A. Hukum Pasar Modal
Karena kegiatan pasar modal begitu marak dan rumit, maka sangat dibutuhkan suatu perangkat hukum yang mengaturnya (Capital Market Law, Securities Law). Pada prinsipnya hukum pasar modal mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal.
a. Pengertian
Pengertian dari pasar modal itu sendiri adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek atau perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya atau lembaga profesi yang berkaitan dengan efek untuk melakukan transaksi jual beli.
Tujuan Pasar Modal adalah mempercepat proses ikut sertanya masyarakat dalam pemilikan saham menuju pemerataan pendapataan masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana dan
penggunaannya secara produktif untuk pembiayaan pembangunan nasional. Banyak sekali dasar hukum yang mendasari atau mengatur pasar modal itu sendiri, seperti:
Undang-Udang Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995, tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995, tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/ 1995, tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990 tentang Pasar Modal
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/ 1995, tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KM K.010/ 1995, tentang Pembatasan Pemilikan Saham Perusahaan Efek oleh Pemodal Asing
Keputusan Presiden Nomor 117/1999 tentang Perubahan atas Keppres Nomor 97/ 1993 tentang Tata cara Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 115/1998
Adapun bentuk-bentuk pelanggaran yang dapat ditemukan dalam Pasar modal diantaranya ialah:
a. Informasi Menyesatkan
b. Transaksi Benturan Kepentingan c. Manipulasi Pasar
d. Kegiatam Pasar Modal Tanpa Izin e. Pengendalian Inheren
f. Keterbukaan Informasi
g. Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading) Pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu :
1. Sebagai sarana pendanaan usaha atau sebagai sarana perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat
2. Menjadi sarana investasi bagi masyarakat pada instrumen keuangan.
b. Pelaku Pasar Modal
Berikut merupakan para pelaku di dalam pasar modal itu sendiri: a. Emiten
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). b. Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor).
c. Lembaga Penunjang
Fungsi lembaga penunjang antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan pasar modal. d. Penjamin emisi (underwriter).
Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten
e. Perantara perdagangan efek (broker/ pialang)
f. Perdagangan efek (dealer) Berfungsi sebagai :
Pedagang dalam jual beli efek
Sebagai perantara dalam jual beli efek g. Penanggung (guarantor)
Lembaga penengah antara pemberi kepercayaan dengan penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.
h. Wali amanat (trustee)
Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi:
Menilai kekayaan emiten
Menganalisis kemampuan emiten
Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten
Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi
Bertindak sebagai agen pembayaran i. Perusahaan surat berharga (securities company)
Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek.
j. Perusahaan pengelola dana (investment company)
Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.
k. Kantor administrasi efek.
Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya.
c. Lembaga Penunjang dan Profesi Penunjang Pasar Modal
Lembaga Penunjang
Yang dimaksud dengan lembaga penunjang disini adalah institusi penunjang yang turut serta mendukung pengoperasian Pasar Modal dan bertugas dan berfungsi melakukan pelayanan kepada pegawai dan masyarakat umum. Berikut yang termasuk lembaga penunjang pasar modal:
Bank Kustodian
Persyaratan dan tata cara pemberian persetujuan bagi bank umum sebagai Kustodian diatur peraturan pemerintah.
Biro Administrasi Efek
Biro Administrasi Efek adalah perseroan yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan kontrak dengan Emiten untuk pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek sebagai Biro Administrasi Efek dan telah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
Wali Amanat
Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang atau sukuk untuk melakukan penuntutan baik di dalam maupun di luar pengadilan, yang
berkaitan dengan kepentingan pemegang efek bersifat utang atau sukuk tersebut tanpa surat kuasa khusus.
Kegiatan Perwaliamanatan dilakukan oleh Bank Umum dan Pihak Lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Wali Amanat. Bank Umum atau Pihak Lain wajib terlebih dahulu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Adapun persyaratan dan tata cara pendaftaran Wali Amanat diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pengguna jasa Wali Amanat ditentukan dalam peraturan penggunaan jasa Wali Amanat oleh Emiten dalam penerbitan efek yang bersifat utang jangka panjang atau sukuk, seperti obligasi.
