• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Teh Hijau

Skripsi yang diajukan oleh : Paulus Setya Dharma

NIM : 088114117

telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI KUERSETIN TOTAL

PADA TEH HIJAU DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI

Oleh :

Paulus Setya Dharma NIM : 088114117

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma pada tanggal : ...

Mengetahui, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.

Panitia Penguji : Tanda tangan

1. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt. ...

2. Prof. Dr. CJ. Soegihardjo, Apt. ...

iv

Karya ini kupersembahkan untuk.. Tuhan Yesus

serta orang-orang yang kukasihi, Ibu, Bapak, & kakakku Sahabat & Almamaterku

v

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

Yogyakarta,………

Penulis

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Paulus Setya Dharma

NIM : 088114117

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

”OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI KUERSETIN TOTAL PADA TEH HIJAU DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : Yang menyatakan,

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan atas semua berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI KUERSETIN TOTAL PADA TEH HIJAU

DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI” ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan utnuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Prog Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

Penulis banyak mengalami kesulitan dan masalah dalam menyelesaikan laporan ini. Tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada:

1. Ipang Djunarko,M.Sc.,Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2. Prof.Dr. Sri Noegrohati, Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama rancangan, pengusulan skripsi, saat dilakukan penelitian dan selama penulisan skripsi dengan kesabaran dan penuh perhatian.

3. Prof. Dr.C.J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang menguji sekaligus memberi arahan, kritik, dan saran yang membangun bagi penulis.

4. Jeffry Julianus, M.Si., selaku Dosen Penguji yang menguji sekaligus memberi arahan, kritik, dan saran yang membangun bagi penulis.

viii

5. C.M Ratna Rini Nastiti, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah mendidik dan memberi nasihat positif.

6. Rini Dwiastuti, M.Si,, Apt., yang telah membantu kami dalam segala bentuk dukungannya.

7. Segenap laboran Kimia Organik (Mas Parlan), Kimia Analisis Instrumental (Mas Bimo), Kimia Analisis (Mas Kunto), Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia (Mas Wagiran) atas segala bantuan selama penulis melakukan penelitian.

8. Mas Sanjaya yang telah memberi arahan yang membangun bagi penulis. 9. Alfonsus Heppy Rosario D., Adi Wirasaputra, Anastasia Filipa Veritas da

Silva, tim kuersetin yang kompak, saling mengisi kekurangan selama hampir satu tahun. Tanpa kalian skripsi ini tidak akan selesai.

10.Teman-teman FST 2008, atas kerjasama, doa, semangat, kritik, saran, kegilaan, canda tawa dan segala masukannya.

11.Semua pribadi yang tidak dapat disebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 4 Juli 2011

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….……. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….…… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….……. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ….. vi

KATA PENGANTAR ..………..………. vii

DAFTAR ISI ………..……….. ix

DAFTAR TABEL ………..………….. xiii

DAFTAR GAMBAR ………..……….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………..………….. xviii

INTISARI ………..………... xx ABSTRACT ………..………. xxi BAB I. PENDAHULUAN………..………... 1 A. Latar Belakang ……… B. Perumusan Masalah ……… C. Keaslian Penelitian ………. D. Manfaat Penelitian ………. E. Tujuan Penelitian ……… 1 7 7 10 11 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……… 12

x

A. Teh Hijau ……….. 12

1. Teh hijau ……….

2. Tanaman teh ………

3. Kandungan senyawa alam tanaman teh hijau ………..

12 12 13 B. Kuersetin ……… 14

C. Ekstraksi ………. 15

1. Penyarian dengan Soxhlet ………

2. Refluks-ekstraksi ……….

16 18 D. Optimasi Ekstraksi ………. 19

E. Hidrolisis Asam ………. 19

F. Kromatografi Lapis Tipis……… 20

G. Densitometri………. 21

H. Uji T untuk 2 sampel ………. 22

I. Landasan Teori ………... 23

J. Hipotesis ………. 25

BAB III. METODE PENELITIAN ………. 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……….. 26

