• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA MTs DAARUL RAHMAN I JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA MTs DAARUL RAHMAN I JAKARTA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satuh Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Srata Satu Dalam Bidang

Pendidikan Agama Islam ( S.Pd. )

Oleh:

MOHAMMAD WALID NIM: 17.13.01.08

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA JAKARTA

2021

(2)

i

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mohammad Walid NIM :17.13.01.08

Tempat/tgl.Lahir : Bangkalan, 05 Mei 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa MTs Daarul Rahman ”adalah benar benar asli karya penulis sendiri,kecuali kutipan kutipan yang disebutkan sumbernya atas petunjuk pembimbing. Kesalahan dan kekurangan pada karya ini menjadi tanggung jawab penulis.

Jakarta, 3 November 2021

Mohammad Walid NIM: 17.13.01.08

(3)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII A MTs Daarul Rahman 1 Jakarta” yang disusun oleh Mohammad Walid Nomor Induk Mahasiswa: 17130108 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta,14 November 2021

Dwi Winarno, M.Si

(4)

iii Abstrak

Mohammad Walid. Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa MTs Daarul Rahman. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta. 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap (X) Akhlak Siswa (Y). Hipotesis yang diuji adalah: (1) terdapat pengaruh pendidikan agama islam terhadap akhlak siswa, (2) tidak terdapat pengaruh pendidikan agama islam terhadap akhlak siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional terhadap data-data kuantitatif yang diperoleh dari objek penelitian yaitu siswa-siswa MTs Daarul Rahman Jakarta. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan probability random sampling. Random sampling merupakan pengambilan sambel secara acak. Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah kelas VIII sebanyak 35 responden dari total 244 populasi siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2021-2022. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket/kuesioner, observasi dan dokumentasi. Jenis analisis yang digunakan adalah analisis korelasi yang dijabarkan secara deskriptif dan menggunakan rumus statistic product moment.

Dari analisi data penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan agama islam terhadap akhlak siswa MTs Daarul Rahman Jakarta dengan hasil koefisien korelasi product moment sebesar 0,492.

(5)

iv

ABSTRACTION

Mohammad Walid. The Influence of Islamic Religious Education on the Morals of MTs Daarul Rahman Students. Essay. Jakarta: Islamic Religious Education Study Program. Indonesian Nahdlatul Ulama University, Jakarta.

2021

This study aims to determine the effect of Islamic Religious Education on (X) Student Morals (Y). The hypotheses tested are: (1) there is an influence of Islamic religious education on student morals, (2) there is no influence of Islamic religious education on student morals.

In this study, researchers used a survey method with a correlational approach to quantitative data obtained from the object of research, namely the students of MTs Daarul Rahman Jakarta. In this study, researchers used probability random sampling. Random sampling is a random sampling. In this study, the sample was class VIII with 35 respondents from a total of 244 student population in the odd semester of the 2021-2022 academic year. Data was collected using a questionnaire/questionnaire technique, observation and documentation. The type of analysis used is correlation analysis which is described descriptively and uses the product moment statistical formula.

From the analysis of research data, it can be concluded that there is a positive and significant influence between Islamic religious education on the morals of students at MTs Daarul Rahman Jakarta with the product moment correlation coefficient of 0.492.

(6)

v ثحبلا صلخم

:اتركاج .لاقم .نمحرلا راد بلاط تايقلاخأ ىلع ةيملاسلإا ةينيدلا ةيبرتلا ريثأت .ديلو دمحم ةسارد جمانرب

.اتركاج ، ةيسينودنلإا ءاملعلا ةضهن ةعماج .ةيملاسلإا ةينيدلا ةيبرتلا 2021

( ىلع ةيملاسلإا ةينيدلا ةيبرتلا رثأ ديدحت ىلإ ةساردلا هذه فدهت ( بلاطلا قلاخأ )X

يتلا تايضرفلا .)Y

( :يه اهرابتخا مت 1

بلاطلا قلاخأ ىلع ةيملاسلإا ةينيدلا ةيبرتلل ريثأت كانه )

( ، 2 ةيبرتلل ريثأت دجوي لا )

.بلاطلا قلاخأ ىلع ةيملاسلإا ةينيدلا اهيلع لوصحلا مت يتلا ةيمكلا تانايبلل يطابترا جهن عم حسم ةقيرط نوثحابلا مدختسا ، ةساردلا هذه يف بلاط يأ ، ثحبلا عوضوم نم MTs Daarul Rahman Jakarta

مدختسا ، ةساردلا هذه يف .

ئاوشع تانيع نوثحابلا ، ةساردلا هذه يف .ةيئاوشعلا تانيعلا ذخأ وه ةيئاوشعلا تانيعلا ذخأ .ةيلامتحا ةي

عم نماثلا فصلا نم ةنيعلا تناك 35

يلامجإ نم اًبيجتسم 244

ماعلل يدرفلا يساردلا لصفلا يف اًبلاط

يساردلا 2021

- 2022 لاو ةظحلاملاو نايبتسلاا / نايبتسلاا بولسأ مادختساب تانايبلا عمج مت . عون .قيثوت

.جتنملا ةيظحل ةيئاصحلإا ةغيصلا مدختسيو اًيفصو فوصوملا طابترلاا ليلحت وه مدختسملا ليلحتلا ىلع يملاسلإا ينيدلا ميلعتلا نيب اًماهو اًيباجيإ اًريثأت كانه نأ جاتنتسلاا نكمي ، ثحبلا تانايب ليلحت نم يف بلاطلا قلاخأ MTs Darul Rahman Jakarta

ترا لماعم عم غلابلا جتنملا ةظحل طاب

0.492 .

(7)

vi

Kata Pengantar

Segala puji syukur atas kehadirat Ilaahi Rabbi yang mana atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa MTs Daarul Rahman”. merupakan karya penulis untuk memenuhi persyaratan guna untuk memenuhi gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih

1. Dr. H. Juri Ardiantoro, Ph.D. Selaku Rektor Universitas Nadlatul Ulama Indonesia.

2. Bapak Dede Setiawan, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia.

3. Bapak Saiful bahri, M.Ag Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia.

4. Bapak Dwi Winarno, M .Si Selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, membimbing , mengarahkan dan memotitivasi penulis terhadap penyelesaian skripsi ini dengan keikhlasan

5. Para Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Seluruh Dosen Universitas Nahdlatul Ulama yang telah memberikan saran, nasihat dan motivasi, serta telah membekali ilmu-ilmunya kepada penulis selama menuntut ilmu di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia.

(8)

vii

6. Bapak H. Musli dan Ibu Askiyah Orang tua tercinta sebagai motivator hidup dan pendo’a setia untuk saya agar saya bisa selalu menyelesaikan segala kewajiban saya sebagai manusia yang bermanfaat

7. Untuk keluarga yang selalu mendukung dan memberi semangat agar segera selesai dan lulus kuliah.

8. Untuk teman teman seperjuangan yang selalu memberi semangat agar kita bisa menyelesaikan skripsi dengan baik

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi iniyang tidak disebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih

Semua pihak yang penulis sebutkan diatas tidak ada kata lain selain terima kasih sebanyak-banyaknya, semoga Allah SWT memberikan balasan atas dukungan, semangat dan motivasi yang diberikan. Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap yang membacanya.

