• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informan :

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII Tempat wawancara : SMPN 03 Kota Tangerang Selatan

Waktu wawancara : Sabtu, 25 Februari 2017 Uraian Pertanyaan dan Jawaban !

Pertanyaan : Kegiatan imtak/kegiatan keagamaan di sini apa saja pak, mungkin dari awal masuk siswa, pagi-pagi itu ngapain sampai jam pulang sekolah?

Jawaban : Pertama budaya salam, assalamu’alaikum, yang kedua doa bersama, terus kegiatan solat Dhuhur berjamaah. Jadi jam 07 pagi bel masuk baca Yasiin 10 menit habis itu 07.11 dimulai pembelajaran, habis itu solat Dhuhur berjamaah, terus selesai belajar, baca doa, pulaang.

Pertanyaan : Kegiatan Yasiinan itu dibimbing siapa pak?

Jawaban : Mereka refleks aja, maksudnya sudah terbiasa, kalo saya mengajar di jam pertama, saya yang pimpin, sama, kelas lain dipimpin oleh guru di jam pertama, jadi bukan di kelas saya aja, setiap pagi, semua kelas.

Pertanyaan : Siswa bawa al-Quran wajib itu pak? Jawaban : Iya, Yasin lah dalam hal ini.

Perttanyan : Untuk melaksanakan Sholat Dhuhur berjamaah, kan masjidnya segitu pak, apakah bisa tertampung semuanya, terus dipimpin oleh siapa, imamnya pak?

Jawaban : Dibikin 3 shift, dipimpin oleh guru Agama. Imam pertama biasanya pak H. Anwar, kedua pak Anshori, ketiga biasanya saya. Pertanyaan : Biasanya siswa gaduh tidak pak, kan 3 shift itu, dan biasanya siswa

langsung menuju masjid tidak, pak?

Jawaban : Kondisi gaduh wajar terjadi, namanya anak, dan jumlahnya tidak sedikit. Anak pada langsung menuju masjid ketika adzan Dhuhur.

Pertanyaan : Ada gak pak, di sini solat Dhuha diwajibkan?

Jawaban : Kalau solat Dhuha di sini tidak ada kewajiban, tapi ini biasanya diserahkan ke mapel PAI-nya, di kelas VIII ada bab IV yang membahas solat Dhuha, terus dipraktekan. Untuk sehari-hari Cuma sebatas anjuran kepada siswa melaksanakan solat Dhuha.

Pertanyaan : Kegiatan mingguan, seperti hari Jum’at, kegiatannya apa?

Jawaban : Tausyiah setiap Jum’at pagi jam 07, mendengarkan ceramah dari guru agama. Dahulu sempat digilir, setiap guru memberikan ceramah, namun karena pelaksanaanya yang setiap satu minggu, jadi guru agama saja. Misalkan tidak hujan, maka menebar karpet di halaman sekolah, semua siswa kumpul di situ, duduk bareng, baca al-Quran sedikit, setelah itu mendengarkan tausyiah. Kadang-kadang persebulan sekali mengundang ustadz dari luar.

Pertanyaan : Siangnya kan ada solat Jum’at, di mana itu pak dilaksanakan? Jawaban : Solat Jum’at di masjid sekolah, gak semuanya tertampung sih, tapi

masjid selalu penuh, yang gak bisa solat di sini, beberapa solat di masjid Al-Husaini dan masjid Al-Huda, masjid deket sekolah, sekitar lima menit.

Pertanyaan : Bagaimana mekanisme pelaksanaanya, pak?

Jawaban : Untuk yang khutbah itu dari guru agama juga, kadang dari guru mapel lain. Ada jadwalnya yang imam, khotib, muadzin, dan kelas-kelas yang mendapat gilliran solat di masjid ini, masjid al-Lukman namanya. Jadwal ditempel di dinding masjid dan kelas.

Pertanyaan : Terus yang putri ada kegiatan apa pak, saat siswa pada Jum’atan? Jawaban : Yang putri melakukan kegiatan keputrian, tausyiah, membahas

tentang etika perempuan dalam Islam, etika berpakaian, yang berkaiatan kewanitaan saja. Pembimbingnya ada dari guru putri. Pertanyaan : Kegiatana infaq di sini kan ada di hari Jum’at, apakah itu

dibiasakan atau diwajibkan?

Jawaban : Dibiasakan, kalo diwajibkan berarti semua siswa wajib memberi, ini tidak, jadi perolehannya variatif. Setiap pagi setelah selesai

mengikuti tausyiah, ketua kelas mengedarkan kotak infaq di kelas masing-masing, setelah terumpul, uang infaq diserahkan ke bendahara masjid, bu Hj Nina, guru IPS.