B. Variabel Penelitian ………. 26 1. Variabel bebas ………. 2. Variabel tergantung ……… 3. Variabel terkontrol ………. 26 26 29 C. Definisi Operasional ………... 29 D. Bahan Penelitian ………. 30

xi

E. Alat Penelitian ………. 30

F. Tata Cara Penelitian ……… 31

1. Pembuatan serbuk teh hijau ………

2. Penentuan dan pengujian sistem KLT ………

3. Uji ekstraksi secara umum ………..

4. Optimasi ekstraksi ………..

5. Efisiensi metode ……….

6. Pemodelan penentuan recovery ………

31 31 36 38 42 45 G. Rancangan Penelitian ……….. 47

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 48

A. Sistem Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri sebagai Metode Pengukuran Kuersetin ………. 48

1. Penentuan panjang gelombang pengukuran ………...

2. Penentuan fase gerak untuk sistem KLT ………

3. Pengujian sistem KLT ………

48 51 58 B. Proses Preparasi Sampel ……… 62

1. Pengolahan produk teh hijau menjadi serbuk ……….

2. Proses hidrolisis ……….

3. Cleaning up sampel ………

4. Uji kestabilan kuersetin ………..

62 62 64 67 C. Optimasi Ekstraksi ………. 72

1. Pengaruh suhu pada ekstraksi ……… 73

xii

3. Sistem pelarut pengekstrak (Extracting solvent mode of operation) :

statis atau dinamis. ……….

4. Proses hidrolisis dalam ekstraksi (Hydrolisis Mode of Operation on Extraction) : Bersama-sama dalam 1 proses (Simultaneously) atau berkelanjutan (Subsequently) ……….

5. Penentuan metode ekstraksi : faktor yang berpengaruh pada sistem pelarut dinamis dan hidrolisis secara simultan ………...

6. Efisiensi ekstraksi ………..

7. Pemodelan screening recovery ……….

78 79 80 82 89 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 89

A. Kesimpulan ……… 89

B. Saran ……….. 89

DAFTAR PUSTAKA ………. 91

LAMPIRAN ……… 95

xiii

DAFTAR TABEL

halaman Tabel I. Daftar beberapa penelitian mengenai optimasi ekstraksi

yang berhubungan dengan ekstraksi secara konvensional

dan ekstraksi kuersetin ………. 7

Tabel II. Perbedaan antara penyarian dengan Soxhlet biasa, penyarian dengan Soxhlet sekaligus hidrolisis, serta refluks ... 29 Tabel III. Komposisi fase gerak yang akan dioptimasi (dalam

mililiter) ... 32 Tabel IV. Hasil pembacaan absorbansi maksimum dan panjang

gelombang maksimum kuersetin ………. 50 Tabel V. Tabel nilai perbandingan As dan Rf bercak hasil elusi

larutan baku kuersetin dan Rs, dan Rf bercak kuersetin pada larutan sampel dengan berbagai macam fase gerak

(A-K) ……… 52

Tabel VI. Tabel nilai perbandingan As dan Rf bercak hasil elusi larutan baku kuersetin dan Rs, dan Rf bercak kuersetin pada larutan sampel dengan berbagai macam fase gerak

(A-E) ……… 54

Tabel VII. Tabel nilai perbandingan As dan Rf bercak hasil elusi larutan baku kuersetin dan Rs, dan Rf bercak kuersetin pada larutan sampel dengan berbagai macam fase gerak

xiv

(E,G, dan H) ………. 56

Tabel VIII. Tabel nilai perbandingan As dan Rf bercak hasil elusi larutan baku kuersetin dan Rs, dan Rf bercak kuersetin pada larutan sampel dengan berbagai macam fase gerak

(E, I, J, dan K) ………. 57

Tabel IX. Tabel Rf bercak kuersetin pada larutan baku dan sampel pada uji keterulangan faktor retardasi .. 58 Tabel X. Tabel nilai perhitungan resolusi bercak kuersetin larutan

sampel pada 3 macam jenis ekstraksi ……….. 59 Tabel XI. Hasil pengujian hidrolisis rutin ………. 64 Tabel XII. Puncak spektra dan nilai absorbansi kuersetin yang

direfluks dan kuersetin baku dalam metanol ………. 69 Tabel XIII. Nilai Rf kuersetin yang direfluks dibandingkan dengan

baku kuersetin ……… 70

Tabel XIV. Tabel perbandingan konsentrasi kurva baku dengan

AUC ………. 70

Tabel XV. Nilai perhitungan recovery dari kuersetin yang ditambahkan dalam uji kestabilan kuesetin ………. 71 Tabel XVI. Pengaruh suhu pada proses penyarian dengan Soxhlet

