• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Uji Hipotesis Kedua

Dalam dokumen RASIO KEUANGAN EAGLES SEBAGAI PREDIKTOR (Halaman 48-59)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua yang akan diuji adalah:

H2: rata-rata rasio EAGLES pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi dapat

Dalam melakukan analisis, pertama kali dilakukan uji terhadap 12 rasio keuangan EAGLES yang meliputi adalah ROA, ROE, tingkat pertumbuhan deposit (TPD), Asset Quality Ratio (AQR), tingkat pertumbuhan pinjaman (TPP), rasio deposit terhadap pinjaman (DLR), rasio modal inti (RMI), rasio kecukupan modal (RKM), Strategy Response Quotient (SRQ), biaya personalia terhadap biaya diluar bunga (BPTBDB), pangsa pasar deposit (PPD), dan pangsa pasar pinjaman (PPP), dengan menggunakan Logistic Regression–Backward Stepwise selama tiga tahun sekaligus yaitu dari tahun 1995 sampai tahun 1997. Backward Stepwise menguji secara serentak semua variabel, kemudian mengeluarkan satu per satu dimulai dari variabel yang paling tidak signifikan, sehingga akhirnya diketahui variabel yang paling signifikan.

Hasil pengujian Logistic Regression–Backward Stepwise selama tiga tahun sekaligus yaitu dari tahun 1995 sampai tahun 1997 (lihat tabel 5.6) menunjukkan bahwa dari step summary pada step ke 10 didapatkan sig. lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,000<0,10 maka H0 yang menyatakan bahwa rata- rata rasio EAGLES pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi tidak dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank ditolak. Jadi rata-rata rasio EAGLES

pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank.

Pada step 10 juga diperoleh 3 variabel yang nilai sig. <0.10 yaitu variabel X1, X4 dan X6 (lihat tabel 5.7). Dengan demikian variabel X1, X4 dan X6 merupakan variabel yang secara statistik signifikan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank yaitu rasio ROA, Tingkat Pertumbuhan deposit (TPD) dan rasio deposit terhadap pinjaman (DLR).

Hasil Uji Logistic Regression–Backward Stepwise 3 Tahunan Step Summary

Step Improvement Model Correct

Chi-square Df Sig. Chi-square df Sig. Class % Variable 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .000 .000 .000 .000 -.004 -12.444 -4.757 -1.189 -6.952 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.000 1.000 .999 .996 .948 .000 .029 .276 .008 58.224 58.224 58.224 58.224 58.220 45.776 41.019 39.830 32.878 11 10 9 8 7 6 5 4 3 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 88.1% 88.1% 88.1% 85.7% OUT : X11 OUT : X7 OUT : X3 OUT : X9 OUT : X10 OUT : X2 OUT : X12 OUT : X8 OUT : X5 Tabel 5.7

Hasil Uji Logistic Regression – Backward Stepwise 3 Tahunan Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step X1 10a X4 X6 Constant 414.987 -8.062 22.128 -23.920 182.548 4.020 8.226 8.922 5.168 4.022 7.235 7.188 1 1 1 1 .023 .045 .007 .007 1.68464+180 .000 4074103839.6 .000

Pengujian menggunakan Logistic Regression–Backward Stepwise selama tiga tahun sekaligus yaitu dari tahun 1995 sampai tahun 1997 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -23,920 + 414,987 (ROA) – 8,062 (TPD) + 22,128 (DLR)

Dari tabel klasifikasi (lihat tabel 5.8) dapat dijelaskan bahwa model regresi mampu memprediksi 17 kasus (81%) bank gagal dari 21 kasus (100%) bank gagal (terlikuidasi) dari laporan keuangan 1 hingga 3 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori sebagai bank terlikuidasi. Demikian halnya dalam memprediksi bank

tidak gagal model mampu memprediksi 19 kasus (90,5%) bank tidak gagal dari 21 (100%) bank tidak gagal (tidak terlikuidasi). Secara keseluruhan model regresi mampu memprediksi 85,7% secara tepat, dalam mengklasifikasikan bank gagal (terlikuidasi) dan bank tidak gagal (tidak terlikuidasi) ke dalam kelompoknya masing- masing 1 hingga 3 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori sebagai bank gagal (terlikuidasi) atau bank tidak gagal (tidak terlikuidasi).

Tabel 5.8

Clasification Table untuk 3 Tahunan

Observed Predicted Prosentage Correct Gagal Tidak Gagal

Gagal 17 4 81.0

Tidak Gagal 2 19 90.5

Overall Percentage 85.7

Langkah kedua, dipilih rasio-rasio yang lebih signifikan diantara 3 rasio diatas yaitu rasio ROA, rasio Tingkat Pertumbuhan Deposit (TPD) dan rasio deposit terhadap pinjaman (DLR), kemudian diuji kembali pada setiap tahun sebelum bank mengalami kegagalan, yaitu satu tahun sebelum gagal, dua tahun sebelum gagal dan tiga tahun sebelum gagal.

