• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

1. Pengobatan medis

a. Kepercayaan Perempuan Penderita Kista

Dari beberapa hasil wawancara informan yang dihubungkan dengan faktor-faktor apa saja yang menentukan keputusan perempuan penderita kista dalam memilih pengobatan, yang pertama adalah kepercayaan yang mana dari sepuluh kasus informan kebanyakan dari perempuan penderita kista di kota Medan ditentukan oleh kepercayaan mereka dalam hal pengobatan tersebut, seperti paparan beberapa pasien

berikut yang memilih pengobatan karena kepercayaan mereka terhadap pengobatan tersebut.

“Pengobatan yang paling baik menurut saya adalah pengobatan medis karena penyakit kista banyak jenisnya dan metode pengobatan secara medis juga banyak jenisnya tergantung jenis kista dan letak kistanya dan itu menurut saya hanya bisa di observasi melalui medis seperti USG, tes laboratorium dan lain sebagainya.” (Wawancara November 2012)

Kepercayaan perempuan penderita kista lebih kepada kondisi psikisnya, yang mana pasien akan memilih suatu pengobatan yang menurut pasien tersebut aman dan nyaman untuk dirinya, untuk kesehatan tubuh dan jiwanya.

Perempuan penderita kista menjalani atau memilih pengobatan sebelumnya didasarkan atas suatu kepercayaan terhadap pengobatan tersebut, seperti pemaparan ibu Ningsih berikut ini:

“Pertama sekali saya tidak memilih jenis pengobatan apa pun selama dua bulan, dalam waktu dua bulan saya hanya berkonsultasi kepada beberapa dokter di Banda Aceh dan di Medan, akhirnya saya memutuskan memilih pengobatan medis dengan cara Laparoscopy atas saran dari dokter saya.” (Wawancara November 2012)

Setiap perempuan penderita kista sebaiknya memiliki kepercayaan diri dan keyakinan pada efektivitas pengobatan yang dipilihnya, karena hal ini merupakan salah satu faktor dalam mendapatkan hasil yang positif dalam proses penyembuhan, bagaimanapun alasan pasien dalam memilih pengobatan tertentu, semakin ia mempercayainya akan berhasil, maka hasilnya akan menjadi seperti apa yang ia percayai, keyakinan pada kemampuan tubuhnya untuk menyembuhkan diri sendiri,

dan keyakinannya pada kemampuannya untuk memilih yang terbaik untuk dirinya, memebantunya memastikan bahwa ia akan memaksimalkan setiap manfaat dari pengobatan apapun yang ia pilih.

Tabel 4.2. Matriks Kepercayaan Perempuan Penderita Kista

No Alternatif Pengobatan

Informan Kepercayaan Pasien dalam menentukan jenis pengobatan a Pengobatan Medis 1. Lisbet

2. Suida 3. Neneng 4. Juwita 5. Ernawati 6. Nalina 7. Ningsih 8. Idha 9. Ulfa

Pengobatan secara medis lebih dipercaya karena jelas dan lengkap. Pengobatan medis lebih akurat dan terpercaya.

Pengobatan medis lebih pasti dengan melakukan USG dan banyak referensi mengenai dokter dan pengobatan medis.

Pengobatan medis oleh dokter lebih kompeten menjelaskan apa pengaruh dan kelanjutan cara pengobatan medis apa yang akan dijalani.

Pengobatan medis lebih cepat dan tuntas.

Pengobatan secara medis karena percaya dapat menuntaskan penyakit yang diderita.

Pengobatan secara medis, karena lebih percaya yaitu dengan melakukan Laparoscopy.

Pengobatan secara medis karena lebih aman dan akurat.

Pengobatan secara alternatif namun karena merasa pengobatan alternatif tidak berhasil akhirnya memilih pengobatan medis dengan jalan operasi.

b Pengobatan Alternatif 10.Samaria Pengobatan alternatif dengan meminum suplemen karena yakin penyakit kistanya tidak parah.

b. Pendidikan dan Pengetahuan Perempuan Penderita Kista

Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat seseorang hidup, proses sosial yaitu orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnyan yang datang dari sekolah) sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal (Ahmad Munib, dkk, 2004:33).

Pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkah laku, kepribadian, dalam masyarakat maupun bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang maka kemungkinan akan semakin baik pula pola berpikirnya (Kunaryo Hadikusumo, 1996:30).

Perempuan penderita kista yang ada di kota Medan memiliki berbagai jenis jenjang pendidikan, beberapa informan ada yang lulusan SMA dan ada yang lulusan perguruan tinggi seperti S1. Pendidikan ini memberi pengaruh terhadap pemilihan jenis pengobatan, seperti pemaparan ibu Yuningsih pada saat wawancara yang memilih pengobatan medis daripada alternatif berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

“Menurut saya penyakit kista itu banyak jenisnya dan metode pengobatan secara medis juga banyak jenisnya, tergantung jenis kista dan letak kistanya dan itu hanya bisa di observasi melalui medis seperti USG, tes laboratorium dan sebagainya”. (Wawancara November 2012)

c. Dukungan Keluarga dan Kerabat Perempuan Penderita Kista

Faktor dari dukungan keluarga juga sangat mempengaruhi proses pengobatan, bagaimana keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan dan dapat memberikan semangat dan motivasi kepada pasien, berikut penuturan Ulfa

“Keluarga dan teman-teman dekat saya sebagian menyarankan pengobatan medis sebagian lagi menyarankan pengobatan alternatif, saya menjalani keduanya meskipun pada akhirnya saya lebih memilih pengobatan medis, namun keluarga dan teman-teman dekat saya tetap mendukung saya dengan member semangat dan rutin menemani saya menjalani pengobatan”. (Wawancara Oktober 2012)

d. Kondisi Sosial Ekonomi Perempuan Penderita Kista

Perempuan penderita kista akan dapat bertindak lebih strategis yaitu melakukan pemilihan secara benar di segala bidang, termasuk di bidang kesehatan. Masyarakat tetntunya banyak mengeluh tentang pengobatan yang tidak seperti yang mereka harapkan, di kota Medan sendiri masih banyak pasien yang belum menjangkau untuk pengobatan dokter spesialis, biaya pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis, pemeriksaan patologis, pemeriksaan USG dan lain-lain.

Meskipun sulit dalam jangka panjang manusia harus berinovasi dalam berteknologi, dalam jangka pendek tindakan rasional yang dapat dilakukan adalah mawas diri untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak terduga seperti “sakit”. Di bidang kesehatan secara tidak disadari selama ini dalam kehidupan sehari-hari terjadi pemborosan dalam pembiayaan kesehatan. Keterkaitan kondisi sosial ekonomi pasien penderita kista terhadap pemilihan jenis pengobatannya yaitu

bagaimana penghasilan dan pekerjaan pasien menentukan gaya hidup pasien terutama untuk kesehatannya.

Dalam penelitian ini perempuan penderita kista lebih memilih pengobatan medis karena biaya pengobatan mereka ditanggung oleh asuransi perusahaan tempat mereka bekerja dan juga ada yang menggunakan penghasilan sendiri.

e. Faktor Jarak tempat Pengobatan Perempuan Penderita Kista

Faktor jarak tempat pengobatan dari tempat tinggal pasien juga memiliki pengaruh terhadap pemilihan jenis pengobatan, faktor ekonomi juga mempengaruhi faktor jarak, berikut penuturan Ulfa pada saat wawancara:

“Saya sulit meluangkan waktu untuk melakukan pengobatan alternatif yang saya jalani karena jauhnya jarak tempat pengobatan tersebut dengan tempat tinggal saya, tentu harus meluangkan dana untuk bahan bakar kendaraan dan sampai disana saya juga butuh tenaga ekstra untuk mengantri dikarenakan pasien alternatifnya yang cukup banyak, sementara saya hanya punya waktu luang pada akhir pekan karena saya bekerja senin sampai dengan jumat”. (Wawancara Oktober 2012)

