• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL WAWANCARA III DENGAN SUBJEK I (A)

Tanggal wawancara : 15 Februari 2014, Pukul : 11.00 WIB Tempat : di rumah A

Peneliti kembali menghubungi subjek dan janjian bertamu ke rumah subjek.

Setelah mencari alamatnya di Desa Pusong Lama, jalan menuju tempat pendaratan ikan (TPI Pusog). Rumah subjek masuk lorong kecil yang kira-kira lebarnya 0,5 meter dan jalannya seperti jembatan kayu yang sudah banyak bolong-bolong karena kayu sudah lapuk. Di bawahnya biasa air kalau laut sedang pasang. Kira-kira 50 meter dari jalan TPI tadi ketemulah dengan rumah subjek. Rumah terbuat dari papan dan tripleks, berkamar tidur hanya satu, ada ruang tamu kecil dan dapur kecil. Lantai terbuat dari kayu dan sudah ada juga yang lapuk. Rumah kelihatan rapi walau dengan perabotan yang sangat-sangat sederhana. Di samping mengasuh anak sendiri subjek juga ada dititipin anak tetangga yang tidak berapa jauh dari rumahnya. Katanya ya untuk nambah-nambah penghasilan suami walau cuma sedikit.

(P=Peneliti, S = Subjek) P : Assalamualaikum ...

S : Alaikumsalam... masuk bu... silahkan duduk. P : Makasih ... sama siapa di rumah?

S : Cuma bertiga bu ... saya, anak saya dan ini anak tetangga yang dititip suruh jaga karena mamanya pergi kerja. Lumayan bu ... walau sedikit tuk nambah penghasilan suami.

P : Dulu kata A waktu baru-baru nikah suka ribut-ribut sama suami, malah sempat mau bercerai, kenapa?

S : Biasa bu.... masalah cemburu... suami cemburu lihat saya ngomong dengan laki-laki lain dan saya juga cemburu kalau lihat suami dekat dengan perempuan lain. Intinya karena sama-sama muda kali ya bu ... suka timbul perasaan curiga dan cemburu.

P : Sekarang masih sering ribut?

S : Gaklah bu ... semenjak sudah punya anak sudah tidak lagi dan kami sudah saling membuat kesepakatan agar saling percaya dan mempercayai.

Sekarang pun saya bu jaga anak tetangga, untuk nambah-nambah penghasilan suami .... keadaan sekarang sangat susah bu .... suami ke laut pun gak ada tangkapannya karena cuaca buruk. Ni saya berencana mau jualan kecil-kecilan di TPI itu bu ...

P : Bagaimana penghasilan keluarga? S : Kalau cuaca bagus ya lumayan bu...

Tapi kalau begini bu ... tuk makan aja susah bu .... belum lagi bayar kontrakan rumah. Kadang-kadang bu kami tidak makan, kadang-kadang makan sekali sehari tapi untuk anak tetap saya usahakan untuk ada makanan (pisang). Beginilah bu ... kami disini rata-rata seperti ini kalau gak, mana mau kami (ibu-ibu hamil) mau dijadikan bahan praktek mahasiswa ibu .... Kalau kami

ikut jadi bahan praktek mahasiswa ibu alhamdulillah kami ada sedikit dikasih hadiah bu ... hitung-hitung untuk biaya persalinan dan beli popok baru untuk bayi kami.

P : Apa ada ribut-ribut dalam berkeluarga kalau tidak ada uang?

S : Kalau masalah tidak ada uang tidak pernah ribut bu ... gak makan juga nggak apa-apa yang penting setia dan percaya serta sabar. Tapi di desa ada juga bu .... yang ribut karena tidak ada uang .... malah ada yang sampai cerai.... habis itu balik rujuk lagi.

Saya dulu di usia 3 bulan nikah sempat cerai juga bu .... tapi setelah itu rujuk lagi... sekarang dah punya anak dan aman...

P : Talak berapa waktu itu?

