• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Hasil Utama Penelitian

Berikut ini akan dijabarkan tentang hasil pengolahan data mengenai pengaruh kontrol diri terhadap perilaku cyberloafing yang diperoleh dengan teknik analisis regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS versi 17.0

Tabel 13. Hasil Perhitungan Analisis Regresi

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1864.383 1 1864.383 30.906 .000a

Residual 5308.517 88 60.324

Total 7172.900 89

a. Predictors: (Constant), KontrolDiri b. Dependent Variable: Cyberloafing

Hipotesis penelitian ini adalah kontrol diri berpengaruh negatif terhadap perilaku cyberloafing. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai F = 30,906 dan p = 0,000. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesisditerima (Field, 2009). Pada penelitian ini nilai p (0,000) < 0,05 maka hipotesisditerima.

Tabel 14. Sumbangan Efektif Variabel Kontrol Diri

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .510a .260 .252 7.767

a. Predictors: (Constant), KontrolDiri b. Dependent Variable: Cyberloafing

Hasil analisis regresi pada tabel 14 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,26 atau 26%. Hal ini berarti bahwa kontrol diri memberikan sumbangan efektif sebesar 26% terhadap perilaku cyberloafing. Sedangkan sisanya 74% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 15. Koefisien Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 82.486 7.919 10.417 .000 KontrolDiri -.757 .136 -.510 -5.559 .000

a. Dependent Variable: Cyberloafing

Berdasarkan pada tabel 15 di atas, di mana variabel kontrol diri (p = 0,000) yang lebih kecil dari 0,05 berarti variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung yakni perilaku cyberloafing. Berdasarkan tabel di atas juga didapat bahwa koefisien regresi -0,510 yang berarti semakin rendah kontrol diri individu maka semakin tinggi perilaku cyberloafing yang ia lakukan.

Persamaan garis regresi pada penelitian ini adalah Y = 82,486 - 0,757X. Perilaku cyberloafing dilambangkan dengan (Y) dan kontrol diri dilambangkan dengan (X). Berdasarkan persamaan garis regresi dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar 82,486, artinya jika kontrol diri (X) bernilai 0 maka perilaku

cyberloafing (Y) bernilai positif sebesar 82,486. Koefisien regresi variabel

kontrol diri rendah (X) sebesar -0,757, artinya jika skor pada variabel kontrol diri rendah mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka perilaku cyberloafing akan mengalami penurunan sebesar 0,757.

b. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Data Penelitian 1) Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Kontrol Diri

Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala kontrol diri, terdapat 16 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang skor 1-5, sehingga dihasilkan skor minimum 16 dan skor maksimum sebesar 80. Berdasarkan data penelitian, maka diperoleh total skor minimum 22 dan skor maksimum 50. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik kontrol diri dapat dilihat pada tabel 16 berikut :

Tabel 16. Nilai Empirik dan Nilai HipotetikKontrol Diri Variabel

Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Kontrol diri 46 74 57,83 6,04 16 80 48 10,66

Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilihat bahwa mean empirik kontrol diri sebesar 57,83 dengan standar deviasi sebesar 6,04 dan mean hipotetik sebesar 48 dengan standar deviasi sebesar 10,66.

Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 9,83. Hasil ini menunjukkan bahwa kontrol diri subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata kontrol diri pada populasi umumnya.

2) Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Perilaku Cyberloafing

Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala cyberloafing, terdapat 17 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang skor 1-5, sehingga dihasilkan skor minimum 17 dan skor maksimum sebesar 85. Berdasarkan data penelitian, maka diperoleh total skor minimum 17 dan skor maksimum 62. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik cyberloafing dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini :

Tabel 17. Nilai Empirik dan Nilai HipotetikPerilaku Cyberloafing Variabel

Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD Perilaku

Cyberloafing

17 62 38,70 8,97 17 85 51 11,33

Berdasarkan tabel 17 di atas, dapat dilihat bahwa mean empirik perilaku

cyberloafing sebesar 38,70 dengan standar deviasi sebesar 8,97 dan mean

hipotetik sebesar 51 dengan standar deviasi sebesar 11,33.

Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih kecil daripada mean hipotetik dengan selisih 12,3. Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku cyberloafing pada subjek penelitian lebih rendah daripada rata-rata perilaku cyberloafing pada populasi umumnya.

c. Kategorisasi Data Penelitian

Hasil penelitian dapat dikelompokkan mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi secara normal (Azwar, 2012). Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 18. Norma Kategorisasi Data Penelitian

Rentang nilai Kategori

X < (µ -1.0 SD) Rendah (µ -1.0SD) ≤ X ≤ (µ +1.0 SD) Sedang

X ≥ (µ +1.0 SD) Tinggi

1) Kategorisasi Kontrol Diri

Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik kontrol diri yang dapat dilihat pada tabel 16 yaitu mean hipotetik sebesar 48 dengan standar deviasi sebesar 10,66, sehingga didapatkan kategorisasi sebagai berikut :

Tabel 19. Kategorisasi Skor Kontrol Diri

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) Kontrol Diri X < 37 Rendah - - 37  X < 59 Sedang 55 61,11 X  59 Tinggi 35 38,89 Total 90 100

Kategorisasi pada tabel 19 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek termasuk ke dalam kategori kontrol diri sedang (61,11%), sedangkan 38,89% subjek tergolong ke dalam kategori kontrol diri tinggi. Akan tetapi, tidak ada subjek yang tergolong ke dalam kategori kontrol diri rendah.

2) Kategorisasi Perilaku Cyberloafing

Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik perilaku cyberloafing yang dapat dilihat pada tabel 17 yaitu mean hipotetik sebesar 51 dengan standar deviasi sebesar 11,33, sehingga didapatkan kategorisasi sebagai berikut :

Tabel 20. Kategorisasi Skor Perilaku Cyberloafing Variabel Rentang

Nilai Kategori Frekuensi

Persentase (%) Perilaku Cyberloafing X < 40 Jarang 47 52,22 40  X < 62 Kadang-Kadang 42 46,67 X  62 Sering 1 1,11 Total 90 100 %

Kategorisasi pada tabel 20 menunjukkan bahwa subjek yang termasuk ke dalam kategori jarang berjumlah 47 orang (52,22%) terkait dengan perilaku

cyberloafing. Kemudian jumlah subjek yang tergolong dalam kategori

kadang-kadang sebanyak 42 orang (46,67%). Akan tetapi, ada satu orang subjek yang tergolong dalam kategori sering. Dengan kata lain, perilaku

cyberloafing subjek mayoritas berada di antara kategori jarang dan

Dokumen terkait