• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Hasil Uji Prasyarat

Teknik analisis yang digunakan selanjutnya adalah uji prasyarat yaitu uji normalitas data skor posttest, uji homogenitas data skor posttest dan independence. Penghitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS 22.00.

a. Uji Normalitas Skor Posttest

Uji normalitas data skor posttest dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Uji normalitas dilakukan untuk data skor posttest dari masing-masing kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Uji normalitas data skor posttest dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test karena jumlah sampel kecil dan bukan data berkelompok. Hipotesis untuk uji normalitas data skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah:

Ho : Sebaran data tidak berbeda dengan kurva normal atau data normal

Ha : Sebaran data berbeda dengan kurva normal atau data tidak nornmal

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria pengambilan keputusan dari hasil uji normalitas data skor posttest menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah: 1) Jika harga sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov Test ≥ 0,05,

maka Ho diterima atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor posttest sesuai dengan kurva normal dan uji analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik misalnya dengan Independent Samples T-test atau Paired Samples T-test (Field, 2009: 326).

2) Jika harga sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov Test < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya sebaran data skor posttest tidak sesuai dengan kurva normal dan uji statistik selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik misalnya dengan Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon (Field, 2009: 345).

Hasil penghitungan uji normalitas untuk data skor posttest pada kelompok eksperimen menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan program SPSS 22.00 dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Posttest Eksperimen

N 27

Normal Parametersa Mean 68.59

Std. Deviation 9.966 Most Extreme Differences Absolute .159

Positive .159

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .159

Asymp. Sig. (2-tailed) .078

Tabel 4.7 merupakan hasil penghitungan uji normalitas untuk data skor posttest pada kelompok eksperimen dengan bantuan SPSS 22.00. Tabel tersebut memperlihatkan nilai hasil uji normalitas data skor posttest pada kelompok eksperimen yang menunjukkan nilai sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov Test adalah 0,078. Nilai 0,078 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau Ha ditolak atau data dikatakan normal.

Pengujian normalitas data skor posttest pada kelompok eksperimen dapat dilakukan dengan cara lain menggunakan visualisasi grafik P-P Plot (Probability-Probability Plot) (Field, 2009: 134). Grafik P-P Plot diperoleh dengan bantuan program SPSS 22.00 untuk mengetahui normal atau tidaknya data hasil penelitian. Melalui histogram juga dapat dilihat apakah persebaran data skor posttest normal atau tidak dengan kurva normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan hasil uji normalitas untuk

data skor posttest pada kelompok eksperimen menggunakan visualisasi grafik P-P Plot adalah:

1) Jika persebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest terdistribusi secara normal.

2) Jika persebaran titik data tidak berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest tidak terdistribusi secara normal.

Visualisasi grafik P-P Plot dan histogram dari hasil uji normalitas data skor posttest pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.4.

Histogram Normal Q-Q Plot of Post-Eks

Posttest Eksperimen Observed Value

Gambar 4.4 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar menunjukkan bahwa data skor posttest pada kelompok eksperimen terdistribusi normal. Terlihat pada diagram P- P Plot bahwa persebaran titik berada disekitar garis diagonal ideal.

Pengujian normalitas tidak hanya dilakukan untuk data skor posttest pada kelompok eksperimen saja, namun juga data skor posttest pada kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan sama

Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Posttest Kelompok Eksperimen

dengan uji normalitas data skor posttest pada kelompok eksperimen. Tabel 4.8 adalah hasil uji normalitas untuk data skor posttest pada kelompok kontrol yang dilakukan menggunakan Kolmogorov- Smirnov dengan bantuan program SPSS 22.00.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Posttest Kontrol

N 26

Normal Parametersa Mean 63.23 Std. Deviation 14.086 Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .119

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z .119

Asymp. Sig. (2-tailed) .200

Tabel 4.8 adalah hasil penghitungan uji normalitas data skor posttest pada kelompok kontrol dengan menggunakan program SPSS 22.00. Hasil uji normalitas data skor posttest menunjukkan bahwa harga sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 0,200. Nilai

0,200 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau Ha

ditolak, artinya bahwa persebaran data skor posttest tidak berbeda dengan kurva normal atau data terdistribusi normal.

