• Tidak ada hasil yang ditemukan

Headline Koran Tempo edisi 18 Desember 2013 dengan judul “Dinasti Atut Rontok”

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

B. Hasil Temuan Dalam Headline Koran Tempo

7. Headline Koran Tempo edisi 18 Desember 2013 dengan judul “Dinasti Atut Rontok”

Gambar 4.14

Headline Koran Tempo edisi 18 Desember 2013.

Headline tersebut adalah Ratu Atut yang sedang berdiri dengan mimik muka yang sedang marah. Setengah bagian badan sebelah kiri dari Atut diilustrasikan Atut mengenakan kemeja yang berwarna biru dongker dan membawa tas di lengannya. Sebelah kanan dari bagian badan Atut diilustrasikan Atut sedang berdiri di belakang teralis besi penjara dan memakai rompi berwarna oranye sebagai tanda bahwa Atut

B C A E D F G H

sudah terbukti sebagai tersangka kasus korupsi lebak Banten. Dan di beri judul

“Dinasti Atut Rontok”

Gambar dan judul pada headline tersebut dapat dianalisis berdasarkan semiotika pierce yang terdiri dari :

a. Ground : Qualisign, Sinsign, Legisign. b. Object : Iicon, Index, Symbol.

c. Interpretant : Rheme, Dicent Sign, Argument. A. Ground

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda. Qualisign pada Headline koran Tempo edisi ini tampak pada dalam judul “Dinasti Atut Rontok” (Kode A). Kata „Dinasti Atut‟ (Kode F) menandakan bahwa Dinasti Atut yang sudah dibangun oleh

Atut sudah terpecah atau hancur karena ulahnya sendiri. 2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda. Tanda yang merupakan dasar tampilannya pada kenyataan. Sinsign pada headline koran Tempo edisi ini adalah adanya ilustrasi teralis besi yang ada dibagian badan sebelah kanan ratu atut (Kode B) dan Atut juga memakai Rompi oren sebagai tanda bahwa Atut sudah menjadi tersangka kasus korupsi. (Kode C)

3. Legisign

Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sebuah peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi.hal itu dapat dikatakan dari gerakan isyarat,

seperti menggelengkan kepala berarti “tidak”. Pada headline edisi ini, legisign yang ada adalah Atut yang mengenakan rompi oren di sebelah kanan bagian tubuhnya (Kode C) sebagai tanda bahwa yang mengenakan rompi oren tersebut adalah sudah terbukti sebagai tersangka kasus korupsi.

Tabel 4.26

Tanda-tanda dalam gambar berdasarkan Ground

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Qualisign Judul headline A

Sinsign Posisi status B, C

Legisign Tanda sebagai tersangka kasus korupsi

C

B. Object 1. Icon

Pada headline edisi 18 Desember 2013 mengilustrasikan Ratu Atut yang sedang berdiri dengan mimik muka yang sedang marah (Kode G). Setengah bagian badan sebelah kiri dari Atut diilustrasikan Atut mengenakan kemeja yang berwarna biru dongker (Kode D) dan membawa tas di lengannya (Kode E). Sebelah kanan dari bagian badan Atut diilustrasikan Atut sedang berdiri di belakang teralis besi penjara (Kode B) dan memakai rompi berwarna oranye (Kode C) yang didalamnya Atut mengenakan Baju dinas berwarna coklat muda (Kode H) sebagai tanda bahwa Atut sudah terbukti sebagai tersangka kasus korupsi lebak Banten. Dan diberi judul

2. Index

Index pada headline koran Tempo edisi 18 Desember 2013 dilihat dari bagian kanan badan Atut yang mengenakan rompi berwarna oranye (Kode C) menandakan bahwa Atut sudah menjadi tersangka dalam kasus korupsi, ditambah lagi ilustrasi Atut yang berdiri dibelakang teralis besi (Kode B) dan dengan judul yang bertuliskan

“Dinasti Atut Rontok” (Kode A)

3. Symbol

Simbol dalam headline koran Tempo edisi kali ini menurut penulis adalah kemeja yang berwarna biru dongker yang dikenakan Atut pada sebelah kiri badannya (Kode D) menandakan bahwa kemeja tersebut yang Atut kenakan sebelum divonis menjadi tersangka kasus korupsi. Tas yang melenggang di tangan kirinya (Kode E) juga atut kenakan sebelum divonisnya Atut menjadi tersangka.

