• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2.1. (Lanjutan) 5 Agusta Eka

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil uji statistik deskriptif ini merupakan gambaran mengenai jawaban responden dalam penelitian ini. Hasil tersebut digambarkan dengan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Locus of Control Eksternal, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention dan Dysfunctional Audit Behavior diuji dengan uji statistik deskriptif yang disajikan dalam Tabel 4.12.

75 SUMLCI 86 23 30 25,48 1,636 SUMLCE 86 27 35 29,81 2,049 PSUM 86 26 35 29,58 2,166 SUMCO 86 35 45 38,38 2,866 SUMTI 86 14 20 16,53 1,477 SUMDAB 86 46 60 51,05 3,952 Valid N (listwise) 86

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20, 2013

Tabel 4.12. menunjukkan bahwa untuk variabel locus of control

Internal (SUMLCI), jawaban minimum responden sebesar 23 dan jawaban

maksimum responden sebesar 30 dengan rata-rata total jawaban responden sebesar 25,48 dan standar deviasi sebesar 1,636. Nilai rata-rata sebesar 25,48 menunjukkan bahwa responden rata-rata menjawab setuju setiap pernyataan untuk varibel locus of control yang menggunakan skala Likert 1 – 5, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Variabel locus of control terdiri atas 13 pernyataan. Selain itu, nilai minimum sebesar 23 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan netral dan setuju. Kemudian nilai maksimum sebesar 30 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan sangat setuju dan nilai standar deviasi sebesar 1,636 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban antara netral, setuju dan sangat setuju untuk setiap pernyataan dan tidak menyebar diluar kisaran tersebut. Sedangkan untuk variabel locus of control Eksternal

76 pernyataan untuk varibel locus of control yang menggunakan skala Likert 1 – 5. Maka, jawaban responden dapat dikatakan sesuai dengan ekpektasi peneliti.

Sedangkan untuk variabel kinerja (SUMP), jawaban responden terhadap 7 pernyataan yang digunakan cenderung berkisar antara sangat tidak setuju, setuju dan netral. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang memiliki nilai minimum sebesar 26, maksimum sebesar 35, rata sebesar 29,58 dan standar deviasi sebesar 2,166. Nilai rata-rata sebesar 29,58 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian nilai minimum sebesar 26 juga menunjukkan responden memberikan jawaban untuk 7 pernyataan yang digunakan untuk variabel kinerja pada pilihan netral dan tidak setuju. Sedangkan nilai maksimum sebesar 35 menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab sangat tidak setuju, serta nilai standar deviasi juga menunjukkan hal yang sama mengenai kisaran jawaban responden yang tidak menyebar diluar kisaran tersebut. Maka, dapat dikatakan bahwa jawaban responden sesuai dengan ekpektasi peneliti dalam penelitian ini.

Kemudian untuk variabel komitmen organisasi (SUMCO), jawaban responden memiliki nilai minimum sebesar 35, maksimum sebesar 45,

77 pilihan tidak setuju dan sangat setuju. Kemudian nilai minimum sebesar 35 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan netral dan tidak setuju, serta nilai maksimum sebesar 45 menunjukkan bahwa responden cenderung memberikan jawaban sangat tidak setuju, serta nilai standar deviasi sebesar 2,866 menunjukkan bahwa jawaban responden tidak tersebar diluar pilihan jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju dan netral. Dengan demikian, jawaban responden untuk variabel yang menggunakan skala Likert 1 – 5 ini dapat dikatakan telah memenuhi ekpektasi peneliti.