2. Pengobatan Alternatif

Pengobatan alternatif merupakan salah satu cara penyembuhan yang dianggap sebagai hal yang biasa di masyarakat Indonesia. Memang ada masyarakat yang pernah mencoba sekurang-kurangnya satu kali dan ada yang belum pernah sama sekali, akan tetapi sudah tahu dari orang lain yang pernah mencoba. Kepopuleran pengobatan tertentu tergantung pada bermacam-macam faktor. Faktor-faktor ini

berdasarkan alasan-alasan mengapa seseorang memilih atau tidak memilih suatu jenis pengobatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor kepercayaan, faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor dukungan keluarga dan faktor kenyamanan dan kemudahan.

a. Faktor Kepercayaan Perempuan Penderita Kista

Faktor kepercayaan sangat mempengaruhi dalam memilih jenis pengobatan, pengobatan alternatif juga biasa dipakai untuk keluhan yang ringan seperti sakit perut, sakit kepala dan masuk angin. Sedangkan pengobatan secara medis dicari untuk keluhan parah seperti malaria atau demam berdarah. Ibu Samaria percaya dengan pengobatan yang dijalaninya yaitu hanya dengan minum suplemen karena ibu Samaria merasa bahwa penyakit kista yang ia derita tidak parah.

Berikut penuturan ibu Samaria yang lebih mempercayai pengobatan alternatif:

“Saya merasa segar dan nyaman dengan suplemen yang saya konsumsi, dan ternyata benar karena kista saya tidak parah jadi dengan mengkonsumsi suplemen tersebut saya masih bisa sembuh.” (Wawancara September 2012)

b. Faktor Ekonomi Perempuan Penderita Kista

Satu alasan mengapa pengobatan alternatif murah, sering dikatakan sebagai alasan alami. Ada banyak pengobatan alternatif yang berdasarkan tumbuh-tumbuhan dari pada kimia, maka tersedianya bahan-bahannya bisa lebih mudah didapat di mana saja. Karena itu harganya lebih murah dari pada obat kimia yang hanya bisa didapat dari apotek.

Memang ada banyak iklan-iklan di majalah dan di surat kabar yang mempromosikan jenis-jenis pengobatan tradisional sebagai ‘cepat’ dan ‘murah’.

Karena itu, hal kemurahan menjadi hal yang terkait dengan pengobatan alternatif. Untuk informan yang tidak pernah mencoba pengobatan alternatif dia masih menganggap hal ini sebagai sifat utama pengobatan alternatif.

Seperti halnya dengan ibu Samaria yang memilih minum suplemen karena harga suplemen yang terjangkau.

“Saya minum suplemen karena saya yakin kista saya masih bisa hilang dan harga suplemen juga masih terjangkau.” (Wawancara September 2012)

c. Faktor Pendidikan Perempuan Penderita Kista

Pemilihan pengobatan alternatif juga dipengaruhi oleh pendidikan yaitu bagaimana pengetahuan informan mengenai pengobatan yang dijalaninya. Ibu Samaria lebih memilih pengobatan alternatif karena kurangnya ilmu pengetahuan yang ia miliki mengenai pengobatan secara medis, ditambah lagi dengan kesembuhan yang langsung ia rasakan yaitu tidak adanya keluhan rasa sakit lagi, dengan kata lain ibu Samaria tidak terlalu memikirkan apakah dampak dari pengobatan yang ia jalani melainkan lebih kepada rasa nyaman dan kesembuhan yang ia rasakan, meskipun ibu Samaria juga menjalani pemeriksaan medis seperti USG untuk mengetahui perkembangan penyakitnya setelah ia meminum suplemen tersebut.

d. Faktor Dukungan Keluarga Perempuan Penderita Kista

Dukungan keluarga sangat mempengaruhi keputusan perempuan dalam memilih jenis pengobatan. Di dalam kasus yang dialami ibu Samaria, keluarganya lebih mendukung pengobatan alternatif karena efek kesembuhan yang dirasakan oleh ibu Samaria yaitu tidak ada rasa sakit lagi pada saat haid dan ibu Samaria merasa

lebih segar dan nyaman. Maka dari itu keluarga ibu Samaria tidak menyarankan dengan jenis pengobatan yang lain.

e. Faktor Kenyamanan dan Kemudahan

Faktor kenyamanan dan kemudahan mempengaruhi ibu Samaria dalam memilih pengobatan. Dengan hanya minum suplemen ibu Samaria merasa nyaman, sakit yang ia rasakan sudah tidak ada. Dari segi kemudahan yaitu suplemen yang ia konsumsi mudah didapat tidak perlu menunggu resep dokter atau hasil laboratorium untuk menentukan jenis obat apa yang dapat menyembuhkan penyakitnya.