Jakarta, 3 November 2021

Mohammad Walid 17.13.01.08

(9)

viii DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACTION ... iv

ثحبلا صلخم ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Penelitian ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Penelitian ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Kajian Teori ... 10

B. Kerangka Berfikir ... 48

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Metode Penelitian ... 51

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 52

C. Populasi dan Sampel ... 52

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

E. Kisi-Kisi Instrument Penelitian ... 55

F. Teknik Analisis Data ... 60

G. Validitas Data (Validitas dan Reliabilitas Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 65

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 65

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 71

C. Analisis Data (Pengujian Hipotesa) ... 74

D. Pembahasan dan Interprestasi ... 78

BAB V PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, tanpa pendidikan manusia akan hidup tanpa arah dan akan mengakibatkan kehancuran bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Pendidikan juga dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan maupun kepandaian melalui pengajaran, latihan-latihan atau pengalaman yang lebih jauh, selain itu pendidikan dapat mengembangkan intlektual serta akhlak anak didik yang dilakukan bertahap, dan pendidikan bagian dari pada kunci menuju kesuksesan (Gunawan, 2017: 18).

Pendidikan orang dewasa yang merupakan tanggung jawab memberi atau membantu kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlakukan dirinya masyarakat bangsa dan negara (Aziz, 2016: 37).

Hal ini sangat penting dilakukan oleh setiap individu terhadap individu yang lainnya, karena, manusia adalah makhluk sosial yang akan bersosialisasi dengan manusia lain. Dalam menjalani kehidupannya, manusia sudah pasti memerlukan pendidikan yang berkaitan erat dengan akhlak atau perilaku sehingga mereka akan merasakan kenyamanan dan

(11)

hubungan secara harmonis atau dengan lainnya. Maka pendidikan Islam merupakan pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya, serta segala aktifitasnya, baik aktifitas individu maupun sosial dan lingkungannya berdasarkan nilai-nilai moral Islam. Pendidikan dalam perspektif Islam merupakan proses pembentukan individu berdasarkan nilai-nilai Islami (Suryadi, 2018: 8-9).

Pendidikan membentuk manusia dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dan membentk jasmani dan rohani yang matang. Sebagaimana tujuan pendidikan menurut Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAN) UU RI No. 20 TH. 2003 BAB II Pasal 3 dinyatakan.

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab,” (Depdiknas, 2003: 5)

Tujuan pendidikan setidaknya terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan yang bertujuan mengembangkan aspek batin atau rohani dan pendidikan bertujuan mengembangkan jasmani dan lahiriyah. Pendidikan bersifat rohani merujuk kepada kualitas kepribadian, karakter, akhlak, dan watak, semua itu menjadi bagian penting dalam pendidikan, kedua pengembangan terfokus kepada aspek jasmani seperti ketangkasan, kesehatan, cakap, dan kreatif. Pengembangan tersebut dilakukan di lembaga sekolah dan di luar sekolah seperti keluarga dan masyarakat.

(12)

Tujuan pokok pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa yaitu sasaran yang akan diperoleh oleh seseorang atau sekelompok seseorang yang melakukan suatu kegiatan karena pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok seseorang yang melaksanakan pendidikan Islam. Sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Surat An-Nahl ayat 64

َ و

َِم ْؤُّيَ ِم ْو قِ لًَة مْح ر اوَىًدُه وَِهْيِفَا ْوُف ل تْخاَىِذالاَُمُه لَ نِ ي بُتِلَ الَِّاَ ب تِكلاَ كْي ل عَا نْل زْن اَآ م

َ ن ْوُن

”Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselihsihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

Dapat disimpulkann bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membimbing dan membrntuk manusia menjadi hamba Allah yang sholeh, teguh imannya, taat beribadah, dan berakhlaq terpuji. Jadi tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan peribadi muslim, yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual jasmani, emosi, intelektual, dan sosial.

Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam baik makna maupun tujuanmya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak di benarkan melupakan etika sosial atau moralitas seseorang.

Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia maupun membuahkan kebaikan di akhirat kelak.

Sasaran pendidikan agama tertuju pada pembentukan sikap akhlak atau mental anak didik dalam hubungan dengan Tuhan, masyarakat, dan alam, atau ke semua makhluk. Anak adalah cerminan masa depan,

(13)

pendidikan anak harus benar-benar diperhatikan sudah agar bakat mereka tersalurkan dalam kegiatan yang positif, yaitu di antaranya dengan memasukkan anak dalam jenjang pendidikan yang formal maupun nonformal. Penanman nilai agama kepada mereka merupakan syarat mutlak untuk untuk mencapai nilai keharmonisan dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat, nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pondasi agar meraka tidak keluar dari ajaran-ajaran agama, (Acep Ceptian Nurpajar, 2020: 23).

Dalam pendidikan Islam, agama merupakan agama salah satu aspek yang perlu ditanamkan dalam diri anak didik. Karena melalui pendidikan agama, hanya bukan pembentukan pengetahuan dan pengembangan potensi anak didik yang akan terbentuk secara secara keseluruhan dari mulai pengetahuan agama, latihan sehari-hari, sikap dan prilaku akhlak yang sesuai dengan ajaran agama baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah, Manusia dengan manusia lain, serta manusia dengan dirinya sendiri.

Menurut Darmadi mendefinisikan kepribadian. Secara umum kepribadian itu pada dasarnya dibentuk oleh pendidikan, karena pendidikan menanamkan tingkah laku yang berkelanjutan dan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan, ketika ia dijadikan norma kebiasaan itu berupa menjadi adat, membentuk sifat, sifat-sifat seseorang merupakan tabiat atau watak, tabiat rohaniyah dan sifat lahir membentukan kepribadian (Darmadi, 2017:

265).

(14)

Selama di era globalisai dan wabah Covid-19 ada pergeseran karakter, moral, sikap akhlak, budi pekerti yang terjadi pada siswa dikelas VIII MTs Daarul Rahman, telah banyak peserta didik yang perilakunya mulai tidak sesuai dengan akhlak siswa yang semestinya seperti, berkelahi bersama temannya dan tidak taat terhadap guru dan sering malas atau bolos sekolah dan merokok dan kenakalan. Dilihat dari kenyataan yang ada, bahwa akhlak siswa dikelas VIII A di MTs Daarul Rahman I Jakarta mengalami pergeseran akhlak, dan sikap, dan moral, dan perilaku, dan budi perkertinya terhadap gurunya seperti, ketidak disiplinan mereka dalam masuk sekolah, masih banyak adanya indikasi yang mencontek saat ujian dan bercanda dalam shalat, masih adanya membuang sampah sembarangan, kurang hormat dan tidak taat kepada guru dan tidak mendengarkan saat guru menyampaikan materi pelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahasnya yang dituangkan dalam skripsi dengan judul:

“Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII MTs Daarul Rahman I Jakarta”.

B. Rumusan Penelitian

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengajarkan nilai-nilai akhlak kepada siswa kelas VIII MTs Daarul Rahman I Jakarta. Penelitian ini ingin mengkaji bagaimana pengaruh pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sudah diajarkan terhadap akhlak siswa dalam penerapannya di dalam keluarga.

(15)

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan paparan permasalahan di atas, maka fokus penelitian tersebut, sebagai berikut:

1. Bagaimana pendidikan agama Islam berpengaruh terhadap akhlak siswa kelas VIII MTs Daarul Rahman I Jakarta ?

2. Bagaimana Akhlak siswa kelas VIII MTs Daarul Rahman I Jakarta?

3. Apakah terdapat pengaruh Pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa kelas VIII MTs Daarul Rahman I Jakarta?

D. Hipotesis

Menurut (Sugiono, 2016: 84) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperbolehkan melalui pengumpulan data.

Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif ( Ha )

Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variable X (Pendidikan agama Islam) dengan variable Y (akhlak siswa), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh

(16)

pendidikan agama Islam ( X ) terhadap akhlak siswa ( Y ) MTs Daarul Rahman Jakarta I.

