• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hemat (Al- Iqtishod), yaitu tidak boros terhadap harta, hemat tenaga dan waktu

B. Pengertian Akhlak

9) Hemat (Al- Iqtishod), yaitu tidak boros terhadap harta, hemat tenaga dan waktu

d) Akhlak kepada keluarga

Akhlak kepada keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan keturunannya. Kita harus berbuat baik kepada anggota keluarga terutama orang tua. Ibu yang telah mengandung kita dalam keaadaan lemah, menyusui dan mengasuh kita, dan memeberikan kita kasih sayang tiada tara. Ketika kita lapar, tangan ibu yang menyuapi, ketika kita haus tangan ibu yang memeberi minum, ketika kita menangis tangan ibu yang mengusap air mata kita, ketika kita gembira tangan ibu yang mendah syukur, memeluk kita dengan erat dan deraian air mata bahagia.

Begitu juga ayah sosok seorang pria yang hebat dalam hidup yang telah menafkahi kita tanpa memperdulikan panas terik matahari, maut yang akan menghadang demi anak apapun akan dilakukan. Begitulah perjuangan orang tua maka sudahkah kita berbakti dan mendoakan mereka disetiap sholat kita, ingat kepada

mereka setia saat, maka sepatutnya lah kita patuh kepada kedua orang tua kita Akhlak terhadap orang tua antara lain:

1) Mencintai mereka melebihi rasa cinta kita terhadap kerabat kita yang lain

2) Lemah lebut dalam perkataan dan perbuatan 3) Merendahkan diri dihadapannya

4) Berdoa kepada mereka dan meminta doa pada mereka 5) Berbuat baik pada mereka sepanjang hidupnya

6) Berterimakasih kepada mereka e) Akhlak terhadap masyarakat

Akhlak terhadap masyarakat antara lain:

1) Memuliakan tamu, (Dodi, 2021: 168-170).

2) Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

3) Saling menolong dalam melakukan kebijakan taqwa

4) Menganjurkan anggota masyarakat berbuat baik dan mencegah perbuat jahat

5) Memberi makan fakir miskin

6) Bermusyawarah dalam segala urusan kepentingan bersama 7) Menunaikan amanah yang telah diberikan oleh masyarakat

kepada kita 8) Menepati janji f) Akhlak terhadap tetangga

Akhlak terhadap tetangga merupakan perilaku yang terpuji, berbuat baik pada tetangga sangat dianjurkan oleh RosulAllah SAW. Orang yang selalu berbuat baik terhadap tetangganya berarti telah menjalankan perintah Rosulullah.

Rosulullah menganjurkan umatnya untuk berbuat baik dan berprilaku baik dala kehidupan sehari-hari, berakhlak mulia dalam bertindak melakukan sesuatu. Terutama yang menyangkut hubungan dengan Allah sebagai pencipta alam semsta termasuk kita sebagai manusia. Kedua hubungan sesama manusia terutama hubungan dengan Rosulullah sebagai orang yang telah membimbing kita ke jalan yang benar untuk menyembah Tuhan Yang Esa. Ketiga hubungan dengan alam semesta dan lingkungan. Keempat hubungan manusia dengan diri sendiri.

Akhlak dan etika merupakan pendidikan dasar yanag harus diberikan dan di bina dengan kepada anak agar anak-anak terbiasa melakukan hal-hal yang baik, sopan santun dalam bergaul, terutama terhadap kedua orang tua, terhadap teman sebaya, juga terhadap tetangga. Anak-anak kalau sudah dibiasakan dari waktu kecil untuk berprilaku baik dalam kesehariannya, insyallah akan terbawa dan terbiasa apabila sudqah dewasa. Oleh karena itu didiklah anak mu kejalan yang benar dan berlaku baik terhadap mereka, berakhlak dan beretika menurut adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat kita.

g) Akhlak dalam Ber-hablun Minnanas

Hablu minannas adalah berhubungan sesame manusia.

Sebagai umat beragama, setiaporang harus menjalin hubungan baik antara sesamanya setelah menjalin hubungan baik dengan tuhan. Dalam kenyataan dapat kita saksikan dua hubungan tidak padu. Terkadang seseorang yang dapat menjalin hubungan baik dengan tuhannya tetapi dalam menjalin hubungan dangan sesamanya atau sebaliknya, ada orang yang dapat menjalin hubungan secara baik dengan sesamanya, tetapi ia mengabaikan hubungan dengan tuhannya.

3. Pembagian Akhlak

Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata mata karena syara’ (Al-Qur’an dan hadist).

