• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

10. Idha Hidayati

Idha (39 tahun) bertempat tinggal di Jalan Setia Luhur Medan, ibu Idha merupakan lulusan S1 Ekonomi, anak kedua dari empat bersaudara, ibu ini beragama Islam dan bersuku Jawa. Setelah merasakan gejala suatu penyakit pada perut bagian bawah, ibu Idha berkonsultasi ke dokter, kemudian diketahui bahwa ibu Idha menderita kista, namun masih dapat diobati dengan terapi hormon. Saat ini ibu Idha rutin mengkonsumsi obat dari dokter dan setiap bulan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter. “Selain di dalam keluarga saya lebih mempercayai pengobatan secara medis, menurut saya pengobatan secara medis lebih aman dan akurat maka dari itu saya lebih memilih pengobatan secara medis. Apabila pada masa konsumsi obat pada akhirnya tidak ada pengurangan dari ukuran kista saya, maka jalan terakhir yang dianjurkan dokter saya adalah operasi.

4.3 Analisis Data

1. Persepsi Penderita Kista tentang Pengobatan Kista

Pada dasarnya setiap penderita kista mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mendapatkan kesembuhan, namun untuk mencapai kesembuhan tersebut memiliki persepsi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan dari beberapa hal yang menentukan

pilihan mereka untuk melalui tahapan-tahapan pengobatan harus mereka lalui, ada bermacam-macam penderita kista yang memiliki cerita yang berbeda dalam proses pengobatannya, ada pasien yang melalui proses pengobatan yang panjang dan ada pasien yang melalui proses pengobatan yang singkat, ini tergantung ketepatan dan kesesuaian pasien dalam memilih jenis pengobatan terhadap penyembuhan penyakitnya, banyak hal yang mempengaruhi atau menetukan pasien penderita kista dalam memilih pengobatan, seperti pernyataan Juwita:

“Saya memilih ke dokter karena menurut saya dokter lebih kompeten menjelaskan apa pengaruh dan kelanjutan kalau kita menderita kista, di keluarga saya juga disarankan menjalani pengobatan alternatif namun saya lebih memilih pengobatan secara medis.” (Wawancara Agustus 2012)

Juwita memilih pengobatan disebabkan oleh faktor kepercayaan, faktor ini sangat menentukan dalam memilih jenis pengobatan yang Juwita pilih saat ini, begitu juga dengan ungkapan Samaria:

“Saya minum suplemen karena saya yakin kista saya masih bisa hilang dan harga suplemen juga masih terjangkau .” (Wawancara September 2012)

Faktor yang menentukan pengobatan Samaria adalah kepercayaan dan faktor ekonomi, ia merasa sudah cocok dan tidak akan mencoba pengobatan yang lain lagi.

Begitu juga dengan penuturan Idha, ia menyatakan bahwa faktor utama yang meyebabkan ia memilih pengobatan yang ia jalani saat ini adalah faktor keamanan dan kepercayaan,

“Selain di dalam keluarga saya lebih mempercayai pengobatan secara medis menurut saya pengobatan secara medis lebih aman dan akurat maka dari itu saya

lebih memilih pengobatan secara medis. Apabila pada masa konsumsi obat tidak ada pengurangan dari ukuran kista saya, maka jalan terakhir yang dianjurkan dokter saya adalah operasi.” (Wawancara September 2012)

Keamanan dan kepercayaan yang dirasakan oleh Idha timbul dari interaksi sosial pada saat berobat, mungkin Idha berpikir jika dia ke pengobatan lain belum tentu dia mendapatkan pengobatan dan interaksi yang baik antara dia dengan dokternya, sehingga Idha bisa menjalani pengobatan sampai dengan tahap akhir bagaimana hasil dari pengobatan dan keputusan akhir dokter yang menangani penyakit Idha.

Lain halnya dengan yang dialami oleh Ulfa:

“Pengobatan yang pertama sekali saya pilih adalah dengan penyuntikan oleh dokter selanjutnya karena saya merasa takut untuk operasi saya menjalani pengobatan alternatif, dengan demikian saya rutin menjalani pengobatan yaitu konsultasi ke dokter 6 bulan sekali dan pengobatan alternatif 1 kali dalam sebulan. Saat ini saya sudah sembuh dengan melakukan operasi karena saya merasa tidak ada perubahan selama saya menjalani pengobatan alternatif dengan minum air rebusan benalu kopi dan lain-lain. Pengobatan medis memang lebih cepat dan tuntas menurut saya dan lebih mudah dipantau perkembangan penyakit yang saya derita.” (Wawancara Oktober 2012)

Analisa perilaku sakit Suchman dalam hal mencari pengobatan yaitu Shoping merupakan proses mencari alternatif sumber pengobatan yang menemukan seseorang yang dapat memberikan diagnosa atau pengobatan sesuai dengan harapan orang yang menderita penyakit, begitu juga dengan harapan Juwita dan Idha.

Proses yang kedua yaitu Figmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan, seperti proses pengobatan Ulfa yang berobat alternatif, memeriksakan perkembangannya ia pergi ke dokter dan pada akhirnya memilih pengobatan medis dengan jalan operasi. Kemudian proses pengobatan Suchman selanjutnya yaitu Self Medication yaitu pengobatan sendiri dengan menggunakan ramuan atau obat-obatan yang dinilainya tepat untuk menyembuhkan penyakitnya, berikut pendapat ibu Samaria Surbakti:

“Saya memilih minum suplemen karena saya yakin bahwa kista saya masih bisa hilang karena tidak terlalu parah, dan harga suplemen yang saya minum juga masih terjangkau.” (Wawancara September 2012)

Kemudian proses pengobatan selanjutnya adalah Discontinuity yaitu penghentian proses pengobatan, proses ini dilakukan bagi pasien yang merasa sudah sembuh, seperti pernyataan Nalina yang merasa sembuh setelah menjalani operasi, berikut ungkapan Nalina:

“Saat ini saya sudah tidak mengkonsumsi obat-obatan lagi karena saya sudah sembuh dengan melakukan operasi, saya lebih memilih pengobatan secara medis karena menurut saya lebih tuntas menyembuhkan penyakit saya.” (Wawancara Oktober 2012)

Berbagai alasan yang dipaparkan oleh pasien penderita kista dalam memilih pengobatan medis sebagai pengobatan yang lebih cenderung dipilihnya, yaitu dengan hasil yang lebih akurat, pengobatan medis dianggap lebih cepat dan tuntas menyembuhkan penyakit, karena pengalaman dengan pengobatan alternatif yang cukup lama mendapatkan hasil dan belum jelas kesembuhannya bagi pasien penderita

kista pada umumnya. Meskipun ada ketertarikan pada pengobatan alternatif karena mendengar saran dari keluarga atau teman, namun hampir setiap pasien tetap memilih melakukan operasi. Pengobatan alternatif dipandang oleh hampir setiap orang sebagai sekedar pengobatan tambahan bukan sebagai pengganti sesungguhnya untuk pengobatan modern atau medis.

Dokumen terkait