• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Tingkat Kelurahan/Desa

IV.2.1 Hasil Uji Hipotesis Pertama Pengaruh Pelatihan dan Pinjaman Bergulir

IV.2.1.1 Pengujian asumsi klasik hipotesis pertama pengaruh pelatihan dan pinjaman bergulir

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat dipergunakan.

a. Uji Normalitas Data

Model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumai normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Sugiyono, 2005).

Uji untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal dilakukan dengan regression standrarized residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.

Sumber: Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Gambar 4. Hasil uji normalitas data hipotesis pertama

Berdasarkan pada Gambar 4 di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal. Dengan demikan maka model regresi hipotesis pertama tersebut memenuhi asumsi normalitas

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi cukup besar. Hal ini menyebabkan koefisien-koefisien menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Hasil pengujian multikolonieritas dapat dilihat pada Tabel 23 berikut ini.

Tabel 23. Hasil uji multikolinieritas data hipotesis pertama Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF .288 3.470 .288 3.470

a. Dependent Variable: pendapatan

Sumber: Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Berdasarkan pada Tabel 23 di atas, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk variabel pelatihan dan pinjaman bergulir lebih kecil dari 10 (VIF < 10). Dengan demikian maka model atau persamaan regresi hipotesis pertama tersebut memenuhi asumsi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.

Sumber: Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Gambar 5. Hasil uji heteroskedastisitas data hipotesis pertama

Berdasarkan pada Gambar 5 di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu dengan demikian dapat disimpulkan model atau persamaan regresi hipotesis pertama tersebut terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.

IV.2.1.2. Hasil uji hipotesis pertama pengaruh pelatihan dan pinjaman

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah pelatihan dan pinjaman berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin. Berdasarkan pada Tabel 24, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian adalah.

Ŷ1 = -1375192.568 + 86715.235 X1 + 85643.189 X2

Dengan menggunakan persamaan regresi berganda, dibentuk fungsi persamaan pendapatan masyarakat industri pertenunan. Variabel-variabel yang dianggap memberikan pengaruh terhadap persamaan ini adalah variabel pelatihan dan

pinjaman. Seluruh variabel tersebut secara serentak dimasukkan kedalam persamaan regresi berganda untuk pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin sebagai berikut:

Nilai R Square sebesar 0,515 menunjukkan 51.5% variabel pelatihan dan pinjaman dapat menjelaskan variasi pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin sementara sisanya 48.5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.

IV.2.1.3 Uji serempak hipotesis pertama

Model hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho : b1, b2 = 0 (pelatihan dan pinjaman tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin)

H1 : b1, b2 ≠ 0 (pelatihan dan pinjaman berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin)

Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak adalah sebagai berikut: a. Ho diterima jika F hitung < F Tabel pada á = 5%.

b. Ho ditolak (Ha diterima) jika F hitung > F Tabel pada á = 5%.

Hasil pengujian hipotesis pertama secara serempak untuk pengaruh variabel pelatihan dan pinjaman dapat dilihat pada Tabel 25 sebagai berikut:

Tabel 24. Hasil uji F hipotesis pertama (pelatihan dan pinjaman)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 1.585E13 2 7.925E12 36.578 .000a Residual 1.495E13 69 2.167E11

Total 3.080E13 71

a. Predictors: (Constant), pinjaman, pelatihan) b. Dependent Variable: pendapatan

Sumber: Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 24 di atas diperoleh bahwa nilai Fhitung sebesar 36,578 lebih tinggi dibandingkan FTabel (3,14), artinya pendapatan masyarakat dipengaruhi variabel pelatihan dan pinjaman. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H0 dan menerima H1. Dengan demikian secara serempak pelatihan dan pinjaman mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin, dengan tingkat pengaruh yang signifikan. Dalam hal ini, berarti masyarakat Kecamatan Beringin setelah memanfaatkan layanan PNPM-P2KP melalui aspek pelatihan dan pinjaman mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pendapatan masyarakat setelah memanfaatkan layanan PNPM-P2KP.

IV.2.1.4 Uji parsial hipotesis pertama

Model hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Ho : b1 = 0 Variabel pelatihan tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin

H1 : b1 ≠ 0 Variabel pelatihan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin

2. Ho : b1 = 0 Variabel pinjaman tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin

H1 : b1 ≠ 0 Variabel pinjaman berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin

Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak adalah sebagai berikut: a. Ho diterima jika t hitung < t Tabel pada á = 5%.

b. Ho ditolak (Ha diterima) jika t hitung > t Tabel pada á = 5%.

Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial untuk pengaruh variabel pelatihan dan pinjaman dapat dilihat pada Tabel 26 sebagai berikut:

Tabel 25. Hasil uji parsial hipotesis pertama (pelatihan dan pinjaman)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -1375192.568 313898.877 -4.381 .000

pelatihan 86715.235 39013.472 .347 2.223 .030

pinjaman 85643.189 33474.585 .400 2.558 .013

a. Dependent Variable: pendapatan

Nilai thitung (2.223) untuk variabel pelatihan lebih besar dari (2,000) atau nilai sig.t untuk variabel pelatihan (0,030) lebih kecil dari alpha (0,05), artinya variabel pelatihan mempengaruhi pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin.

Nilai thitung (2.558) untuk variabel pinjaman lebih besar dari (2,000) nilai sig.t untuk variabel pemasaran (0,013) lebih kecil dari alpha (0,05), artinya variabel pinjaman mempengaruhi pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H0 dan menerima H1. Dengan demikian secara parsial variabel pelatihan dan pinjaman berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin. Secara parsial variabel pinjaman berpengaruh lebih dominan daripada variabel pelatihan terhadap pendapatan masyarakat. Maksudnya adalah variabel pinjaman lebih menentukan dalam mempengaruhi pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Sedang. Ini berarti bahwa pinjaman lebih dominan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang dibandingkan dengan pelatihan.

Usaha mikro merupakan tergolong jenis usaha marginal, yang antara lain ditunjukkan oleh penggunaan teknologi yang relatif sederhana, tingkat modal dan kadang akses terhadap kredit yang rendah, serta cenderung berorientasi pada pasar lokal. Studi-studi yang dilakukan di beberapa negara menunjukkan bahwa usaha mikro mempunyai peranan yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja melalui penciptaan lapangan pekerjaan, penyediaan barang dan jasa dengan harga murah, serta mengatasi masalah kemiskinan (www.smeru.or.id).

IV.2.2. Hasil Uji Hipotesis Kedua Perbedaan Pendapatan Sebelum dan Setelah

Dokumen terkait