• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

3. Hasil utama penelitian

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning. Persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu persepsi positif terhadap pola-pola e-elarning dan persepsi negatif terhadap pola-pola e-learning. Rumus yang digunakan tertera dibawah ini :

Rumus Signifikansi Perbedaan

µ : Mean empirik pada skala

t( : Harga t pada dan derajat kebebasan n-1 s : Deviasi standar skor

n : Banyaknya subjek

Tabel 10. Rentang Kategorisasi Berdasarkan Signifikansi Perbedaan

Rentang Nilai Kategori

µ + t( (s/√n) Positif

µ - t( (s/√n) Negatif

µ - t( (s/√n) ≤ X ≤ µ + t( (s/√n) Tidak tergolongkan

Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05.

Pengkategorisasian menggunakan nilai t( dimana nilai α =

0,05 dibagi 2 (dua) menjadi 0,025 berarti nilai t untuk dan derajat kebebasan n-1 yaitu t(0,025;399) adalah 1,96 (dapat dilihat dengan menggunakan tabel nilai-nilai kritis t). Hasil pengolahan data yang dihasilkan yaitu kategori positif, negatif dan tidak tergolongkan karena tujuan awal dari penelitian hanya ingin membagi subjek ke dalam 2 (dua) kategori saja.

a. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning online

Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning online dapat dilihat dari skor mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum dari skor skala persepsi. Berikut ini merupakan tabel 11 yang memuat nilai hipotetik dan nilai empirik pada subjek penelitian.

Tabel 11. Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Persepsi Subjek Variabel Rentang Nilai Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Maks Mean SD Mean SD Persepsi mahasiswa USU terhadap

pola individual self paced e-learning online

11 32 21,36 3,8 21 4,6

Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat skor persepsi dari 400 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 11 dan skor maksimum sebesar

deviation sebesar 3,8, sedangkan mean hipotetik sebesar 21 dengan standard deviation sebesar 4,6. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan

mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean

hipotetik dengan selisih 0,36. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata persepsi berdasarkan tolak ukur skala yang artinya persepsi subjek terhadap pola individual self paced e-learning online positif.

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap persepsi mahasiswa USU terhadap pola e-learning pertama ini sebanyak 7 aitem. Kemudian nilai-nilai tadi diolah sesuai dengan rumus kategorisasi jenjang.

Sehingga didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang mempunyai nilai X ≥ 22 dikategorikan memiliki persepsi positif dan mahasiswa yang mempunyai nilai X ≤ 20 dikategorikan memiliki persepsi negatif. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning online

disajikan pada tabel 12 berikut :

Tabel 12. Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola Individual Self Paced E-learning Online

Variabel

Kriteria Kategorisasi

Jenjang

Jumlah Kategori Persepsi mahasiswa USU

terhadap pola individual self-paced e-learning online X ≥ 22 179 Positif X ≤ 20 172 Negatif X = 21 49 Tidak tergolongkan

Berdasarkan tabel 12, dari 400 subjek dapat dilihat bahwa sebanyak 179 orang (44,75%) yang mempunyai persepsi positif pada pola ini dan sebanyak 172 orang (43%) yang mempunyai persepsi negatif terhadap pola ini. Sedangkan sebanyak 49 orang (12,25%) tidak perlu digolongkan karena tujuan penelitian memang hanya memisahkan subjek ke dalam dua kategori saja. Hasil di atas menunjukkan bahwa dari 400 subjek yang diolah datanya kebanyakan tergolong dalam persepsi positif. Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, pemaknaan ataupun penilaian yang positif terhadap pola individual self-paced e-learning online.

b. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning offline

Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning offline dapat dilihat dari skor mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum dari skor skala persepsi. Berikut ini merupakan tabel 13 yang memuat nilai empirik dan nilai hipotetik pada subjek penelitian.

Tabel 13. Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Persepsi Subjek Variabel Rentang Nilai Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Maks Mean SD Mean SD Persepsi mahasiswa USU terhadap

pola individual self paced e-learning offline

10 28 18,12 4,08 18 4

Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat skor persepsi dari 400 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 10 dan skor maksimum sebesar 28. Data menunjukkan mean empirik sebesar 18,12 dengan standard deviation sebesar 4,08, sedangkan mean hipotetik sebesar 18 dengan

standard deviation sebesar 4. Jika dilihat perbandingan antara mean

empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 0,12. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata persepsi berdasarkan tolak ukur skala yang artinya persepsi subjek terhadap pola

individual self paced e-learning offline positif.

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap persepsi mahasiswa USU terhadap pola e-learning kedua ini sebanyak 6 aitem. Kemudian nilai-nilai tadi diolah sesuai dengan rumus kategorisasi jenjang. Sehingga didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang mempunyai nilai X 19 dikategorikan memiliki persepsi positif dan mahasiswa yang mempunyai nilai X 17 dikategorikan memiliki persepsi negatif. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning offline disajikan pada tabel 14 berikut :

Tabel 14. Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola Individual Self Paced E-learning Offline

Variabel

Kriteria Kategorisasi

Jenjang

Jumlah Kategori Persepsi mahasiswa USU

terhadap pola individual self-paced e-learning offline X ≥ 19 186 Positif X ≤ 17 179 Negatif X = 18 35 Tidak tergolongkan

Berdasarkan tabel 14, dari 400 subjek dapat dilihat bahwa sebanyak 186 orang (46,5%) yang mempunyai persepsi positif pada pola ini dan sebanyak 179 orang (44,75%) yang mempunyai persepsi negatif terhadap pola ini. Sedangkan sebanyak 35 orang (8,75%) tidak perlu digolongkan karena tujuan penelitian memang hanya memisahkan subjek ke dalam dua kategori saja. Hasil di atas menunjukkan bahwa dari 400 subjek yang diolah datanya kebanyakan tergolong dalam persepsi positif. Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, pemaknaan ataupun penilaian yang positif terhadap pola individual self-paced e-learning offline.

c. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning synchronously

Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning synchronously dapat dilihat dari skor mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum dari skor skala persepsi. Berikut ini merupakan tabel 15 yang memuat nilai empirik dan nilai hipotetik pada subjek penelitian.

