• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan imtak di SMPN 03 Kota Tangsel dilaksanakan dengan teratur dan sudah berlangsung sejak lama. Pembinaan Imtak di SMPN 03 Kota Tangsel utamanya dibimbing oleh guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah 5 orang, karena pembinaan imtak sendiri erat kaitannya dengan kegiatan keagamaan maupun praktek keagamaan.

Peran-peran mulia sebagai pembimbing kegiatan pembinaan imtak ini tentunya tidak dapat dilakukan sendiri, mereka di bantu oleh kepala sekolah dan rekan guru serta tenaga kependidikan lainnya. Kepala sekolah sebagai ujung tombak dan pengendali tujuan sekolah, memberikan banyak dukungan dan keleluasaan kepada guru pendidikan agama Islam untuk terus mengembangkan bentuk kegiatan pembinaan imtak lainnya. Bentuk dukungan lainnya yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.Alhasil, salah satu guru pendidikan agama Islam mempunyai strategi agar siswa rajin membaca al-Quran dan beribadah, yaitu dengan memberikan buku ceklis hafalan sura Yasin kepada siswa.

Rekan-rekan guru yang lainnya juga turut serta dalam mensukseskan kegiatan pembinaan imtak. Bentuk dukungannya yaitu memberikan keteladanan yang sama kepada siswa-siswi sebagaimana guru pendidikan agama Islam tampilkan. Di antaranya, ikut serta solat dhuhur berjamaah bersama siswa, membimbing membaca surat Yaasiin di pagi hari sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, berpakaian rapih serta menghidupkan selalu budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Guru pendidikan agama Islam di SMPN 03 Kota Tangsel selalu burusaha semaksimal mungkin agar karakter religius anak dapat terbina dengan baik, mulai dari mengajar reguler di kelas sampai mendidik dan menjadi teladan di luar kelas, karena begitu pentingnya pembinaan karakter khususnya karakter religius bagi siswa. Menurutnya, permasalahan terbesar anak saat ini adalah tentang sikap. Anak-anak sekarang banyak yang tidak menyadari bahwa karakter mereka secara tidak langsung sudah tidak mementingkan kehidupan

sosialnya, cenderung individu, tidak ada kepedulian terhadap sesama. Hal ini menjadi tantangan yang besar menurutnya, sehingga dari hal inilah guru pendidikan agama Islam sangat konsen menanamkan karakter keagamaan pada siswa.

Pelaksanaan pembinaan Imtak di SMPN 03 Kota Tangsel sampai saat ini telah memberikan hasil yang signifikan terhadap pembentukan karakter religius siswa, yaitu sebesar 54,80% kontribusinya. Hasil yang baik ini dikarenakan kegiatan-kegiatan pembinaan imtak di SMPN 03 Kota Tangsel sudah sesuai dengan dimensi religius/ keberagamaan. Mengenai dimensi religus ini, penulis mengutip teori Glock and Strak yang membagi dalam lima aspek yaitu aspek keyakinan (ideologis); aspek praktik agama (ritualistik); aspek pengalaman (eksperimental); aspek pengetahuan agama (intelektual); dan aspek pengamalan (konsekuensi).

Kegiatan Tadarus surat Yasin di pagi hari masuk dalam aspek praktik agama. Surat Yasin merupakan bagian dari al-Quran dan membacanya mempunyai nilai ibadah sehingga membaca Al-Quran menjadi kewajiban bagi umat Muslim. Tadarus surat Yasin juga masuk dalam dimensi pengetahuan agama, karena dengan membaca surat Yasin dapat menumbuhkan pengetahuan siswa tentang sifat-sifat Allah Swt, ciptaan-Nya, maupun tuntunan untuk kehidupan manusia di dalamnya. Dengan tadarus rutin setiap pagi pada akhirnya siswa dapat memahami makna al-Quran.

