dari 50% sehingga harus dilakukan revisi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Peneliti menjelaskan pencapaian hasil dan revisi soal uji coba I untuk tiap-tiap nomor soal sebagai berikut:

1. Soal Nomor 1

Soal nomor 1 tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa karena dari 42 siswa hanya 1 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan

persentase 2,38%. Nilai tersebut kurang dari 10% sehingga soal belum bisa dipakai

untuk mendeteksi miskonsepsi siswa. Karena penjabaran soal terlalu panjang membuat siswa malas untuk membacanya sehingga dipersingkat dengan tujuan soal yang sama yaitu memperkuat konsep bahwa cahaya terjadi karena adanya sumber cahaya. Cahaya ini mengenai benda kemudian dipantulkan oleh benda tersebut ke mata pengamat sehingga benda terlihat. Revisi dari soal nomor 1 adalah pada opsi 1 memiliki pilihan sebab b dan d, sedangkan pilihan 2 memiliki sebab a dan c.

Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah anggapan siswa bahwa mata dapat melihat dalam kegelapan jika terbiasa berada di tempat yang gelap total, benda yang memiliki warna terang akan memancarkan cahaya sendiri dan benda yang berwarna putih bersifat menyerap cahaya sehingga nampak saat berada di tempat yang gelap.

2. Soal Nomor 2

Dari 42 siswa sebanyak 4 siswa terdapat 38 siswa mengalami

miskonsepsi dengan persentase sebesar 90,48%. Nilai tersebut lebih dari 10%

sehingga soal bisa dipakai untuk mendeteksi miskonsepsi siswa namun demikian masih diperlukan revisi soal pada opsi a yaitu cahaya dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet agar opsi a mampu menjadi distraktor untuk pilihan 2.

Soal ini bertujuan untuk menunjukkan konsep bahwa cahaya merupakan

suatu bentuk gelombang elektromagnet. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah

cahaya dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet yang tetap, Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat melalui medium.

commit to user

Dari 42 siswa terdapat 8 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 21,43%. Revisi dari soal nomor 3 terletak pada gambar yang digunakan, yang semula menggunakan satu buah papan yang berlubang diubah menjadi dua buah papan yang berlubang. Hal ini dilakukan untuk mengecohkan siswa perihal konsep cahaya merambat lurus jika berada pada medium yang seragam. Pada opsi a juga dilakukan revisi yaitu cahaya merambat melalui lubang kecil karena kalimat ini lebih terfokus jika dibandingkan dengan cahaya merambat lurus jika berada pada medium yang seragam.

4. Soal Nomor 4

Untuk soal nomor 4 menceritakan tentang pengalaman sehari-hari dengan harapan siswa mampu menggunakan penalaran untuk menjawab soal tersebut. Dari 42 siswa tidak ada anak yang menjawab dengan benar berarti semua siswa mengalami miskonsepsi. Artinya butir soal ini telah mampu mengidentifikasi miskonsepsi namun dengan melakukan revisi yaitu membuat soal lebih singkat dan gambar yang digunakan juga diperjelas dengan menunjukkan letak pintunya sehingga siswa tidak mengalami kesalahpahaman dalam menafsirkan gambar. Revisi yang dilakukan pada opsi dengan ketentuan pilihan 1 mempunyai sebab opsi pada pilihan c dan d sedangkan pilihan 2 mempunyai sebab opsi pada pilihan a dan b. Setelah diperiksa ulang ternyata pada tes uji coba I mempunyai dua jawaban yang benar yaitu cahaya lampu petromax tidak mampu menembus dinding (b) dan cahaya lampu petromax yang merambat dipantulkan oleh dinding penghalang (c). Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah

5. Soal Nomor 5

Pada soal nomor 5 berkaitan dengan perbedaan cahaya antara siang hari dan malam hari. Dari 42 siswa pada uji coba I sebanyak 13 siswa menjawab benar dan 29 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 69,05%. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah tidak adanya perbedaan kecepatan cahaya antara siang hari dan malam hari.

Revisi soal nomor 5 tentang perbedaan perambatan kecepatan cahaya antara siang dan malam hari diganti dengan perbedaan perambatan kecepatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

cahaya pada air dan etanol karena antara siang dan malam perbedaan yang disebutkan berlaku relatif tergantung suhu dan juga ada faktor lain yang mempengaruhi seperti tekanan udara sedangkan untuk air dan etanol perbedaan kecepatan cahaya jelas tergantung nilai indeks bias. Soal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa belum tentu dalam medium yang sama kecepatan cahaya memiliki nilai yang sama sebagai contoh dalam zat cair antara air dan alkohol indeks biasnya berbeda sehingga kecepatan cahayanya juga berbeda.