Tabel 4.27

Tanda dalam gambar berdasarkan object

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Icon

pakaian keseharian Atut, rompi tersangka kasus korupsi, teralis besi, judul headline

D, E, C, B, A, G

Index

Rompi tersangka, teralis besi penjara, Judul headline

C, B, A

Symbol

Pakaian Atut sebelum dan sesudah menjadi tersangka kasus korupsi

C.Interpretant 1. Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Peneliti berpendepat, dilihat dari ilustrasinya seseorang dapat menafsirkan bahwa ilustrasi tersebut menceritakan Atut sebelum dan sesudah menjadi tersangka dalam kasus korupsi.

Sebelum menjadi tersangka Atut mengenakan kemeja berwarna biru dongker (Kode D) dan membawa tas (Kode E), sesudah divonis menjadi tersangka Atut mengenakan rompi oranye (Kode C) didalamnya mengenakan pakaian dinas berwarna coklat muda (Kode H) dan berdiri di belakan teralis besi disebelah kanan bagian tubuhnya (Kode B).

2. Dicen Sign

Dicen Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Dicen Sign pada headline koran Tempo ini merupakan sebuah ilustrasi dimana kasus yang dialami Atut mulai dari kasus penyuapan MK dan kasus korupsi alat kesehatan, Atut menggandeng sejumlah keluarganya ikut dalam kasus tersebut yang biasa disebutnya Dinasti Ratu Atut. Setelah divinisnya Atut sebagai tersangka kasus korupsi, Atut mengenakan rompi oranye yang bertanda bahwa atut sudah menjadi tersangka kasus tersebut.

3. Argument

Argument adalah tanda yang langsung memberika alasan tentang sesuatu. Argument pada headline koran Tempo yang berjudul “Dinasti Atut Rontok” menurut

sebelum dan sesudah divonis menjadi tersangka. Dilihat dari ilustrasinya yang berbeda antara sebelah kadan dan kiri badannya.

Tabel 4.28

Tanda dalam gambar berdasarkan Interpretant

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Rheme Sebelum dan sesudah Atut

divonis D, E, C, B

Dicen Sign Judul Headline A

Argument Rompi oranye,teralis besi,

Judul C, B, A

Tabel 4.29

Hasil Temuan Headline Koran Tempo Edisi 18 Desember 2013 Menggunakan Teori Semiotika Peirce

Ground

Qualisign pada headline koran Tempo edisi ini tampak

pada judul teks “Dinasti Atut Rontok”. Kata „Dinasti Atut‟

menandakan bahwa Dinasti yang sudah dibangun oleh Atut sudah terpecah atau hancur karena ulahnya sendiri.

Sinsign pada headline koran Tempo edisi ini adalah adanya ilustrasi teralis besi yang ada dibagian badan sebelah kanan ratu atut dan Atut juga memakai Rompi oren sebagai tanda bahwa Atut sudah menjadi tersangka kasus korupsi.

Legisign Atut yang mengenakan rompi oren di sebelah kanan bagian tubuhnya sebagai tanda bahwa yang mengenakan rompi oren tersebut adalah sudah terbukti sebagai tersangka kasus korupsi.