2. Hipotesis Nol ( Ho )

Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara variable X (Pendidikan agama Islam) dengan variable Y (akhlak siswa), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

tidak ada pengaruh pendidikan agama Islam ( X ) terhadap akhlak siswa ( Y ) MTs Daarul Rahman Jakarta I.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam pada siswa kelas VIII MTs Daarul Rahman I Jakarta

2. Mengetahui akhlak siswa kelas VIII Mts Daarul Rahman I Jakarta 3. Mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama Islam terhadap ahklak

siswa kelas VIII MTs Daarul Rahman I Jakarta F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dibuat diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat membantu terhadap lembaga sekolah, orang tua, keluarga dalam membentuk akhlak, sikap, moral dan perilaku baik dan mengajarkan pindidikan Agama Islam dalam menciptakan generasi

(17)

yang berilaku baik, baik dalam hal keagamaan dan dalam hal apapun, yang dimulai dalam lingkungan keluarga hingga lingkungan sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi peneliti

Menambah wawasan saat penelitian berlangsung hingga mengetahui betapa pentinganya pendidikan agama Islam dalam dalam membentuk kepribadian yang baik maupun akhlak, moral, dan prilaku yang baik dalam keagamaan, dan menjadikan contoh bagi peneliti

b. Manfaat bagi siswa

Menjadikan siswa tertanam dalam dirinya nilai-nilai agama Islam yang baik, akhlak, moral dan berprilaku baik.

c. Manfaat bagi guru dan sekolah

Evaluasi bagi guru dalam pembelajaran agama Islam, dan lebih menekankan dalam pembentukan akhlak, moral, dan perilaku baik. Untuk sekolah agar lebih meningkatkan pembelajaran agama Islam dan memperhatikan prilaku siswa.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan menunjukkan sistematika dalam penulisan penelitian yang berjudul “pengaruh pendidikan agama Islam dalam lingkungan keluarga terhadap akhlak siswa kelas VIII A Mts Daarul Rahman I Jakarta sebagai berikut:

(18)

Bab I pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah yang terkait tentang permasalahan-permasalahan yang akan diuraikan dan dijelasakan oleh penulis sesuai dengan judul skripsi yang meliputi latar belakang, rumusan penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang kajian teori, yang menguraikan tentang variabel pengaruh pendidikan agama Islam (X) terhadap akhlak (Y) siswa kelas VIII A MTs Daarul Rahman Jakarta secara umum dan berdasarkan dokumen dan kerangka berpikir.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian, metode penelitian, waktu dan lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan data, kisi-kisi instrument penelitian, teknis analisis data, validasi data (validitas dan reliabilitas data).

Bab IV berisi tentang profil sekolah, objek penelitian, pembahasan, hasil penelitian.

Bab V berisi tentang bab penutup dan saran yang dapat berguna seluruh pembaca dan juga seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi.

(19)
(20)

11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan

Manusia dan pendidikan yaitu dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena manusia selama hidupnya akan melakukan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran pendidikan dari tingkat anak usia dini (keluarga) sampai pada pendidikan tinggi.

Pendidikan merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik dzhohir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban manusia dan lebih baik. Contoh dapat dikemukakan sebagai berikut: anjuran atau arahan untuk anak tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapi pakaian, hormat pada orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, saling peduli dan lain sebagainya merupakan salah satu contoh proses pendidikan.

Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir, sehingga dapat menghasilkan kualitas yang berkesinambungan, yang ditunjukan pada perwujudan sosok manusia masa depan dan berbudi pekerti dan berakar pada nilai-nilai budaya serta Pancasila.

Pengertian pendidikan Islam diwakili oleh istilah ta’lim, ta’dib, dan tarbiyah. Ta’lim berasal dari kata ‘allama yang mempunyai arti

(21)

“pengajaran”, sedangankan ta’dib mempunyai arti pendidikan sopan santun. Pendidikan Islam usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam, memikirkan, memutuskan, dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam (Samsul Nizar, 2020: 19).

Pendidikan Islam adalah pendidkan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang membentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuhkan hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan Allah, manusia dan semesta dana slam semesta.

Pendidikan Islam bertolak dari pandangan Islam tentang manusia, Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai dan fungsi sekaligus mencakup dan tugas pokok. Fungsi yang pertama, manusia sebagai khalifah Allah di bumi, makna ini mempunyai arti bahwa manusia diberi amanah untuk memelihara, merawat, memanfaatkan, serta melestarikan alam raya. Fungsi kedua, manusia adalah makhluk Allah yang diberi tugas untuk menyembah dan mengabdi kepada-Nya. Selain itu manusia adalah makhluk yang memiliki potensi lahir dan batin, (Haidar Putra Dualay, 2019: 1-2).

Fungsi pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan. Di dalam undang-undang tersebut memuat segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia yang meliputi pengertian pendidikan,

(22)

fungsi dan tujuan pendididkan, jenis-jenis pendidikan, jenjang pendidikan, standar pendidikan dan lain-lain. Dengan demikian arah pendidikan di Indonesia suda ditentukan dengan sedemikian rupa.

Mengacu pada undang-udang No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Fungsi pendidikan nasional yaitu Pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk kota serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujua untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, berbicara, kreatif, dan mandiri, (Undamg-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 2008: 5).

Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berprasaan, berkemauan, dan mampu berkarya, dan mampu mengendalikan hawa nafsu: berkepribadian bermasyarakat dan berbudaya.

2. Agama islam

Agama menurut kamus Bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada tuhan atau juga disebut dengan ajaran dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

(23)

Dalam Bahasa arab agama berasal dari kata Addin berarti undan- undang atau hukum yang mempunyai arti menguasai, menundukan, patuh, balasan dan kebiasaan. Menurut Harun Nasution kata agama tersusun dari dua kata, a = tidak dan gama = kacau, jadi tidak kacau, artinya sepertinya setiap orang yang memiliki agama maka kehidupannya akan terarah dengan agama. Agama adalah suatu wadah yang mana didalamnya terdapat syariat atau peraturan-peraturan yang bisa membawa seseorang menjadi lebih terarah dalam kehidupannya.

Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk meakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan atar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur serta ketaatan.

Islam adalah agama yang diwahyukan Allah kepada manusia melalui nabi Muhammad saw sebagai rasul. Allah dalam menyampaikan wahyunya melalui perantara malaikat jibril dengan demikian agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan untuk manusia melalui nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah yang mendapatkan wahyu dengan perantara malaikat jibril. Norma-norma akhlak yang diajarkan Islam mempunyai pengaruh besar dalam membina manusia unuk berakhlak mulia dan budi pekerti luhur.

3. Ajaran-ajaran Islam

a) Keimanan (Aqidah Islam)

Kata “aqidah” berasal dari arab yaitu kata kerja ‘aqdun-‘aqoid berarti akal atau ikatan. Secara istilah aqidah berarti sesuatu yang

(24)

wajid di yakini tanpa keraguan. Sedangkan maksud dari aqidah Islamiyah yaitu menyakini secara sungguh-sungguh segala sesuatu yang disampaikan nabi Muhammad SAW. Inti dari kata aqidah Islamiyah yaitu meng-Esakan Allah SWT. Jadi aqidah adalah pondasi dalam beragama. Dengan menyakini tiada Tuhan yang disembah selain Allah.

b) Ibadah

Ibadah artinya adalah penghambaan, pengabdian, ketundukan seorang hamba Allah sebagai makhluk (ciptaan Allah). Ibadah dalam Islam mempunyai kedudukan yang penting, sebagai pengakuan dan realisasi atas Syahadah (persaksian) kepada Allah.