Selanjutnya, untuk variabel turnover intention (SUMTI), jawaban responden memiliki nilai minimum sebesar 14, maksimum sebesar 20, rata-rata sebesar 16,53 dan standar deviasi sebesar 1,477. Nilai rata-rata sebesar 16,53 menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan jawaban terhadap 4 pernyataan yang digunakan untuk variabel risiko kesalahan pada pilihan setuju. Kemudian nilai minimum sebesar 14 menunjukkan responden memberikan jawaban pada pilihan netral dan setuju dan nilai maksimum sebesar 20 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan sangat setuju. Selanjutnya, nilai rata-rata sebesar 16,53 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban tidak diluar pilihan netral, setuju dan sangat setuju. Berdasarkan hasil

78 responden memberikan jawaban 12 pernyataan yang menggunakan skala Likert 1 – 5 berkisar antara netral, setuju dan sangat setuju. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang memiliki nilai minimum sebesar 46, maksimum sebesar 60, rata-rata sebesar 51,05 dan standar deviasi sebesar 3,952. Nilai rata-rata sebesar 51,05 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban rata-rata pada pilihan setuju. Kemudian nilai minimum sebesar 46 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan netral dan setuju, serta nilai maksimum sebesar 60 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada pilihan sangat setuju. Selanjutnya, nilai standar deviasi sebesar 3,952 menunjukkan bahwa responden memberikan jawaban pada kisaran pilihan netral, setuju dan sangat setuju, serta tidak diluar kisaran tersebut. Maka, dapat dikatakan bahwa jawaban reponden sesuai dengan ekspektasi peneliti.

Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas, dapat terlihat bahwa semua elemen yang digunakan untuk semua variabel penelitian dalam penelitian ini yang dinyatakan dalam kuesioner dapat mewakili setiap variabel penelitian yang diuji dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai jawaban responden yang diolah dengan menggunakan SPSS 20. SPSS 20 tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi. Berdasarkan hasil uji

79 a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Ghozali (2009) menyatakan bahwa suatu kuesioner valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate

antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk atau variabel. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson

Correlation. Suatu kuesioner dikatakan valid jika tingkat

signifikansinya dibawah 0,05. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate masing-masing skor setiap pernyataan untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini terhadap total skor variabel tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Locus Of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja,

Turnover Intention dan Dysfuntional Audit Behavior. Berikut hasil uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yang disajikan dalam tabel.

80 2 LCI2 0,390** 0,000 Valid 3 LCI3 0,414** 0,000 Valid 4 LCE1 0,552** 0,000 Valid 5 LCE2 0,564** 0,000 Valid 6 LCE3 0,623** 0,000 Valid 7 LCI4 0,648** 0,000 Valid 8 LCE4 0,617** 0,000 Valid 9 LCI5 0,654** 0,000 Valid 10 LCE5 0,682** 0,000 Valid 11 LCE6 0,548** 0,000 Valid 12 LCI6 0,741** 0,000 Valid 13 LCE7 0,584** 0,000 Valid

Berdasarkan output SPSS 20 yang disajikan dalam tabel di atas, korelasi antara masing-masing indikator pernyataan (LCI1 sampai LCE7) terhadap total skor konstruk untuk variabel locus of control

menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu 0,000. Hasil tersebut dikatakan signifikan karena nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa masing-masing pernyataan yang digunakan untuk variabel locus of control valid. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pernyataan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini mampu untuk mengungkapkan variabel locus

of control. Sehingga pernyataan tersebut layak untuk digunakan

81 15 P2 0,635** 0,000 Valid 16 P3 0,749** 0,000 Valid 17 P4 0,708** 0,000 Valid 18 P5 0,692** 0,000 Valid 19 P6 0,626** 0,000 Valid 20 P7 0,565** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Tabel 4.14. menyajikan data mengenai korelasi antara masing-masing pernyataan (P1 sampai P7) terhadap total konstruk (SUMP) untuk variabel kinerja menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu 0,000. Hasil tersebut dikatakan signifikan karena nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa masing-masing pernyataan untuk variabel kinerja valid. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pernyataan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini mampu mengungkapkan variabel kinerja dan layak digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.15.

Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi No. Butir Pernyataan Kode Pearson Correlation Sig. (2-tailed Keterangan 21 CO1 0,646** 0,000 Valid 22 CO2 0,667** 0,000 Valid 23 CO3 0,659** 0,000 Valid 24 CO4 0,704** 0,000 Valid 25 CO5 0,760** 0,000 Valid 26 CO6 0,411** 0,000 Valid 27 CO7 0,736** 0,000 Valid 28 CO8 0,554** 0,000 Valid 29 CO9 0,584** 0,000 Valid

82 konstruk (SUMCO) untuk variabel komitmen organisasi, yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai probabilitas masing-masing pernyataan tersebut adalah 0,000. Maka, dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pernyataan tersebut adalah valid. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator pernyataan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini mampu mengungkapkan variabel komitmen organisasi layak digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.16.