Kegiatan solat Dhuhur berjamah dan Sholat Jum’at berjamaah masuk dalam dimensi kedua yaitu aspek praktik agama. Dengan solat berjamaah dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab siswa dalam menjalankan perintah agama. Nilai disiplin dibiasakan pada siswa dimana mereka harus langsung menuju masjid sekolah tatkala waktu solat tiba kemudian secara tertib bergiliran dengan siswa lain mereka melaksanakannya. Nilai tanggung jawab merepresentasikan tanggung jawab siswa melaksanakan solat sebagai kewajiban muslim yang sudah akil baligh.

Tausyiah pagi setiap hari Jumat di sekolah masuk dalam aspek pengetahuan agama. Kegiatan ceramah atau siraman rohani ini sarat dengan

materi ilmu ke-Isalaman serta petuah-petuah berharga dari guru mengenai akhlak, etika, pengalaman hidup, teladan dan lain-lainya yang dapat menambah nilai religius dan ilmu serta khasanah siswa dalam beragama dan pada akhirnya dapat meningkatkan iman dan takwa siswa kepada Allah. Tausyiah pagi juga masuk dimensi pengamalan yaitu sebagai wujud dakwah Islam, karena tausyiah pagi tidak hanya untuk siswa saja, namun juga dapat didengar oleh warga sekitar.

Kegiatan berinfaq siswa yang dibiasakan setiap hari Jumat merepresentasi dimensi religius yang kelima yaitu pengamalan (konsekuensi). Setiap muslim mempunyai kewajiban mengamalkan ajaran-ajaran agamanya, oleh karena itu SMPN 03 Kota Tangsel mengajarakan para siswanya untuk beramal, peduli dengan sesama, suka menabung, dan menghilangkan sikap individualistis dengan cara mengadakan kegiatan infaq. Diharapkan dari kegiatan infaq ini, dapat teraplikasikan pada diri siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa memiliki sikap peduli sosial di masyarakat.

Peringatan hari-hari besar Islam seperti berqurban pada hari raya Idul Adha masuk dalam dimensi religius kelima, yaitu aspek pengamalan agama. Umat Islam diperintahkan mengamalkan ritual ini yang diadakan setiap setahun sekali dalam rangka mengikuti praktik Nabi Ibrahim As. yang diperintahkan oleh Allah Swt untuk berkurban sebagaimana tertulis dalam Al-Quran. Selain itu, kegiatan kurban di sekolah mengajarkan anak untuk berbagi dengan sesama, hemat, gotong-royong, taat menjalankan perintah agama yang sunnah-sunnah, karena dari mulai iuran sampai memotong hewan kurban dilakukan bersama-sama siswa.

Kegiatan pesantren ramadhan masuk dalam dimensi religius kelima yaitu aspek pengetahuan. Karena kegiatan yang dilakukan yaitu tadarus Al-Quran, tausyiah, serta pendalaman ilmu fiqih. Dimensi lainnya yaitu praktik agama, wujudnya menjalankan ibadah puasa dan siangnya sholat dhuhur berjamaah. Dimensi dasar dari semua kegiatan pembinaan imtak yaitu dimensi keyakinan (keimanan) kepada Allah Swt. karena semua perbuatan itu digerakkan atas dasar keyakinan yang ada di dalam hati.

Setelah diadakan penelitian, dengan adanya kegiatan pembinaan imtak di sekolah ternyata dapat meningkatkan karakter religius siswa. Penulis mengambil contoh, adanya tadarus surat Yasiin setiap pagi dan treatment khusus dari guru pendidikan agama Islam yaitu setiap kali pertemuan harus menyetorkan hafalan minimal satu ayat, beberapa anak sudah hafal seluruh surat Yasin. Hal ini diketahui berdasarkan wawancara dengan guru tersebut. Kemudian, meningkatnya karakter religius siswa dengan adanya kegiatan pembinaan imtak di sekolah juga dibuktikan berdasarkan pernyataan angket yang diisi oleh siswa. Perhitungan angket dengan rumus korelasi product moment menunjukkan adanya korelasi yang sangat tinggi antara pembinaan imtak dengan pembentukan karakter religius siswa.