Ibadah dalam pandangan para ulama bahwa ibadah terbagi menjadi dua yakni ibadah mahdhah dan ibadah ammah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah ditentukan tata cara secara rinci seperti: sholat, puasa, zakat, qurban. Ibadah ammah adalah ibadah yang umum sifatnya dan ketentuannya sesuai dengan kepatutan dimana seorang hamba melakukannya, seperti menuntut ilmu, cari nafkah, makan minum, bertamu, dan sebagainya.

c) Syariah

Syariah, atau Syariat, mempunyai arti tata aturan dalam Islam, dimana Islam adalah agama yang sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan penganutnya yakni umat Islam. Aturan atau tuntunan dalam Syariat Islam adalah kemurahan allah kepada hamba-Nya,

(25)

karena dengan menjalankan Syariat Islam tersebut dengan baik, seorang hamba akan menjalani kehidupan ini dengan baik pula dan dengan selamat sejahtera dunia akhirat.

Islam telah memberikan tuntunan hidup bagi penganutnya dalam segala aspek kehidupannya dalam kesehariannya contoh, perkawinan, pembagian harta warisan, pergaulan sesame manusia, jual beli, sewa menyewa, mendidik anak, berbakti kepada orang tua, berpakian, berbicara, membina rumah tangga, dan lain-lainnya telah diatur sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

d) Akhlak

Akhlak menurut Ibnu Miskawih adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan, tanpa memerlukan pertimnagan akal dan pikiran. Akhlah adalah bagian pokok dari ajaran Islam. Akhlak disebut juga ajaran yang berkaitan dengan etika dan budi pekerti. Akhlak al-Karimah adalah budi pekerti yang mulia, Akhlak Islam adalah akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang merupakan nilai-nilai mulia yang ada dalam AL-Qur’an (Abd. Rozak, dkk, 2019: 23).

4. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan sebagai upaya membina dan mengembangkan pribadi manusia, aspek spiritual dan fisik, juga harus berlangsung secra bertahap. Karena tidak ada jutaan tuhan yang secara langsung yang diciptakan secara sempurna tanpa melalui proses. Demikian pula yang

(26)

diharapkan oleh pendidikan agama Islam menurut Muhaimin bermakna upaya mendidikan agama Islam atau ajaran Islam dengan nilai-nilainya agar menjadi pandangan sikap hidup seseorang.

Pendidikan agama islam berusaha menjaga peserta didik agar tetap kokoh dalam situasi dan kondisi apapun dan menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam alquran dan hadis dan menonjolkan kesatuan iman, ilmu, dan amal dalam kesehariannya dan membentuk dan mengembangkan kesholihan individu dan kesholihan dalam sosial dan menjadikan landasan moral dan etika dan berakhlakul karimah (Mahmudi, 2019: 5).

Pendidikan agama Islam adalah pembentukan dan pengembangan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, bertanggung jawab, dan sebagai orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Tujuan pendidikan agama Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh. Interaksi di dalam diri manusia memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlak yang baik, akhlak perlu dilatih melalui latihan membaca Al-Quran, shalat, puasa selalu silaturrohmi dengan kelaurga, dengan kita sering melakukan latihan akan mengarahkan dirinya memiliki kebiasaan dan akhirnya

(27)

menjadi gaya-gaya hidup sehari-hari yang baik (H. Moh. Solikodin Djaelani, 2013: 2).

Pendidikan agama Islam berfungsi dalam keluarga dan masyarakat untuk membentuk manusia yang percaya dan ketaqwaan kepada Allah SWT agar terciptanya kehidupa yang baik didalam keluarga dan masyarakat. Agama Islam.

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan agama Islam yang merupakn unsur-unsur utama yang sangat penting yang membuat proses pendidikan agama Islam dapat berjalan dengan semestinya dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam, (Surawan, dkk, 2021:

26)

Islam adalah suatu agama yang berisi suatu ajaran tentang tata cara hidup yang dituangkan allah kepada manusia melalui para rasulnya sejak dari nabi adam sampai kepada nabi Muhammad SAW.

Dalam demikian berarti pendidikan agama islam mempunyai ruang lingkup dan kajian pendidikan agama islam sangat luas sekali karena didalamya banyak segi dan pihak yang ikut terlibat langsung dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya diantaranya sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan agama islam, 2. Peserta didik,

(28)

3. Pendidik,

4. Proses mendidik atau pembelajaran,

5. Materi kurikulum pendidikan agama islam, 6. Metode dalam pendidikan agama islam, 7. Evaluasi dalam pendidikan agama islam, 8. Kelembagaan dalam pendidikan islam.

9. Lingkungan pendidikan 1. Tujuan pendidikan agama islam

Tujuan pendidikan agama Islam terkait erat dengan tujuan penciptaan manusia sebagai kholifah allah dan sebagai hamba allah.

Rincian rincian itu telah diuraikan oleh banyak pendidikan agama islam. Diantaranya: ‘Atiyah Al-barasyi mengemukakan dari tujuan pendidikan agama islam sebagai berikut:

a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat c. Menumbuhkan roh ilmiyah

d. Menyiapkan peserta didik dari segi professional e. Persiapan untuk mencari rezeki

2. Peserta didik

Peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan: bisa disebut juga sebagai murid, santri atau mahasiswa 3. Pendidik

(29)

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan agama islam karena berhasil atau tidaknya proses pendidikna ditentukan oleh mereka. Pendidik juga dalam konteks pendidikan agama islam disebut sebagai murobbi,mu’allim, mu’addib, mudarris dan mursyid. Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah allah dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk social dan makhluk individu sendiri.

Sikap dan teladan seorang guru dan peserta didik merupakan unsur yang paling penting menunjang keberhasilan pendidikan.

Karena sikap inilah yang paling pertama dilihat baik dipihak yang mengajar atau yang diajar. Sebab itu dengan melalui akhlak dan keteladanan guru maka keberhasilan pendidikan akan lebih cepat tercapai.

4. Proses mendidik atau pembelajaran (Ta’lim wa Ta’lum)

Proses mendidik atau pembelajaran merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang dipimpin oleh guru, dosen, ustad yang menyampaikan ilmu kepada murid berisi keutamaan keutamaan beramal shaleh atau ilmu ilmu yang diridhai allah SWT

5. Materi dan kurikulum pendidikan islam

(30)

Dalam pendidikan agam islam dan tujuan materinya adalah merupakan dua hal yang tidak boleh dipisahkan dan Al-Qur’an harus selalu dijadikan rujukan dalam membangun materi atau teori pendidikan, sebab itu materi yang disampaikan tidak hanya terfokus pada ilmu agama, tetapi diajarkan juga ilmu alam yang dihubungkan dengan islam skularisasi dalam pendidikan. Secara umum lingkup materi pendidikan agama islam sebagai berikut:

a. Pendidikan keimanan

b. Pendidikan moral atau akhlak c. Pendidikan jasmani

d. Pendidikan rasio

e. Pendidikan kejiwaan atau hati nurani f. Pendidikan social atau kemasyarakatan g. Pendidikan seksual

6. Metode dalam pendidikan Islam

Secara garis besar metode dalam pendidikan agama Islam ada lima yaitu:

a. Metode keteladanan b. Metode pembiasaan c. Metode nasihat

d. Metode memberi perhatian e. Metode hukuman

f. Metode ceramah

(31)

g. Metode cerita h. Metode diskusi

7. Evaluasi dalam pendidikan agama Islam

Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan

Evaluasi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik mengenai materi pelajaran. Dan bisa menentukan siapa peserta didik yang cerdas dan lemah, kemudian peserta didik yang lemah kita berikan perhatian yang khusus agar kekurangannya bisa tertutupi

8. Kelembagaan dalam pendidikan agam Islam

Dalam suatu system pendidikan, suatu hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan adalah suatu institusi yang menaungi, mengatur dan melaksanakan suatu pendidikan dengan terorganisasi dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam pendidikan

9. Lingkungan pendidikan

Pada umumnya telah diketahui bahwa anak anak semenjak dilahirkan sampai menjadi dewasa, menjadi orang yang dapat

(32)

berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri dalam bermasyarakat, harus mengalami perkembangan.