Hasil Uji Validitas Turnover Intention No. Butir Pernyataan Kode Pearson Correlation Sig. (2-tailed Keterangan 30 TI1 0,780** 0,000 Valid 31 TI2 0,781** 0,000 Valid 32 TI3 0,788** 0,000 Valid 33 TI4 0,768** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Tabel 4.16. menyajikan korelasi antara masing-masing indikator pernyataan (TI1 sampai TI4) terhadap total konstruk (SUMTI) untuk variabel turnover intention yang menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu 0,000. Hasil dikatakan signifikan karena nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pernyataan tersebut valid. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator pernyataan yang

83 Tabel 4.17.

Hasil Uji Validitas Dysfunctional Audit Behavior No. Butir Pernyataan Kode Pearson Correlation Sig. (2-tailed Keterangan 34 DAB1 0,711** 0,000 Valid 35 DAB2 0,794** 0,000 Valid 36 DAB3 0,751** 0,000 Valid 37 DAB4 0,577** 0,000 Valid 38 DAB5 0,777** 0,000 Valid 39 DAB6 0,730** 0,000 Valid 40 DAB7 0,811** 0,000 Valid 41 DAB8 0,771** 0,000 Valid 42 DAB9 0,599** 0,000 Valid 43 DAB10 0,353** 0,001 Valid 44 DAB11 0,665** 0,000 Valid 45 DAB12 0,675** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Hasil uji validitas variabel dysfunctional audit behavior yang disajikan dalam Tabel 4.17. menunjukkan hasil yang signifikan untuk korelasi antara masing-masing indikator pernyataan (DAB1 sampai DAB12) terhadap total konstruk (SUMDAB). Nilai signifikansi semua indikator pernyataan untuk variabel dysfunctional audit

behavior lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,000 dan 0,001. Maka, dapat

dikatakan bahwa indikator pernyataan yang digunakan untuk variabel

dysfunctional audit behavior dalam penelitian ini valid. Dengan kata

lain, pernyataan tersebut mampu mengungkapkan variabel

dysfunctional audit behavior sehingga layak digunakan dalam

84 signifikan karena nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka, setiap indikator pernyatan tersebut dapat dikatakan valid. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Locus of Control Eksternal, Kinerja, Komitmen Organisasi, Turnover Intention dan Dysfunctional Audit Behavior. Sehingga kuesioner tersebut layak digunakan dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini reliabel atau handal. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap setiap pernyataan yang digunakan untuk mengukur setiap variabel dalam penelitian ini konsisten atau stabil.

Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode konsistensi antar butir (inter-item consistency) yang pengukurannya dilakukan sekali saja (one shot). Salah satu software

yang memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan adalah SPSS 20. SPSS 20 mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji

85 Tabel 4.18.

Hasil Uji Reliabilitas No . Variabel Kode Cronbach’s Alpha Keterangan 1. Locus of Control Internal LCI 0,556 Reliabel 2. Locus of Control Eksternal LCE 0.698 Reliabel 3. Kinerja P 0,769 Reliabel

4. Komitmen Organisasi CO 0,813 Reliabel

5. Turnover Intention TI 0,782 Reliabel

6. Dysfunctional Audit

Behavior

DAB 0,894 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Tabel 4.18. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel locus of control eksternal (LCE) sebesar 0,698. Ghozali (2009) menyatakan bahwa sebuah konstruk atau variabel dikatakan reliabel memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel locus of control eksternal di atas 0,60. Variabel

locus of control eksternal dalam penelitian ini menggunakan 7

pernyataan yang mewakilinya dalam kuesioner. Hasil uji setiap pernyataan tersebut menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60. Hasil uji reliabilitas tersebut dilampirkan dalam Lampiran 5. Maka, dapat dikatakan bahwa kuesioner yang digunakan untuk variabel locus of control eksternal dalam penelitian ini reliabel.