101

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian dan setelah penulis melakukan analisis serta interpretasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan antara pembinaan imtak dengan pembentukan karakter

religius siswa kelas VIII di SMPN 03 Kota Tangerang Selatan.

2. Persentase kontribusi pembinaan imtak terhadap pembentukan karakter religius siswa kelas VIII di SMPN 03 Kota Tangerang Selatan yaitu sebesar 54,08%.

Hal ini didasarkan atas penghitungan dengan rumus korelasi product moment Pada interpretasi sederhana, indeks koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,7403 jika dikonsultasikan dengan tabel indeks korelasi product moment, angka rxy (0,7403) berada di rentang 0,71 – 0,90. Hal ini menunjukkan, angka rxy (0,7403) berada di kategori korelasi yang kuat atau tinggi. Hal ini berarti variabel x (pembinaan imtak) dan variabel y (karakter religius siswa) terdapat korelasi/hubungan yang kuat atau tinggi.

Selanjutnya interpretasi dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment. Pada taraf signifikan 1%, rxy lebih besar dari nilai “r” tabel atau (0,7403 > 0,2702) dan pada taraf signifikan 5%, rxy lebih besar dari nilai “r” tabel atau (0,7403 > 0,2017). Dari kedua perbandingan tersebut, nilai rxy selalu lebih besar dari nilai “r” tabel, maka hipotesa nol (H0) ditolak sedangkan hipotesa alternatif (Ha) diterima.

B. Saran

Bererapa saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sekolah hendaknya mengadakan kegiatan ekstrakurikuer keagamaan lebih banyak, seperti ekstrakurikuler BTQ (Baca Tulis Al-Quran) yang dapat mewadahi siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca AL-Quran

lebih baik, memperkaya pengalaman beragama siswa lebih dalam, dan mewadahi siswa untuk berdakwah lebih luas.

2. Alangkah baiknya sekolah dapat melengkapi dan menambah lagi fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kesempurnaan pelaksanaan kegiatan pembinaan imtak, sehingga pengaruhnya dalam meningkatkatkan karakter siswa lebih besar.

3. Setiap guru mengajar di kelas, hendaklah selalu menghubungkan materi pelajaran dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. dan tidak melalaikan pendidikan karakter untuk siswa.

4. Saat kegiatan Tausyiah pagi di hari Jumat, alangkah baiknya jika siswa diberikan kesempatan memberikan tausyiah juga, untuk meningkatkan mentalnya dan secara langsung siswa yang mendapat kesempatan akan memperdalam materi tentang agama.

5. Dalam rangka memperingati hari besar, sekolah dapat mengadakan lomba-lomba yang bernuansa Islam, seperti lomba-lomba tausyiah, kaligrafi, MTQ, maupun lomba kelas ramah dan bersih, dan lain sebagainya.

6. Sekolah sesekali dapat mengajak siswa melakukan wisata religi ke situs-situs bersejarah peninggalan Islam masa lalu ataupun ke tempat-tempat religius seperti makam wali-wali Allah, makam pahlawan-pahlawan muslim, masjid-masjid bersejarah, dan lain-lain.

7. Kepada siswa, hendaklah berusaha selalu istiqomah untuk menjadi muslim yang lebih baik dalam menaati perintah Allah, hormat pada orang tua, dan dalam menggapai cita-cita.

103

Religius Siswa. JurnalTadris, Vol. 8, 2013.

Ali, Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:Rajawali Press, 2008. Aman, Saifuddin. Tren Spiritualitas Milenium Ketiga. Jakarta: Ruhama, 2013. Ancok, Djamaludin dan Suroso, Fuad Nasori. Psikologi Islami Solusi Islam atas

Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.

