• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Pemikiran

1. Keterkaitan Antar Variabel

a. Kesadaran Membayar Pajak dengan Kemauan Membayar Pajak

Menurut hasil penelitian Tatiana dan Hari (2009) kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Hasil penelitian Hardiningsih dan Yuliananwati (2011), kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Kesadaran perpajakan timbul dari dalam diri wajib pajak sendiri, tanpa dilakukannya pemeriksaan. Hal paling menentukan dalam keberhasilan pemungutan pajak adalah kemauan wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya. Ketidak mauan wajib pajak melakukan kewajiban tersebut adalah asas perpajakan, yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak langsung dinikmati oleh para wajib pajak. Keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wajib pajak dengan tujuan akhir untuk meningkatkan jumlah penerimaan negara, bukanlah pekerjaan yang ringan. Kesadaran wajib pajak atas perpajakan amatlah diperlukan untuk meningkatkan kemauan membayar pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).

b. Pengetahuan Peraturan Perpajakan dengan Kemauan Membayar Pajak

Widayati dan Nurlis (2010) hasil penelitiannya untuk variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012), menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang pajak mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak oleh wajib pajak. Pembayaran pajak oleh wajib pajak dilakukan apabila sanksi pajak dipandang sebagai kekuatan yang dapat memaksa wajib pajak untuk mematuhi undang-undang dan peraturan perpajakan. Masyarakat akan membayar pajak apabila sanksi pajak dipandang dapat dilaksanakan secara adil, logis, konsisten, dan dapat menjangkau para pelanggar. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian tersebut telah mengetahui dan memahami peraturan perpajakan sehingga memiliki kemauan untuk membayar pajak, dikarenakan adanya sanksi yang diterapkan dalam peraturan perpajakan.

c. Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan dengan Kemauan Membayar Pajak

Berdasarkan hasil penelitian Tatiana dan Hari (2009), menunjukkan bahwa wajib pajak mau membayar pajak apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidak memberatkan atau menyulitkan wajib pajak. Hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik oleh wajib pajak mengenai perpajakan.

Hasil penelitian dari Widayati dan Nurlis (2010), hal-hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain: Pertama, adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-Filling. Wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat. Kedua, pembayaran melalui e-Banking yang memudahkan wajib pajak dapat melakukan pembayaran dimana saja dan kapan saja. Ketiga, penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan diberbagai tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar. Keempat, adalah bahwa peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak terdaftar. Kelima, adalah pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-register dari website pajak. Hal ini akan memudahkan wajib pajak untuk memperoleh NPWP secara lebih cepat.

d. Kualitas Pelayanan dengan Kemauan Membayar Pajak

Pengertian kualitas pelayanan menurut American Society for Quality Control dalam Rusydi dan Fathoni (2008) adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.

Pada penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011), kemauan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada wjaib pajak. Fiskus yang bertanggung jawab dan mendayagunakan SDM sangat dibutuhkan guna meningkatkan kemauan dalam membayar pajak. Para wajib pajak akan mau dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak tersebut memberikan pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Untuk mewujudkan pelayanan yang baik, petugas harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman dibidang perpajakan serta dalam hal perundang-undangan.

Sementara itu, menurut Parasuraman et.al. (1985) dalam Rusydi dan Fathoni (2008) memodifikasi menjadi lima dimensi pokok dalam penilaian mereka terhadap kualitas jasa/pelayanan yaitu: tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.

e. Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, Persepsi yang Baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan, dan Kualitas Pelayanan terhadap Kemauan Membayar Pajak

Penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011), Handayani (2012), Widayati dan Nurlis (2010), Tatiana dan Hari (2009), serta Atiqah Fitria (2010) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak.

Kesadaran wajib pajak diharapkan mampu meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak, dengan didukung oleh pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, wajib pajak diharapkan menyetorkan pajaknya dengan jujur dan tepat waktu. Dengan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dari wajib pajak diharapkan dapat meningkatkan hal-hal yang bermanfaat dan yang dibutuhkan oleh wajib pajak dari aparat pajak. Dalam kondisi wajib pajak merasa puas atas kualitas pelayanan terhadap wajib pajak yang diciptakan oleh aparat pajak, maka mereka akan cenderung melaksanakan kewajiban membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selain kemudahan dan kenyamanan untuk membayar pajak, wajib pajak memerlukan pelayanan yang berkualitas sehingga membuat masyarakat merasa tidak dirugikan atas kewajiban membayar pajak tersebut. Pelayanan yang berkualitas harus diupayakan dapat memberikan rasa aman, kelancaran, nyaman, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocoran-kebocoran pajak yang dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari pemerintah.

Berdasarkan keterkaitan antar variabel dan uraian di atas, maka gambaran menyeluruh tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas adalah seperti pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

1. Kesadaran membayar pajak(X1) 2. Pengetahuan Peraturan Perpajakan

(X2)

3. Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan(X3)

4. Kualitas pelayanan(X4)

Kemauan untuk Membayar Pajak WP OP yang Melakukan Pekerjaan

Bebas (Y)

Convinience Sampling Judul:

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas

Variabel Penelitian

Uji Kualitas Data

Uji Asumsi Klasik: 1. Multikolonieritas 2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Hipotesis: 1. Uji F 2. Uji t

Uji Regresi Linier Berganda: 1.Uji Regresi Berganda

2.Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis dan Pembahasan

D. Hipotesis

Ha1 : Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.

Ha2 : Pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.

Ha3 : Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.

Ha4 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.

Ha5: Kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

BAB III

Dokumen terkait