biasa ………. 73

Tabel XVII. Pengaruh komponen pelarut pada proses refluks ……… 77 Tabel XVIII. Pengaruh sistem pelarut pengekstrak (statis atau

xv

Tabel XIX. Pengaruh proses hidrolisis dalam esktraksi pada penyarian dengan Soxhlet………. 79 Tabel XX. Pengaruh komposisi larutan penyari dan banyaknya

jumlah ekuilibrium dalam esktraksi penyarian dengan Soxhlet sekaligus hidrolisis ……… 80 Tabel XXI. Pengaruh komposisi larutan penyari dalam esktraksi

pada penyarian dengan Soxhlet sekaligus hidrolisis

selama 12 jam ……….. 81

Tabel XXII. Perbandingan hasil penyarian dengan Soxhlet sekaligus hidrolisis pada jumlah ekuilibrium 23 dan 20 ……….. 83 Tabel XXIII. Perbandingan hasil penyarian dengan Soxhlet sekaligus

hidrolisis pada jumlah ekuilibrium 23 dan 18……….. 84 Tabel XXIV. Perbandingan hasil penyarian dengan Soxhlet sekaligus

hidrolisis pada jumlah ekuilibrium 23 dan 16 ………… 85 Tabel XXV. Perbandingan konsentrasi larutan baku yang ditotolkan

dengan AUC yang diukur oleh densitometri dalam

pemodelan recovery ………...…. 87

xvi

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Skema refluks ………... 4

Gambar 2.. Modifikasi penggabungan sistem penyarian dengan Soxhlet dan refluks ……….. 5

Gambar 3. Tanaman teh di daerah Kulon Progo ………. 13

Gambar 4. Struktur flavonol ……… 14

Gambar 5. Struktur kuersetin ……….. 15

Gambar 6. Diagram dari alat ekstraksi Soxhlet ………... 17

Gambar 7. Skema refluks ……… 19

Gambar 8. Skema ketiga metode ekstraksi yang diteliti ... 29

Gambar 9. Bagan penentuan efisiensi metode ……… 44

Gambar 10. Skema rancangan penelitian ……… 47

Gambar 11. Kromofor pada kuersetin ………..……. 49

Gambar 12. Spektra absorbansi bercak kuersetin pada panjang gelombang 200-400 nm ……… 50

Gambar 13. Struktur kuersetin ……… 53

Gambar 14. Kromatogram KCKT kuersetin preparatif dalam pengujian selektivitas metode KLT ………. 60

Gambar 15. Kromatogram KCKT larutan baku 20 ppm dalam pengujian selektivitas metode KLT ……….. 61

xvii

Gambar 17. Mekanisme kuersetin dalam penangkapan radikal

bebas ………. 66

Gambar 18. Reaksi pembentukan kuersetin-kuinon dari oksidasi

kuersetin ……… 66

Gambar 19. Reaksi penangkapan radikal bebas oleh BHT ………... 67 Gambar 20. Reaksi pembentukan dimer oleh radikal BHT ……….. 68 Gambar 21. Spektra kuersetin yang direfluks dan kuersetin baku

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran I. COA Kuersetin ………. 98

Lampiran II. Pembakuan HCl ……….. 99

Lampiran III. Data Penentuan Panjang Gelombang ……… 100 Lampiran IV. Perhitungan Asymetri Factor (As) dan Resolusi

(Rs) pada Tahap Penentuan Fase Gerak. ………….. 101 Lampiran V. Data Uji Keterulangan Faktor Retardasi ………….. 121 Lampiran VI. Data Verifikasi Sistem KLT pada Metode Ekstraksi

yang Dipakai ………. 126

Lampiran VII. Data Verifikasi Hidrolisis ………. 129 Lampiran VIII. Data Kestabilan Kuersetin ……… 13` Lampiran IX. Data Optimasi Komposisi pada Proses Refluks …... 131 Lampiran X. Data Optimasi Komposisi Metanol pada Proses

Sokhletasi Sekaligus Hidrolisis selama 24 Jam …… 139 Lampiran XI. Data Optimasi Komposisi Metanol dan Pengaruh

