• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. SPIRITUALITAS HATI KUDUS YESUS

B. Hati Kudus Yesus

Hati Kudus Yesus adalah lambang dan gambar yang nampak dari kasih Kristus yang tanpa batas, yang menggerakkan kita untuk saling mencintai. Oleh karena itu, pantas dan layaklah kalau kita mempersembahkan dan membaktikan diri kita kepada Hati Kudus Yesus yang Mahakudus. Dengan pembaktian ini, masing-masing orang mempersatukan diri dengan Kristus; sebab semua penghormatan, sembah bakti, dan cinta kasih yang dipersembahkan kepada Hati Kudus Yesus sesungguhnya dipersembahkan kepada Yesus sendiri (O’Donnell, 1990a: 4).

Hati Yesus penuh dengan cinta kepada setiap orang yang dihadapi-Nya, baik itu terhadap yang menghormati-Nya, mempercayai-Nya, mengikuti-Nya,

maupun mereka yang memusuhi-Nya. Perhatiaan-Nya terutama terhadap orang-orang kecil: sakit, miskin, berdosa, terlantar, kelaparan, kesepian. Di hadapan mereka, Yesus selalu membuka hati-Nya. Perhatiaan-Nya penuh cinta dan belas kasihan. Hal itu, misalnya yang digambarkan dalam Matius 9: 35-36, bahwa Yesus selalu berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit. Melihat orang banyak itu, tergeraklah Hati Yesus oleh belas kasihan sebab mereka lelah, terlantar seperti domba tanpa gembala. Melihat para pendengar-Nya yang setia mengikuti Dia terlantar dan lelah, maka Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan terhadap mereka (Purnomo, 2000: 14-15).

Hati Kudus Yesus merupakan ungkapan kesetiaan-Nya sebagai utusan Bapa, sehingga Dia rela menanggung sengsara, disalibkan dan wafat demi cinta kasih-Nya yang luar biasa dan selimpah-limpahnya kepada umat manusia. Saat seorang prajurit memastikan apakah Yesus sudah mati, dia menusuk lambung Yesus. Lambung adalah tempat hati berdetak. Lambung Yesus robek dan menampakkan Hati-Nya Yang Mahakudus. Hati-Nya mengeluarkan darah dan air, yang merupakan lambang kehidupan bagi manusia. Lambung Yesus ditikam dan ditombak menyatakan belas kasihan-Nya yang luar biasa kepada umat manusia. Darah dan air adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Maka ketika St. Yohanes merenungkan peristiwa penyaliban Yesus, terutama ketika menyaksikan lambung-Nya ditikam, ia menemukan arti penebusan yang sepenuhnya bagi umat manusia. Di dalam lambung Yesus yang tertikam oleh tombak, terdapat Hati-Nya yang penuh cinta. Namun kini hati-Nya kembali

tertombak karena sikap dan perilaku manusia yang penuh dengan dosa-dosa, serta manusia tiada kunjung bertobat (Purnomo, 2000: 28-30).

Dalam Buku Bacaan Khusus Untuk Kongregasi Yesus dan Maria

dijelaskan tentang Yesus yang memberikan Hati-Nya. Ia memberikan Hati-Nya kepada kita dan segala hal yang baik yang berasal dari anugerah kehidupan. Ia memberikan kepada kita jagad yang luas, penuh dengan berbagai macam hal untuk memenuhi dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan demi kebahagiaan kita. Ia memberikan kepada kita malaikat-malaikat-Nya untuk menjadi pembela dan pengantara kita. Ia juga memberikan Bunda-Nya yang amat suci menjadi ibu kita, memberikan Gereja-Nya bersama semua sakramen dan misteri Gereja-Nya demi keselamatan serta pengudusan kita. Ia memberikan kepada kita Bapa-Nya yang menjadi Bapa yang abadi dan sejati. Ia memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya menjadi cahaya dan pembimbing dalam kehidupan kita. Ia memberikan kepada seluruh pikiran, sabda, pekerjaan, misteri-misteri-Nya, seluruh penderitaaan-Nya, hidup-Nya sendiri yang Ia hayati serta dikurbankan bagi kita, sampai titik terakhir Darah-Nya yang sungguh Mulia ( Levesque, 1995: 144-145).

Lebih lagi, Ia memberikan kepada kita Hati-Nya yang amat pantas dicintai, dasar dan sumber segala anugerah-Nya yang lain. Cinta Hati Ilahi-Nya mendorong-Nya untuk muncul dari haribaan Bapa yang pantas disembah dan datang ke dunia ini agar Ia dapat memberikan kepada kita semua rahmat yang harganya tiada taranya. Bagaimana kita akan membalas Penebus yang penuh cinta itu, yang telah memberikan kasih begitu besar kepada kita? Kita harus membalas cinta dengan cinta. Sebagai balasan Hati-Nya yang Kudus, kita hendaknya

menyerahkan hati kita seutuhnya, untuk membalas cinta-Nya. Ia telah memberikan Hati-Nya yang kekal; maka kita harus menyerahkan hati kita untuk selama-lamanya kepada-Nya. Karena Ia telah memberikan Hati-Nya tanpa batas dan tidak puas dengan memberikan kepada kita Hati-Nya sendiri, maka Ia memberikan hati Bapa-Nya yang abadi, Hati Bunda-Nya yang amat Suci dan hati semua para malaikat dan Orang Kudus. Bahkan Ia memberikan kepada kita hati setiap manusia dan mereka semua diperintahkan untuk mencintai kita sebagaimana mereka mencintai diri mereka sendiri, bahkan sebagaimana Ia mencintai kita (Levesque, 1995: 144-145).