Lingkungan pendidikan yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik sebagai berikut:

a. Lingkungan keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama b. Lingkungan sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua c. Lingkungan masyarakat, disebut juga lingkungan ketiga, (M.

Ngalim purwanto, 2007: 123) 6. Dasar-darar Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan membing manusia agar memiliki kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang menjadikan ajaran Islam sebagai pandangan hidupnya. Ajaran Islam yakni Al-Qur’an dan Hadist, oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan Islam menempatkan Al-Qur’an dan Hadist,(Chotibul Umam, 2020: 12-15)

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang disampaikan oleh malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW berisi petunjuk bagi manusia untuk menjalani kehidupan dunia sebagai kholifah. Di jadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan agama Islam tidak lain karena Al-Qur’an itu sendiri sebagai pedoman dan petunjuk bagi ummat manusia dan tidak satupun kehidupan manusia yang tidak diatur.

(33)

2. Hadist

Sunnah atau hadist yaitu perkataan, perbuatan atau pengakuan Rosulullah SAW, merupakan tuntunan untuk dicontoh oleh pengikutnya. Allah SWT, dalam Al-Qur’an berfirman:

َ ك َ ْن مِ ل ٌَة ن س ح ٌَة وْسُا َِالله َِل ْوُس ر َىف َْمُك ل َ نا ك َْد ق ل

َ م ْو يلا و َ الله َا ْوُج ْر ي َ نا

ا ًرْيِث كَ الله ر ك ذ و ر ِخ ْلْا

“Susungguhnya telah ada pada (diri) Rosuullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S Al- Ahzab: 21)

Dari dalil diatas hadist menempati urutan kedua setelah Al- Qur’an dengan demikian, hadist merupakan sumber hukum utama yang menjadi dasar dalam pendidikan Islam. Sehingga menjadikan hadist sebagai dasar pendidikan Islam adalah sesuatu keniscayaan.

Terkait persoalan baru yang muncul di era sekarang, yang belum ditemui dalam Al-Qur’an dan hadist, maka sumber hukum berikutnya adalah Ijtihad.

7. Fungsi pendidikan agama Islam

Pendidikan agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada allah SWT, serta sebagai tempat pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Zakiah Daradjad berpendapat dalam bukunya Metodik khusus pengajaran

(34)

agama Islam mengatakan sebuah sidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi yaitu:

1. Menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat

2. Menanamkembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia

3. Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah allah SWT kepada manusia.

Dari pendapat di atas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari pendidikan agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga. Pengajan, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional.

2. Penyesuaian, yaitu untuk menyelesaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

3. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.

Di samping fungsi-fungsi di atas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat,(Neni, 2021: 140-141)

(35)

Adapun fungsi pendidikan agama Islam dijelaskan dalam Al-Qur’an yang secara eksplisit menyebutkan fungsi risalah kenabian, atau lebih spesifik dapat dikatakan fungsi pedagogic misi profesi Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang dijelaskan dalam QS Al-Baqarah 151. Adapun berdasarkan pengertiannya, pendidikan agama Islam memiliki fungsi sebagai berikut:, (Su’dadah, 2014: 149)

1. Menumbuhkan pengetahuan teoritis, praktis, dan fungsional bagi peserta didik

2. Menumbuhkembangkan kreativitas, potensi-potensi atau fitra peserta didik.

3. Meningkatkan kualitas akhlak al-karimah dan kepribadian luhur, atau menumbuhkembangkan nilai-nilai insani dan nilai ilahi.

4. Menyiapkan tenaga kerja yang produktif.

5. Membangun peradaban yang berkualitas di masa depan sesuai dengan nilai-nilai Islam dan mewariskan nilai-nilai Ilahi dan Insani kepada peserta didik,(Asep Nurjaman, 2020: 60).

B. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari Bahasa Arab jama’ dari bentuk mufrodat khuluqun yang berarti budi pekerti, tingkah laku dan tabiat, akhlak mulia hal yang paling penting dalam hidup. Bahkan Rosulullah SAW pun diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak manusia sebagaimana tertulis dalam sebuah Hadist:

َِاَان

َ م

َُبَا

َِع

َْث

َُت

َُِلَّ َ

َِ م َ ت

َ مَ

َ م

َِرا َ ك

َ مَ

َ لَّا

َْخ

َِق َ ل

(36)

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

(HR.Al-Baihaqi).

Menurut istilah akhlak adalah sifat yang tertanam didalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pikiran dan paksaan, pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah), mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaan.

Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri manusia, bersatu dengan perilaku atau perbuatan. Jika perilaku yang mendekat itu buruk, maka di namakan akhlak yang buruk atau akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik maka di namakan akhlak mahmudah.

Sedangkan menurut ibnu Miskawaih, Al ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mepertimbangkan pikiran tarlebh dahulu. Akhlak diartikan tingkah laku makna tersebut berarti suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang secara berulang ulang tidak cukup sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu waktu saja, (Ipop S. Purintyas, dkk, 2020: 2-4).

Ajaran Islam meliputi semua aspek kehidupan yang mengatur hubungan seorang hamba dengan Tuhannya dan hubungan sesama makhkuk. Islam tidak membiarkan suatu perbuatan mulia selain mengajak kepada-Nya, dan tidak membiarkan suatu perbuatan buruk selain melaranganya dan mengingatkan bahanya. Beruntuglah orang yang mengikuti jalan mulai itu dan merugilah orang yang menyalahinya.

(37)

Akhlak dalam kehidupan manusia menempati kedudukan yang penting baik secara individu maupun sebagai masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunya suatu masyarakat tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir dan batinya, dan apabila akhlaknya buruk maka buruklah lahir dan batinya. Akhlak merupakan perilaku yang tampak jelas, baik dalam kata-kata maupun perbuatan yang memotivasi oleh dorongan karena Allah.

Pengertian akhlak menurut beberapa tokoh Islam: Menurut Ibnu Miskawaih ialah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Menurut Abu Hamid Al-Ghazali sifat yang terpati dalam jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu. Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam diri manusia yang darinya lah terlahir perbuatan perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa berpikir dan renungkan. Menurut Ahmad bin Musthafa akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis jenis keutamaan, yaitu terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berfikir, marah, dan sahwat atau nafsu, (Mahmud, dkk, 2013: 185-186).

Keutaamaan akhlak merupakan cermin seberapa dalam iman seseorang kepada perintah Allah SWT, akhalk dan perilaku sangat berkaitan dengan

(38)

keimanan seseorang, sedangkan puncak dari keimanan dan ketauhidan adalah keesaan tuhan, dan puncak dari nilai nilai moral adalah kasih sayang.

Adapun contoh dari akhlak yang terpuji adalah pergaulan yang baik, perbuatan terpuji, perkataan yang lembut, melakukan perbuatan yang ma’ruf, memberi makan tamu, menyebarkan salam, menziarahi orang muslim yang sakit baik yang akhlaknya baik maupun buruk, berlaku baik kepada tetangga yang muslim maupun kafir, memuliakan orang tua, menahan amarah, memberi maaf orang yang minta maaf. Dari beberapa contoh diatas betapa pentingnya peran akhlak dalam kehidupan sehari hari baik bersama umat Islam maupun non muslim.

Bagi Nabi Muhammad SAW., Al-Qur’an sebagai cerminan berakhlak.