Kenapa sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah, dan jujur dikategorikan baik? Karena syara’ menilai itu semua sifat sifat baik. Sedangkan pemarah, tidak bersyukur, dendam, kikir, dusta, dikategorikan yang tidak baik? Karena syara’ menilai sedemikian. Pembagaian akhlak

dalam Islam ada dua macam: yakni akhlak baik (akhlaq al-Mahmudah) dan akhlak yang buruk (akhlak al-Madzmumah).

a) Akhlak yang baik ( al-akhlak al-mahmudah )

Akhlak yang baik adalah perbuatan dan tingkah laku yang dilakukan oleh Rasulullah, adapun akhlak yang baik sebagai berikut:

1) Al – Amanah ( jujur dapat dipercaya ) 2) Al – Alifah ( disenangi )

3) Al – ‘Afwu ( pemaaf ) 4) Ani Satun ( manis muka ) 5) Al- Khoiru ( kebaikan = baik )

6) Al- Khusyu ( tekun sambil menundukan diri ) 7) Adh – Dhiyafah ( menghormati tamu )

8) Al – Haya’u ( malu kalua diri tercela )

9) Al – Hilum ( menahan diri dari berlaku maksiat ) 10) Al – Hukmu bil adli ( menghukum secara adil ) 11) Al – Ikha’u ( menganggap bersaudara )

12) Al – Ihsan ( berbuat baik )

13) Al- Ifafah (memelihara kesucian diri ) 14) Al- Muru’ah ( berbudi tinggi )

15) Al- Nadzofah ( bersih ) 16) Al- Rahmah ( belas kasih ) 17) Al- Sakha’u ( pemurah )

18) Al- Salam (kesentosaan ) 19) Al- Shalihat ( beramal sholih ) 20) Al- Sobru ( sabar )

21) Al- Sidqatu ( benar = jujur ) 22) Al- Sajaa’ah ( berani )

23) Al- Ta’awun ( bertolong tolong )

24) Al- Tazdharru ( merendahakan diri kepada Allah swt ) 25) Al- Tawadhu (merendahkan diri sesama manusia ) 26) Qona’ah ( merasa cukup dengan apa yang ada ) 27) Izzatul Nafsi ( berjiwa kuat )

Sebagai orang Islam sepatutnya perbuatan perbuatan tersebut dilakukan karena hal itu mencerminkan akhlak seorang Muslim sebagaimana yang dianjurkan dalam Al-Qur’an dan hadist Nabi

b) Akhlak yang buruk ( al-akhlaq al-Madzmimah )

Akhlak yang menyimpang jauh dari ajaran Islam, penyakit hati dan jiwa. Adapun contoh dari akhlak yang buruk adalah sebagai berikut:

1) Ananiah ( egois ) 2) Al- Baghyu ( pelacur ) 3) Al- Buhtan ( kikir )

4) Al- Khamru ( peminum khamar ) 5) Al- Khiyanah ( khianat )

6) Al- Dhulmu ( aniaya ) 7) Al- Jubun ( pengecut ) 8) Al- Fawahisy ( dosa besar ) 9) Al- Ghadab ( pemarah ) 10) Al- Ghasysu ( penipu ) 11) Al- Ghibah ( mengumpat )

12) Al- Ghina ( merasa tidak perlu orang lain ) 13) Al- Ghurur ( memperdayakan atau mengelanbui ) 14) Al- Hasad ( dengki )

15) Al- Hiqdu ( dendam )

16) Al- Ifsad ( berbuat kerusakan ) 17) Al- Intihar ( menjerumuskan diri )

18) Al- Israf ( menyianyaiakan tanpa manfaat ) 19) Al- Istikbar ( takabur )

20) Al- Kazbu ( dusta )

21) Al- Kufran ( mengingkari nikmat ) 22) Al- Liwathah ( homo sexual ) 23) Al- Makru ( penipuan )

24) Al- Namimah ( mengadu domba ) 25) Qotlu Al- Nafsi ( membunuh ) 26) Al- Riba (memakan riba ) 27) Al- Riya ( mencari muka ) 28) Al- Sikriyah ( berolok olok )

29) Al- Sirqah ( mencuri )

30) Al- Syahwat ( pengikut hawa nafsu )

31) Al- Tabzdir ( berlebih lebihan menggunakan harta ) 32) Al- Tanabuzu Bil Alqab ( melebih lebihkan gelaran ),

(Mansur, 2019: 13-14).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak

Di dalam ilmu psikologi, terdapat beberapa aliran yang didalamnya menjelaskan tiga faktor yang dapat mempengaruhi akhlak yaitu, Pertama aliran nativisme, yang menjelaskan bahwa faktor yang paling mempengaruhi akhlak manusia adalah faktor bawaan, yang cenderung dapat mempengeruhi, minat, bakat, dan akalnya. Dua aliran Emperisme, yang menjelaskan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi akhlak adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan social, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Tiga aliran konvergensi, yang menjelaskan bahwa faktor internal yang mempengaruhi akhlak yaitu pembawaan anak, dan faktor luar yaitu pendidikan atau pembentukan dan pembinaan yang dibuat khusus atau melalui interkasi dalam lingkungan social.

