• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil uji hipotesis 1) Uji t (parsial)

Dalam dokumen RIWAYAT HIDUP GUSWI DIANA FITRI. iii (Halaman 111-120)

METODE PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

5. Hasil uji hipotesis 1) Uji t (parsial)

Menurut Ghozali (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Uji t bertujuan untuk menentukan pengaruh masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 dengan criteria pengujian sebagai berikut:

Ha diterima jika t hitung ≥ t tabel atau sig ≤ α = 0,05 Ha ditolak jika t hitung ≤ t tabel atau sig ≥ α = 0,05

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) 20.127 3.065 6.567 .000 X1 .553 .041 .555 13.385 .000 X2 .092 .022 .176 4.232 .000 X3 .290 .020 .613 14.743 .000

Sumber: data olahan SPSS, 2014

Data tabel 26 diatas dapat dilihat pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah :

a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y). Untuk Variabel Kedisiplinan diperoleh nilai t hitung sebesar 13.385> t tabel sebesar 1,65361 deangan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kedisplinan terhadap kinerja karyawan PT BPP di Kec Sungai Aur Kab Pasaman Barat. Hal ini semakin tinggi tingkat kedisiplinan maka akan semaikin tinggi kinerja karyawan.

b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Untuk variabel kepuasan kerja (X2) diperoleh nilai t hitung 4.232 > t tabel sebesar1,65361 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05 berarti Ha diterima Ho ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdpat pengaruh yang

karyawan PT BPP. Hal ini berarti semakin tinggi kepuasan kerja karyawan maka akan semakin tinggi kinerja karyawan.

c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi (X3) dan kinerja karyawan (Y)diperoleh nilai. Untuk variabel Budaya Organisasi (X3) t hitung sebesar 14.743 > t tabel sebesar 1,65361 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan PT BPP. Hal ini berarti semakin tinggi budaya organisasi karyawan maka akan semakin tinggi kinerja karyawan. 2) Hasil Uji F

Ghozali (2011:98) mengemukakan uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel independen. Uji F bertujuan untuk melihat keberartian akan pengaruh variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) dengan kriterianya sebagai berikut: jika F hitung ≥ F tabel atau sig ≤ α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Jika F hitung ≤ F tabel atau sig ≥ α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha

mempengaruhi variabel terikat.

Tabel 27: Hasil uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 1771.058 7 253.008 2.863 .008a

Residual 14758.663 167 88.375

Total 16529.721 174

Sumber: olahan data SPSS, 2014

Dari hasil pengolahaan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, dapat dilihat pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung 2.863>2,66 dan nilai signifikann 0,008 < 0,05.

Hal ini berarti Ho diterima Ha ditolak berarti secara bersama- sama variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Artinya semakin Tinggi kedisiplinan, kepuasan kerja dan budaya organisasi karyawan maka kinerja karyawan akan meningkat.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Kinerja Karyawan PT BPP Di Kec. Sungai Aur Kab. Pasaman Barat

Berdasarkan pengujian hipotesis dan signifikan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kedisiplinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT BPP di Kec. Sungai Aur Kab Pasaman Barat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 23 yang menyatakan bahwa nilai konstanta 0,553 dan koefisien regresi kedisiplinan t hitung sebesar 13.385 > t tabel sebesar 1,65361 deangan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

karyawan PT BPP di Kec Sungai Aur Kab. Pasaman Barat berada pada kategori tinggi yaitu dengan nilai TCR sebesar 82.41%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila karyawan memiliki kedisiplinan, jika karyawan datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik dan patuh pada peraturan dan norma yang berlaku, maka karyawan akan memiliki kinerja tinggi pada perusahaan tempat ia bekerja. Dari penelitian ini hal yang perlu ditingkatkan bagi karywan adalah meningkatkan kesadaran bagi karyawan untuk mematuhi semua peraturan dan norma sosial yang berlaku. Karena dilihat dari hasil analisa TCR karyawan yang mematuhi peraturan dan norma sosial yang berlaku masih rendah apabila dibandingkan dengan indikator lainnya, seperti datang dan pulang tepat pada waktunya dan mengerjakan semua pekerjaan dengan baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kedisiplinan maka akan semakin tinggi prestasi kerja (kinerja karyawa) yang dapat dicapainya (Hasibuan, 2013:193). Salah satu hal yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan adanya kedisiplinan yang tinggi. Karena dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi maka akan meningkatkan keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuannya. Dengan demikian maka pada PT BPP harus meningkatkan kedisiplinan karyawannya dalam bekerja untuk mendapatkan hasil atau kinerja karyawan yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh PT BPP.

Yoga Arsyenda Tahun 2013, menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan tetang kedisiplinan terhadap kinerja PNS (Studi Kasus : BAPPEDA Kota Malang)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT BPP di Kec. Sungai Aur Kab. Pasaman Barat.

2. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT BPP Di Kec. Sungai Aur, Kab. Pasaman Barat

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT BPP Kab Pasaman Barat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 23 yang menyatakan bahwa nilai konstanta 0,092 dan koefisien t hitung 4.232 > t tabel

sebesar 1,65361 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa Kepuasan kerja karyawan PT BPP di Kec Sungai Aur Kab. Pasaman Barat berada pada kategori baik yaitu dengan nilai TCR sebesar 84,24%.. Hal ini berarti semakin tinggi kepuasan kerja yang dimiliki karyawan PT BPP dalam bekerja maka akan semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan oleh karyawan PT BPP.

Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang dimiliki karyawan akan dapat dilihat apabila, isi pekerjaan, supervisi, organisasi dalam manajemen, gaji, keuntungan, rekan kerja dan kondisi pekerjaan sesuai dengan

dalam bekerja pada perusahaan tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat ahli Robbins dalam (Ayu 2013) yang menyatakan mengenai dampak kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Karyawan yang merasa puas akan pekerjaannya akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk membicarakan hal-hal positif tentang organisasinya, membantu yang lain, dan membuat kinerja pekerjaan mereka melampaui perkiraan normal.

Berdasarkan pendapat diatas maka PT BPP harus meningkatkan kepuasan kerja karyawannya. Terutama pada bagian indikator isi pekerjaan karena dari seluruh indikator pada kepuasan kerja indikator isi pekerjaanlah yang memiliki skor yang paling rendah dengan rata-rata skor indikator 83,16% yang dikategorikan baik. Maka untuk itu PT BPP harus lebih memperhatikan lagi isi pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan skill yang dimiliki oleh karyawannya. Apabila karywan mendapatkan posisi pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan skill yang dimiliki, maka karyawan tersebut juga akan mudah mencapai hasil pekerjaan yang memuaskan hingga meningkatkan kinerjanya , bahkan lebih dari apa yang pernah di harapkan oleh perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan melalui faktor-faktor kepuasan kerja yang dapat mempengaruhinya sesuai dengan pendapat Hasibuan (2003: 95) yaitu sebagai berikut:

b. peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan c. promosi karir

d. hubungan dengan atasan e. hubungan dengan rekan kerja

Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan PT BPP harus memperhatikan apa- apa saja faktor yang dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, maka PT BPP dapat menggunakan faktor tersebut untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawannya dalam bekerja, sehingga PT BPP dapat mencapai tujuannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Chadek Novi Charisma 2014 yang menyatakan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Auditor pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT BPP Kec. Sungai Aur Kab Pasaman Barat. Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan, maka perusahaan harus lebih memperhatikan lagi dan meningkatkan kepuasan kerja karyawannya.

Kec. Sungai Aur Kab. Pasaman Barat

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT BPP di Kec. Sungai Aur Kab. Pasaman Barat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 23 yang menyatakan bahwa nilai konstanta 0,290 dan koefisien t hitung sebesar 14.743 > t tabel sebesar 1,65361 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa Budaya Organisasi karyawan PT BPP di Kec. Sungai Aur Kab Pasaman Barat berada pada kategori cukup dengan nilai TCR sebesar 77.74%. Hal ini bahwa apabila Budaya organisasi yang dianut, jika dalam bekerja karyawan memiliki inovasi dan pengambilan resiko, perhatian, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, kemantapan, maka karyawan memiliki kinerja yang tinggi dalam bekerja.

Dari indikator diatas hal yang harus ditingkatkan dan diperhatikan oleh perusahaan yaitu pada indikator orientasi hasil. perusahaan harus lebih menekankan kepada karyawannya bahwa dalam bekerja harus lebih memperhatikan hasil yang ditargetkan bukan hanya pada proses dalam bekerja, orientasi hasil maksudnya disini adalah karyawan harus mampu menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktu dan target yang diharapkan oleh perusahaan.

bekerja maka ia akan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Wirawan (2007: 37) yang menyatakan budaya organisasi juga menciptakan, meningkatkan dan mempertahankan kinerja tinggi. Perusahaan yang memiliki budaya organisasi yang bagus akan memiliki kinerja yang bagus dan tinggi pula.

Berdasarkan pendapat diatas maka perusahaan harus meningkatkan dan mempertahankan budaya yang ada, sehingga karyawan juga dapat meningkatkan dan mempertahankan kinerja tinggi. Dengan demikian dalam bekerja karyawan PT BPP harus mampu mempertahankan atau menciptakan budaya baru yang dapat meningkatkan atau mempertahankan kinerja yang ada menjadi kinerja yang lebih baik, sehingga tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat tercapai.

4. Pengaruh Kedisiplinan, Kepuasan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap

Dalam dokumen RIWAYAT HIDUP GUSWI DIANA FITRI. iii (Halaman 111-120)

Dokumen terkait