• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dependent Variable: AuditJudgment

E. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Korelasi Dan Determinasi (R 2 )

Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen, yaitu gender, kompleksitas tugas, dan kompetensi auditor dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu audit judgment. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .699(a) .488 .449 2.85218

a Predictors: (Constant), Kompetensi Auditor, Gender, Kompleksitas Tugas

b Dependent Variable: Audit Judgment Sumber: Data Diolah, 2010

Pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien adjusted R square adalah sebesar 0,449 atau 44,9%. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel

audit judgment (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel gender (X1),

kompleksitas tugas (X2), kompetensi auditor (X3) adalah sebesar 44,9%.

Sedangkan sisanya 55,1% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Angka koefisien kolerasi (R) pada tabel 4.11 sebesar 0,699 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat, karena memiliki koefisien kolerasi diatas 0,5. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 2,85218. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

2. Uji F (Simultan)

Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Uji F ANOVA(b) Mode l Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 302.738 3 100.913 12.405 .000(a)

Residual 317.262 39 8.135

Total 620.000 42

a Predictors: (Constant), Kompetensi Auditor, Gender, Kompleksitas Tugas b Dependent Variable: Audit Judgment

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari uji F test nilai F hitung sebesar 12,405 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas (p-value) 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh gender, kompleksitas tugas, dan kompetensi auditor secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit judgment (Ha4

diterima).

Kompetensi auditor secara bersama-sama mempengaruhi audit judgment. Semakin tinggi kompetensi atau keahlian seorang auditor maka dapat mempengaruhi auditor dalam pembuatan judgment, karena auditor dengan keahlian yang tinggi akan mampu meminimalisasi tingkat kesalahan. Dalam SPAP dijelaskan tentang standar audit diantaranya adalah:

a) Standar Umum: auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai, independepensi dalam sikap mental dan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

b) Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan: perencanaan dan supervisi audit, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern, dan bukti audit yang cukup dan kompeten.

c) Standar pelaporan: pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pernyataan mengenai ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

pengungkapan informatif dalam laporan keuangan, dan pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

3. Uji t (Parsial)

Pengujian regresi secara parsial (uji t) berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji t Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Mode l B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) 17.350 5.315 3.265 .002 Gender .801 .872 .105 .918 .364 KompleksitasTug as -.207 .108 -.222 -1.919 .062 1 KompetensiAudit or .545 .092 .681 5.907 .000

a Dependent Variable: Audit Judgment Sumber: Data yang Diolah, 2010

Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada signifikansi a=5% adalah sebagai indikator berikut:

a) Variabel gender (X1) memiliki t hitung 0,918 dan signifikansi 0,364

yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, pengujian menunjukkan bahwa Ha1 ditolak atau variabel gender tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap audit judgment. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Jamilah dkk (2007) menyatakan bahwa perbedaan gender antara auditor pria dan wanita dengan perbedaan karakter dan sifat yang melekat pada individu masing-masing tidak berpengaruh terhadap judgment yang akan diambilnya. Hal ini disebabkan karena tidak ada perbedaan kinerja auditor dilihat dari perbedaan gender antara pria dan wanita jika dilihat dari kesetaraan komitmen organisasional, komitmen profesional, motivasi dan kesempetan kerja, kecuali kepuasan kerja menunjukkan adanya perbedaan antara kinerja auditor pria dan wanita. b) Variabel kompleksitas tugas (X2) memiliki t hitung -1,919 dan nilai

signifikansi 0,062 lebih besar dari 0,05. Dengan demukian dapat pengujian menunjukkan bahwa Ha2 ditolak atau variabel kompleksitas

tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Zulaikha (2006) dan Jamilah dkk (2007) yang menunjukkan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengeruh secara signifikan terhadap audit judgment, artinya para auditor mengetahui dengan jelas atas tugas apa yang akan dilakukannya, tidak mengalami kesulitan dalam melakukan tugas dan

dapat melakukan tugasnya dengan baik. Tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas merupakan dua aspek penyusun penting dari kompleksitas tugas. Tingkat tugas selalu dikaitkan dengan banyaknya informasi tentang tugas, sementara struktur tugas terkait dengan kejelasan informasi (information clarity). Penelitian ini juga mendukung penelitian Bonner (1994) dalam Jamilah dkk (2007) kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgment, hal ini karena kompleksitas tugas diduga mempunyai pengaruh terhadap kinerja seorang auditor, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan dalam pada kompleksitas tugas, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit dan perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit, hal ini menunjukkan bahwa pada situasi yang kompleks tidak berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh auditor dalam menentukan pendapat terhadap hasil auditnya. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Murdisar dan Nelly Sari (2007) yang menyatakan bahwa kompleksitas tugas mempengaruhi akuntabilitas dan kualitas kerja auditor, dengan demikian banyaknya informasi dan keterkaitan antar tugas menunjukkan kompleksitas tugas yang harus diselesaikan auditor tidak berpengaruh signifikan dalam pembuatan judgment, hal ini berdampak

positif pada pekerjaan auditor yang kompleks sehingga dapat mempengaruhi risiko audit dan meningkatkan efektivitas pekerjaannya. c) Variabel kompetensi auditor (X3) memilki t hitung 5,907 dan

signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, pengujian menunjukkan Ha3 diterima atau variabel kompetensi auditor

berpengaruh signifikan dengan tingkat α=5%. Hasil penelitian ini menunjukkan jenis pengaruh positif nilai Beta (0,545) sesuai dengan teorinya bahwa kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individual dalam pekerjaannya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Zulaikha (2006) yang menyatakan bahwa pengalaman yang merupakan aspek penting dalam kompetensi berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Kompetensi terdiri atas aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang mengarahkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja dalam proses audit judgment.

BAB V

Dokumen terkait