• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.9. Health, Environment and Safety (HES)

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kondusif serta tetap menjaga lingkungan sekitar agar tidak sampai rusak akibat kegiatan operasional perusahaan, PT. Chevron Pacific Indonesia mempunyai komitmen untuk selalu mematuhi peraturan hukum pemerintah, menjaga standar etika, menyadari bahwa pekerjaannya merupakan sumber daya yang tidak ternilai, menjaga lingkungan

yang sehat bagi karyawan dan keluarganya, menjaga lingkungan hidup dan menopang masyarakat sekitar serta menerapkan perbaikan kualitas hidup.

Pada umumnya kegiatan operasional PT. CPI bersifat berat, kotor dan selalu di lapangan terbuka serta mempunyai resiko yang tinggi. Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya kecelakaan (hazard potential) sangat besar. Untuk itu diperlukan kesadaran dan kewaspadaan terhadap kemungkinan akan bahaya yang datangnya tidak terduga.

PT. CPI sangat menekankan pentingnya keselamatan kerja bagi setiap karyawannya dalam tiap pelaksanaan tugas. Salah satu kegiatan perusahaan yaitu dengan melaksanakan program safety. Pada intinya program safety diarahkan pada tiga sasaran yaitu human (manusia), equipment (peralatan) dan procedure

(tahapan kerja).

Ketiga elemen tersebut mempunyai peranan yang sama pentingnya dan harus selaras dalam menciptakan suasana kerja yang selamat. Di PT. CPI keamanan, keselamatan, dan lingkungan berada di bawah Health, Environment, and Safety (HES). HES merupakan salah satu kebijakan yang dibuat oleh PT. CPI untuk menunjang terpenuhinya nilai-nilai dan tujuan perusahaan. PT. CPI sejak lama telah menerapkan keselamatan kerja dalam strategi bisnisnya namun dengan adanya isu baru mengenai lingkungan maka perusahaan ini pun turut berperan aktif dalam menerapkan kebijakan yang menyangkut lingkungan hidup dan lingkungan kerja. Hal yang menjadi pusat perhatian adalah sebagai berikut : 1. Pengurangan pembuangan air terproduksi tidak melebihi 15 % dari total air

2. Penanganan bahan beracun dan berbahaya (B3).

3. Pengurangan pemakaian pit/kolam penampungan. 4. Pengurangan limbah minyak.

5. Perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi setelah drilling operation. 6. Peningkatan kesadaran akan lingkungan terutama di daerah pemukiman. 7. Pengidentifikasian dan penghilangan dampak-dampak sensitif terhadap

masyarakat, dampak pembebasan tanah, kerusakan pada perkebunan rakyat akibat drilling operation.

8. Peningkatan kinerja keselamatan kerja baik di lingkungan PT.CPI maupun rekamannya.

2.9.1. Health (Kesehatan)

Bidang ini bertanggung jawab untuk menjadikan lingkungan fisik yang baik sehingga tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Bidang-bidang yang diawasi antara lain, yaitu:

1. Penyediaan air yang dikonsumsi dan air buangan dipantau secara kontinyu agar aman untuk dikonsumsi atau dibuang.

2. Pengolahan Sampah yang berasal dari bangunan akan dibakar, sampah B3

akan dikirim ke PT. PPLI (Prashada Pemusnah Limbah Indonesia) dan kotoran manusia akan dialirkan ke saluran air buangan domestik untuk selanjutnya diolah di kolam pengolahan air buangan domestik (sewage pond).

3. Pengawasan terhadap makanan dan minuman yang terdapat di Mess Hall,

Comissary dan Sanggar Karyawan diperiksa masa kadaluarsanya secara berkala.

4. Pest Control

Pest control adalah pengendalian terhadap hewan penyebar penyakit dan hewan pengganggu. Melakukan penyemprotan berkala untuk pencegahan malaria dan demam berdarah. Parameter Pengukuran keberhasilan program HES di Duri IBU adalah sebagai berikut :

a. Tidak ada air terproduksi yang dibuang keluar (zero discharge). b. Kecilnya volume minyak terbuang.

c. Tidak ada kecelakaan kendaraan bermotor maupun kecelakaan di lapangan.

d. Tidak ada daerah gundul.

e. Tidak ada minyak mentah yang tumpah. f. Tidak ada kolam penampungan (pit).

g. Tidak ada penyakit yang diderita penghuni camp. h. Mematuhi seluruh peraturan pemerintah.

2.9.2. Environment

Yang mendapatkan perhatian adalah pencemaran lingkungan baik dari proses produksi maupun kehidupan manusia, termasuk pencemaran udara oleh emisi kendaraan dan unit produksi.