Tabel 15. Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Persepsi Subjek Variabel Rentang Nilai Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Maks Mean SD Mean SD Persepsi mahasiswa USU terhadap

pola group based e-learning synchronously

13 42 24,41 5,07 27 6

Berdasarkan tabel 15, dapat dilihat skor persepsi dari 400 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 13 dan skor maksimum sebesar 42. Data menunjukkan mean empirik sebesar 24,41 dengan standard deviation sebesar 5,07, sedangkan mean hipotetik sebesar 27 dengan

standard deviation sebesar 6. Jika dilihat perbandingan antara mean

empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean hipotetik lebih besar daripada mean empirik dengan selisih 2,59. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi subjek penelitian lebih rendah daripada rata-rata persepsi berdasarkan tolak ukur skala yang artinya persepsi subjek terhadap pola

group based e-learning synchronously negatif.

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap persepsi mahasiswa USU terhadap pola e-learning ketiga ini sebanyak 9 aitem. Kemudian nilai-nilai tadi diolah sesuai dengan rumus kategorisasi jenjang. Sehingga didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang mempunyai nilai X 25 dikategorikan memiliki persepsi positif dan mahasiswa yang mempunyai nilai X 23 dikategorikan memiliki persepsi negatif. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning

Tabel 16. Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola Group Based E-learning Synchronously

Variabel

Kriteria Kategorisasi

Jenjang

Jumlah Kategori Persepsi mahasiswa USU

terhadap pola group based e-learning synchronously

X ≥ 25 152 Positif

X ≤ 23 192 Negatif

X = 24 56 Tidak

tergolongkan

Berdasarkan tabel 16, dari 400 subjek dapat dilihat bahwa sebanyak 152 orang (38%) yang mempunyai persepsi positif pada pola ini dan sebanyak 193 orang (48,25%) yang mempunyai persepsi negatif terhadap pola ini. Sedangkan sebanyak 55 orang (13,75%) tidak perlu digolongkan karena tujuan penelitian memang hanya memisahkan subjek ke dalam dua kategori saja. Hasil di atas menunjukkan bahwa dari 400 subjek yang diolah datanya kebanyakan tergolong dalam persepsi negatif. Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, pemaknaan ataupun penilaian yang negatif terhadap pola

group based e-learning synchronously.

d. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning asynchronously

Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning asynchronously dapat dilihat dari skor mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum dari skor skala persepsi. Berikut ini merupakan tabel 17 yang memuat nilai empirik dan nilai hipotetik pada subjek penelitian.

Tabel 17. Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Persepsi Subjek Variabel Rentang Nilai Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Maks Mean SD Mean SD Persepsi mahasiswa USU terhadap

pola group based e-learning asynchronously

13 57 34,83 6,99 36 8

Berdasarkan tabel 17, dapat dilihat skor persepsi dari 400 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 13 dan skor maksimum sebesar 57. Data menunjukkan mean empirik sebesar 34,83 dengan standard deviation sebesar 6,99, sedangkan mean hipotetik sebesar 36 dengan

standard deviation sebesar 8. Jika dilihat perbandingan antara mean

empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean hipotetik lebih besar daripada mean empirik dengan selisih 1,17. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi subjek penelitian lebih rendah daripada rata-rata persepsi berdasarkan tolak ukur skala yang artinya persepsi subjek terhadap pola

group based e-learning asynchronously negatif

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap persepsi mahasiswa USU terhadap pola e-learning keempat ini sebanyak 12 aitem. Kemudian nilai-nilai tadi diolah sesuai dengan rumus kategorisasi jenjang. Sehingga didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang mempunyai nilai X 36 dikategorikan memiliki persepsi positif dan mahasiswa yang mempunyai nilai X ≤ 34 dikategorikan memiliki persepsi negatif. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning

Tabel 18. Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola Group Based E-learning Asynchronously

Variabel

Kriteria Kategorisasi

Jenjang

Jumlah Kategori Persepsi mahasiswa USU

terhadap pola group based e-learning asynchronously

X ≥ 36 183 Positif

X ≤ 34 198 Negatif

X = 35 19 Tidak

tergolongkan

Berdasarkan tabel 18, dari 400 subjek dapat dilihat bahwa sebanyak 183 orang (45,75%) yang mempunyai persepsi positif pada pola ini dan sebanyak 198 orang (49,5%) yang mempunyai persepsi negatif terhadap pola ini. Sedangkan sebanyak 19 orang (4,75%) tidak perlu digolongkan karena tujuan penelitian memang hanya memisahkan subjek ke dalam dua kategori saja. Hasil di atas menunjukkan bahwa dari 400 subjek yang diolah datanya kebanyakan tergolong dalam persepsi negatif. Artinya, subjek memiliki pemikiran, perasaan, pemaknaan ataupun penilaian yang negatif terhadap pola group based e-learning asynchronously.

Dokumen terkait