• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan objek Penelitian

5. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tinglat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada

tabel 4.16, jika nilai probability t < 0,05, maka Ha diterima, sedangkan jika nilai probability t > 0,05 maka Ha ditolak.

Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t

Coefficients”

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.134 4.851 0.646 0.520

Kesadaran Membayar Pajak 0.235 0.105 0.198 2.228 0.028

Pengetahuan peraturan perpajakan

0.217 0.099 0.214 2.191 0.031

Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan Kualitas Pelayanan 0.339 0.431 0.150 0.164 0.198 0.256 2.252 2.525 0.027 0.010 a. Dependent Variabel: T.KM

Sumber : Data primer yang diolah, 2013

Tabel 4.16 diatas dapat diketahui tingkat signifikan untuk masing-masing variabel bebas. Dari keempat variabel bebas tersebut yang dimasukkan dalam model regresi menghasilkan nilai yang signifikan p value< 0,05. Ini terlihat dari variabel bebas kesadaran membayar pajak diperoleh t hitung = 2,228 yakni lebih besar dari t tabel = 1,98. Dengan demikian berarti bahwa secara individual kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan

bebas. Demikian pula diperoleh nilai signifikan sebesar 0,028 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya bahwa Ha1 diterima.

Untuk variabel bebas yang kedua pengetahuan peraturan perpajakan diperoleh nilai t hitung = 2,191 > t tabel. Hal ini berarti bahwa secara parsial pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Demikian juga hasil signifikan menunjukkan nilai 0,31< 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya Ha2 diterima.

Untuk variabel bebas ketiga yaitu persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan diperoleh nilai t hitung = 2,252 > t tabel. Hal ini berarti bahwa secara parsial persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh secara positif terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Demikian juga hasil signifikan menunjukkan nilai 0,027 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya Ha3 diterima.

Untuk variabel bebas yang keempat kualitas pelayanan diperoleh nilai t hitung = 2,525 > t tabel. Hal ini berarti bahwa secara parsial kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan

bebas. Demikian juga hasil signifikansi menunjukkan nilai 0,010 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya Ha4 diterima

b. Hasil Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama atau simultan variabel independen terhadap variabel dependen atau terikat. Kriteria yang digunakan adalah apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima sedangkan sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolah.

Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 396,586 4 99,147 10,464 ,000b

Residual 900,164 95 9,475

Total 1296,750 99

a. Dependent Variable: T.KM

b. Predictors: (Constant), T.P, T.K, T.PE, T.KP

Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas (p-value) 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti bahwa variabel independen yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan)

terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Dengan demikian semakin tinggi kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan maka semakin tinggi pula tingkat kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas tersebut.

Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap

kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang

melakukan pekerjaan bebas

Hasil uji hipotesis 1 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung pada variabel kesadaran membayar pajak (X1) adalah 2,228 dengan tingkat signifikansi 0,028. Karena niali t hitung2,228 lebih besar dari t tabel 1,98 dan nilai signifikansinya 0,028 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kesadaran membayar pajak terjadi koefisien bernilai positif dan signifikan

antara kesadaran membayar pajak dengan kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011), yang menyatakan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak.

Hal ini menunjukkan sikap wajib pajak tentang kesadaran terhadap perpajakan cukup baik.Artinya kesadaran wajib pajak cukup dimengerti bagaimana masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak secara berkala guna perkembangan negara khususnya pembangunan masyarakat luas. Selain itu semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak maka semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar pajak. Hal ini perlu dipertahankan oleh pihak-pihak terkait agar para wajib pajak tetap sadar akan pajak dan mereka telah mempunyai pandangan positif terhadap pajak.

Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh pengetahuan peraturan perpajakan

terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi

yang melakukan pekerjaan bebas

Hasil uji hipotesis 2 yang ditunjukkan pada tabel t hitung pada variabel pengetahuan peraturan perpajakan (X2) adalah 2,191 dengan tingkat signifikansi 0,031. Karena nilai t hitung 2,191 lebih besar dari t tabel 1,98 dan nilai signifikansinya 0,031 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan peraturan perpajakan terjadi koefisien bernilai positif dan signifikan antara pengetahuan peraturan perpajakan dengan kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin wajib pajak memiliki pengetahuan tentang perpajakan maka akan meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Handayani (2012), yang menyatakan bahwa pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

Faktor pengetahuan sangat penting peranannya dalam membantu wajib pajak melaksanakan kewajibannya, khususnya pengetahuan tentang peraturan perpajakan dan sanksi dendanya. Sebagian wajib pajak memperoleh pengetahuan pajak dan petugas pajak, selain itu juga ada yang diperoleh dari radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet, buku

perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak dan ada juga yang diperoleh dari pelatihan pajak atau kursus pajak. Tanpa adanya pengetahuan, wajib pajak akan mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri, mengisi SPT dan membayar pajaknya (Supriyati dan Hidayati, 2008).

Pembayaran pajak oleh wajib pajak dilakukan apabila sanksi pajak dipandang sebagai kekuatan yang memaksa wajib pajak untuk mematuhi undang-undang dan peraturan perpajakan. Masyarakat akan membayar pajak apabila sanksi pajak dipandang dapat dilaksanakan secara adil, logis, konsisten, dan dapat menjangkau para pelanggar (Handayani, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini yang mengetahui dan paham tentang peraturan perpajakan memiliki kemauan untuk membayar pajak, dikarenakan adanya sanksi yang diterapkan dalam peraturan perpajakan.

Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh persepsi yang baik atas efektifitas

sistem perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib

pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas

Hasil uji hipotesis 3 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung pada variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3) adalah 2,252 dengan tingkat signifikansi 0,027. Karena nilai t hitung 2,252 lebih besar dari t tabel 1,98 dean nilai signifikansinya 0,027 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima,

sehingga dapat dikatakan bahwa variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terjadi koefisien bernilai positif dan signifikan dengan kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin wajib pajak memiliki persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan maka akan meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tatiana dan Hari (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dengan kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

Wajib pajak mau membayar pajak apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidak memberatkan atau menyulitkan wajib pajak. Penegasan sanksi pajak bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, dinilai telah memperhatikan unsur keadilan dengan baik. Dengan adanya sistem perpajakan yang baru akan sangat membantu dan memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan begitu wajib pajak dapat melihat adanya transparansi dalam pengenaan pajak. Hal-hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik oleh wajib pajak mengenai perpajakan.

Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kemauan

untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan

pekerjaan bebas

Hasil uji hipotesis 4 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung pada variabel kualitas pelayanan (X4) adalah 2,525 dengan tingkat signifikansi 0,010. Karena nilai t hitung 2,525 lebih besar dari t tabel 1,98 dan nilai signifikansinya 0,010 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05.

Maka Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan nilai positif dan signifikan antara kualitas pelayanan dengan kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan maka semakin meningkat kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

Hal ini menunjukkan sikap wajib pajak cukup memiliki kepercayaan terhadap pelayanan yang berkualitas yang telah dilakukan oleh fiskus, bahwa wajib pajak telah mendapatkan pelayanan yang cukup baik dari aparat pajak dengan selalu memperhatikan keinginan wajib pajak. Maka pelayanan berkualitas tetap dijaga dan diperhatikan oleh Kantor Pajak maupun Ditjen Pajak. Pelayanan yang berkualitas harus diupayakan dapat memberikan 4K yaitu keamanan, kelancaran, kenyamanan, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga

diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocoran-kebocoran pajak yang dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari pemerintah.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011), Handayani (2012), Tatiana dan Hari (2009), Widayati dan Nurlis (2010), Arum (2012), Atiqah dan Fitria (2010), dan Sartika dan Rini (2010).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, dalam hal ini pengusaha meubel dan furniture diwilayah kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Pratama Serpong. Data yang diambil berdasarkan dari hasil kuesioner yang diisikan kepada para responden dan di analisa dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011).

2. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Handayani (2012) dan Widayati dan Nurlis (2010).

3. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Tatiana dan Hari (2009).

4. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011). 5. Kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012), Tatiana dan Hadi (2009), Hardiningsih dan Yulianawati (2011), Widayati dan Nurlis (2010).

6. Variabel independen yang paling dominan pada penelitian ini adalah variabel kualitas pelayanan. Dengan nilai beta yang paling besar diantara variabel independen lainnya yaitu sebesar 0,431.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa variabel kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan kepada pihak terkait yang senantiasa dihadapkan pada usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pajak. Perlu disosialisasikan sikap sadar membayar pajak agar masyarakat mau untuk membayar pajak. Sosialisasi ini dapat melalui iklan di televisi, radio maupun surat kabar serta media lainnya. Perlu secara berkala Direktorat Jenderal Pajak mengadakan acara yang mendidik serta menghibur masyarakat agar memiliki kesadaran untuk membayar kewajiban perpajakan. Sosialisasi di acara tertentu dengan cara mengundang tokoh yang disegani oleh kalangan profesional tertentu.

Dalam hal ini menunjukkan sikap wajib pajak tentang kesadaran terhadap perpajakan cukup baik. Artinya kesadaran wajib pajak cukup dimengerti bagaimana masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak secara berkala guna pembangunan negara khususnya pembangunan masyarakat

luas. Selain itu semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak maka semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar pajak. Hal ini perlu dipertahankan oleh pihak-pihak yang terkait agar para wajib pajak tetap sadar akan pajak dan mereka telah mempunyai pandangan positif terhadap pajak.

Selain itu, pengetahuan tentang perpajakan juga sangat penting bagi wajib pajak, karena dengan adanya pengetahuan tentang perpajakan maka akan semakin meningkatkan kepdulian wajib pajak terhadap pembangunan negara. Tanpa adanya pengetahuan, wajib pajak akan mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri, mengisi SPT dan membayar pajak sehingga dapat menghambat wajib pajak itu sendiri untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Maka dari itu pengetahuan tentang peraturan perpajakan sangat berdampak bagi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak itu sendiri.pengetahuan pajak bisa didapatkan melalui media elektronik maupun media massa. Saat ini sudah sangat mudah mendapatkan informasi tentang perpajakan dan undang-undang tentang perpajakan.

Hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik oleh wajib pajak mengenai perpajakan. Saat ini sistem perpajakan yang baru sudah berbasis internet sehingga memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Wajib pajak hanya perlu membuka situs Ditjen Pajak untuk memperoleh informasi mengenai perpajakan. Untuk pembayaran pajaknya sendiri sudah bisa melalui layanan e-banking sehingga memudahkan wajib pajak. Dalam pelaporan SPTpun sudah menjadi lebih efektif dengan adanya

e-SPT, wajib pajak tidak perlu lagi datang ke kantor pajak. Untuk mengetahui peraturan perpajakan terbaru dan pendaftaran NPWP dapat dengan mudah dilakukan melalui website pajak.

Selain kemudahan dan kenyaman untuk membayar pajak, wajib pajak memerlukan pelayanan yang berkualitas sehingga membuat masyarakat merasa tidak dirugikan atas kewajiban membayar pajak tersebut. Pelayanan yang berkualitas harus diupayakan dapat memberikan 4K yaitu, keamanan, kelancaran, kenyamanan, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocoran-kebocoran pajak yang dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari pemerintah.

Dokumen terkait