2.9.3. Safety

Keunggulan Operasi menyatakan bahwa karyawan perlu melaksanakan operasi yang selamat, artinya beroperasi dan memelihara fasilitas perusahaan untuk mencegah cedera, sakit dan kecelakaan. Operasi yang selamat perlu dilaksanakan pada semua jenis pekerjaan, di semua wilayah operasi perusahaan, setiap saat, dan oleh semua karyawan dan mitra kerja dengan tujuan agar setiap karyawan dapat melaksanakan pekerjaan tanpa kecelakaan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kegiatan produksi di PT. CPI mempunyai resiko yang tinggi karena materi yang diproduksi sangat mudah terbakar sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah cukup besar.

Untuk mencapai itu semua, PT CPI membuat suatu program yang disebut

Fundamental Safety Work Practices (FSWP). FSWP ini dibuat dalam tujuh elemen penting, yaitu :

1. Access Control

Proses Access Control ditujukan untuk memastikan bahwa hanya orang- orang berwenang yang punya alasan yang absah, terkait dengan operasi dan bisnis, yang mendapatkan ijin, memahami dan memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk masuk fasilitas operasi yang dapat dimasuki dan bekerja di dalam fasilitas tersebut. Hal ini dimaksudkan agar keselamatan dan keamanan operasi fasilitas dan orang-orang yang berada di dalamnya dapat terjamin. Pos penjagaan akan mencatat identitas, keperluan, jam masuk, dan keluar bagi setiap pegawai dan pengunjung yang memasuki fasilitas tersebut.

2. General Work Permit

General Work Permit (Izin Kerja Umum) merupakan sarana di mana Penanggung Jawab Operasi Fasilitas memberikan izin kepada petugas (karyawan CPI / Mitra Kerja) untuk melakukan pekerjaan tidak rutin di suatu tempat kerja untuk mengingatkan pekerja akan bahaya yang mungkin timbul, dan untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut selamat untuk dilakukan. Dalam General Work Permit ada bagian-bagian penanggung jawab yang khusus untuk mengawasi pekerja mengenai izin bekerjanya, antara lain:

a. Penanggung jawab fasilitas (Facility Owner/FO)

b. Petugas fasilitas yang ditunjuk (Facility Owner Designated/FOD) c. Penanggung jawab pelaksana (Person In Charge)

d. Penanggung jawab Kerja Lapangan (Work Responsible Person/WRP) 3. Personal Protective Equipment (PPE)

Personal Protective Equipment (Alat Pelindung Diri, selanjutnya disebut PPE) di tempat kerja harus dipertimbangkan dalam konteks sebagai metode pengendalian untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Memakai alat pelindung diri yang tepat saat bekerja harus dipertimbangkan sebagai usaha terakhir dalam mengurangi atau menghilangkan resiko di tempat kerja, yang hanya akan digunakan saat pengendalian teknis yang dapat mengurangi bahaya (seperti isolasi, ventilasi, penggantian atau perubahan proses) dan kontrol administratif (seperti prosedur kerja) tidak dapat diterapkan. Berupa alat perlindungan diri

yang digunakan untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan. PPE mencakup semua alat pelindung diri seperti: alat pelindung kepala (helmet), alat pelindung mata (kacamata, lensa pelindung, eye wash), alat pelindung telinga (ear plug), alat pelindung tangan (sarung tangan karet, kulit, dan katun), alat pelindung kaki (safety shoes, rubber boot), alat bantu pernapasan, dan alat pelindung bekerja di ketinggian. Setiap pekerja dan pengunjung wajib mengenakan minimal PPE standar yaitu helm, safety goggle, dan safety shoes jika memasuki field atau lapangan kerja. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa:

a. PPE telah dipilih dengan benar sesuai dengan bahaya yang ada dan mengacu kepada standar.

b. Pegawai dan mitra kerja mendapatkan pelatihan yang sesuai.

c. Pegawai dan mitra kerja memakai PPE yang tepat dengan benar untuk pekerjaan yang memerlukannya.

4. Standard Operating Procedure (SOP) / Job Safety Analysis (JSA)

SOP adalah langkah-langkah kerja tertulis mengenai pelaksanaan pekerjaan untuk mengurangi resiko kerugian dan mempertahankan kehandalan termasuk batasan operasi peralatan dan keselamatan, prosedur menghidupkan, mengoperasikan, dan mematikan peralatan. JSA adalah suatu pendekatan struktural untuk mengidentifikasi potensi bahaya dalam suatu pekerjaan dan memberi langkah-langkah perbaikan sehingga JSA diperlukan untuk mendukung pelaksanaan SOP, mencegah bahaya yang mungkin terjadi, dan jika terjadi bahaya pekerja tahu bagaimana langkah-

langkah menanggulanginya. Proses Standard Operating Procedure (SOP) /

Job Safety Analysis (JSA) ditujukan untuk memastikan setiap pekerjaan mempunyai SOP dan JSA yang diperlukan, dan pekerja melakukan pekerjaan dengan mengacu kepada SOP dan JSA yang diperlukan. Dengan menjalankan proses ini, akan didapat pekerjaan yang handal, memenuhi standar mutu, dengan tetap memperhatikan keselamatan pekerja.