Object

Indeks pada edisi ini Atut yang mengenakan rompi berwarna oranye menandakan bahwa Atut sudah menjadi tersangka, ditambah lagi ilustrasi Atut yang berdiri dibelakang

teralis besi dan dengan judul yang bertuliskan “Dinasti Atut Rontok”

yang berwarna biru dongker yang dikenakan Atut menandakan bahwa kemeja tersebut yang Atut kenakan sebelum divonis menjadi tersangka kasus korupsi juga tas yang dibawa Atut

Interpretan

Rheme seseorang bisa saja menafsirkan bahwa ilustrasi tersebut menceritakan Atut sebelum dan sesudah menjadi tersangka dalam kasus korupsi.

Argument setiap tersangka dalam kasus korupsi sudah sepantasnya mengenakan rompi oranye sebagai tandanya.

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Peneliti menganalisis ketujuh ilustrasi pada headline yang dijadikan sempel seperti yang telah disebutkan. Dari delapan ilustrasi pada headline tersebut peneliti menganalisis tanda-tanda yang terdapat pada headline tersebut menggunakan jenis penelitian semiotika Charles Sander Peirce yang berusaha menemukan makna ikon, indeks dan simbol yang terdapat pada ilustrasi tersebut dan menganalisisnya. Dari kedelapan ilustrasi tersebut terdapat makna ikon, indeks dan simbol seperti yang dijelaskan dari Gambar dan judul pada headline tersebut dapat dianalisis berdasarkan semiotika pierce yang terdiri dari :

1. Ikon pada setiap ilustrasi headline koran Tempo menurut peneliti adalah lebih terlihat pada peran Ratu Atut yang pada setiap berita di tahun 2013.

2. Simbol yang ada dalam headline tersebut menurut peneliti terlihat pada siapa saja yang ikut terlibat dalam kasus korupsi Ratu Atut, yang memang pada saat itu Ratu Atut mengajak beberapa keluarganya terlibat dalam kasusnya yang ikut menikmati hasil korupsinya. Selain itu, judul headline juga termasuk simbol yang terlihat karena simbol itu sendiri adalah menurut kesepakatan bersama.

3. Indeks yang ada menurut peneliti adalah, properti yang digambarkan pada ilustrasi tersebut, pada headline18 Desember 2013 yang berjudul Rontoknya Dinasti Atut, pada ilustrasi tersebut Atut digambarkan sebagai tersangka yang mendekam

dibalik tralis besi (dipenjara) yang memakai rompi berwarna oren, yang memang jaket tersebut dikenakan pada tersangka korupsi.

B.Saran

Adapun beberapa saran yang dapat dan perlu menjadi pertimbangan bagi redaksi Koran Tempo adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salahsatu media cetak atau koran yang cukup komperhensif, koran Tempo sangan baik dalam memberika informasi terhadap masyarakat baik dalam bentuk berita yang digambarkan lewat foto maupun ilustrasi. Namun sayangnya pada ilustrasi headline ini tidak terlalu greget dalam ilustrasi yang digambarkan.

2. Untuk tim redaksi diharapkan dapat mempertahankan bahkan membuat ilustrasi-ilustrasi lainnya yang lebih menarik lagi dengan ide-ide lainnya. terutama pada headline yang menjadi berita utama. Koran Tempo memberikan ilustrasi yang lebih menarik lagi sehingga para pembaca lebih tertarik untuk membaca karena ilustrasi yang disajikan dapat membuat para pembaca penasaran pada isi beritanya. 3. Skripsi ini masi banyak terdapat kesalahan. Untuk itu peneliti menghimbau pada mahasiswa yang akan menulis skripsi agar lebih teliti pada jenis penelitian apa yang akan diteliti, dan yang tertarik pada penelitian Semiotika hendaknya mengerti terlebih dahulu ingin menggunakan jenis semiotika apa agar tidak kesulitan dalam meneliti dan lebih akurat.

IISIP, 2003.

Aart Van Zoest, Interpretasi dan Semiotika dalam Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest, Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia, 1992

Agitha Fregina Pondaag, Analisis Semiotika Iklan A Mild Go Ahead Versi “Dorong Bangunan” Di Televis, (Journal “Acta Diurna” Vol. I. No. I. TH. 2013)

Alex Sobur, Semiotika Komunikas. Bandung : Rosdakarya, 2004.

Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung, Rosdakarya 2006.

Anis, Teofillus G.P, Proses Penentuan Headline Surat Kabar, Studi Pada Harian Manado Post, Jurnal Portal Garuda, 2013.

Bahtiar, Effendi, Mutiara Terpendam: Perempuan Dalam Literatur Islam Klasik. Jakarta: Gramedia Puataka Utama, 2002.

Benny H Hoed, Semiotik dan Dinamika SosialBudaya. Jakarta: Komunitas Bambu, 2011.

Burhan, Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004.

Danton Sihombing, Tipograf Dalam Desain Grafis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001

Dedy Hidayat N, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik. Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI, 2003.

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Rosdakarya, 2005. Faisar Ananda, Arfa, Wanita Dalam Konsep Islam Modernis. Jakarta: Puataka

Firdaus, 2004.

George Junus, Aditjondro, kembar siam pengusaha politik dan ekonomi indonesia, (jakarta: LP3ES), dalam Jurnal Demokrasi Vol. VI. No. 1 Thn. 2007.

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi. Jakarta, Mitra Wacana Media, 2011.

Kris, Budiman, Semiotik Visual. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004.

Kurniawan Djunaedi, Ensiklopedia Pers Indonesia, Jurnal Portal Garuda TGP. Anis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1990.

Kurniawan, Djunaedhi, Ensiklopedia Pers Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Kusmiati, A, S. Pudjiastuti P. Suptandar, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan,1999.

Lexy J Moleong, Metode Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Lily Zakia, Munir (ed), Memposisikan Kodrat. Bandung: Mizan. 1999.

Mai Yamani, Feminisme dan islam: Perspektif Hukum dan Sastra. Bandung: Nuansa Yayasan Nuansa Cendikia.

Media Transparansi, (Edisi 4/ Januari 1999), Dalam Jurnal Demokrasi Vol. VI. No. 1 Thn. 2007.

Mochtar Lubis dan James C Scott, (ed), 1985, Bunga Rampai Korupsi, Jakarta: LP3ES, p, xvi-xvii, Liat Juga Andri Febrianto, 2005, “Korupsi Dari Sudut

Pandang Antropologi” Dalam Jurnal Antropologi, Tahun V, Nomor 7, Januari-

Juni 2004 dan Dalam Jurnal Demokrasi Vol. VI. No. 1 Thn. 2007.

Onong Uchajana Efendy, Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung: Mandar Maju, 1981.

Onong Uchajana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992.

Parwito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2007. Pranata Moeljadi, Apakah Desain Komunikasi Visual Itu?. Surabaya: Fakultas Seni

dan Desain UK Petra, 2000.

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, Analisis Semiotik Kritik Sosial Dalam Kartun Bung Sentil Di

Harian Umum Media Indonesia Edisi “Disapu Banjir”

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Sudirman Tebba, “Jurnalistik Indonesia: menulis berita dan feature (Panduan

Praktis Jurnalis Profesional). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya , 2005. Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sumbo Tinaarbuko, Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta : Jalasutra, 2008. Syed Husein, Alatas, 1975 Sosiologi Korupsi: Sebuah Penjelajahan Dengan Data

Kontemporer (Jakarta: LP3ES), h. 12, Dalam Jurnal Demokrasi Vol. VI. No. 1 Thn. 2007

Widodo Agus Setianto, Rajiem, Konstruksi Budaya Dalam Iklan: Analisis Semiotik Terhadap Konstruksi Budaya Dalam Iklan “Viva Mangir Beuty Lotion” Dalam Jurnal Humaniora Volume 16, No. 2, juni, 2014.

Referensi Lainnya:

Artikel Tempo.co, Pada Jum'at, 20 Desember 2013 16:35 Wib. Diakses pada 3 juli 2014.