I. Larangan Wali Amanat
Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten kecuali hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan antara Wali Amanat selaku wakil pemegang Efek bersifat utang atau sukuk dan kepentingan Emiten di mana Wali Amanat mempunyai hubungan afiliasi.
Wali Amanat juga dilarang mempunyai hubungan kredit dengan Emiten kecuali dalam jumlah sesuai dengan
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan antara Wali Amanat selaku wakil pemegang Efek bersifat utang atau sukuk dan kepentingan Wali Amanat sebagai kreditur atau debitur dari Emiten. Ketentuan ini bertujuan agar Wali Amanat dapat melaksanakan fungsinya secara independen sehingga dapat melindungi kepentingan pemegang Efek bersifat utang atau sukuk secara maksimal.
Larangan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan Wali Amanat selaku wakil pemegang Efek bersifat utang atau sukuk dengan kepentingan Wali Amanat selaku penanggung yang justru wajib memenuhi kewajiban Emiten terhadap pemegang Efek bersifat utang atau sukuk dalam hal terjadi wanprestasi oleh Emiten.
II. Kewajiban Wali Amanat
Wali Amanat wajib membuat kontrak
perwaliamanatan dengan Emiten sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek bersifat utang atau sukuk atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya, sebagaimana diatur dalam undang-undang dan atau peraturan pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan.
Setelah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Wali Amanat wajib memenuhi kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Ketua Otoritas Jasa Keuangan mengenai Laporan Wali Amanat dan kewajiban penyimpanan dokumen oleh Wali Amanat.
Profesi Penunjang Pasar Modal
Berikut yang termasuk profesi penunjang pasar modal: 1. Akuntan Publik
Peran akuntan publik di pasar modal adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapat wajar (unqualified) terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang akan menerbitkan saham baru (Initial Public Offering) atau yang telah terdaftar di bursa. Pendapat wajar berarti laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh IAI tanpa suatu catatan atau kekurangan dan kesalahan material. Dalam hal ini pihak akuntan
bertugas untuk memeriksa dan melaporkan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah keuangan dari emiten.
Tugas Akuntan:
Melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Perusahaan dan memberikan pendapatnya
Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia dan ketentuan Bapepam
Memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukukan yang baik (apabila diperlukan)
Pihak konsultan hokum pasar modal diberi tugas melakukan, membuat dan bertanggung jawab terhadap dokumen legal audit dan legal opinion, Ikut mendampingi dan memberikan advise hukum pada kliennya, yang diduga melakukan pelanggaran hukum, dan yang mencerminkan segala sesuatu yang berkenaan dengan hukum dari suatu perusahaan terbuka.
Tujuan Konsultan Hukum:
Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hukum (Legal Audit).
Legal audit yang dimaksud itu seperti, akte penndirian berikut perubahannya,permodalan, perizinan, kepemilikan asset harus atas nama perusahaan, perjanjian dengan pihak ketiga baik dalam negeri ataupun luar negeri, perkara baik perdata maupun pidana yang menyangkut perusahaan maupun pribadi direksi, UMR, dan AMDAL.
Memberikan pendapat dari segi hukum (Legal Opinion) terhadap emiten dan perusahaan public.
3. Notaris
Merupakan pihak yang dibebankan tugas untuk membuat dan mengaktakan dokumen-dokumen tertentu untuk kepentingan pasar modal. Tugas notaris disini adalah sebagai berikut:
Membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan-keputusan RUPS, baik untuk persiapan go public maupun RUPS setelah Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana.
Meneliti keabsahan hal-hal yang menyangkut
penyelenggaraan RUPS, seperti kesesuaian dengan anggaran dasar perusahaan, tata cara pemanggilan untuk RUPS dan keabsahan dari pemegang saham atau kuasanya untuk menghadiri RUPS.