Orang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan melaksanakan dalam kehiduppan sehari-hari maka sudah termasuk meneladani akhlak Rosulullah. Oleh karena itu setiap mu’min hendaknya membaca Al-Qur’an setiap hari sebagai pedoman dan menjadi tuntunan yang baik dalam berperilaku sehari-hari, insyaAllah akan terbina akhlak yang mulia bagi dirinya. Adapun hal-hal yang perlu dibiasakan sebagai akhlak yang baik dalam Islam sebagai berikut:

1. Berani dalam kebaikan, berkata benar serta menciptakan manfaaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

2. Adil dalam memutuskan hukum tanpa membedakan kedudukan, status sosial, ekonomi, maupun kekerabatan.

3. Arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan

(39)

4. Pemurah dan suka menafkahkan rezeki baik ketika lapang maupun sempit

5. Ikhlas dalam beramal semata-mata demi meraih ridho Allah.

6. Cepat bertaubat kepada Allah ketika berdosa 7. Jujur dan amanah

8. Tidak berkeluh kesah dalam menghadapi masalah hidup 9. Penuh kasih sayang.

10. Lapang hati dan tidak balas dendam.

11. Malu melakukan perbuatan yang tidak baik.

12. Rela berkorban untuk kepentingan umat dalam memebela agama.

Dalam pandangan Islam akhlak mulia itu adalah ditunjukkan oleh teladan Rasulullah sebagai uswatun hasanah (setepat-tepatnya contoh) sesuai dengan firman Allah:

َ

َْد ق ل

ٌَة ن س حٌَة وْسُأَِاللهَِل ْوُس رَيِفَْمُك لَ نا ك

“Telah ada pada Rasulullulah sebagai setepat-tepatnya cotoh teladan”

Figur uswatun hasanah itu ditampilkan Rasulullah dengan 4 lambang yaitu:

1. Siddiq yaitu jujur yang mempunyai sikap yang berpihak kepada kebenaran di mana nabi tidak melakukan kebohongan

2. Amanah yaitu sikap yang lebih kepada tanggung jawab menunaikan kewajiban, melaksanakan janji, menunaikan komitmen dan bertanggung jawab atas tugas yang dipikul

(40)

3. Tabligh yaitu sikap ini fokus kepada penyampaian seruan yang haq, menyampaikan dakwa yang benar. Dalam hal informasi, tidak dibenarkan menutupi informasi yang shahih

4. Fathonah yaitu sikap yang cerdas dan kepahaman terhadap sesuatu.

Kondisi dan situasi. Nabi berpenampilan cerdas dalam tingkah laku.

Akhlak ialah ilmu tentang keutamaan yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan kebaikan, dengan tentang keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya bersih dari segala keburukan, (Mansur, 2005: 4).

1. Persamaan Etika, Akhlak dan Moral

Akhlak dalam kehidupan sehari hari sering dikaitkan dengan etika dan moral terkait definisi akhlak. Oleh karena itu, disini cukup menjelaskan definisi etika dan moral, kemudian membahas persamaan dan perbedaan diantara ketiganya (Akhlak, Etika, dan Moral)

Moral adalah ajaran tentang baik dan buruknya yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Pengertian moral adalah system yang secara umum dapat dikatakan bahwa perbuatan itu baik atau buruk menurut masyarakat.

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban. Pengertian etika system yang terkait dengan baik-buruk dalam pandangan kelompok tertentu yang menjadi tradisi kehidupannya.

(41)

Adapun Akhlak, Etika, maupun Moral masing-masing memiliki persamaan satu sama lain, persamaanya yaitu sama-sama mebicarakan tentang baik dan buruk yang terkait dengan keadaan manusia.

Adapun perbedaan dari ketiganya tersebut hanya dilihat dari segi ukuran baik buruknya perbuatan tersebut.Akal memandang baik buruk tersebut adalah wahyu, yang bersumber dari Al-quran dan hadist. Sementara etika memandang baik buruk tersebut ukurannya adalah akal manusia karena etika merupakan cabang filsafat.

Sedangkan moral memandang baik buruk ukurannya adalah adat istiadat yang lazim dimasyarakat umum, (Enang Hidayat, 2019: 84- 85).

2. Ruang Lingkup Akhlak

Secara umum akhlak Islam dibagi menjadi dua yaitu akhlak mulia dan akhlak tercela. Akhlak mulia harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan akhlak tercela harus dijauhi jangan sampai dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dilihat dari ruang lingkupnya akhlak Islam dibagi menjadi dua bagian yaitu akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap makhluk (ciptaannya) akhlak terhadap makhluk masih dirinci lagi menjadi beberapa macam, seperti akhlak tehadap manusia, akhlak tehadap makhluk hidup selain manusia (seperti tumbuhan dan binatang, serta

(42)

akhlak terhadap benda mati). Adapun ruang lingkup akhlak terdiri sebagai berikut:

a) Akhlak terhadap Allah

Akhlak yang baik kepada Allah berucap dan bertingkah laku yang terpuji terhadap Allah SWT. Baik melalui ibadah langsung kepada Allah, seperti sholat puasa dan sebagainya, maupun melalui perilaku tertentu yang mencerminkan hubungan atau komunikasi dengan Allah diluar ibadah itu. Allah SWT telah mengatur hidup manusia dengan adanya hukum perintah dan larangan, dalam setiap pelaksanaan hukum tersebut untuk menegakkan keteraturan hidup dan kelancaran hidup manusia yang terkandung nilai-nilai akhlak terhadap Allah SWT. Berikut akhlak terhadap Allah SWT.:

1) Beriman, yaitu meyakini wujud dan keesaan Allah SWT.

Serta meyakini apa yang di firmankan-Nya seperti iman pada malaikat, kitab-kitab, rosul-rosul, hari kiamat, dan qada dan qadr. Beriman merupakan pondasi dari seluruh bangunan akhlak Islam.

2) Taat, yaitu patuh pada segala Perintah Allah dan larangan Allah. Sikap taat kepada perintah Allah merupakan sikap yang mendasar setelah beriman, ia merupakan gambaran langsung dari dadanya iman didalam hati.

(43)

3) Ikhlas, yaitu melaksakan perintah Allah dengan pasrah tanpa mengharapkan sesuatu kecuali keridhoan Allah SWT.

Jadi ikhlas itu bukan tanpa pamrih, tetapi pamrih hanya diharapkan dari Allah berupa keridhoannya.

4) Khusyuk, yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam perbuatan yang sedang dikerjakannya atau melaksanakan perintah dengan sungguh-sungguh.

Melahirkan ketenangan batin dan perasaan pada orang yang melakukannya karena segala bentuk perintah yang dilaksanakan secara khusyuk melahirkan kebahagiaan hidup.

5) Husnudz dzan, yaitu berbaik sangka pada Allah. Oleh karena itu orang yang husnu dzan tidak akan mengalami perasaan kecewa atau putus asa yang berlebihan.

6) Tawakal, yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rencana.

7) Syukur, yaitu mengunkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan. Ungkapan syukur dilakukan dengan kata-kata dan perilaku. Ungkapan dalam bentuk kata-kata adalah mengucapkan hamdallah setiap saat, sedangkan bersyukur dengan perilaku dilakukan dengan cara menggunakan nikmat Allah sesuai dengan semestinya.

(44)

8) Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan yang meninmpa diri kita. Sabar tidak akan mengenal putus asa dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Perintah bersabar bukan berarti perintah berdiam diri, tetapi perintah untuk terus berbuat tanpa berputus asa.

9) Bertasbih, yaitu mensucikan Allah dengan ucapan subhanallah (maha suci Allah) serta menjauhi perilaku yang dapat mengotori nama Allah.

10) Istigfar, meminta ampunan pada Allah atas segala dosa yang pernah diperbuat dengan mengucap astaghfirullahalazim (aku memohon ampun kepada Allah yang maha agung).

11) Takbir, mengagungkan Allah dengan membacanya Allahu Akbar (Allah maha besar)

12) Do’a, meminta pada Allah apa saja yang diinginkan dengan cara yang baik sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosulullah. Doa adalah cara membuktikan kelemahan manusia dihadapan Allah, karena itu berdoa merupakan inti dari ibadah. Orang yang tidak suka berdoa adalah orang yang sombong.

b) Akhlak kepada Rasullah SAW.

