• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Paparan Data dan Hasil Temuan

B. Temuan Penelitian

2. Hasil Wawancara dengan Guru PAI dan Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian di SMA N 1 Bringin oleh penulis. Ditemukan peran guru PAI dalam membina kecerdasan siswa kelas XI IPS, serta ditemukan juga faktor pendukung dan penghambat dalam membina kecerdasan siswa kelas XI IPS. Yang diungkapkan oleh beberapa responden sebagai berikut:

a. Guru PAI

1) Sejak kapan Bapak/Ibu mulai mengajar di SMA Negeri 1 Bringin?

“Kata (JH), beliau mulai mengajar sejak tahun 2005. Kata (AN), beliau mulai mengajar sejak akhir tahun 2014. Dan kata (IMR), beliau mulai mengajar sejak tahun ajaran baru 2017/2018 yang berarti baru 2 (dua) bulan menjadi guru PAI”.

2) Bagaimana kesan pertama Bapak/Ibu terhadap SMA Negeri 1 Bringin ini, khususnya terhadap siswa-siswinya? Bagaimana tentang tingkah lakunya, minat belajar Agama Islamnya, Aplikasi/praktek ibadahnya?

“Kata (JH) anak-anak di SMA N 1 Bringin ini baik-baik. Kebanyakan siswa-siswinya juga beragama Islam dan lingkungan sekitar SMA N 1 Bringin sangat islami, karena berdekatan dengan pondok. dalam bertingkah laku dan minat mereka dalam belajar Agama Islam juga baik. Namun, dalam praktek ibadahnya masih perlu di tingkatkan. Kata (AN) kesan pertama ketika di SMA N 1 Bringin ini anak-anaknya sangat baik. Kemudian (AN) menerapkan salam, senyum, sapa agar anak-anak tidak canggung dengannya. Setelah itu (AN) memberikan pengajaran tentang etika sikap anak terhadap guru

(IMR), kesan pertama di SMA N 1 Bringin ini anak-anaknya sangat antusias. Minat belajar agamanya juga sangat tinggi. Dan untuk aplikasi ibadahnya mereka masih bertahap”.

3. Terkait dengan profesi Bapak/Ibu sebagai guru Pendidikan Agama Islam yang dituntut tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga memberikan dorongan/motivasi di dalam maupun di luar pembelajaran, bagaimana cara Bapak/Ibu untuk memotivasi siswa agar peserta didik mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari?

“Kata (JH), untuk memotivasi siswa lewat pembelajaran akademik dan non akademik. Yang akademik dengan mengajak siswa melaksanakan ibadah sholat agar siswa terbiasa melakukannya dan terbawa dalam kehidupan sehari-harinya. Yang non akademik dilakukan di rumah lewat motivasi dari orang tua masing-masing. Kata (AN), untuk memotivasi siswa dengan mengenali karakter anak, jika belum tertata maka guru harus mendekati dengan pendekatan hati dan mengenali siswa. Setelah guru mengenal karakter anak, maka motivasi bisa diberikan dan akan mudah ditangkap siswa. Dan kata (IMR), untuk memotivasi siswa bisa dengan memberikan quote yang berisi motivasi untuk belajar. Biasanya IMR membacakan quote

dari Gus Mus, beliau beranggapan jika yang disampaikan Gus Mus merupakan quote yang memiliki berbobot dan sangat memotivasi bagi orang-orang yang membaca dan mengetahuinya”.

4. Bagaimana dengan kecerdasan spiritual siswa di SMA N 1 Bringin?

“Kata (JH), kecerdasan spiritual siswa di SMA N 1 Bringin ini rata-rata bagus. Tapi tetap harus ada bimbingan dengan melihat latar belakang siswanya. Misal, jika siswa berasal dari lingkungan yang minim soal agama Islam, maka guru harus membimbing agar siswa tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif. Kata (AN), kecerdasan spiritual siswa di SMA N 1

ada juga yang lambat dalam kesadarannya terhadap Tuhan. Dan rata-rata kecerdasan spiritualnya menengah. Kata (IMR), kecerdasan spiritual siswa di SMA N 1 Bringin ini beraneka macam karakter. Tapi menurut pengamatan beliau, sudah ada banyak perubahan setelah siswa diberikan nasehat-nasehat”. 5. Seperti apa bentuk-bentuk pemberian motivasi kepada siswa?