Sirkulasi pada Proses Sokhletasi sekaligus

Hidrolisis ……….. 144

Lampiran XII. Data Optimasi Suhu pada Sokheltasi Biasa dan

Optimasi Metode ……….. 155

Lampiran XIII. Data Efisiensi Metode ……….. 161 Lampiran XIV. Data Pemodelan Recovery……….... 169

xix

xx

INTISARI

Kuersetin (3,5,7,3´,4´-pentahydroxy flavone) merupakan suatu senyawa flavonoid flavonol. Senyawa ini telah diketahui mempunyai banyak fungsi biologis untuk meningkatkan kesehatan manusia, antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan berpotensial sebagai antikanker. Salah satu tanaman yang mengandung kuersetin adalah tanaman teh, dengan salah satu hasil olahannya adalah teh hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proses ekstraksi kuersetin yang efisien dan kuantitatif, dengan variabel bebasnya temperatur ekstraksi, komposisi dari metanol teknis:air dalam larutan penyari, metode ekstraksi, jumlah sirkulasi pada poin efisiensi metode, serta komposisi fase gerak dalam penentuan sistem KLT. Variabel tergantung yang diamati dalam penelitian ini adalah besarnya Area Under Curve (AUC) Kromatogram bercak pada sampel ekstrak serbuk daun teh hijau yang mempunyai faktor retardasi mirip dengan kuersetin baku pada poin optimasi ekstraksi, nilai t hitung pada poin efisiensi metode, serta resolusi dan faktor retardasi pada penentuan sistem KLT.

Hasil dari penelitian ini adalah fase gerak yang digunakan pada sistem KLT-densitometri fase normal dengan fase diam silika G60 F254, yaitu campuran toluena - etil asetat - asam format (14:5:1). Pembacaan dilakukan pada panjang gelombang 377 nm. Proses ekstraksi yang efisien dan kuantitatif untuk mendapatkan kuersetin total terbanyak dari teh hijau yang diukur melalui pembandingan AUC dengan metode KLT densitometri adalah dengan proses penyarian dengan alat soxhlet sekaligus hidrolisis asam dengan pelarut yang mempunyai komposisi metanol:air (90:10) v/v yang mengandung 1,85 M asam klorida dengan jumlah ekuilibrium yang terjadi adalah sebanyak 18 kali.

Kata kunci: kuersetin, optimasi ekstraksi, teh hijau, KLT-Densitometri.

xxi ABSTRACT

Quercetin is a flavonol flavonoid compound. This compound is known to posess several biological function to increase the human health, namely as antioxidant, antiinflamation, and is potential in the treatment of cancer. Tea plant is one example that contains quercetin, and green tea is one of the product made from tea.

The purpose of this research is to determine an extraction process of quercetin which is efficient and quantitative, with the free variables as following: the temperature of extraction, composition of methanol:water in the extraction solution, extraction method, the number of circulation in the efficiency point method, and the composition of mobile phase in the determination of the TLC system. The dependent variables that were analized in this research were the Area Under Curve (AUC) of the sample chromatog that has a similar retardation factor to the quercetin reference standard in the optimization point of extraction, the value of T count in the efficiency point, and the resolution and retardation factor in the determination of the TLC system.

The result of this research indicates that the mobile used in the normal phase TLC-densitometry system, with silica gel G60 F254 as the stationary phase, is a mixture of toluena: ethyl acetate: formic acid (14:5:1). Detection was done in the wavelength of 377nm. The extraction process which was efficient and quantitative to collect the highest amount of quercetin from green tea which was measured by comparison of AUC with TLC-densitometry method was extraction process by Soxhlet apparatus with acid hydrolysis with a solvent with a composition of methanol:water v/v that consists of 1.85 M chloride acid with a number of equilibrium 18 times.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kuersetin merupakan salah satu bioflavonoid yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia karena manfaatnya di bidang kesehatan sangat besar (Lamson dan Brignall, 2000). Kuersetin telah dibuktikan mampu untuk mengobati kanker (Lamson dan Brignall, 2000), mengobati diabetes dan mengatasi kegemukan (Aguirre, Arias, Macarulla, Gracia, dan Portillo, 2011), dimanfaatkan sebagai antioksidan, berperan dalam mengatasi alergi dan asma, penyakit kardiovaskular, hipertensi, infeksi, inflamasi, arthritis, serta digunakan untuk gastroprotektif, antiviral, nutrisi (terutama untuk meningkatkan imunitas), serta meningkatkan bioavailabilitas beberapa obat (Kelly, 2011). Selain itu, kuersetin juga digunakan untuk antibakteri, pengobatan osteoporosis dan gangguan penglihatan (Lakhanpal dan Rai, 2007). Kuersetin juga menunjukkan efek anxiolytic dan antidepresan pada penelitian yang dilakukan (Kelly, 2011).

