• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cikal bakal PT BANK Himpunan Saudara 1906 Tbk atau Bank Saudara adalah sebuah organisasi saudagar Passer Baroe yang diprakarsai oleh

Dalam dokumen AR BANK SAUDARA 2013 (Halaman 33-38)

H. Basoeni, H. Damiri, dan H. Bajoeri pada tahun 1906. Ketiga saudagar

tersebut bersama tujuh saudagar lainnya mendirikan organisasi yang

bergerak dalam bidang ekonomi yang bernama Himpoenan Soedara.

The origin of PT Himpunan Saudara 1906 Tbk. or Bank Saudara was Passer Baroe Merchants

Organization initiated by H. Basoeni, H. Damiri and H. Bajoeri on 1906. The three merchants

along with 7 others established an economic organization named Himpoenan Soedara.

Dalam rangka mematuhi ketentuan Peraturan Pemerintah No 1 Tahun 1955 bahwa usaha pemberian kredit harus berstatus “Bank Tabungan”, HS kemudian resmi menjadi bank tabungan dengan izin dari Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan di tahun 1955 dan di tahun 1974 menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Tabungan H.S. 1906. Perubahan bentuk menjadi badan hukum tersebut dilakukan berdasarkan Akta Pendirian No. 30 tanggal 15 Juni 1974 yang dibuat di hadapan Noezar, S.H., Notaris di Bandung. Akta pendirian ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/224/3 tanggal 30 Juni 1975 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 69 tanggal 29 Agustus 1975, Tambahan Berita Negara No. 448.

Bank memulai kegiatan operasional usaha jasa kustodian pada tanggal 8 Oktober 2007 dan kegiatan operasional sebagai bank devisa mulai tanggal 14 April 2008 masing- masing berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. Kep- 01/BL/Kstd/ 2007 tanggal 12 September 2007 dan berdasarkan Surat Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia Nomor: 10/2/KEP.DpG/2008 tanggal 22 Februari 2008.

Pada tahun 1992 terjadi perubahan kepemilikan saham di Bank Saudara dengan masuknya Medco Group, kelompok usaha swasta nasional yang bergerak di bidang perminyakan, gas alam, dan kontraktor, dalam penyertaan modal dan kepengurusan Bank Saudara. Penyertaan modal Medco Group yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Arifin Panigoro ini juga disertai dengan perubahan nama Bank Saudara menjadi “PT Bank HS 1906”.

Pada Juli 1993, Bank Saudara mulai beroperasi sebagai Bank Umum atas dasar Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.Kep-067/KM.17/1993, tanggai 7 April 1993. Perubahan status ini juga ditandai dengan perubahan logo Bank.

In order to comply with stipulation of the Government Regulation No. 1 Year 1955 that the loans channeling business shall be operated under “Savings Bank” status, HS was officially licensed as a savings bank by the Indonesian Government vide Finance Minister in 1955 and then changed its legal entity to become a limited liability company named PT Bank Tabungan H.S. 1906. Such change was conducted based on Notarial Deed of Noezar, S.H., No. 30 dated 15 June 1974. The Articles of Association were approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia (currently Minister of Law and Human Rights) through decision letter No. Y.A.5/224/3 dated 30 June 1975 and was published in Supplementary No. 448 to the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 69 dated 29 August 1975.

The Bank started its custodian services on 8 October 2007 and foreign exchange operation on 14 April 2008 based on the Decision Letter of the Chairman of Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“BAPEPAM-LK”) No. Kep-01/BL/Kstd/2007 dated 12 September 2007 and based on the Decision Letter of Deputy Governor of Bank Indonesia No.10/2/KEP.DpG/2008 dated 22 February 2008 respectively.

In 1992 the composition of Bank Saudara’s share ownership was changed when Medco Group, group of companies engaging in oil and natural gas and contractor, invested and started to involve in the Bank’s management. Following the capital investment by the Medco Group of which the majority shares owned by Arifin Panigoro, the Bank adopted a new name “PT Bank HS 1906”.