“Kata (JH), dengan memberikan gambaran masa depan atau dengan memberikan contoh orang-orang yang sukses. Kata (AN), dengan memberikan gambaran bahwa disekolah ini adalah wujud nyata anda di masyarakat. Jika di sekolah anda bisa menghormati satu sama lain, maka di masyarakat pun anda juga akan di hargai. Kata (IMR), lagi-lagi dengan memberikan

quote, dan dengan memberikan contoh-contoh yang dapat memotivasi siswa”.

6. Dalam kegiatan pembelajaran, apa saja yang Bapak/Ibu persiapkan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

“Kata (JH), yang harus disiapkan yaitu perangkat pembelajaran, alat peraga, cara/metode dan media sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Kata (AN), sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran biasanya anak-anak diajak berdoa setelah itu bersama-sama menyanyikan lagu-lagu yang mengandung unsur motivasi, contohnya lagu Yaa Wallaton. Kata (IMR), sebelum memulai pelajaran biasanya anak-anak diajak berdoa setelah itu membaca Asmaul Husna”.

7. Media dan metode apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

“Kata (JH), biasanya menggunakan media seperti laptop, foto/gambar, majalah sesuai dengan materi, al Qur’an dan kitab- kitab. Dan metodenya yaitu membacakan kemudian anak-anak menirukan, untuk ceramah biasanya khusus untuk materi yang membutuhkan banyak peran guru tapi diselingin dengan

guyonan. Selain itu, jika materi pelajaran banyak maka guru akan menggunakan metode diskusi model presentasi kelompok.

menggunakan buku, Al Qur’an dan lingkungan (tergantung materi). Kata (IMR), biasanya menggunakan metode ceramah, diskusi dan metode every one is teacher. Untuk medianya biasanya buku, Al Qur’an, laptop, LCD, dan lingkungan sekitar”.

8. Apakah Bapak/Ibu pernah melaksanakan pembelajaran di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah? Jika pernah dimana? Mengapa?

“Kata (JH), beliau pernah melaksanakan pembelajaran di luar kelas yaitu di mushola. Karena bertepatan dengan materi tentang sholat dan baca Al Qur’an. Meskipun materinya bukan itu, beliau juga sering melaksanakan pembelajaran di mushola. Kata (AN), beliau sering melaksanakan pembelajaran di taman sekolah, mushola dan lapangan tergantung BAB dan kondisi anak. Akan tetapi untuk pembelajaran di luar sekolah, beliau belum pernah melaksanakannya karena di anggap akan membutuhkan waktu lama. Kata (IMR), beliau juga sering melaksanakan pembelajaran di mushola. Beliau beranggapan jika mushola tempat yang paling nyaman dan tenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar”.

9. Apakah Bapak/Ibu bersikap terbuka kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam?

“Kata (JH), beliau sangat terbuka dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Biasanya beliau menyediakan waktu bagi siswa yang ingin curhat tentang kesulitannya dalam mengikuti pembelajaran. Dengan cara itu siswa akan lebih terbuka dan guru juga mudah untuk memberikan jalan keluar. Kata (AN) dan (IMR), beliau juga bersikap terbuka terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Biasanya beliau melakukan pendekatan dengan hati, karena tidak semua siswa mau mengungkapkan kesulitannya dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Maka, guru harus lebih jeli lagi melihat siswa yang mengalami kesulitan belajar”.

10. Bagaimana hasil atau peningkatan dari pemberian motivasi kepada siswa?

siswa diberikan motivasi sangat beragam dan lumayan berhasil. Hasil tersebut tergantung pada masing-masing siswa”.

11. Bagaimana tanggapan atau respon pada siswa setelah mendapatkan pembinaan spiritual dari Bapak/Ibu?

“Menurut (JH), (AN), dan (IMR), tanggapan siswa setelah di berikan pembinaan spiritual sangat bagus. Siswa juga menjadi lebih akrab dengan guru, lebih berkesan, lebih bisa menerima dan siswa juga memiliki kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Contohnya seperti datang ke sekolah tepat waktu”. 12. Dalam proses tersebut pasti terdapat hambatan dan hal-hal yang

mendukung. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat Bapak/Ibu sebagai guru PAI dan motivator untuk meningkatkan kecerdasan spiritual siswa?