86 Kedua variabel tersebut masing-masing menggunakan 7 pertanyaan dan 9 pertanyaan untuk mewakilinya. Setiap pernyataan untuk setiap variabel dari kedua variabel tersebut menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60. Hasil uji reliabilitas tersebut dilampirkan dalam Lampiran 5. Dengan demikian, pernyataan yang digunakan dalam kuesioner untuk variabel kinerja dan komitmen organisasi dapat dikatakan reliabel.

Kemudian nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel turnover

intention (TI) sebesar 0,782. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60.

Variabel risiko kesalahan menggunakan 4 pernyataan untuk mewakilinya dalam kuesioner. Setiap pernyataan tersebut memiliki nilai di atas 0,60. Hasil uji realiabilitas tersebut disajikan dalam Tabel 4.18. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ghozali (2009), maka pernyataan dalam kuesioner untuk variabel turnover intention

realiabel.

Nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel dysfunctional audit

behavior (DAB) sebesar 0,894. Nilai tersebut jauh di atas 0,60.

Variabel dysfunctional audit behavior penelitian ini menggunakan 12 pernyataan yang mewakilinya dalam kuesioner. Setiap pernyataan tersebut memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil

87 Berdasarkan hasil uji reliabel di atas, semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60. Setiap pernyataan untuk setiap variabel yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini memiliki nilai di atas 0,60. Tabel 4.19. menunjukkan salah satu hasil uji reliabilitas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel komitmen organisasi.

Tabel 4.19.

Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi No. Butir Pertanyaan Kode Cronbach’s Alpha Keterangan 21 CO1 0,791 Reliabel 22 CO2 0,788 Reliabel 23 CO3 0,791 Reliabel 24 CO4 0,783 Reliabel 25 CO5 0,774 Reliabel 26 CO6 0,825 Reliabel 27 CO7 0,778 Reliabel 28 CO8 0,809 Reliabel 29 CO9 0,801 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Berdasarkan hasil uji reliabilitas lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini, responden dalam penelitian ini menjawab kuesioner yang disebar oleh peneliti konsisten atau stabil. Maka dapat dikatakan bahwa setiap pernyataan dalam kuesioner yang digunakan untuk mewakili setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.

88 korelasi antar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Locus of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja,

Turnover Intention. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal yang dimaksud adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Multikolonieritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umunya di atas 0,95), maka hal tersebut merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

Selain itu, uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance

dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai

untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance

≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Berikut hasil uji multikolonieritas yang disajikan dalam Tabel 4.20. dan Tabel 4.21.

89 1 Correlations SUMTI 1,000 ,170 -,140 -,777 SUMCO ,170 1,000 -,759 -,137 SUMLCE -,140 -,759 1,000 ,007 PSUM -,777 -,137 ,007 1,000 Covariances SUMTI ,137 ,012 -,013 -,073 SUMCO ,012 ,034 -,036 -,006 SUMLCE -,013 -,036 ,067 ,000 PSUM -,073 -,006 ,000 ,064

a. Dependent Variable: SUMDAB

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Tabel 4.20. menyajikan hasil besaran korelasi antar variabel independen menunjukkan bahwa tingkat korelasi antar variabel independen masih dibawah 95%. Tingkat korelasi yang paling besar dalam penelitian ini adalah tingkat korelasi antara variabel kinerja (PSUM) dengan variabel turnover intention (SUMTI), yaitu sebesar – 0,777 atau 77,7%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam regresi model yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya, data yang disajikan dalam Tabel 4.21. menunjukkan hasil yang dapat mendukung hasil yang disajikan dalam Tabel 4.20. dan meyakinkan tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

90 1 SUMLCE 0,395 2,529 SUMP 0,369 2,708 SUMCO 0,402 2,486 SUMTI 0,374 2,675

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Tabel 4.21. menyajikan hasil perhitungan nilai Tolerance untuk variabel locus of control eksternal sebesar 0,395, variabel kinerja sebesar 0,369, variabel komitmen organisasi sebesar 0,402 dan variabel turnover intention sebesar 0,374. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance

kurang dari 0,10.