6. Soal Nomor 6

Pada soal nomor 6, dari 42 siswa terdapat 3 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 7,14%. Butir soal ini dikategorikan belum mampu mengungkap miskonsepsi siswa karena persentasenya kurang dari 10% sehingga dilakukan penggantian soal menjadi seperti pada lampiran 14. Soal ini sebagai pemerkuat konsep bahwa kecepatan cahaya berbanding terbalik dengan indeks bias medium.

7. Soal Nomor 7

Soal nomor 7 dari 42 siswa semuanya mengalami miskonsepsi sehingga persentase miskonsepsinya 100%. Miskonsepsi yang dialami adalah kecepatan perambatan cahaya pada matahari lebih besar daripada lampu senter .

Namun demikian masih perlu dilakukan revisi yaitu pada opsi d yang semula lampu senter penampangnya lebih kecil dibandingkan dengan sinar matahari menjadi cahaya lampu senter dan sinar matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai arah rambatan sejajar dengan arah getarannya. Pergantian jawaban ini dengan tujuan agar opsi 1 mempunyai 2 jawaban yang terkait yaitu a dan b sedangkan opsi 2 juga mempunyai 2 jawaban yang terkait yaitu c dan d.

8. Soal Nomor 8

Pada soal nomor 8 tes uji coba I dari 42 siswa diperoleh 1 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase 2,38%. Karena persentasenya kurang dari 10% maka soal ini harus diperbarui karena belum ditetapkan mampu mengungkap miskonsepsi.

commit to user

Revisi soal ini terletak pada kalimat yang digunakan pada opsi. Pada tes uji coba II kalimat yang digunakan lebih mendetail dengan tujuan menggali pemahaman siswa perihal pengetahuan yang dimilikinya. Revisi opsi juga dilakukan sehingga pada pilihan 1 mempunyai opsi sebab a dan b sedangkan pada pilihan 2 mempunyai opsi sebab c dan d.

9. Soal Nomor 9

Pada soal nomor 9, dari 42 siswa 4 siswa yang menjawab dengan benar dan 38 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 90,48% artinya soal ini sudah mampu mengungkap miskonsepsi. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah pengertian bidang datar pada hukum pemantulan. Revisi soal nomor 9 terletak pada pilihan nomor 2. Pada opsi sebab juga dilakukan revisi agar miskonsepsi yang dialami siswa lebih tampak perihal pendeskripsian bidang datar pada hukum pemantulan cahaya.

10. Soal Nomor 10

Soal nomor 10 berkaitan dengan hukum pemantulan cahaya. Dari 42 siswa sebanyak 5 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 11,91% artinya soal ini belum cukup mampu mengungkap miskonsepsi. Revisi soal nomor 10 hampir bersifat total karena pada tes uji coba I opsi 1 dan 2 mempunyai jawaban yang sama-sama benar. Meskipun soal telah berubah tujuannya tetap sama untuk menunjukkan pemahaman siswa tentang konsep bahwa pada hukum pemantulan cahaya, besar sudut datang sama dengan sudut pantul.

11. Soal Nomor 11

Pada soal nomor 11, dari 42 siswa tidak ada siswa yang menjawab dengan benar sehingga persentase miskonsepsi 100%. Namun revisi masih dilakukan pada gambar yang digunakan yaitu dengan memperkecil ukuran lampu. Revisi pada opsi juga dilakukan untuk memperjelas perbedaan antar opsi.

12. Soal Nomor 12 dan 13

Pada soal nomor 12 dari 42 siswa sebanyak 4 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase 9,52% sehingga soal belum bisa dipakai untuk mengungkap miskonsepsi. Sedangkan pada soal nomor 13 siswa dengan persentase 14,29% artinya soal belum cukup mengungkap miskonsepsi. Antara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

soal nomor 12 dan 13 menggunakan gambar yang sama sehingga mempunyai pokok permasalahan yang mirip tentang konsep penumbra dan umbra. Siswa-siswa bisa membedakan antara umbra dan penumbra namun lupa bahwa penumbra adalah bayangan yang masih terkena cahaya sedangkan umbra adalah bayangan yang tak terkena cahaya sama sekali. Kedua soal ini bertujuan untuk membedakan antara umbra dan penumbra. Revisi dilakukan pada opsi yang digunakan dengan menyisipkan kata kunci yang salah sehingga siswa dituntut harus benar-benar jeli dalam membaca dan mengerjakan soal.

13. Soal Nomor 14

Pada soal nomor 14, dari 42 siswa terdapat 39 siswa yang mengalami

miskonsepsi dengan persentase 92,86%. Artinya soal ini sudah mampu mengungkap

miskonsepsi. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah pada intensitas yang sama, semakin besar ukuran lampu maka bayangan akan semakin terang. Revisi dilakukan untuk memperjelas maksud soal dengan memperbaiki dan memperjelas gambar. Revisi opsi dilakukan sehingga pada opsi 1 mempunyai 2 pilihan yang terkait yaitu b dan c. Sedangkan opsi 2 pilihan yang terkait adalah a dan d.

