• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hikmah perilaku kompetisi dalam kebaikan

Dalam dokumen Buku Aqidah Akhlak Kelas 12 (Halaman 143-146)

shaleh adalah amal hal (amal shaleh yang dibutuhkan sekarang). (Syaikh al Zarnuji)

KOMPETISI DALAM KEBAIKAN

5. Hikmah perilaku kompetisi dalam kebaikan

Berkompetisi dalam kebaikan memiliki beberapa hikmah yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari. Di antara hikmah berperilaku kompetisi dalam kebaikan adalah :

a. Melakukan kebaikan yang telah ditentukan.

b. Melakukan persaingan dalam melakukan kebaikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena kemampuan tiap muslim beragam dalam hal tingkat pendidikan, ekonomi dan statusnya dalam masyarakat.

c. Melakukan mmal shalih yang didasari oleh beriman kepada Allah Swt dan dilakukan dengan tekad yang teguh.

B. OPTIMIS

1.Pengertian optimis

Dari sisi etimologi optimis berasal dari bahasa latin optima yang berarti terbaik. Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia optimis adalah orang yang selalu berpengharapan dalam menghadapi segala hal. Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik yang kelak akan terjadi yang memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan. Optimis merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam Islam. Misalnya siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru pastia ia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.

Dengan sikap optimis seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik

demi kehidupan dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat. Allah berfirman:

َنِنِمْؤُم ْمُتْنُك ْنِإ َنْوَلْعأا ُمُتْنَأَو اوُنَزْت لَو اوُنِهَت لَوَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang­orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang­orang yang beriman”.( QS. Ali Imran(3): 139)

Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu

khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba.

2.Nilai positif optimis

a. Berpengharapan baik kepada Allah

Optimisme dalam konsep Islam menuntut agar seorang muslim terus berusaha dan dalam usahanya tidak lupa kepada Tuhannya karena pada dasarnya setiap hasil

usaha atau ikhtiar manusia itu berada di tangan Allah SWT. Allah Swt berfirman:

ْدَق ِهِرْمَأ ُغِلاَب َ َلا َنِإ ُهُب ْسَح َوُهَف ِ َلا َ َع ْ َكَوَتَي ْنَمَو ُبِسَتْ َي ل ُثْيَح ْنِم ُهْقُزْرَيَو

اًرْدَق ٍءْ َش ِّ ُكِل ُ َلا َلَعَج

“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka­sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap­tiap sesuatu”.(QS. Al­Thalaq(65):3)

Seorang muslim tidak boleh tiba-tiba memiliki sifat qanaah(menerima apa adanya dengan ikhlas) sebelum ia melakukan tiga hal, yaitu berusaha secara maksimal, telah mendapatkan sesuatu dari usahanya yang maksimal tersebut serta menerima dengan lapang dada apa yang telah diperolehnya tersebut.

b. Berfikir positif

Bagi orang senantiasa optimis, maka cara berfikirnya pasti senantiasa positif. Ia akan berfikir positif dalam segala hal. Dengan pikiran positifnya itu akan terbentuk energi positif. Energi positif inilah yang akan membakar semangat juang untuk mewujudkan harapannya. Berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan kehidupan kita. Sebab hati yang bersih adalah hati yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah hati yang tidak memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Hati yang berseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi dirinya maupun orang lain dan memandang segala perintah Allah memiliki hikmah.

ٌميِلَع ِهِب َ َلا َنِإَف ٍءْ َش ْنِم اوُقِفْنُت اَمَو َنوُبِ ُت اَمِم اوُقِفْنُت َتَح َ ِبْلا اوُلاَنَت ْنَل

“Kamu sekali­kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali Imran(3): 92)

c. Percaya diri, berani dan bertanggung jawab

Rasa percaya diri yang besar dan berani dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan tidak gentar mempertahankan kebenaran merupakan salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia. Berani merupakan satu kekuatan tersembunyi yang ada di dalam diri setiap manusia khususnya dalam menghadapi cobaan dan masalah kehidupan. Keberanian yang di tuntut di sini ialah keberanian pemikiran dan keberanian moral yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

اوُنَزْت لَو اوُفاََ ت لَ َأ ُةَكِئلَمْلا ُمِهْيَلَع ُلَ َنَتَت اوُماَقَتْسا َمُث ُ َلا اَنُبَر اوُلاَق َنيِ َلا َنِإ

َنوُدَعوُت ْمُتْنُك ِتَلا ِةَنَْلاِب اوُ ِشْبَأَو

“Sesungguhnya orang­orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat(41): 30)

d. Muslim yang optimis lebih disukai Allah

Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia,khususnya seorang muslim,Karena dengan optimis,seorang muslim akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah,seorang muslim akan selalu bersusah payah semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.

اَم َ َع ْصِرْحا ٌ ْيَخ ٍ ُك ِفَو ِفيِعَضلا ِنِمْؤُمْلا َنِم َِها َلِإ ُبَحَأَو ٌ ْيَخ ُىِوَقْلا ُنِمْؤُمْلا

اَذَك َن َا ُتْلَعَف ِنأ ْوَل ْلُقَت َاَف ٌء ْ َش َكَبا َصَ َأ ْنِإَو ْزِجْعَت َلَو َِهاِب ْنِعَتْساَو َكُعَفْنَي

ِنا َطْي َشلا َلَمَع ُحَتْفَت ْوَل َنِإَف َلَعَف َءاَش اَمَو َُها َرَّدَق ْلُق ْنِكَلَو .اَذَكَ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah. Namun masing­masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, “Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain.” Akan tetapi katakanlah, “Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat.” Sebab, mengandai­andai itu membuka pintu setan.” (HR. Muslim)

e. Mengambil pelajaran berharga dalam setiap kesulitan

Optimis merupakan salah satu sikap yang sangat mulia dalam Islam. Oleh karena itu seorang muslim yang taat senantiasa bersikap optimis dalam artian tidak gampang menyerah dan putus asa. Optimis merupakan sikap yang akan mendorong seorang individu terus berusaha pantang menyerah guna mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan meskipun problematika yang dihadapi cukup berat.. Allah SWT

berfirman:

َبوُنُلا ُرِفْغَي ََها َنِإ َِها ِةَ ْحَر ْنِم او ُطَنْقَت ل ْمِه ِسُفْنَأ َ َع اوُفَ ْسَأ َنيِلا َيِداَبِع اَي ْلُقَ

ُميِحَرلا ُروُفَغْلا َوُه ُهَنِإ اًعيِ َج

“Katakanlah: “Hai hamba­hamba­Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa­dosa semuanya. Sesungguhnya Dia­lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al­Zumar(39): 53).

3.Hikmah perilaku optimis

Hikmah berperilaku optimis di antaranya adalah :

a. Membawa seseorang pada pencapaian hasil. Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri.

b. Berfikir positif yang akan memberikan dorongan sikap dan tingkah laku yang

positif pula.

c. Memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan. Hal ini sangat di anjurkan dalam agama dan sangat penting sekali agar seseorang dapat terus bertindak menghadapi tantangan.

C. DINAMIS

Dalam dokumen Buku Aqidah Akhlak Kelas 12 (Halaman 143-146)