(45)

Rasulullah adalah manusia yang paling mulia akhlaknya.

Beliau sangat dermawan diantara manusia beliau sangat menghindari perbuatan dosa. Maka kita sepatutnya meneladani akhlak rasulullah dan berakhlak kepada rasul Allah yang dapat diartikan suatu sikap yang harus dilakukan manusia kepada baginda rasullah. Cara berakhlak kepada Rasulullah SAW.

Berakhlak kepada Rosulullah dapat diartikan suatu sikap yang haru dilakukan manusia kepada baginda Rosulullah SAW.

Sebagai rasa terimakasih atas perjuangannya membawa umat manusia kejalan yang benar.

Berakhlak kepada Rosulullah perlu kita lakukan atas dasar:

1) Rosulullah SAW. Sangat besar jasanya dalam menyelamatkan manusia dari kehancuran. Beliau banyak mengalamai penderitaan lahir batin, namun semua itu diterima dengan ridho.

2) Rosulullah sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinaan ini dilakukan dengan memberikan contoh teldan yang baik kepada umat manusia.

3) Rosulullah berjasa dalam menjelaskan Al-Qur’an kepada manusia sehingga jelas dan mudah dilaksanakan.

4) Rosulullah telalh mewariskan hadist yang penuh dengan ajaran yang sangat mulia dalam berbagai bidang kehidupan.

(46)

Cara berakhlak kepada Rasulullah SAW. :

1) Ridho dan beriman pada rasullullah merupakan sesuatu yang harus kita nyatakan

2) Mentaati dan mengikuti rasullalah merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang beriman

3) Mencintai dan memuliakan rasulullah kita tunjukan dalam akhlak yang baik pada rasulAllah adalah mencintai beliau dan ahlul baitnya setelah kecintaan kita pada Allah SWT.

4) Mengucapkan sholawat dan salam kepada rosulAllah merupakan sebagian tanda ucapan terima kasih dan sukses dalam perjuangannya.

5) Melanjutkan mimpi rosul Allah yaitu menyebar luaskan dan meneggakan nilai-nilai Islam.

c) Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri meliputi jasmani dan rohani kita harus dipelihara dengan mengkonsumsi makanan yang halal dan baik apa bila kita memakan makanan yang tidak halal dan tidak baik berarti kita telah merusak diri sendiri dan mengotori akal oleh pikiran kotor. Jiwa harus disucikan agar menjadi orang- orang yang beruntung sebagaimana firman Allah:

ا هاس دَ ْن مَ با خَْد قَ وََا هاك زَ ْن مَ ح لْف اَْد ق

“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) – dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”

(47)

Ajaran Islam tentang menjaga kehormatan diri baik laki- laki maupun perempuan sungguh suci dan mulia. Tidak ada ajaran agama lain yang mengatur sedimikian. Jika ini dilaksanakan tidak mungkin ada perzinaan, prostitusi, dan perselingkuhan suami istri. Orang Islam tidak boleh hina tetapi sebaliknya harus suci dan mulia.

Akhlak terhadap diri sendiri antara ialah, Setia, Benar, Adil, Memelihara Kesucian, Malu, Keberanian, Kekuatan, Kesabaran, Kasih sayang, Hemat.

1) Setia (Al- Amanah), yaitu sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik berupa harta, rahasia, kewajiban, atau kepercayaan lainya.

2) Benar (Al- Sidqotu), yaitu berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan.

3) Adil (Al- Adlu), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya.

4) Memelihara Kesucian (Al- Ifafah), yaitu menjaga dan memelihara kesucian dan kehormatan diri dari tindakan tercela, fitnah, dan perbuatan yang dapat mengotori dirinya.

5) Malu (Al- Haya’u), yaitu malu terhadap Allah dan diri sendiri dari perbuatan yang melanggar perintah Allah.

(48)

6) Keberanian (Al- Syaja’ah), yaitu sikap mental yang menguasai hawa nafsu dan berbuat semestinya.

7) Kekuatan (Al- Quwwah), yaitu kekuatan fisik jiwa tau semangat dan pikiran atau kecerdasan.

8) Kasih Sayang (Al- Rohmah), yaitu sifat mengasihi terhadap diri sendiri orang lain dan sesama makhluk.

9) Hemat (Al- Iqtishod), yaitu tidak boros terhadap harta, hemat tenaga dan waktu.

d) Akhlak kepada keluarga

Akhlak kepada keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan keturunannya. Kita harus berbuat baik kepada anggota keluarga terutama orang tua. Ibu yang telah mengandung kita dalam keaadaan lemah, menyusui dan mengasuh kita, dan memeberikan kita kasih sayang tiada tara. Ketika kita lapar, tangan ibu yang menyuapi, ketika kita haus tangan ibu yang memeberi minum, ketika kita menangis tangan ibu yang mengusap air mata kita, ketika kita gembira tangan ibu yang mendah syukur, memeluk kita dengan erat dan deraian air mata bahagia.

Begitu juga ayah sosok seorang pria yang hebat dalam hidup yang telah menafkahi kita tanpa memperdulikan panas terik matahari, maut yang akan menghadang demi anak apapun akan dilakukan. Begitulah perjuangan orang tua maka sudahkah kita berbakti dan mendoakan mereka disetiap sholat kita, ingat kepada

(49)

mereka setia saat, maka sepatutnya lah kita patuh kepada kedua orang tua kita Akhlak terhadap orang tua antara lain:

1) Mencintai mereka melebihi rasa cinta kita terhadap kerabat kita yang lain

2) Lemah lebut dalam perkataan dan perbuatan 3) Merendahkan diri dihadapannya

4) Berdoa kepada mereka dan meminta doa pada mereka 5) Berbuat baik pada mereka sepanjang hidupnya

6) Berterimakasih kepada mereka e) Akhlak terhadap masyarakat

Akhlak terhadap masyarakat antara lain:

1) Memuliakan tamu, (Dodi, 2021: 168-170).

2) Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

3) Saling menolong dalam melakukan kebijakan taqwa

4) Menganjurkan anggota masyarakat berbuat baik dan mencegah perbuat jahat

5) Memberi makan fakir miskin

6) Bermusyawarah dalam segala urusan kepentingan bersama 7) Menunaikan amanah yang telah diberikan oleh masyarakat

kepada kita 8) Menepati janji f) Akhlak terhadap tetangga

(50)

Akhlak terhadap tetangga merupakan perilaku yang terpuji, berbuat baik pada tetangga sangat dianjurkan oleh RosulAllah SAW. Orang yang selalu berbuat baik terhadap tetangganya berarti telah menjalankan perintah Rosulullah.

Rosulullah menganjurkan umatnya untuk berbuat baik dan berprilaku baik dala kehidupan sehari-hari, berakhlak mulia dalam bertindak melakukan sesuatu. Terutama yang menyangkut hubungan dengan Allah sebagai pencipta alam semsta termasuk kita sebagai manusia. Kedua hubungan sesama manusia terutama hubungan dengan Rosulullah sebagai orang yang telah membimbing kita ke jalan yang benar untuk menyembah Tuhan Yang Esa. Ketiga hubungan dengan alam semesta dan lingkungan. Keempat hubungan manusia dengan diri sendiri.

Akhlak dan etika merupakan pendidikan dasar yanag harus diberikan dan di bina dengan kepada anak agar anak-anak terbiasa melakukan hal-hal yang baik, sopan santun dalam bergaul, terutama terhadap kedua orang tua, terhadap teman sebaya, juga terhadap tetangga. Anak-anak kalau sudah dibiasakan dari waktu kecil untuk berprilaku baik dalam kesehariannya, insyallah akan terbawa dan terbiasa apabila sudqah dewasa. Oleh karena itu didiklah anak mu kejalan yang benar dan berlaku baik terhadap mereka, berakhlak dan beretika menurut adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat kita.