14. Soal Nomor 15

Pada soal nomor 15, dari 42 siswa terdapat 9 siswa yang menglami

miskonsepsi dengan persentase 21,43%. Artinya soal ini belum cukup mampu

mengungkap miskonsepsi. Kejelasan bayangan dipengaruhi oleh jarak antara sumber cahaya dan benda. Semakin jauh jarak bola lampu dan kartu maka cahaya lampu akan menuju ke satu titik sehingga bayangan juga semakin jelas. Revisi dilakukan dengan memperbaiki dan memperjelas gambar sehingga siswa tidak salah tafsir dalam menerjemahkan soal. Revisi opsi juga dilakukan sehingga pada opsi 1 mempunyai 2 pilihan yang terkait yaitu a dan b. Sedangkan opsi 2 pilihan yang terkait adalah c dan d.

15. Soal Nomor 16

Pada soal nomor 16 berhubungan dengan pembentukan bayangan pada cermin datar. Sebanyak 15 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 35,71%. Soal ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepai siswa tentang konsep bayangan pada cermin datar yang terbentuk berdasarkan prinsip hukum

commit to user

pemantulan cahaya. Revisi opsi dilakukan agar kalimat yang digunakan lebih jelas dan mudah dipahami oleh siswa. Pada opsi jawaban yang tepat c lebih dijabarkan sehingga menguji tingkat kepahaman siswa lebih mendalam.

16. Soal Nomor 17

Pada soal nomor 17 juga berhubungan dengan pembentukan bayangan pada cermin datar dari 42 siswa pada tes uji coba I yang mengalami miskonsepsi

sebanyak 41 siswa dengan persentase 97,62%. Artinya soal ini sudah mampu

mengungkap miskonsepsi. Revisi opsi dilakukan agar kalimat yang digunakan lebih jelas dan mudah dipahami oleh siswa. Penekanan soal berada pada konsep bahwa sifat bayangan pada cermin datar adalah maya.

17. Soal Nomor 18

Pada soal nomor 18 menjelaskan sifat bayangan pada cermin datar. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, dari 42 siswa sebanyak

10 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase 23,81%. Revisi terletak

pada opsi a dan d karena pada opsi tersebut kurang berhubungan dengan soal sehingga opsi diperbaiki untuk menguji konsep bahwa jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. Miskonsepsi yang biasanya terjadi adalah jarak bayangan ke cermin lebih dekat dibandingkan dengan jarak benda ke cermin.

18. Soal Nomor 19

Pada soal nomor 19 menjelaskan bahwa tinggi bayangan pada cermin datar sama dengan tinggi benda, dari 42 siswa sebanyak 39 siswa mengalami

miskonsepsi dengan persentase 92,86%. Revisi dilakukan pada opsi b karena besar

sudut tidak akan mengubah jarak bayangan ke benda. Peneliti memperbaiki opsi yang kurang sesuai agar soal menjadi lebih baik. Dengan begitu, siswa lebih teruji perihal pemahamannya tentang konsep bahwa tinggi bayangan yang dibentuk cermin datar sama besar dengan tinggi bendanya. Miskonsepsi yang biasanya terjadi pada siswa adalah tinggi bayangan akan lebih kecil dibandingkan dengan tinggi benda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Pada soal nomor 20 dari 42 siswa, sebanyak 38 siswa yang mengalami

miskonsepsi dengan persentase 90,48%. Soal ini bertujuan untuk menguji konsep

bahwa cermin datar minimal harus mempunyai tinggi setengah kali tinggi orang untuk melihat ukuran sebagai manusia seutuhnya. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah cermin datar minimal mempunyai tinggi sama dengan tinggi orang untuk melihat ukuran sebagai manusia seutuhnya. Revisi dengan menambahkan gambar supaya siswa tidak salah menempatkan ukuran tinggi dan lebar.

Dari seluruh jawaban siswa, diukur reliabilitas tes dalam penelitian menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) dimana jika jawaban benar dan alasan benar mendapat nilai 0 dikategorikan tidak mengalami miskonsepsi sedangkan untuk pilihan lainnya mendapat nilai 1 dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Hasil perhitungan dengan rumus di atas diperoleh besarnya reabilitas tes saat uji coba I adalah 0,29. Nilai tersebut tergolong dalam 0,20 ≤ r11 < 0,40 sehingga disimpulkan bahwa soal uji coba I mempunyai reliabilitas rendah. Artinya instrumen dari hasil uji coba I ini tingkat keajegan dalam mengungkap miskonsep siswa masih rendah. Untuk perhitungan detail menggunakan Excell dapat dilihat di lampiran 16.

Dokumen terkait