Hasil pengujian Logistic Regression–Backward Stepwise tahun 1995 (lihat tabel 5.9) menunjukkan bahwa dari step summary pada step ke 4 tidak didapatkan nilai sig maka H0 yang menyatakan bahwa rata-rata rasio EAGLES pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi tidak dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank tidak bisa ditolak.

Tabel 5.9

Hasil Uji Logistic Regression–Backward Stepwise Tahun 1995 Step Summary a,b

Step Improvement Model Correct

2 3 4 .000 -10.186 -9.222 1 1 1 1.000 .001 .002 19.408 9.222 .000 2 1 0 .000 .002 . 100.0% 78.6% 50.0% OUT : X15 OUT : X45 OUT : X65

Pada step 4 juga tidak diperoleh variabel yang nilai sig. <0.10 (lihat tabel 5.10). Dengan demikian tidak ada variabel yang secara statistik signifikan sebagai alat prediksi 3 tahun sebelum terlikuidasinya suatu bank. Pengujian menggunakan

Logistic Regression–Backward Stepwise selama tahun 1995 atau 3 tahun sebelum terlikuidasinya suatu bank tidak didapatkan persamaan regresi karena hanya terdapat nilai konstannya saja.

Tabel 5.10

Hasil Uji Logistic Regression–Backward Stepwise Tahun 1995 Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Step Constant

4a

.000 .535 .000 1 1.000 1.000

Dari tabel klasifikasi (lihat tabel 5.11) dapat dijelaskan bahwa model regresi mampu memprediksi 0 kasus (0%) bank gagal dari 7 kasus (100%) bank gagal (terlikuidasi) dari laporan keuangan 3 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori sebagai bank gagal (terlikuidasi). Demikian halnya dalam memprediksi bank tidak gagal model mampu memprediksi 7 kasus (100%) bank tidak gagal dari 7 (100%) bank tidak gagal/tidak terlikuidasi. Secara keseluruhan model regresi tahun 1995 hanya mampu memprediksi 50% secara tepat, dalam mengklasifikasikan bank gagal (terlikuidasi) dan bank tidak gagal (tidak terlikuidasi) ke dalam kelompoknya masing- masing 3 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori sebagai bank gagal (terlikuidasi) atau bank tidak gagal (tidak terlikuidasi).

Tabel 5.11

Clasification Table untuk Tahun 1995

Observed Predicted Prosentage Correct Gagal Tidak Gagal

Gagal 0 7 0

Tidak Gagal 0 7 100

Overall Percentage 50.0

Hasil pengujian Logistic Regression–Backward Stepwise tahun 1996 (lihat tabel 5.12) menunjukkan bahwa dari step summary pada step ke 3 didapatkan nilai sig. lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,000<0,10 maka H0 yang menyatakan bahwa rata-rata rasio EAGLES pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi tidak dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank ditolak. Jadi rata-rata rasio EAGLES pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank.

Pada step 3 juga diperoleh 1 variabel yang nilai sig. <0.10 yaitu variabel X6 (lihat tabel 5.13). Dengan demikian variabel X6 merupakan variabel yang secara statistik signifikan sebagai alat prediksi 2 tahun sebelum terlikuidasinya suatu bank yaitu rasio deposit terhadap pinjaman (DLR).

Tabel 5.12

Hasil Uji Logistic Regression – Backward Stepwise Tahun 1996 Step Summary a,b

Step Improvement Model Correct

Chi-square Df Sig. Chi-square df Sig. Class % Variable 2 3 .000 -6.666 1 1 1.000 .010 19.408 12.743 2 1 .000 .000 100.0% 85.7% OUT : X46 OUT : X16 Tabel 5.13

Hasil Uji Logistic Regression – Backward Stepwise Tahun 1996 Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step X66 30.778 17.667 3.035 1 .081 2.33E+13

3a Constant -31.383 17.867 3.085 1 .079 .000

Pengujian menggunakan Logistic Regression–Backward Stepwise selama tahun 1996 atau 2 tahun sebelum terlikuidasinya suatu bank didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -31,383 + 30,778 DLR

Dari tabel klasifikasi (lihat tabel 5.14) dapat dijelaskan bahwa model regresi mampu memprediksi 6 kasus (85,7%) bank gagal dari 7 kasus (100%) bank gagal (terlikuidasi) dari laporan keuangan 2 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori sebagai bank gagal (terlikuidasi). Demikian halnya dalam memprediksi bank tidak gagal model mampu memprediksi 6 kasus (85,7%) bank tidak gagal dari 7 (100%) bank tidak gagal/tidak terlikuidasi. Secara keseluruhan model regresi tahun 1996 mampu memprediksi 85,7% secara tepat, dalam mengklasifikasikan bank gagal (terlikuidasi) dan bank tidak gagal (tidak terlikuidasi) ke dalam kelompoknya masing- masing 2 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori sebagai bank gagal (terlikuidasi) atau bank tidak gagal (tidak terlikuidasi).

