• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Uji Hipotesis Pertama

Dalam dokumen RASIO KEUANGAN EAGLES SEBAGAI PREDIKTOR (Halaman 42-48)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang akan diuji adalah:

H1: rata-rata rasio EAGLES bank tidak terlikuidasi berbeda secara signifikan dengan rata-rata rasio EAGLES bank terlikuidasi pada tahun-tahun sebelum terjadi likuidasi/tidak terlikuidasi.

Alat statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama adalah uji beda. Dengan melihat hasil uji normalitas data, uji beda yang digunakan ada 2 yaitu uji beda nonparametrik dengan Mann-Whitney U dan uji beda parametrik dengan t-test.

Pengujian Mann-Whitney U dilakukan pada 3 variabel yang tidak berdistribusi secara normal yaitu variabel ROA, ROE, TPD dan hasil pengujian terlihat pada tabel 5.2. Hasil uji Mann-Whitney U menunjukkan bahwa satu variabel secara statistik signifikan dan dua variabel lainnya secara statistik tidak signifikan.

Tabel 5.2

Hasil Pengujian Mann-Whitney Variabel Mann- Whitney U Wilcoxon W Z Asymp.Sig (2-tailed) Keterangan ROA 118.000 349.000 -2.579 .010 Signifikan ROE 172.000 403.000 -1.220 .222 Tidak Signifikan TPD 192.0000 423.000 -.717 .473 Tidak Signifikan

Uji statistik terhadap ROA menunjukkan Asymp. Sig (2-tailed) 0.01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan 0,05 yang berarti H0 yang menyatakan tidak ada perbedaan rata-rata ROA yang signifikan antara bank tidak terlikuidasi dengan bank terlikuidasi ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata ROA bank tidak terlikuidasi berbeda secara signifikan dengan rata-rata ROA bank terlikuidasi.

Uji statistik terhadap ROE menunjukkan Asymp. Sig (2-tailed) 0,222 lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan 0,05 yang berarti H0 yang menyatakan tidak ada perbedaan rata-rata ROE yang signifikan antara bank tidak terlikuidasi dengan bank terlikuidasi tidak dapat ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-

rata ROE bank tidak terlikuidasi tidak berbeda secara signifikan dengan rata-rata ROE bank terlikuidasi.

Uji statistik terhadap TPD menunjukkan Asymp. Sig (2-tailed) 0,473 lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan 0,05 yang berarti H0 yang menyatakan tidak ada perbedaan rata-rata TPD yang signifikan antara bank tidak terlikuidasi dengan bank terlikuidasi tidak dapat ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata- rata TPD bank tidak terlikuidasi tidak berbeda secara signifikan dengan rata-rata TPD bank terlikuidasi.

Dari satu variabel yang secara statistik signifikan dapat dibandingkan mean atau nilai rata-ratanya sebagai berikut:

Tabel 5.3

Perbandingan Mean Rank Bank Tidak Terlikuidasi dengan Bank Terlikuidasi

No Variabel Mean Rank Keterangan

Bank Tidak Terlikuidasi Bank Terlikuidasi

1. ROA 26,38 16,62 Bank Tidak

Terlikuidas i Variabel ROA yang secara statistik signifikan dalam membedakan bank terlikuidasi dan bank tidak terlikuidasi tersebut menunjukkan bahwa Mean Rank ROA bank tidak terlikuidasi lebih besar dari Mean rank bank terlikuidasi maka rata-rata ROA bank tidak terlikuidasi secara signifikan lebih besar dari rata-rata ROA bank terlikuidasi.

Pengujian t-test dilakukan pada 9 variabel yang berdistribusi secara normal yaitu variabel AQR, TPP, DLR, RMI, RKM, SRQ, BPTBDB, PPD, PPP dan hasil pengujian terlihat pada tabel 5.4. Hasil uji t menunjukkan bahwa dua variabel secara statistik signifikan dan tujuh variabel lainnya secara statistik tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata rasio DLR dan RKM bank tidak

terlikuidasi berbeda secara signifikan dengan rata-rata rasio DLR bank terlikuidasi sedangkan rata-rata AQR, TPP, RMI, SRQ, BPTBDB, PPD dan PPP bank tidak terlikuidasi tidak berbeda secara signifikan dengan rata-rata AQR bank terlikuidasi.

Tabel 5.4 Hasil Uji t

No. Variabel T Df Sig.

(2-tailed)

Keterangan

1. AQR 1.128 40 0,266 Tidak signifikan

2. TPP -0.100 40 0,921 Tidak signifikan

3. DLR 4.385 36.352 0.000 Signifikan

4. RMI 0.272 40 0.787 Tidak signifikan

5. RKM 2.051 40 0,047 Signifikan

6. SRQ -0.419 40 0.678 Tidak signifikan

7. BPTBDB 0.414 34.924 0.682 Tidak signifikan

8. PPD 0.057 40 0.955 Tidak signifikan

9. PPP -1.007 40 0.320 Tidak signifikan

Dari dua variabel yang secara statistik signifikan dapat dibandingkan mean atau nilai rata-ratanya sebagai berikut:

Tabel 5.5

Perbandingan Mean Bank Tidak Terlikuidasi dengan Bank Terlikuidasi

No Variabel Mean Keterangan

Bank Tidak Terlikuidasi Bank Terlikuidasi

1. DLR 1,0660052 0,7735219 Bank Tidak Terlikuidasi 2. RKM 0,1537976 0,1036543 Bank Tidak Terlikuidasi

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa nilai Mean variabel DLR dan RKM bank tidak terlikuidasi lebih besar dari nilai Mean variabel DLR dan RKM. Jadi rata-rata rasio DLR dan RKM bank tidak terlikuidasi lebih besar dibandingkan rata-rata rasio DLR bank terlikuidasi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama maka implikasinya sebagai berikut:

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat  = 5% antara bank yang terlikuidasi dengan bank yang tidak terlikuidasi untuk rasio ROA, Rasio Deposit terhadap Pinjaman (DLR) dan rasio kecukupan modal (RKM) sedangkan rasio lainnya yaitu ROE, AQR, TPD, TPP, RMI, SRQ, BPTBDB, PPD, dan PPP tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata rasio ROA, DLR dan RKM bank tidak terlikuidasi secara signifikan pada tingkat  = 5% lebih besar dibandingkan dengan rata-rata rasio ROA, DLR dan RKM bank terlikuidasi pada 3 tahun sebelum terjadi likuidasi / tidak terlikuidasi.

Hasil penelitian ini tidak bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yaitu oleh Beaver (1966), Sinkey (1975), dan Surifah (2000). Beaver menemukan bahwa perusahaan yang mengalami kebangkrutan memiliki rasio keuangan yang rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak bangkrut. Penelitian Sinkey (1975) menunjukkan bukti bahwa rasio keuangan signifikan berbeda antara perusahaan perbankan yang bermasalah dengan perusahaan perbankan yang tidak bermasalah sebelum bank mengalami masalah.

Hasil penelitian ini juga tidak bertentangan dengan penelitian Surifah (2000) menunjukkan bahwa rata-rata rasio keuangan CAMEL bank tidak terlikuidasi secara signifikan lebih besar dibandingkan rata-rata rasio keuangan CAMEL pada bank terlikuidasi 3 tahun sebelum bank mengalami likuidasi.

Meskipun hasil penelitian ini tidak bertentangan tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya tersebut, yaitu Beaver menemukan perbedaan rata-rata rasio keuangan tersebut pada 5 tahun sebelum perusahaan gagal, Sinkey (1975)

menunjukkan bukti bahwa rasio keuangan signifikan berbeda untuk periode 4 tahun sebelum bank mengalami masalah. Kemungkinan utama yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah terlikuidasinya bank yang menjadi obyek penelitian ini disebabkan oleh krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak semester kedua tahun 1997 sementara kegagalan perusahaan yang menjadi obyek penelitian Beaver merupakan kegagalan dalam kondisi normal.

Rasio-rasio yang signifikan berbeda pada tingkat =5% antara bank yang terlikuidasi dengan bank yang tidak terlikuidasi adalah sebagai berikut:

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu proksi aspek Earning Ability. Rata-rata ROA bank tidak terlikuidasi secara signifikan lebih besar dari rata-rata ROA bank terlikuidasi. Return On Assets (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. ROA bank merupakan pengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba atas keseluruhan aset yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan produktivitas bank bersangkutan atau berapa banyak kekayaan yang harus dikumpulkan dan dipakai untuk menghasilkan sejumlah laba tertentu. Pengelolaan aktiva bank secara efisien akan meningkatkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Dengan kata lain, ROA penting bagi manajemen bank untuk memonitor efisiensi pengelolaan aktiva.

 Rasio Deposit terhadap Pinjaman (DLR) merupakan proksi aspek liquidity

(likuiditas). Rata-rata DLR bank tidak terlikuidasi secara signifikan lebih besar dari rata-rata DLR bank terlikuidasi. Rasio Deposit terhadap Pinjaman (DLR) adalah suatu rasio yang merupakan perbandingan antara Deposit dengan pinjaman total. Likuiditas diperlukan antara lain untuk keperluan: pemenuhan aturan

reserve requirement atau cadangan wajib minimum yang ditetapkan Bank Sentral. Sampai dengan akhir tahun 1990-an, cadangan ini ditetapkan sebesar 2% dari

dana pihak ketiga; penarikan dana oleh deposan; Penarikan dana oleh debitur; dan Pembayaran kewajiban yang jatuh tempo. Suatu bank dianggap likuid apabila mempunyai sejumlah alat likuid yang dapat memenuhi likuiditasnya sesuai dengan waktunya dan mampu memperoleh tambahan alat likuid sesuai dengan kebutuhan dengan berbagai macam cara melalui pinjaman, penjualan saham, penyetoran modal, dan konversi dari aset yang likuiditasnya rendah menjadi alat- alat likuid. Jadi likuiditas suatu bank mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pengelolaan bank.

 Rasio Kecukupan Modal merupakan salah satu proksi aspek Equity atau modal. Rata-rata RKM bank tidak terlikuidasi secara signifikan lebih besar dari rata-rata RKM bank terlikuidasi. Rasio Kecukupan Modal adalah rasio yang membandingkan antara total modal dikurangi aktiva tetap dengan total pinjaman dan surat berharga. Mulyono (1999) menjelaskan pentingnya fungsi permodalan bank yaitu sebagai ukuran kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas-batas tertentu, sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh pemegang saham dan yang terakhir dengan modal yang “mencukupi” diharapkan manajemen dapat bekerja dengan efisiensi yang tinggi seperti yang diharapkan pemilik saham.

Dalam dokumen RASIO KEUANGAN EAGLES SEBAGAI PREDIKTOR (Halaman 42-48)

Dokumen terkait