Notaris juga meneliti perubahan Anggaran Dasar (AD) agar
tidak terdapat materi pasal-pasal dalam AD, yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. IPO
Initial Public Offering atau biasa disingkat IPO adalah penawaran perdana saham oleh perusahaan yang hendak go public kepada para investor yang berminat. Dengan melakukan Intial Public Offering (IPO) maka perusahaan yang awalnya berbentuk privat, akan otomatis berubah menjadi perusahaan go public.
(pemilik saham), investor, Underwriter (penjamin emisi) serta pasar saham itu sendiri atau bursa efek. Bagi para investor yang ingin membeli dan memiliki saham perusahaan yang baru melakukan IPO maka harus berurusan dengan Underwriter.
Pada dasarnya ada beberapa alasan, mengapa perusahaan
melakukan IPO saham ( Initial Public Offering). Diantaranya, perusahaan membutuhkan modal tambahan untuk melakukan ekspansi usaha atau membutuhkan modal untuk mengurangi beban hutang yang dimiliki perusahaan, meningkatkan likuiditas perusahaan serta mebuatperusahaan semakin terkenal dimata investor atau masyarakat.
Sebuah perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang besar untuk melakukan ekspansi. Modal yang dibutuhkan
rencananya akan didapatkan dari penawaran saham perdana (IPO saham). Setelah mendapatkan persetujuan dari Bursa Efek Indonesia, tahap selanjutnya yaitu :
1. Perusahaan pemilik saham (emiten) yang berencana melakukan IPO saham mengadakan pertemuan dengan perusahaan sekuritas (underwriter) yang telah ditetapkan (due diligence meeting).
2. Langkah selanjutnya adalah melakukan Public Expose dan Roadshow. Langkah ini dimaksudkan untuk mengenalkan perusahaan, baik rencana pengembangan atau proyeksi pertumbuhan dimasa yang akan datang kepada para calon investor. Dengan kegiatan ini membuat calon investor menjadi kenal kepada perusahaan sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan penawaran.
3. Tahap selanjutnya adalah Book Building. Pada tahap ini, sudah terlihat ketertarikan calon investor. Mereka mulai melakukan penawaran saham dengan jumlah dan harga tertentu. Penawaran-penawaran yang telah masuk akan dicatat dan akan dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan harga yang sesuai pada saat Initial Public Offering (IPO saham). Harga mulai terbentuk pada tahap ini. Pada saat book building bisa saja terjadi yang namanya Oversubscribe, yaitu suatu kondisi dimana saham yang akan di IPO banyak peminatnya ( saham yang dipesan lebih
banyak daripada saham yang ditwarkan). Dengan kondisi ini membuat harga saham IPO akan semakin tinggi. Akan tetapi bisa juga terjadi sebaliknya saham yang ditawarkan sedikit sekali peminatnya, sehingga yang terjadi adalah harga saham perdananya akan sangat murah (undersubscribe). 4. Berdasarkan penawaran-penawran dari para calon investor
terjadi adalah oversubscribe maka akan dilakukan penjatahan bagi investor yang memesan saham, namun jika yang terjadi adalah kondisi sebaliknya maka akan menjadi tanggung jawab dari pihak underwriter (penjamin emisi).
5. Yang dimaksud dengan book building adalah berbagai macam penawaran harga dari calon investor akan dicatat dan
kumpulkan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga saham yang sesuia. Apabila dalam Initial Public
Offering (IPO saham), ternyata saham banyak peminatnya (oversubscribe), maka bisa dikatakan IPO tersebut sukses. Demikianlah beberapa tahap yang harus dilalui oleh sebuah perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO saham).
Daftar Isi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasa
r_modal
http://belajarinvestasi.com/sek
olah-saham/ipo-dan-prosesnya.html
http://www.bisnisemas1.com/a
pa-itu-ipo-saham.htm
http://www.ojk.go.id/lembaga-penunjang