Hasil pengujian Logistic Regression–Backward Stepwise tahun 1997 (lihat tabel 5.15) menunjukkan bahwa dari step summary pada step ke 3 didapatkan nilai sig. lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,001<0,10 maka H0 yang menyatakan bahwa rata-rata rasio EAGLES pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi tidak dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank ditolak. Jadi rata-rata rasio EAGLES pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank.

Tabel 5.14

Clasification Table untuk Tahun 1996

Observed Predicted Prosentage Correct Gagal Tidak Gagal

Gagal 6 1 85.7

Tidak Gagal 1 6 85.7

Overall Percentage 85.7 Tabel 5.15

Hasil Uji Logistic Regression – Backward Stepwise Tahun 1997 Step Summary a,b

Step Improvement Model Correct

Chi-square Df Sig. Chi-square df Sig. Class % Variable 2 3 -.085 -.716 1 1 .770 .397 11.253 10.537 2 1 .004 .001 85.7% 85.7% OUT : X67 OUT : X47

Pada step 3 juga diperoleh 1 variabel yang nilai sig. <0.10 yaitu variabel X1 (lihat tabel 5.16). Dengan demikian variabel X1 merupakan variabel yang secara statistik signifikan sebagai alat prediksi 1 tahun sebelum terlikuidasinya suatu bank yaitu rasio ROA.

Tabel 5.16

Hasil Uji Logistic Regression–Backward Stepwise Tahun 1997 Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Step X17 3a Constant 521.936 -5.400 306.178 3.256 2.906 2.752 1 1 .088 .097 4.721+226 .005

Pengujian menggunakan Logistic Regression–Backward Stepwise selama tahun 1997 atau 1 tahun sebelum terlikuidasinya suatu bank didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -5.400 + 521,936 (ROA)

Dari tabel klasifikasi (lihat tabel 5.17) dapat dijelaskan bahwa model regresi mampu memprediksi 6 kasus (85,7%) bank gagal dari 7 kasus (100%) bank gagal (terlikuidasi) dari laporan keuangan 1 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori

sebagai bank gagal (terlikuidasi). Demikian halnya dalam memprediksi bank tidak gagal model mampu memprediksi 6 kasus (85,7%) bank tidak gagal dari 7 (100%) bank tidak gagal / tidak terlikuidasi. Secara keseluruhan model regresi tahun 1997 mampu memprediksi 85,7% secara tepat, dalam mengklasifikasikan bank gagal (terlikuidasi) dan bank tidak gagal (tidak terlikuidasi) ke dalam kelompoknya masing- masing 1 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori sebagai bank gagal (terlikuidasi) atau bank tidak gagal (tidak terlikuidasi).

Tabel 5.17

Clasification Table untuk Tahun 1997

Observed Predicted Prosentage Correct Gagal Tidak Gagal

Gagal 6 1 85.7

Tidak Gagal 1 6 85.7

Overall Percentage 85.7

Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua, implikasinya sebagai berikut:

a. Jika diuji secara serentak selama 3 tahun maka menunjukkan bahwa rasio–rasio

EAGLES dapat digunakan sebagai prediksi terlikuidasinya suatu bank. Rasio-rasio

EAGLES yang terdiri dari 12 rasio tersebut hanya 3 yang dapat digunakan sebagai prediksi terlikuidasinya suatu bank yaitu rasio ROA, rasio Tingkat Pertumbuhan Deposit (TPD) dan rasio deposit terhadap pinjaman (DLR). Jadi rasio EAGLES

dapat digunakan sebagai prediksi terlikuidasinya suatu bank dengan melihat aspek

Earning Ability/kemampuan menghasilkan, aspek Growth rate dan aspek

Liquidity. Hal ini tidak bertentangan dengan penelitian Altman (1968). Altman menemukan bukti bahwa rasio keuangan yaitu profitability, liquidity, dan solvency

bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan. Hasil penelitian ini juga tidak bertentangan dengan penelitian Nasser dan Aryati (1999) menunjukkan bahwa rasio keuangan yang dominan mempengaruhi kegagalan/keberhasilan bank adalah aspek likuiditas (rasio EATAR) dan aspek rentabilitas/kemampuan bank dalam