Pengujian normalitas untuk data skor posttest pada kelompok kontrol juga dapat dilakukan menggunakan visualisasi grafik P-P Plot dan histogram (Field, 2009: 134). Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan, sama dengan kriteria yang digunakan untuk pengujian normalitas data skor posttest pada kelompok eksperimen. Visualisasi grafik P-P Plot dan histogram dari hasil uji

normalitas data skor posttest pada kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.5.

Histogram Normal Q-Q Plot of Post-Kon

Posttest Kontrol Observed Value

Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Posttest Kelompok Eksperimen

Gambar 4.5 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar menunjukkan bahwa data skor posttest pada kelompok kontrol terdistribusi normal. Terlihat pada diagram P-P Plot bahwa persebaran titik berada disekitar garis diagonal ideal.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uji normalitas data skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan teknik Kolomogrov-Sminorv, visualisasi grafik P-P Plot dan histogram adalah persebaran data skor posttest pada kedua kelompok terditribusi normal, sehingga teknik analisis statistik uji hipotesis dan uji selisih signifikansi selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik dengan Independent Sample T-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Statistik parametrik dengan Paired Samples T-test

digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen. Sebelum melakukan uji tersebut dilakukan uji asumsi dengan uji homogenitas skor posttest menggunakan Levene’s Test.

b. Uji Homogenitas Skor Posttest

Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah menguji homogenitas data skor posttest. Uji homogenitas data skor posttest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian homogenitas antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilakukan menggunakan Levene’s Test. Hipotesis untuk uji homogenitas antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian ini adalah:

Ho : tidak ada perbedaan varian antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor posttest kedua kelompok adalah homogen (Ho: = ). Ha : ada perbedaan varian antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor posttest kedua kelompok adalah tidak homogen (Ha: ). Kriteria pengambilan keputusan dari hasil uji homogenitas anatara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Field, 2009: 150) adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) Levene’s Test ≥ 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak, artinya tidak ada persebaran varian antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor pretest kedua kelompok tersebut homogen. Dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama.

2) Jika harga sig. (2-tailed) Levene’s Test < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya ada persebaran varian antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor posttest kedua kelompok tersebut tidak homogen. Dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan yang tidak sama.

Hasil penghitugan uji homogenitas antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan program SPSS 22.00 disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 4.9 menunjukkan uji homogenitas yang dianalisis menggunakan

Levene’s Test.

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Posttest Equal variances assumed 3.854 .055 Equal variances not assumed

Tabel 4.9 menunjukkan hasil penghitungan uji homogenitas antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dapat dilihat pada harga signifikansi kolom Levene’s

Test skor posttest. Hasil uji homogenitas data skor posttest menunjukkan harga sig. (2 tailed) Levene’s Test sebesar 0,55. Nilai 0,55 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau Ha ditolak. Hasil tersebut juga dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan varian antara data skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau data skor posttest kedua kelompok homogen, dengan kata lain kedua kelompok mempunyai kemampuan yang sama. Hasil uji homogenitas antara data skor posttest kedua kelompok menunjukkan homogen, maka dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan Independent T-test. Apabila variansnya homogen, maka data uji statistik Independent T-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS yaitu equal variances assumed (Field, 2009: 340).

c. Independence

Uji prasyarat analisis yang ketiga adalah independence. Analisis uji prasyarat ini telah memenuhi kriteria karena data kedua kelompok sudah terpisah. Kedua kelompok memiliki sampel dengan anggota yang berbeda dan menerima perlakuan yang berbeda pula. Siswa pada kelompok eksperimen menerima perlakukan dengan media fabel, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menerima perlakuan dengan media fabel, sehingga tidak akan saling mempengaruhi. Perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok dan tidak adanya keterkaitan antar kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok adalah independen.

Dokumen terkait