Pertanyaan : Apakah budaya 5S dilakukan di pagi hari saja?

Jawaban : Tentu tidak, siswa ketemu gurunya salim, kan masih termasuk 5S. Ketika saya berjalan, siswa saliman, assaalamualaikum pak, itu sudah membudaya. Jadi budaya 5S ada selama pembelajaran, selama di sekolah, dan diharapkan di luar juga.

Pertanyaan : Kalau ada teman siswa yang mendapat musibah, adakah kegiatan spontan berkaitan hal ini yang dilakukan?

Jawaban : Ada, langkahnya salah satunya mengumpulkan uang duka terus sama berdoa bersama. Kalau meninggalnya hari kamis, doa bersamanya di hari Jum’at pada saat tausyiah, kalau lewat dari itu bisanya di Seninnya pada saat upacara, setelah upacara pak H. Natsir naik ke podium dan memimpin doa bersama.

Pertanyaan : Kegiatan imtak ini kan dutunjukan untuk membentuk siswa berkarakter religius. Kalau menurut bapak, pentingnya karakter religius itu seperti apa?

Jawaban : Sangat penting sekali, karena permasaahan terbesar itu tentang sikap, anak-anak sekarang secara tidak langsung mereka sudah tidak mementingkan kehidupan sosialnya, cenderung individu, kepedulin tidak ada. Tantangan besar sebenarnya. Maka kalo karakter keagamaan itulah yang saya tanamkan, itu targetnya. Pertanyaan : Apa improvisasi bapak untuk menamkan karakter religius ini? Jawaban : Di saya ada buku hafalan surat Yaassin, khusus siswa yang diajar

sama saya doang, kenapa, supaya paling tidak anak-anak tidak lepas dari al-Quran setiap harinya, karena saya sedih melihat anak-anak kalau baca al-Quran pake latin. Hiburan bagi saya ketika ada anak divonis bandel tapi ketika ngafal Yasin bisa, itu hiburan bagi saya. Strategi saya supaya anak tidak lepas dari al-Quran, dengan buku ceklis itu. Saya membahsakan begini pada anak-anak, “jangan

mikirin reward akhirat, reward dari saya kalau misalkan di UTS-nya jelek tapi Yasin kamu sudah lewat dari yng ditentuka, itu tuntas nilainya”. Saya mengecek hafalan satu-satu. Setiap minggunya 1-5 ayat, minggu kedua 6-10 ayat, dan sampai 30 itu saya cek 1-30 ayat, mereka setoran hafalan. Dan saat ini saya menampung 300 orang. Kapan dan dimana saja mereka boleh setoran hafalan. Pertanyaan : Bagamana bapak mengajarkan untuk anak yang belum bisa

membaca al-Quran?

Jawaban : Pertama dikenalkan, makanya ada wajib Quran setiap minggunya. Jadi misalkan ada materi akhlak, 1 jam pertama itu digunakan untuk membahas ayat al-Qurannya, 2 jam baru materi.

Pertanyaan : Jadi, apakah siswa di sini rata-rata baca al-Quran-nya sudah baik? Jawaban : Saya belum berani mengatakan sudah baik, proses menuju baik,

khususnya kelas-kelas yang saya ajar saja.

Pertanyaan : Apakah buku hafalan Yasin ini sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan baca Quran siswa?

Jawaban : Sangat berpengaruh, sudah ada anak yang hafal saru surat dalam waktu 1 bulan, memang dia sudah punya basik, nggak kaget saya. Target saya gak muluk-muluk, maksudnya, saya paham ada anak yang nggak bisa baca Quran dengan baik, ketika ada ketentuan 1-10 ayat dia cuma hafal 3–4 ayat, dia sudah saya loloskan. Saya tidak ingin membebani siswa dengan adanya ini. Tapi rata-rata siswa bisa ngikutin, dari 300 siswa, yang ga bisa ngikutin paling 4 orang. Untuk siswa yang gak bisa memenuhi kewajiban setoran, saya suruh belajar di depan pintu, dalam satu kelas paling 5 orang, kadang ada sampai 15 orang, tapi minggu depannya berkurang. Pertanyaan : Peran atau keteladan guru-guru di sini seperti apa pak?

Jawaban : Keteladanan itu memang kita yang harus mencerminkan. Contoh kecilnya begini, saya mewajibkan anak-anak bertutup kepala ketika pelajaran PAI, pertama, ini dalah identitas kemusliman kita baik laki-laki maupun perempuan, saya ga bisa ngajar begini, maka saya

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBINAAN

Dokumen terkait