Walaupun ada keterbatasan dalam jenis pengobatan medis dan alternatif, ada kesadaran terhadap kegunaan jenis lain. Misalnya pengobatan modern hanya menganggap sifat lahir dalam proses penyembuhan tetapi bisa mengobati penyakit lahir secara manjur. Pada sisi lain pengobatan alternatif tidak rasional tetapi bisa mengobati penyakit yang selain fisik.

Pebedaan yang terutama di antara pengobatan alternatif dengan pengobatan medis berdasarkan cara pikir pengobatannya. Pengobatan pertama berpola-pikir logika yang menganggap penyakit yang bersifat lahir. Pola pikir pengobatan alternatif yang menganggap penyakit yang bersifat batin bersama lahir juga. Hasil yang didapatkan dari para infoeman menunjukkan bahwa mereka lebih memilih pengobatan medis sebagai pilihan utama. Walaupun para informan mengutamakan pengobatan medis, pengobatan alternatif juga merupakan jenis pengobatan yang baik menurut mereka.

5. Tindakan Rasional Perempuan Penderita Kista dalam Memilih Jenis Pengobatan

Mengacu kepada teori aksi dan pilihan rasional Max Weber, menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa tindakan sosial atau aksi sosial (social action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh pelaku. Tindakan sosial dapat dipisahkan menjadi empat macam tindakan menurut motifnya: (1) tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu, (2) tindakan berdasar atas adanya satu nilai tertentu, (3) tindakan emosional, serta (4) tindakan yang didasarkan pada

adat kebiasaan (tradisi). Weber menggunakan konsep rasionalitas dalam

klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Menurut Max Weber, tindakan rasional adalah tindakan manusia yang dapat mempengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat. Weber membagi tindakan rasional ini kepada empat jenis atau bentuk. Pertama ialah tindakan rasional instrumental yaitu tindakan yang diarahkan secara rasional untuk mencapai sesuatu tujuan yang tertentu. Kedua ialah tindakan rasional nilai yaitu tindakan yang akan ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan atas dasar keyakinan seseorang individu terhadap nilai-nilai estetika, etika atau keagamaan. Ketiga ialah tindakan emosional yaitu segala tindakan seseorang individu yang akan dipengaruhi oleh perasaan dan emosi. Jenis atau bentuk tindakan terakhir yang dinyatakan oleh Max Weber ialah tindakan tradisional yaitu tindakan di mana seseorang akan melakukan suatu tindakan hanya karena mengikuti amalan tradisi atau kebiasaan yang telah berlaku.

Begitu juga halnya dengan perempuan penderita kista dalam hal bertindak yaitu seperti pernyataan ibu Ningsih yang mengacu pada tindakan rasional Max Weber yang pertama yaitu:

“Pada awalnya saya hanya bekonsultasi kepada beberapa dokter, dan akhirnya karena banyak dokter yang menyarankan untuk melakukan tindakan medis, saya pun memilih tindakan medis atas anjuran dokter saya yaitu Laparoscopy.” (Wawancara November 2012)

Persepsi dan pemahaman pasien dalam memilih pengobatan adalah bagaimana pengetahuan perempuan penderita kista tersebut terhadap berbagai jenis pengobatan, sikap cerdas dan berpikir secara rasional baik dari segi keefisienan jarak, ekonomi, serta meminimalisir dampak yang akan ditimbulkan untuk kesembuhan dan kesehatan nantinya. Faktor sosial, ekonomi, pendidikan dan pengetahuan serta jarak tempat pengobatan merupakan bagian dari tindakan rasional yang dilakukan perempuan penderita kista.