5. Lock Out Tag Out (LOTO)

Proses Penguncian dan Pelabelan (selanjutnya disebut LOTO) bertujuan untuk melindungi orang yang sedang bekerja atau berada disekitar mesin, instalasi listrik atau fasilitas proses produksi yang sedang diperbaiki dan dalam perawatan. Perlindungan itu dilakukan dengan mengisolasi energi berbahaya atau penguncian, pemasangan pengaman dan label pada sumber- sumber energi yang dapat mencederai seseorang. Untuk melakukan LOTO ini diperlukan:

a. Pengunci (lock)

Alat pengunci harus tidak dapat dibuka. Gembok dan kuncinya harus dimiliki masing-masing orang dan tidak berfungsi sebagai kunci utama. Pemasang harus memegang anak kunci. Facility owner perlu memastikan ketersediaan dan kemudahan mendapatkan kunci.

b. Label (tag)

Label harus dibuat berwarna standar untuk menunjukkan siapa yang memasang. Pemasang harus menandatangani label tersebut.

Merah muda : Instrumen dan Electrician

Kuning : Operator

Putih : Untuk pekerjaan confined space

6. Material Safety Data Sheet (MSDS)

MSDS merupakan lembaran data mengenai suatu bahan kimia berbahaya yang memberikan informasi mengenai bahaya potensial dan cara penanganan yang selamat atas bahan yang digunakan. MSDS menyediakan keterangan tentang nama bahan, komposisi, pengarah fisik dan keselamatan, prosedur darurat dan pertolongan pertama, perlindungan khusus dan masalah-masalah keselamatan dan lingkungan dari bahan tersebut.

Informasi yang didapat di dalamnya: a. Identifikasi

b. Unsur berbahaya

c. Data bahaya api dan ledakan d. Data fisik

e. Data bahaya untuk kesehatan f. Informasi pelindung khusus

g. Prosedur penanganan tumpahan atau kebocoran dan tindakan pencegahan khusus

Proses Material Safety Data Sheet (MSDS) ditujukan untuk menjamin bahwa bahaya bahan kimia dan fisik yang ada di tempat kerja, dan cara penanganannya dikomunikasikan secara baik kepada pegawai dan mitra

kerja sehingga baik pegawai dan mitra kerja dapat bekerja dengan selamat dalam menggunakan bahan tersebut.

7. House keeping

Proses housekeeping ditujukan untuk memastikan fasilitas operasi berada dalam keadaan bersih, rapi, dan teratur. Keadaan tersebut akan memberikan manfaat, seperti menghilangkan kemungkinan cedera dan kebakaran, mencegah pemborosan energi, membantu pengendalian limbah dan kerusakan, dan mencerminkan tempat kerja yang dikelola dengan baik.

Dalam pelaksanaannya HES mempunyai prinsip: “Do it safety or not at all. There is always time to make it right”. Jadi apapun pekerjaan yang dilakukan di dalam ligkungan PT CPI, harus dilakukan dengan aman atau tidak sama sekali, dan selalu ada waktu untuk memperbaikinya. Untuk mengingatkan para pekerja tentang pentingnya keselamatan, maka diwajibkan untuk memasukkan HES

moment ke dalam setiap agenda rapat dan mengadakan HES meeting minimal satu kali dalam sebulan.

The Chevron Way menyatakan “We place the highest priority on the health and safety of our work force and the protection of our assets and the environment.” PT CPI memasukkan hal tersebut dalam tujuan Keunggulan Kinerja (Operational Excellences / OE), yaitu 0,0,0 yang artinya tidak ada pekerja yang terluka, tidak ada minyak tumpah yang dapat mencemari lingkungan, dan tidak ada kecelakaan selama bekerja.

Ada 10 hal yang selalu menjadi acuan setiap karyawan PT. CPI dalam melakukan aktivitas apapun. Hal ini dikenal dengan “Tenets of Operation”, yaitu :

1. Operate within design or environmental limits

Bekerja di dalam batas-batas perencanaan dan lingkungan. 2. Operate in a safe and controlled condition

Bekerja dalam kondisi selamat dan terkendali. 3. Ensure safety devices are in place and functioning

Memastikan semua peralatan keselamatan berada pada tempatnya dan berfungsi.

4. Follow safe work practices and procedures

Mengikuti petunjuk dan prosedur pelaksanaan kerja selamat.

5. Meet or exceed customer‟s requirements

Memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 6. Maintain integrity of dedicated systems

Memelihara integritas dari sistem sesuai peruntukannya. 7. Comply with all applicable rules and regulations

Mengacu pada semua peraturan dan perundangan yang berlaku. 8. Address abnormal conditions

Memperhatikan kondisi – kondisi yang tidak normal. 9. Follow written procedure for high-risk or unusual situation

Mengikuti prosedur tertulis untuk mengatasi keadaan yang luar biasa dan beresiko tinggi.

10. Involve the right people in decisions that affect procedures and equipments

Melibatkan orang yang tepat dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan prosedur dan peralatan.

BAB I

PENDAHULUAN

Dokumen terkait