• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari beberapa data yang penulis paparkan mengenai peran dan tindakan Dinas Pendidikan kota Salatiga dan beberapa SD di Salatiga maka selanjutnya penulis melakukan wawancara di SDN Blotongan 03 Salatiga yang mana pada tahun 2008 telah terjadi perilaku kekerasan antar siswa di lingkungan sekolah dasar.

4.1. Kasus posisi

25

Bermula saat waktu istirahat di SD tersebut ada dua siswa yang bernama Iwan dan Heru yang melakukan kegiatan dengan saling kejar mengejar. Tiba waktu belajar dimulai seorang guru memberikan tugas pelajaran ilmu pengetahuan alam (atau disebut IPA) kepada siswa satu kelas tersebut. Namun demikian guru tersebut memberikan tugas karena guru tersebut mendapatkan tanggung jawab untuk melatih pramuka kepada siswa kelas lain.

Selama proses belajar mengajar berlangsung Iwan dan Heru saling kejar mengejar sangat dimungkinkan adanya unsur Bullying dengan saling ejek mengejek yang menyebabkan kedua siswa tersebut saling kejar. Selang beberapa waktu tiba-tiba Heru jatuh pingsan setelah melakukan kejar mengejar dengan Iwan. Kemudian siswa lain yang melihat segera melapor kepada Guru pengajar. Pihak sekolah melakukan tindakan pertama dengan membawa Heru menuju Unit Kesehatan Sekolah (atau disebut UKS) untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Kemudian Heru dibawa menuju Rumah Sakit oleh pihak sekolah karena Heru tidak sadarkan diri. Selama perjalanan nyawa Heru tidak dapat tertolong lagi. Suasana sekolah menjadi kacau setelah mendengar Heru telah meninggal. Maka dari itu pihak sekolah melalui kepala sekolah berusaha untuk meredam suasana sekolah supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diingan dan selalu dalam suasana kondusif. Kepala sekolah meminta Iwan untuk tetap tenang dan mendapatkan perlindungan oleh pihak sekolah melalui guru dan kepala sekolah.

Dari keterangan kepala sekolah terdapat luka lebam pada ulung hati Heru namun demikian belum dapat dipastikan bahwa yang menyebabkan Heru meninggal berasal dari

luka lebam tersebut. Karena dari keterangan teman-teman heru sampai guru pengajar bahwa Heru memiliki penyakit yang belum sembuh yang tidak dipaparkan secara jelas. Dengan demikian belum adanya keterangan yang jelas mengenai penyebab Heru meninggal.

Selanjutnya para wartawan beserta pihak kepolisian setempat mendatangi SD tersbut untuk meminta keterangan kronologi kejadian. Pihak sekolah melarang wartawan untuk meminta keterangan karena begitu banyak pertanyaan yang nantinya akan menyebabkan Iwan menjadi depresi dan stress begitu hebat. Pihak sekolah melalui kepala sekolah hanya memperbolehkan pihak kepolisian untuk mencari keterangan kepada Iwan. Selama proses perkara, pihak sekolah melalui kepala sekolah mendampingi Iwan sampai kasus perkara benar-benar selesai.

Pihak sekolah melakukan pertemuan dengan keluarga kedua belah pihak beserta Iwan untuk melakukan penyelesaian masalah secara kekeluargaan. Karena dari hasil informasi yang sekolah peroleh berindikasi bahwa perkara ini bukan karena unsur kesengajaan yang dilakukan oleh Iwan kepada Heru. Maka dari itu pihak sekolah juga memberikan keterangan kepada pihak kepolisian setempat, Dinas Pendidikan kota Salatiga, dan wartawan supaya tidak timbul berita-berita yang salah.