Kuersetin terdapat di alam dalam dua jenis, yaitu dan kuersetin glikosida. Kuersetin glikosida mempunyai tambahan gugus gula yang biasanya menggantikan salah satu gugus hidroksi pada kuersetin . Beberapa kuersetin glikosida yang ditemukan di alam adalah rutin, kuersitrin, isokuersitrin, hiperosida, dan troxerutin (Kelly, 2011). Secara umum kuersetin glikosida mampu berperan sebagai antioksidan dan antiinflamasi (Bruneton, 1999).

2

Kuersetin juga terdapat dalam teh, terutama bentuk nya, yaitu rutin (Kelly, 2011). Teh merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh orang Indonesia, bahkan hamper seluruh dunia. Banyak orang Indonesia mengkonsumsi teh bahkan hampir setiap hari.

Potensi kuersetin di dalam dunia kesehatan sangat banyak. Untuk dapat mengembangkan potensi kuersetin dari senyawa alam maka perlu dilakukan ekstraksi. Dengan ekstraksi, maka kuersetin akan dapat diambil dari suatu bagian tanaman, sehingga dapat diteliti kadarnya dalam suatu tanaman, diteliti, serta dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Pengukuran kadar kuersetin pada suatu bagian tanaman cukup penting dilakukan karena dapat digunakan untuk mengevaluasi banyaknya kuersetin yang dikonsumsi oleh masyarakat. Terutama untuk pengukuran kadar kuersetin dalam suatu bagian tanaman, maka proses ekstraksi harus mampu efisien dan kuantitatif.

Dalam penelitian ini, ditekankan pengukuran terhadap kuersetin total daripada kuersetin saja atau kuersetin glikosida saja. Kuersetin dan kuersetin glikosida kebanyakan dikonsumsi secara per oral, baik yang terkandung dalam makanan maupun sediaan kuersetin. Menurut Aguirre, dkk (2011) bioavailabilitas kuersetin lebih baik daripada kuersetin glikosida karena kuersetin lebih bersifat nonpolar sehingga dapat menembus membran dan diabsorpsi lebih baik daripada kuersetin glikosida. Selain itu, jika kuersetin glikosida masuk ke dalam tubuh secara per oral, maka gula yang terikat bersama kuersetin akan dapat dilepaskan selama proses pengunyahan, digesti, dan absorpsi (Kelly, 2011). Proses ini dipengaruhi oleh bakteri yang terdapat di dalam mulut dan saluran pencernaan,

melalui hidrolisis enzimatik (Kelly, 2011). Oleh karena itu, secara in vivo, kuersetin glikosida yang masuk ke dalam tubuh, sebagian besar akan diubah menjadi kuersetin dan berefek pada tubuh sama dengan efek kuersetin. Oleh karena itu, menjadi penting jika pengukuran dilakukan untuk mengukur kuersetin total, yaitu gabungan antara kuersetin dan kuersetin glikosida yang dapat dihidrolisis sehingga melepas gugus gula dan terurai menjadi kuersetin.

Ekstraksi kuersetin dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Metode yang sudah banyak digunakan adalah maserasi dan penyarian dengan Soxhlet. Maserasi adalah ekstraksi sebuah analit dengan menggojog sampel atau dengan pengadukan pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut cair (List dan Schmidt,1989). Dalam aplikasinya, metode maserasi memiliki keterbatasan, yaitu terjadinya kejenuhan pelarut dengan analit ataupun senyawa lain yang ikut larut ke dalam pelarut tersebut. Untuk itu, maka penyarian dengan Soxhlet merupakan metode ekstraksi yang lebih dapat menarik kuersetin, karena pelarut yang digunakan selalu baru setiap kali sirkulasi.

Kuersetin glikosida mempunyai banyak macam. Supaya mudah diukur kadar kuersetin glikosida total, maka diperlukan suatu proses hidrolisis. Dalam penelitian ini hidrolisis dilakukan pada suasana asam, karena dalam asam kuersetin akan berbentuk molekul sehingga lebih stabil. Salah satu metode hidrolisis yang digunakan adalah menggunakan refluks. Dengan menggunakan refluks, maka proses hidrolisis akan berjalan lebih baik karena adanya pemanasan serta uap pelarut akan dikondensasikan sehingga jumlah pelarut akan terjaga.