“Menurut (JH), (AN), dan (IMR), mereka sepakat menjawab jika faktor yang mendukung adalah semua guru di SMA N 1 Bringin dan lingkungan sekolah. Akan tetapi untuk hambatannya, mereka memiliki jawaban yang berbeda. Menurut (JH), faktor yang menghambat dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak yaitu kurangnya sarana prasarana, kurangnya motivasi dari orang tua tentang keagamaan dan kurang mampu mengatur waktu. Sedangkan menurut (AN), faktor yang menghambat dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa adalah kurangnya kesadaran siswa untuk berubah. Harus ada pendekatan khusus agar siswa mau berubah. Dan menurut (IMR), sejauh ini belum menemui hambatan karena beliau juga baru mengajar di SMA N 1 Bringin selama 2 bulan”.

13. Bagaimana solusi Bapak/Ibu untuk mengatasi hambatan tersebut? “Kata (JH), solusi untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu melakukan pertemuan dengan sesama guru PAI untuk menemukan solusi yang tepat. Ketika ada hambatan, harus banyak pihak yang mendukung tidak hanya guru PAI tapi juga dari semua unsur sekolah. Kata (AN), solusi dalam menghadapi hambatan yaitu dengan ikhlas, sabar, ntrimo, berdoa dan yang

mendoakan dan mengavaluasi diri sendiri. Dengan cara saling mendoakan, maka hubungan guru dengan siswa ataupun guru dengan guru akan lebih baik”.

b. Siswa Kelas XI IPS (Sample 10 Siswa)

1. Apakah Anda semangat mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?

“Semua responden menjawab jika mereka sangat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan alasan beraneka ragam, ada yang beralasan karena gurunya asyik, ada yang beralasan karena dengan mempelajari PAI bisa semakin memperdalam ilmu agama, ada yang beralasan karena dengan mempelajari agama Islam membuat pandangan dan hatinya terbuka, dan ada juga yang beralasan karena guru sering memberikan pencerahan sehingga siswa merasa hidupnya menjadi lebih baik”.

2. Apakah guru PAI sering memberi motivasi ketika pelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran?

“Semua responden menjawab sering. Guru PAI sering memberikan motivasi ataupun nasehat-nasehat dengan mengingatkan siswa agar tidak lupa melaksanakan sholat lima waktu, sering membaca Al Qur’an dan nasehat untuk selalu patuh dengan kedua orang tua”.

3. Bagaimana guru menyampaikan motivasinya?

“Semua responden menjawab jika dalam menyampaikan motivasinya, guru PAI lebih sering memberikan renungan. Renungan tersebut dianggap lebih mengena di hati siswa”. 4. Media apa saja yang sering dipakai guru PAI dalam mengajar di

kelas?

“Semua responden menjawab jika guru PAI sering menggunakan media berupa buku LKS dan Al Qur’an. Tetapi sekali-kali juga menggunakan media laptop, LCD dan lain- lain”.

dikelas ?

“Semua responden menjawab dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru PAI sering menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi kelompok kemudian di presentasikan”. 6. Apakah proses pembelajaran pernah dilakukan di luar kelas atau

di luar lingkungan sekolah?

“Semua responden menjawab jika guru PAI jarang melakukan pembelajaran di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah. Tetapi pernah sekali melakukan kegiatan pembelajaran di taman dan di mushola sekolah”.

7. Bagaimana sikap Anda terhadap guru?

“Semua responden menjawab jika mereka sangat menghormati dan patuh terhadap gurunya. Mereka beralasan karena guru merupakan orang tua pengganti selama di sekolah”.

8. Apakah Anda mampu menerima perubahan menjadi lebih baik? “Semua responden menjawab jika mereka bisa merasakan perubahan menjadi lebih baik lagi setelah mendengarkan ceramah dari guru PAI”.

9. Apakah Anda mampu beradaptasi di setiap lingkungan yang baru?

“Semua responden menjawab jika mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan baru”.

10. Apakah Anda mampu menyelesaikan setiap masalah? Bagaimana caranya?

“Dari 10 responden, ada 3 (tiga) siswa yang mampu menyelesaikan setiap masalah. Tetapi ada 7 (tujuh) siswa yang belum mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan cara meminta solusi kepada orang tua, teman dekatnya, dan sahabat”.

BAB IV

Dokumen terkait