S : Talak satu bu .... waktu itu tinggal di rumah orang tua saya .... setiap saat ribut bu.... Setelah rujuk kami pisah dari orang tua dan berusaha untuk mandiri dengan mengontrak rumah ini... alhamdulillah dah jarang-jarang ribut bu ... P : Waktu A menikah ada buat KTP?

S : Tidak ada bu .... saya cuma pake kartu pelajar. Di daerah ini rata-rata menikah dengan menunjukkan kartu pelajar. Karena belum ada KTP. Setelah menikah baru buat KTP. Adik ipar saya menikah juga usianya baru 15 tahun, dia juga cuma pake kartu pelajar.

Itulah bu ... disini rata-rata semua miskin bu ... apa gak cepat-cepat menikah.... berharap dari orang tua .... orang tua pun tidak ada, adikpun rame... saya menikah cepat mana tau bisa hidup lebih layak.... Rupanya nasibnya tetap sama. Kadang-kadang makan.... kadang-kadang tidak.... padahal suami sudah berusaha tapi ya rezekinya tidak ada .... hasil tangkapan ikan tidak ada karena cuaca buruk dan bulan terang.... mau minta sama tetangga atau saudara nasibnya juga sama.

P : A, kalau dampak hamil pada usia muda tahu gak?

S : Gak ada dampak yang berarti bu karena di sini banyak yang hamil usia muda gak banyak yang masalah.

P : Hamil usia muda itu berdampak pada ibu dan bayi. Ibunya bisa mengalami komplikasi baik masa hamil juga waktu bersalin, bayinya juga bisa ada masalah di kandungan maupun setelah dilahirkan.

S : (terdiam, menunjukkan ekspresi kurang paham)

P : Hari sudah siang dan sangat panas saya permisi ya .... lain kali Insya Allah saya akan datang-datang lagi.

S : Iya bu ... makasih banyak dah mau bertemu ke rumah saya. P : Assalamu’alaikum ...

HASIL WAWANCARA III DENGAN SUBJEK II (Ma)

Tanggal wawancara : 04 Maret 2014, Pukul : 10.30 WIB

Peneliti dan subjek bersepakat untuk ketemu di rumah subjek. Setelah mencari rumah subjek yang berada di Desa Pusong Baru. Peneliti memasuki lorong yang lebarnya + 1 m dan berupa jembatan dari kayu yang kebanyakan kayunya sudah lapuk. Di desa ini pun rumah-rumah seperti rumah terapung, maka lorong-lorong jalannya pun terapung. Di atas rumah dan di bawah air kalau pasang air laut. Kalau kering kita bisa melihat ke bawah, alangkah kotor dan kumuhnya wilayah ini. Setelah berjalan kira-kira 200 meter di lorong jalan terapung itu peneliti menemukan alamat rumah subjek di ujung lorong tersebut. Rumah sangat sederhana terbuat dari kayu, lantai kayu dan kamar dibatasi oleh tripleks, kamarnya ada sekitar 3 kamar, ruang tamu dan dapur. Suasana rumah berantakan karena penghuninya rame (banyak). Peneliti disambut oleh penghuni rumah subjek, mertua, kakak ipar subjek dan alangkah ramenya anak-anak.

(P=Peneliti, S = Subjek, M=Mamak Mertua) P : Assalammualaikum ...

S : Walaikumsalam... masuk bu... silahkan duduk.

P : Terima kasih... biar saya duduk di luar saja.... kayaknya enak ngobrol-ngobrol di luar saja lebih dingin.

S : Iya bu.... suasana sekarang panas kali ya bu.

M : Inilah rumah kami .... apa adanya ... semua anak dan cucu saya tinggal disini.

P : Berapa orang anak ibu dan berapa orang yang sudah menikah?

M : Anak saya 5 orang bu .... yang sudah menikah 3 orang .... 2 perempuan dan 1 laki-laki (suami Ma).

P : Yang sudah menikah tinggal disini berapa orang?