Berdasarkan uraian dalam landasan teori dapat juga dinyatakan latar belakang pasien dalam memilih jenis pengobatan adalah:

Faktor pemudah yang meliputi kondisi sosial ekonomi perempuan penderita kista yaitu pekerjaan dan penghasilannya, persepsi kemampuan penyembuhan, tingkat kepuasan pengobatan, kepercayaan, rasionalitas.

Faktor penentu yang meliputi ketersediaan fasilitas kesehatan, ketercapaian fasilitas kesehatan, keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan akan berpengaruh terhadap terjadinya perilaku masyarakat dalam memilih jenis pengobatan.

Faktor memperkuat yang meliputi keluarga dan kerabat perempuan penderita kista, teman, tetangga, petugas kesehatan akan berpengaruh terhadap terjadinya perilaku perempuan penderita kista dalam memilih jenis pengobatan.

Tabel 4.3. Matriks Tindakan Rasional Perempuan Penderita Kista dalam Memilih Jenis Pengobatan

No Alternatif Pengobatan Informan Tindakan Rasional Perempuan Penderita Kista dalam Memilih

Jenis Pengobatan

a Pengobatan Medis 1. Lisbet

2. Suida 3. Neneng 4. Juwita 5. Ernawati 6. Nalina 7. Ningsih

Memilih pengobatan medis karena proses pemeriksaan dan

pengobatannya lengkap dan jelas. Memilih pengobatan medis karena bekerja di rumah sakit dan lebih banyak berinteraksi dengan dokter dan banyak mengetahui semua yang berhubungan dengan tindakan medis.

Memilih pengobatan medis karena banyak referensi mengenai dokter dan faktor ekonomi yaitu dengan diskon sebagai karyawan.

Memilih pengobatan medis karena masuk di akal dan faktor ekonomi yaitu ditanggung oleh asuransi. Memilih pengobatan medis karena dukungan dari keluarga dan faktor ekonomi.

Memilih pengobatan medis karena dukungan sepenuhnya dari

keluarga.

Memilih pengobatan medis karena faktor pengetahuan bahwa

8. Idha

9. Ulfa

kesembuhannya.

Memilih pengobatan medis karena faktor pengetahuan bahwa medis lebih aman dan bisa

dipertanggungjawabkan.

Faktor ekonomi dan faktor jarak yang mempengaruhi dalam pemilihan jenis pengobatan.

b Pengobatan Alternatif 10.Samaria Memilih pengobatan alternatif karena merasa cocok dan kondisi penyakit yang tidak parah dan faktor ekonomi yaitu lebih murah.

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan

Setiap orang yang berhadapan dengan penyakit secara alamiah cenderung berusaha mendapatkan informasi dan melakukan semampunya agar bisa sembuh, dan pada saat ini banyak juga berbagai jenis pengobatan untuk menyembuhkan penyakit, sehingga pasien juga harus lebih selektif dalam mengambil keputusan untuk memilih jenis pengobatan apa yang sesuai dengan kondisi pasien pada saat itu. Adapun dalam penelitian ini dibahas mengenai penyakit yang diderita oleh perempuan yaitu penyakit kista. Yang dimaksud dengan kista adalah suatu kantung yang berisi cairan, bisa kental seperti gel (mukus), bisa juga cair (serous). Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui. Penyebab utamanya masih menjadi misteri, namun ada literatur yang menyebutkan bahwa kista berasal dari telur yang gagal berovulasi, ada juga yang menyatakan bahwa kista diproduksi oleh kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tak bisa dikeluarkan Akhirnya tertampung, dan makin lama makin besar. Kista menempati rongga-rongga di dalam tubuh, yang paling terkenal adalah kista indung telur (Ovarian Cysts).

Menurut beberapa kasus, perempuan yang memiliki kista pada awalnya merasakan sakit di bagian bawah perut ( rahim ) pada saat menstruasi ataupun pada saat berhubungan bagi perempuan yang sudah berumah tangga. Tindakan awal yang dilakukan perempuan penderita kista adalah dengan memeriksakan diri mereka ke dokter, setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan secara medis yaitu USG.