menghasilkan laba (rasio PBTA). Meskipun hasil penelitian ini tidak bertentangan tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya tersebut, yaitu rasio keuangan yang digunakan. Penelitian Nasser dan Aryati menunjukkan variabel yang dominan mempengaruhi kegagalan/keberhasilan bank adalah aspek likuiditas yaitu rasio EATAR dan aspek rentabilitas / kemampuan bank dalam menghasilkan laba yaitu rasio PBTA sedangkan penelitian ini aspek Earning Ability atau kemampuan menghasilkan yang signifikan dapat memprediksi terlikuidasinya bank adalah rasio ROA dan aspek liquidity yang signifikan dapat memprediksi terlikuidasinya bank adalah rasio deposit terhadap pinjaman.

b. Ketepatan dalam mengklasifikasikan bank gagal (terlikuidasi) dan bank tidak gagal (tidak terlikuidasi) ke dalam kelompoknya masing-masing 1 hingga 3 tahun sebelum bank dimasukkan dalam kategori sebagai bank gagal (terlikuidasi) atau bank tidak gagal (tidak terlikuidasi) adalah 85,7% lebih dari 50% sebagai cutoff value nya (lihat tabel 5.8). Hasil ini menunjukkan bahwa rasio–rasio keuangan

EAGLES dapat digunakan memprediksi terlikuidasinya suatu bank. Hasil penelitian ini tidak bertentangan dengan penelitian Qurriyani (1999) yang menyatakan bahwa rasio keuangan memiliki andil dalam mengklasifikasikan / mengkategorikan sesuatu bank itu failing atau surviving. Perbedaan dengan penelitian Qurriyani (1999) adalah rasio keuangan dan periode yang digunakan untuk menelaah pengkategorian bank. Penelitian Qurriyani (1999) menggunakan rasio keuangan CAMEL untuk 1 periode/tahun sedangkan penelitian ini menggunakan rasio keuangan EAGLES untuk 3 periode/tahun.

c. Jika diuji pertahun dan dilihat signifikansinya maka menunjukkan bahwa:

 Rasio-rasio EAGLES untuk 3 tahun sebelum terlikuidasi tidak dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank. Ketepatan memprediksi

terlikuidasinya suatu bank tahun 1995 atau 3 tahun sebelum terlikuidasi melalui telaah rasio–rasio EAGLES hanya sebesar 50,0%. Hasil ini tidak bertentangan dengan penelitian Altman (1968) yang menyatakan bahwa rasio keuangan hanya mampu memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keakuratan 48% untuk periode 3 tahun sebelum bangkrut.

 Rasio-rasio EAGLES untuk 2 tahun sebelum terlikuidasi dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank. Variabel yang dapat digunakan sebagai alat prediksi 2 tahun sebelum terlikuidasinya suatu bank adalah rasio Deposit terhadap Pinjaman (DLR). Ketepatan memprediksi terlikuidasinya suatu bank tahun 1996 atau 2 tahun sebelum terlikuidasi melalui telaah rasio–rasio EAGLES yaitu rasio deposit terhadap pinjaman (DLR) berada pada 85,7%. Hasil ini tidak bertentangan dengan penelitian Altman (1968) yang menyatakan bahwa rasio keuangan bermanfaat memprediksi kebangkrutan untuk periode 2 tahun sebelum bangkrut dengan tingkat keakuratan 72%.

 Rasio-rasio EAGLES untuk 1 tahun sebelum terlikuidasi dapat digunakan sebagai alat prediksi terlikuidasinya suatu bank. Variabel yang dapat digunakan sebagai alat prediksi 1 tahun sebelum terlikuidasinya suatu bank adalah rasio ROA. Ketepatan memprediksi terlikuidasinya suatu bank tahun 1997 melalui telaah rasio–rasio EAGLES yaitu rasio ROA berada pada 85,7 %. Hasil ini tidak bertentangan dengan penelitian Altman (1968) yang menyatakan bahwa rasio keuangan bermanfaat memprediksi kebangkrutan untuk periode 1 tahun sebelum bangkrut dengan tingkat keakuratan 95%. Hasil ini juga tidak bertentangan dengan hasil penelitian Aryati dan Manao (2000), menunjukkan bahwa variabel yang signifikan untuk 1 tahun sebelum

bangkrut, salah satunya adalah rasio ROA dan hasil klasifikasi persentase ketepatannya untuk 1 tahun sebelum bangkrut 82%.

Dalam dokumen RASIO KEUANGAN EAGLES SEBAGAI PREDIKTOR (Halaman 48-59)

Dokumen terkait