M : 2 orang bu ... yang satu perempuan dibawa suaminya tinggal di Desa Ulee Jalan, tapi kalau siang anak-anaknya 3 orang juga main disini .... makanya rumah saya rame sekali .... biar rame, ribut tapi saya senang bu.

P : Anak ibu yang sudah menikah, menikah di usia berapa bu?

M : Yang perempuan rata-rata 17 dan 18 tahun, yang laki-laki suami si Ma usia waktu menikah 22 tahun.

P : Menurut ibu usia seorang perempuan untuk menikah berapa yang baik bu? M : 17 tahun sudah bagus untuk perempuan apalagi tidak bersekolah .... zaman

sekarang bu .... sudah susah jaga anak perempuan kecil-kecil sudah pacar-pacaran. Lama-lama kita orang tua kan malu sama tetangga dilihat anak perempuan kita dibawa-bawa sama laki-laki pacarnya. Saya bilang ... terus kalian menikah saja ketimbang nanti buat dosa... yang dosa bukan mereka saja orang tua lebih parah dosanya. Kalau mereka sudah menikah kita orang tua sudah lepas bu .... sudah ada suami yang menanggungnya.

S : Iya bu ... kami belum punya uang untuk sewa rumah...

M : Dari pertama nikah sudah disini, pulang tempat orang tuanya juga jarang .... kalau mereka (Ma dan suami) betah disini saya bilang biar aja disini ngumpul...makan tidak makan yang penting ngumpul.

P : Waktu melahirkan dimana?

S : Ya... disini bu ... di rumah ini .... dirawat sama mertua saya ... P : Kenapa tidak di tempat orang tua sendiri?

S : Suami saya bilang biar disini saja bu ... mungkin suami saya lebih nyaman di rumah sendiri....

P : Kalau masalah dampak kehamilan pada usia muda tahu gak?

S : Saya kurang tahu bu...saya cuma sekolah SMP.. saya kurang paham. P : Kog gak tahu?

S : Ya saya gak pernah dapat informasi yang jelas....

P : Begini ya Ma, hamil pada usia muda itu dapat berdampak atau beresiko pada ibu dan bayi. Ibu beresiko mengalami gangguan-gangguan karena rahim belum siap untuk hamil dan melahirkan, gangguannya seperti mengalami tekanan darah tinggi pada saat hamil, dan itu beresiko pada saat melahirkan, juga beresiko kena kanker leher rahim (kanker serviks). Kalau pada bayi, resikonya bayi lahir kurang bulan, terus berat badan bayi kurang.

S : Oo... gitu ya bu...

P : Kalau dalam berkeluarga, apa ada kendala selama berumah tangga?

S : Ada ... pasti ada bu .... terutama masalah keuangan .... tapi ya kita sama-sama ngerti. Kalau lagi ada rezeki kita makan sama-sama, kalau tidak ada.... ya .... kita sabar, yang penting anak-anak harus makan.

M : Disini bu ... memang sudah begini keadaannya .... kita semua sudah sama-sama maklum. Disini orang tua kebanyakan senang kalau anak perempuannya sudah ada yang lamar, berarti sebentar lagi beban tanggung jawab orang tua akan berkurang.

P : Berarti disini rata-rata cepat-cepat menikah, baik laki-laki maupun perempuan ya?

S : Iya bu ...

M : Laki-laki kerjanya juga melaut tidak sekolah, paling-paling tamat SMP. Ada yang disukai ya .... menikah aja .... kerjakan sudah ada tinggal rezeki sama yang di atas (Allah SWT).

P : Terima kasih banyak bu ... saya sudah datang berkunjung dan diterima dengan senang hati di sini .... dan saya mohon pamit ....

S : Sama-sama bu .... ibu sudah mau lihat gubuk kami yang kumuh ini ... M : Kalau ada waktu datang lagi ya nak ...

P : Insya Allah bu .... Assalamualaikum M/S : Wa’alaikumsalam...