Tabel 4.21. juga menyajikan hasil perhitungan nilai Variance

Inflation Factor (VIF) untuk variabel locus of control eksternal

sebesar 2,529, variabel kinerja sebesar 2,708, variabel komitmen organisasi sebesar 2,486 dan turnover intention sebesar 2,675. Hal ini menunjukkan bahwa nilai VIF tdak lebih dari 10. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi penelitian ini.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model

91 autokorelasi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah Uji Durbin-Watson (DW test). Berikut hasil uji autokorelasi yang disajikan dalam Tabel 4.22.

Tabel 4.22. Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 2,095

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Tabel 4.22. menyajikan nilai DW sebesar 2,095. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan nilai signifikansi 5% dengan jumlah sampel 86 (n) dan jumlah variabel independen 4 (k = 4). Berikut tabel Durbin-Watson yang disajikan dalam Tabel 4.23.

Tabel 4.23. Tabel Durbin-Watson N k = 4 dL dU 30 1,1426 1,7386 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86 1,5536 1,7478

92 1,7478 (4 – dU). Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi penelitian ini, sehingga model regresi dalam penelitian ini memnuhi asumsi autokorelasi.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadi atau tidaknya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain dalam model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot. Berikut grafik plot yang disajikan dalam Gambar 4.1.

Sumber: Data yang diolah SPSS 20, 2013 Gambar 4.1.

93 heteroskedastisitas pada model regresi penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi dysfuntional audit behavior berdasarkan masukan variabel independen yang meliputi locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention.

d. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal dalam model regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan menganalisis grafik histogram dan normal probability plot. Berikut grafik histogram yang disajikan dalam Gambar 4.2. dan normal probability plot yang disajikan dalam Gambar 4.3.

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Gambar 4.2.

94 terbentuk dengan merata. Maka, dapat dikatakan bahwa grafik histogram menunjukkan distribusi data observasi mendekati distribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Gambar 4.3.

Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal Probability

Plot

Selanjutnya, Gambar 4.3. menampilkan grafik normal plot yang menunjukkan titik-titik yang mewakili data observasi menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal. Maka, dapat dikatakan bahwa data observasi terdistribusi dengan normal. Berdasarkan tampilan grafik histogram dan grafik normal plot, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

95 jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R

Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau

Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah

variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.

Tabel 4.24.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,649a ,421 ,393 3,080 2,095

a. Predictors: (Constant), SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM b. Dependent Variable: SUMDAB

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Tampilan hasil uji koefisien determinasi di atas menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,393. Hal ini berarti 39,3% variabel

dysfunctional audit behavior dapat dijelaskan oleh empat variabel

96 dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F dilakukan dengan membandingkan probabilitas (terlihat pada tabel Anova tertulis Sig.) dengan taraf nyatanya, yaitu 0,05 atau 0,01. Jika probabilitas > 0,05, maka model ditolak dan jika probabilitas < 0,05, maka model diterima.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan

turnover intention tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

dysfunctional audit behavior secara bersama-sama.

Ha: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan

turnover intention mempunyai pengaruh signifikan terhadap

97 ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 559,334 4 139,833 14,739 ,000b Residual 768,480 81 9,487 Total 1327,814 85

a. Dependent Variable: SUMDAB

b. Predictors: (Constant), SUMTI, SUMCO, SUMLCE, PSUM

Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013

Hasil uji statistik F di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 14,739 dengan probabilitas 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05. Maka, Ho ditolak dan Ha diterima.

Ha: Locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior secara bersama-sama.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi dysfunctional audit

behavior. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa locus of

control eksternal, kinerja, komitmen organisasi dan turnover

intention secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan

98 dalam menerangkan variasi variabel dependen dan apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho: Masing-masing variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen

Ha: Masing-masing variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen

Uji statistik t dilakukan untuk menginterpretasikan koefisien variabel bebas atau independen. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya. Jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka model ditolak dan jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model diterima. Berikut hasil uji statistik t disajikan dalam Tabel 4.26.

Tabel 4.26. Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Dokumen terkait