(51)

g) Akhlak dalam Ber-hablun Minnanas

Hablu minannas adalah berhubungan sesame manusia.

Sebagai umat beragama, setiaporang harus menjalin hubungan baik antara sesamanya setelah menjalin hubungan baik dengan tuhan. Dalam kenyataan dapat kita saksikan dua hubungan tidak padu. Terkadang seseorang yang dapat menjalin hubungan baik dengan tuhannya tetapi dalam menjalin hubungan dangan sesamanya atau sebaliknya, ada orang yang dapat menjalin hubungan secara baik dengan sesamanya, tetapi ia mengabaikan hubungan dengan tuhannya.

3. Pembagian Akhlak

Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata mata karena syara’ (Al-Qur’an dan hadist).

Kenapa sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah, dan jujur dikategorikan baik? Karena syara’ menilai itu semua sifat sifat baik. Sedangkan pemarah, tidak bersyukur, dendam, kikir, dusta, dikategorikan yang tidak baik? Karena syara’ menilai sedemikian. Pembagaian akhlak

(52)

dalam Islam ada dua macam: yakni akhlak baik (al-akhlaq al- Mahmudah) dan akhlak yang buruk (akhlak al-Madzmumah).

a) Akhlak yang baik ( al-akhlak al-mahmudah )

Akhlak yang baik adalah perbuatan dan tingkah laku yang dilakukan oleh Rasulullah, adapun akhlak yang baik sebagai berikut:

1) Al – Amanah ( jujur dapat dipercaya ) 2) Al – Alifah ( disenangi )

3) Al – ‘Afwu ( pemaaf ) 4) Ani Satun ( manis muka ) 5) Al- Khoiru ( kebaikan = baik )

6) Al- Khusyu ( tekun sambil menundukan diri ) 7) Adh – Dhiyafah ( menghormati tamu )

8) Al – Haya’u ( malu kalua diri tercela )

9) Al – Hilum ( menahan diri dari berlaku maksiat ) 10) Al – Hukmu bil adli ( menghukum secara adil ) 11) Al – Ikha’u ( menganggap bersaudara )

12) Al – Ihsan ( berbuat baik )

13) Al- Ifafah (memelihara kesucian diri ) 14) Al- Muru’ah ( berbudi tinggi )

15) Al- Nadzofah ( bersih ) 16) Al- Rahmah ( belas kasih ) 17) Al- Sakha’u ( pemurah )

(53)

18) Al- Salam (kesentosaan ) 19) Al- Shalihat ( beramal sholih ) 20) Al- Sobru ( sabar )

21) Al- Sidqatu ( benar = jujur ) 22) Al- Sajaa’ah ( berani )

23) Al- Ta’awun ( bertolong tolong )

24) Al- Tazdharru ( merendahakan diri kepada Allah swt ) 25) Al- Tawadhu (merendahkan diri sesama manusia ) 26) Qona’ah ( merasa cukup dengan apa yang ada ) 27) Izzatul Nafsi ( berjiwa kuat )

Sebagai orang Islam sepatutnya perbuatan perbuatan tersebut dilakukan karena hal itu mencerminkan akhlak seorang Muslim sebagaimana yang dianjurkan dalam Al-Qur’an dan hadist Nabi

b) Akhlak yang buruk ( al-akhlaq al-Madzmimah )

Akhlak yang menyimpang jauh dari ajaran Islam, penyakit hati dan jiwa. Adapun contoh dari akhlak yang buruk adalah sebagai berikut:

1) Ananiah ( egois ) 2) Al- Baghyu ( pelacur ) 3) Al- Buhtan ( kikir )

4) Al- Khamru ( peminum khamar ) 5) Al- Khiyanah ( khianat )

(54)

6) Al- Dhulmu ( aniaya ) 7) Al- Jubun ( pengecut ) 8) Al- Fawahisy ( dosa besar ) 9) Al- Ghadab ( pemarah ) 10) Al- Ghasysu ( penipu ) 11) Al- Ghibah ( mengumpat )

12) Al- Ghina ( merasa tidak perlu orang lain ) 13) Al- Ghurur ( memperdayakan atau mengelanbui ) 14) Al- Hasad ( dengki )

15) Al- Hiqdu ( dendam )

16) Al- Ifsad ( berbuat kerusakan ) 17) Al- Intihar ( menjerumuskan diri )

18) Al- Israf ( menyianyaiakan tanpa manfaat ) 19) Al- Istikbar ( takabur )

20) Al- Kazbu ( dusta )

21) Al- Kufran ( mengingkari nikmat ) 22) Al- Liwathah ( homo sexual ) 23) Al- Makru ( penipuan )

24) Al- Namimah ( mengadu domba ) 25) Qotlu Al- Nafsi ( membunuh ) 26) Al- Riba (memakan riba ) 27) Al- Riya ( mencari muka ) 28) Al- Sikriyah ( berolok olok )

(55)

29) Al- Sirqah ( mencuri )

30) Al- Syahwat ( pengikut hawa nafsu )

31) Al- Tabzdir ( berlebih lebihan menggunakan harta ) 32) Al- Tanabuzu Bil Alqab ( melebih lebihkan gelaran ),

(Mansur, 2019: 13-14).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak

Di dalam ilmu psikologi, terdapat beberapa aliran yang didalamnya menjelaskan tiga faktor yang dapat mempengaruhi akhlak yaitu, Pertama aliran nativisme, yang menjelaskan bahwa faktor yang paling mempengaruhi akhlak manusia adalah faktor bawaan, yang cenderung dapat mempengeruhi, minat, bakat, dan akalnya. Dua aliran Emperisme, yang menjelaskan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi akhlak adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan social, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Tiga aliran konvergensi, yang menjelaskan bahwa faktor internal yang mempengaruhi akhlak yaitu pembawaan anak, dan faktor luar yaitu pendidikan atau pembentukan dan pembinaan yang dibuat khusus atau melalui interkasi dalam lingkungan social.

Dengan pembahasan diatas dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak sebagai berikut:

a) Faktor internal adalah faktor bawaaan dari dalam yang dibentuk berupa kecenderungan, bakat, akal.

Gambar

Tabel 4.1  Data pengajar
Tabel 4.2  Kegiatan belajar siswa  Pagi, jam 07.20 – 12.40 wib  Santri belajar di kelas
Tabel 4.6  Analisis Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

protein ternak ruminansia dapat berasal dari protein pakan yang lolos

Salah satu metode yang digunakan untuk memprediksi waktu kelulusan mahasiswa ini adalah dengan menggunakan metode K-Means Clustering, yaitu dengan mengelompokan ‗n‘

40 Konsep dasar pemeriksaan pendapatan daerah Analisis objek pemeriksaan pendapatan daerah Desain prosedur pemeriksaan. Teknik dan metodologi pemeriksaan

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling , dengan kriteria Jumlah deposito dan tingkat suku bunga yang tercatat dalam laporan

Judul Tesis : Perbandingan kualitas hidup anak palsi serebral yang mendapat terapi fisik lebih dari 10 bulan dengan kurang dari 10 bulan.. Nama Mahasiswa : Dewi Angreany

As exactly what you could locate of this Little Girls By Ronald Malfi It will actually reduce you to be the initial one reading this e-book Little Girls By Ronald Malfi and also

Nilai freeboard kapal purse seine modifikasi yang cenderung lebih tinggi, dimungkinkan oleh desain awalnya sebagai kapal kargo, sesuai dengan yang dikemukakan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) yang dimiliki sistem informasi