Anwar, Muhammad Jafar. Membumikan Pendidikan Karakter. Jakarta: CV. Suri Tatu’uw, 2015.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007. ---, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi Revisi. Jakarta : Rineka

Cipta, 2010.

Aulia, Miftah Andisti dan Ritandiyono. Hubungan Religiusitas dan Perilaku Seks Bebas pada Dewasa Awal. Jurnal Psikologi. 1, 2008.

Azzet, Ahmad Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Balitbang Pusat Kurikulum. Pedoman Sekolah dalam Pengembanan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas, 2010.

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2014.

Emzir. Metode Penelitian Pendidikan: Kantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2018.

Gazi dan Faojah. Psikologi Agama; Memahami Pengaruh Agama terhadap Perilaku Manusia. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2010.

Glasse, Cyril. Ensiklopedi Islam (Ringkas), Terj. dari The Concise Encyclopaedia of Islam oleh Ghufron A. Mas’adi. Jakarta: PT Raja Grafino Persada, Cet. 2, 1999.

Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung: CV Alfabeta, Cet. II, 2012.

Hakim, Rusniati. Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui pendidikan berbasis al-Quran, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, No. 2, 2014. http://news.liputan6.com/read/608357/jadi-germo-siswi-smp-di-surabaya-dibekuk-polisi, 22 Februari 2016. http://www.newsth.com/bintang/20636/siapa-sangka-karin-novilda-alias-awkarin- dulunya-gadis-polos-peraih-nilai-sempurna-un-matematika-kini-berubah-180-derajat, 22 Fe 2016. https://m.tempo.co/read/news/2014/05/04/064575325/ini-kronologi-penganiayaan-terhadap-renggo, 22 Februari 2016.

Kadir, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Kemendikbud. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti: Kelas X SMA/MA. Jakarta: Kemendikbud, 2014.

Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi. Jakarta: Kencana, Cet. XII, 2014.

Khozin. Khazanah Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013.

Mahfud, Rois. Al-Islam: Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga, 2011. Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011.

Maswardi M. Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta: Calpilus, 2013 Muhaimin dan Suti’ah. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, Cet. IV, 2008.

Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tingg. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Mulyasa, E. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III,

2013.

Mustari, Mohammad. Nilai Karater: Refleksi untuk pendidikan Karakter. Yogyakarta: laksbang Pressindo, 2011.

Najati, Muhammad Utsman. Psikologi dalam Al-quran, Terj, dari Al-Quran wa Ilmun Nafsi oleh M. Zaka Al-Farisi. Bandung: CV. Pustaka Setia, Cet. I, 2005.

Sabiq, Sayyid. Aqidah Islamiyyah, Terj. dari Al-Aqaidul-Islamiyyati oleh Ali Mahmudi, Jakarta: Robbani Press, 2006.

Sahlan, Asmaun. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah: Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi. Malang: UIN-Maliki Press, 2010. Salahudin, Anas. Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya.

Bandung: Pustaka Setia, Cet. I, 2013.

Solihah, Marliya. Penanaman Karakter pada Siswa di MAN Wonokromo, Bantul, Skripsi pada Fakultas FITK, UIN Jogjakarta.pdf, http://digilib.uin-suka.ac.id 02 Februari 2016

Suardi, Moh. Pengantar Pendidikan: Teori dan aplikasi. Jakarta: Indeks, 2012. Sugiyono. Metode Penelitain Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta, Cet. XIX, 2013.

Tafsir, Ahmad. Metode Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.

Tanto. Pengertian Religiusitas. http://jalurilmu.blogspot.com/2011/10/religiusitas. html#more, 10 nov 2016,

Thontowi, Ahmad. “Hakikat Religiusitas”, http://sumsel.kemenag.go.id, 06 Okt 2016.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. IV, 2007.

Tim Penyusun. Panduan Pendidikan Karakter di SMP. Jakarta: Kemendiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2010

Umar,Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

TERHADAP KARAKTER RELIGIUS SISWA

Dokumen terkait