Setelah itu perempuan penderita kista dapat mempertimbangkan jenis pengobatan yang sesuai dengan kondisinya, yaitu pengobatan yang tidak hanya memberikan proses penyembuhan secara biologis atau fisik, tetapi juga secara psikis, sosial budaya dan spiritual. Apakah itu pengobatan medis atau pengobatan alternatif.

Adapun deskriptif pengobatan perempuan penderita kista ada dua jenis yaitu pengobatan medis lebih kepada pengobatan yang menggunakan peralatan kesehatan yang berteknologi modern. Pengobatan alternatif lebih kepada pengobatan yang natural dan biasanya hasilnya juga terlihat dalam jangka waktu yang lama.

Bahan-bahan yang dipakai yaitu berasal dari alam seperti daun benalu kopi yang telah dikeringkan kemudian direbus dan airnya dapat diminum sebagai obatnya. Sementara itu pengobatan medis yaitu dengan USG dan kemudian dengan tindakan menyuntikkan obat atau mengkonsumsi obat, ada juga dengan melakukan teknik Laparoscopy dan jalan terakhir yaitu dengan melakukan operasi.

Yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan penderita kista dalam memilih jenis pengobatan yaitu faktor kepercayaan, faktor kondisi sosial ekonomi, faktor jarak tempat tinggal pasien, kemudian faktor pendidikan dan pengetahuan perempuan penderita kista, dan dipengaruhi juga oleh faktor dukungan keluarga dan faktor rasionalitas perempuan penderita kista.

2. Saran

Dari kesimpulan yang dipaparkan mengenai faktor-faktor yang menetukan keputusan perempuan penderita kista dalam memilih jenis pengobatan, yaitu bertujuan ingin memperoleh kesembuhan dengan lebih efektif dan efisien, dengan

kata lain mengatasi masalah tanpa masalah, untuk memperoleh kesembuhan yang efektif dan efisien ini, pasien diharapkan lenih cerdas dalam memilih pengobatan yang dijalaninya.

Untuk itu dukungan dari keluarga para perempuan penderita kista juga sangat diperlukan, dalam hal memberikan semangat dan keputusan untuk memilih pengobatan apa yang akan dijalani pasien.

Untuk rumah sakit-rumah sakit yang menyediakan pelayanan pengobatan medis diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien penderita kista, memberikan rasa nyaman dan kemudahan dalam proses penyembuhan karena perempuan penderita kista lebih banyak memilih pengobatan medis untuk menyembuhkan penyakit kista yang dideritanya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Bungin, Burhan, 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Bungin, Burhan, 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial, Jakarta: Kencana Prenama Media Group.

Erlyn, Chyntia, 2009. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan, Yogyakarta: Maximus. Foster, George M., 2006. Antropologi Kesehatan, Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

Idrus, Muhammad, 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Penerbit Erlangga.

Lexy, J. Moleong, 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Bandung: Remaja Rosdakarya.

Notoadmojo. 2003. Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Owen, Elizabeth, MRCOG, 2005. Panduan Kesehatan Bagi Wanita, Jakarta: PT.

Prestasi Pustakaraya.

Poloma, Margaret. 2004. Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana.

Santoso, Budi, 2007. Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: SKP Publishing.

Soekanto, Soerjono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo.

Sudarma, Momon, 2008. Sosologi untuk Kesehatan, Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sunarto, Kamanto, 2004. Pengantar Sosiologi, Edisi Kedua, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sarwono, Solita, 2007. Sosiologi Kesehatan, Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.

Sumber lain:

20 Oktober 2010 Pukul : 19.30 WIB

Pukul : 13.30 WIB

Februari 2011 Pukul 20.00 WIB

penelitianstudikasus.blogspot.com, diakses 5 Mei 2012 Pukul 10.00 WIB. books.google.co.id, diakses pada 5 Mei 2012 Pukul 10.00 WIB.

blog.elearning.unesa.ac.id, diakses 5 Mei 2012 Pukul 14.00 WiB.

Rini Handayani, 2010. Determinan Pasien Memilih Jenis Pengobatan. Skripsi S1. Medan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara.

Dokumen terkait