4

Banyak penelitian bahkan menggunakan refluks sebagai metode ekstraksi. Hertog, Hollman, dan Venema (1992) telah menetapkan metode ekstraksi dengan menggunakan refluks dan metode Hertog ini diacu dan digunakan untuk menetapkan kadar flavonol oleh banyak peneliti. Dengan menggunakan refluks, maka dapat terjadi ekstraksi dan hidrolisis dalam satu kali tahapan. Bahkan Hadjmohammadi dan Sharifi (2009) telah mengoptimasi faktor-faktor yang berperan dalam metode refluks ini.

Gambar 1. Skema refluks

Dua metode yang telah dipaparkan di atas, penyarian dengan Soxhlet dan refluks sama-sama memiliki persamaan, yaitu sama-sama menggunakan pemanasan dan terjadi kondensasi uap pelarut dalam proses ekstraksinya. Oleh karena itu, muncul kemungkinan adanya modifikasi sederhana dengan menggabungkan metode refluks sebagai proses ekstraksi sekaligus hidrolisis dan proses penyarian dengan Soxhlet yang memiliki keunggulan pelarutnya selalu baru pada setiap kali sirkulasi.

Gambar 2. Modifikasi penggabungan sistem penyarian dengan Soxhlet dan refluks.

Dengan memodifikasi penyarian dengan Soxhlet, maka proses penyarian dengan Soxhlet sekaligus hidrolisis asam dapat mengurangi tahapan dalam proses persiapan sampel, di mana pada proses penyarian dengan Soxhlet biasa, maka dilakukan ekstraksi dulu, kemudian baru dihidrolisis. Namun pada proses penyarian dengan Soxhlet sekaligus hidrolisis proses ekstraksi dan hidrolisis dapat terjadi bersamaan sehingga proses ekstraksi lebih efisien. Keunggulan proses penyarian dengan Soxhlet sekaligus hidrolisis ini dibandingkan dengan refluks adalah sifat pelarutnya yang selalu baru, sehingga proses ekstraksi menjadi lebih kuantitatif. Gagasan utama dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan secara eksperimental dari ketiga metode ini, manakah yang dapat mengekstraksi kuersetin lebih banyak.

Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian penetapan kuersetin total dalam daun teh, yang nantinya akan diaplikasikan untuk mengukur kadar kuersetin dalam daun teh hijau, teh hitam, dan daun segar teh. Proses

6

ekstraksi yang dipakai dalam rangkaian penelitian tersebut dioptimasikan dalam penelitian ini. Oleh karena penelitian ini bersifat berkelanjutan, maka dibutuhkan metode yang cepat dan sederhana untuk mengukur kadar kuersetin total dalam daun teh. KLT-densitometri dipilih karena bersifat semi-kuantitatif untuk mengukur kadar kuersetin dan bersifat cukup selektif, karena dapat terdapat proses pemisahan dalam pengukurannya dan pembacaannya dilakukan pada panjang gelombang tertentu. KLT-densitometri secara luas telah banyak digunakan dalam pengukuran flavonoid. (D’Amelio,1999). Serta dengan digunakannya KLT, maka proses pengukuran dapat dilakukan untuk banyak sampel sekaligus. Oleh karena itu, KLT-densitometri digunakan sebagai metode pengukuran dalam penelitian ini.

Telah disebutkan di atas bahwa penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian penetapan kadar kuersetin dalam daun teh. Oleh karena itu, dalam penelitian ini untuk mencari ekstraksi terbaik, pembandingan antar proses ekstraksi tidak dilakukan sampai mengetahui kadar kuersetin per jenis perlakuan ekstraksi, namun pengukuran hanya dilakukan menggunakan metode KLT-densitometri dengan membandingkan Area Under Curve (AUC)-nya saja. AUC bercak pada kromatogram KLT-densitomteri diasumsikan sebanding dengan banyaknya kuersetin yang didapat.

Sistem KLT yang baik adalah yang mampu memisahkan analit dari senyawa pengotor pengganggu yang lain. Dalam penelitian ini, juga akan

Dokumen terkait