Hati Penyelamat kita adalah perapian cinta yang menyala; cinta yang memurnikan, menerangi menyucikan, mengubah dan menjadikan kita ilahi. Cintanya memurnikan; di dalam-Nya hati manusia dimurnikan secara lebih sempurna dari pada emas diperapian; cinta yang menerangi yang menghalau kegelapan neraka yang menyelimuti bumi dan membawa kita masuk ke dalam kecemerlangan surga yang mengagungkan; cinta-Nya yang menyucikan dan menghancurkan dosa dalam jiwa kita untuk menegakkan Kerajaan Allah di sana; cinta yang mengilahikan yang membuat manusia menjadi ilahi, dengan mengijinkan mereka ambil bagian dalam kesucian Allah, kemurahan hati-Nya, kesabaran-Nya, kelembutan-Nya, cinta-Nya, kasih-Nya, dan kesempurnaan-kesempurnaan Ilahi-Nya. Hati Kudus Yesus adalah perapian cinta yang menyebarkan nyala-Nya yang hebat ke segala arah, di surga, di bumi dan keseluruh jagat raya. Nyala-Nya yang besar sudah akan membakar hati para Serafim dan menerangi semua hati di dunia ini, seandainya kebekuan dosa yang

mengerikan tidak masuk ke dunia. Yesus memiliki cinta yang sangat istimewa kepada manusia yang baik maupun yang jahat, sahabat-sahabat maupun musuh-musuh-Nya. Ia mencintai mereka itu dengan begitu hebat bahkan banjir dan bandang dosa-dosa mereka yang tak terbilang tidak mampu memadamkannya, seperti terdapat dalam Kid 8: 7: Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya (Levesque, 1995: 154).

Dalam Hati Yesus, cinta Tuhan terasa menyapa kita. Dari Hati-Nya timbul tanggapan sempurna cinta manusiawi kepada Bapa. Yesus menginginkan supaya cinta-Nya yang melimpah ruah membanjiri hati umat manusia. Dengan demikian menjadikan kita berperan serta dalam cinta Tritunggal Allah yang hadir dan tampak nyata dalam Hati Kudus-Nya. Dalam Hati Kudus Yesus terungkap cinta dan kerahiman Tuhan bagi penyelamatan seluruh umat manusia. Hati Kudus Yesus mengisahkan tentang kebesaran cinta Allah kepada kita, sekaligus betapa mengharukan lubuk hati kita yang terdalam, dan bagi seluruh dunia bila cinta itu ditolak. Cinta Yesus yang menyelamatkan, ingin menyentuh dan mengubah kita agar menjadi terang dunia dan umat baru dengan hubungan-hubungan yang sehat. Mereka yang tertangkap oleh cinta Hati Yesus berdukacita atas dosa-dosa dunia yang mendambakan pemulihan (Haring, 2002: 2).

Yesus sendiri menunjukkan luka pada lambung-Nya dan rasul Thomas mengakui, ”Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28). Maka kalau Yesus berkenan membuka hati-Nya (kepada Thomas dan kepada kita semua), perbuatan itu merupakan tanda persahabatan yang mengharukan bagi setiap orang. Gereja tahap demi tahap menyadari hal itu akhirnya mencapai pemahaman yang lebih

mendalam tentang rahasia Hati Yesus yang tertikam itu. Menurut ajaran para Bapa Gereja dan Orang Kudus, secara simbolis Gereja lahir dari lambung (Hati) Yesus yang tertikam itu. Air dan Darah adalah lambang kehidupan Gereja yang di peroleh dalam Permandian dan Ekaristi ( Djagom, 1989: 12-13).

Dari semua itu Gereja dapat memahami dirinya, harga dirinya dan misinya hanya berasal dari cinta Yesus Kristus, karena tugasnya yang mendasar adalah belajar mengenal dan mencintai Yesus. Dengan cara itu Gereja belajar mencintai seluruh umat dalam kesatuan dengan cinta. Untuk maksud ini, devosi sejati Hati Kudus Yesus paling sesuai dan bermanfaat. Ini merupakan tantangan bagi Gereja dan pemahaman dari dirinya sendiri karena dalam devosi agung itu, keadaan apapun di atas segalanya disentuh dan digerakkan oleh cinta Hati Kudus untuk mencintai, bersama Yesus, Bapa Surgawi dan semua orang yang ditebus(Haring, 2002: 21-22 ).

Hati Yesus yang tertikam oleh tombak dosa manusia, menjadi tanda kasih yang begitu besar yang terus-menerus berkobar demi cinta-Nya kepada umat manusia. Hati itulah yang pada perkembagannya dan perjalanan Gereja dinyatakan kepada St. Margareta Maria Alacoque yang menerima rahmat berlimpah dari Hati Kudus Yesus yang Maha Kudus, ketika mengalami penampakan teragung Hati Kudus Yesus Yang Maha Kudus. Untuk merenungkan awal perkembangan devosi Hati Kudus Yesus, sudah selayaknya mengenang dua tokoh utama yang dipakai oleh Tuhan Yesus Kristus untuk menjadi jalan pewartaan Hati Kudus Yesus yakni: St. Margareta Maria Alacoque dan Santo Claude La Colombiere(Purnomo, 2000: 31).

C. Timbulnya dan Perkembangan Devosi Hati Kudus Yesus

Dokumen terkait