Dengan pembahasan diatas dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak sebagai berikut:

a) Faktor internal adalah faktor bawaaan dari dalam yang dibentuk berupa kecenderungan, bakat, akal.

b) Faktor eksternal adalah lingkungan sosial, termasuk pembinaan keluarga dan pendidikan yang diberikan.

5. Metode pembinaan akhlak dan manfaat akhlak mulia

Metode pembinaan akhlak, yang penting dalam pembinaan akhlak sebagai berikut: ihsan, penanaman keimanan, inflementasi rukun Islam, keteladanan, memilih teman yang baik, pembiasaan akhlak yang baik, pemberian nasehat dan perhatian, memeperhatikan faktor kejiwaan, serta pemberian penghargaan dan sanksi.

a) Ihsan, adalah perasaan dilihat Allah dan menghadirkan Allah ditengah-tengah kehidupan sehari- hari baik dalam beribadah maupun bekerja, sikap mental dan gerak jiwa yang harus diperhatikan agar selalu tunduk kepada Allah SWT.

b) Penanaman keimanan, dengan mengajarkan amal sholeh dan perbuatan terpuji, iman yang tidak disertai dengan amal sholeh dinilai sebagai iman yang palsu, bahkan dianggap sebagai kemunafikan

c) Implementasi rukun Islam, rukun Islam yaitu ada lima yang terkandung konsep pembinaan akhlak rukun Islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bersaksi Nabi Muhammad SAW.

Sebagai utusan Allah.

d) Keteladanan, merupakan salah satu metode penanaman nilai-nilai agama yang paling efektif, dengan menyampaikan ajaran

Islam seharusnya lebih banyak melalui peneladanan sehingga nilai-nilai kebenaran itu tidak hanya tampil pada tataran pengetahuan dan pemahaman saja, tetapi benar-benar terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

e) Memilih teman yang baik, teman yang baik adalah yang dapat mengarahkan pikiran dengan benar dan menebar kasih sayang kepada sesama.

f) Pembiasaan akhlak yang baik, kebiasaan yang mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia yakni mengunggah hati nurani dan mengajak berfikir tentang manfaat akhlak yang mulia, sehingga pada akhirnya mereka dapat melakukan dengan penuh kesadaran.

g) Pemberian nasehat dan perhatian, nasehat sebagau metode pembinaan akhlak sangat bermanfaat untuk membukakan mata anak-anak tentang hakikat sesuatu yang mendorong kesituasi luhur untuk memperoleh akhalak yang mulia.

h) Memeperhatikan faktor kejiwaan, pembinaan akhlak secara efektif dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiawaan objek yang dibina, karna faktor kejiwaan manusia berbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia. Pada usia anak-anak lebih menyukai kepada hal-hal yang bersifat bermain, untuk itu ajar akhlak dapat diberikan dalam bentuk permainan hal ini pernah dilakukan oleh para ulama dimasa lalu. Mereka menyajikan

ajaran akhlak lewat syair yang bersifat-sifat Allah dan Rosul, anjuran beribadah, dan akhlak yang mulia sebagainya syair tersebut dibaca pada saat menjelang pengajian, ketika akan melaksakan sholat lima waktu, dan acara- acara memeperingati hari besar Islam.

i) Pemberian penghargaan dan sanksi, dalam Islam pemberian penghargaan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran atas motivasi iman sehingga dapat meluruskan niat dan pelaksanaan, sedangkan sanksi bertujuan agar manusia mematuhi berbagai aturan yang telah ditentukan, dan mengingatkannya kepada kebenaran yang ia langgar suapaya dibatasi, atau kepada dosa yang ia lakukan supaya dihentikan. Allah SWT. berjanji memeberi penghargaan ( pahala ) dengan syurga -Nya bagi hamba yang taat menjalankan segala perintahnya dan mengancam memeberi sanksi neraka bagi mereka yang melanggar larangan Allah SWT, (Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin, 2006: 61-89).

Dokumen terkait