Pihak sekolah menjadi mediator antar kedua belah pihak dan pada akhirnya keluarga Heru dapat menerima untuk berdamai dengan keluarga Iwan karena memang bukan atas kesengajaan yang dilakukan oleh Iwan dan juga tidak dapat dibuktikan bahwa perkara tersebut merupakan perilaku kekerasan yang dilakukan Iwan kepada Heru. Namun demikian bukan berarti keluarga Iwan hanya melakukan perdamaian saja tetapi

pihak sekolah dan keluarga Iwan juga memberikan santunan kepada keluarga Heru untuk biaya pemakaman dan memperingati 40 hari meninggalnya Heru.26

4.2. Peran yang Dilakukan Pihak Sekolah.

Dengan demikian bahwa mengenai peran dan tanggung jawab pihak sekolah terhadap perilaku Bullying yang terjadi di lingkungan sekolah diantaranya dengan

“menjadi mediator antara pihak pelaku, pihak korban serta pihak terkait untuk dilakukan mediasi secara kekeluargaan. Kemudian, pihak sekolah melakukan pendampingan selama proses perkara. Pihak sekolah juga mengklarifikasi kronologi kejadian kepada Polisi, wartawan, Dinas Pendidikan Kota Salatiga serta warga sekitar untuk memberikan informasi yang akurat dan jelas agar selama proses perkara tercipta suasana yang aman

dan kondusif”.27

Bentuk peran yang dilakukan oleh pihak sekolah memiliki tujuan untuk dapat melindungi para pihak baik itu korban maupun pelaku supaya para pihak tidak merasakan depresi dan stres yang luar biasa.

Selanjutnya mengenai tindakan pertama yang dilakukan pihak sekolah saat terjadi perilaku Bullying di lingkungan sekolah di antaranya dengan “melakukan perlindungan dan tanggung jawab terhadap pelaku dan korban. Saat korban pingsan pihak sekolah langsung membawa ke rumah sakit namun dalam perjalanan menuju rumah sakit nyawa korban tidak dapat tertolong lagi”.28

26

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD N Blotongan 03 Salatiga, Salatiga, 9 November 2015 27

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD N Blotongan 03 Salatiga, Salatiga, 9 November 2015 28

Dengan adanya tindakan pertama yang dilakukan oleh pihak sekolah bertujuan untuk dapat melindungi kedua belah pihak agar tidak terjadi masalah-masalah baru yang semakin besar. Selain itu pihak sekolah sangat mengutamakan kesehatan psikis pelaku dan korban supaya kedua belah pihak tidak merasakan tekanan dari luar yang akan mempengaruhi kesehatan psikis anak tersebut.

Terjadinya perkara tersebut muncul tindakan dari sekolah tersebut untuk mmberikan sanksi terhadap pelaku Bullying selama dapat dibuktikan bahwa anak tersebut benar-benar melakukan perilaku kekerasan tersebut. Namun dalam perkara ini tidak dapat dibuktikan bahwa Iwan merupakan pelaku kekerasan yang menyebabkan Heru

meninggal. Dengan demikian pihak sekolah menyatakan bahwa “Anak tidak dapat dipidana karena kasus tersebut merupakan suatu ketidaksengajaan yang dilakukan oleh Iwan. Selanjutnya Iwan dimintai keterangan oleh kepolisian dengan didampingi Kepala Sekolah”.29

4.3. Peran Dinas Pendidikan kota Salatiga.

Dalam kasus yang terjadi di SD tersebut yang mengakibatkan korban meninggal maka Dinas Pendidikan Kota Salatiga juga ikut serta dalam memberikan pendampingan kepada pelaku bersama kepala sekolah supaya pelaku dapat merasa aman karena setelah terjadi kasus tersebut informasi ini langsung sampai ke kepolisian dan wartawan sehingga wartawan dan pihak kepolisian meminta keterangan kepada pelaku dalam hal kronologi perkara. Maka dari itu apabila tidak ada pendampingan dan perlindungan oleh Dinas dan kepala sekolah maka pelaku akan merasa takut dan tertekan batinnya.

29

Dinas Pendidikan juga melakukan interogasi terhadap sekolah tersebut supaya Dinas Pendidikan Kota Salatiga mengetahui kronologi kejadian yang sebenarnya karena sekolah merupakan tanggungjawab Dinas Pendidikan Kota Salatiga juga. Sehingga Dinas Pendidikan kota Salatiga juga dapat memberikan klarifikasi informasi yang akurat dan jelas kepada wartawan dan kepolisian karena Dinas Pendidikan kota Salatiga merupakan instansi kedinasan yang berwenang atas seluruh hal yang berkaitan dengan sistem pendidikan di kota Salatiga.30

Dokumen terkait