In 1993, Bank Saudara commenced its operations as Commercial Bank pursuant to the Decree of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No Kep-167/KM.17/1993 dated 7 April 1993. This change of status was also marked with a change of the Bank’s logo.

Sekilas Bank Saudara

Sekilas Bank Saudara

Bank Saudara at Glance

Untuk keperluan re-branding guna memperkokoh citra baik dan posisinya, pada tahun 2004 nama Bank dirubah menjadi “PT Bank Himpunan Saudara 1906” berdasarkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank yang tertuang di dalam Akta No. 31, tanggal 17 Mei 2005, yang dibuat di hadapan Rita Novita, S.H., sebagai pengganti dari Tien Norman Lubis, S.H., Notaris di Bandung.

Tahun 2006 merupakan babak baru bagi Bank Saudara, yang diawali dengan dilakukannya perubahan status Bank menjadi “Tbk” (Perseroan Terbuka), sehingga namanya berubah menjadi “PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk”. Bank juga memperkenalkan nama panggilan komersialnya “Bank Saudara”.

Babak baru berlanjut dengan dilaksanakannya Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering atau (“IPO”) pada tanggal 15 Desember 2006, serta pencatatan saham Bank Saudara di Bursa Efek Indonesia (“BEI”, dahulu Bursa Efek Jakarta) dengan kode “SDRA”.

Untuk melengkapi layanan jasa perbankannya, pada tahun 2007 Bank Saudara memperoleh persetujuan menjadi Bank Umum Kustodian di Pasar Modal berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lernbaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. KEP01/BL/KSTD/ 2007, tanggal 12 September 2007.

Tahun 2007 ditandai juga dengan adanya perubahan yang signifikan dalam jajaran Dewan Komisaris Bank Saudara, yaitu masuknya R. Maulana Ibrahim mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia 2002 sampai dengan 2007 serta Uce Kama Suganda dalam jajaran Dewan Komisaris Bank Saudara.

Pada tahun 2008 Bank Saudara mulai beroperasi sebagai Bank Devisa setelah mendapatkan penunjukan dari Bank Indonesia sebagai Bank Umum Devisa berdasarkan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No. 10/2/KEP.DPG/2008, tanggal 22 Februari 2008.

For rebranding purpose to strengthen its good image and position, in 2004 the changed its name to “PT Bank Himpunan Saudara 1906” in accordance with the resolution of the Bank’s Extraordinary Meeting of Shareholders contained in the Notarial Deed No 31 dated 17 Mai 2005 passed before Rita Novita, S.H., replacement of Tien Norman Lubis, S.H., Public Notary in Bandung.

2006 opened a new milestone for Bank Saudara, starting with a change in the Bank’s status to “Tbk” (public Company) leading the Bank to adopt a new name “PT Bank Himpunan Saudara 1906”. The Bank also introduced its commercial nickname “Bank Saudara”.

The new milestone continued with an Initial Public Offering on 15 December 2006 and the Bank’s share listing on Indonesia Stock Exchange (“IDX”, previously Jakarta Stock Exchange) with ticker code “SDRA”.

To complement its banking service portfolio, in 2007 Bank Saudara was licensed Custodian Commercial Bank in the Capital Market pursuant to the Decision Letter of the Chairman of Indonesia’s Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (Bapepam and LK) No KEP01/ BL/KSTD/2007 dated 12 September 2007.

2007 also saw a significant change in the Bank’s Board of Commissioners with the appointment of R. Maulana Ibrahim, former Deputy Governor of Bank Indonesia of period 2002- 2007 and Uce Kama Suganda as members of the Board of Commissioners.

In 2008 Bank Saudara commenced its operations as Foreign Exchanged with a license from Bank Indonesia based on the Decree of Bank Indonesia’s Deputy Governor No 10/2/KEP. DPG/2008, dated 22 February 2008.

Pada tahun 2009, jasa layanan Bank Saudara bertambah dengan adanya jasa layanan pengiriman uang (Agency Remmitance Service) melalui aliansi strategis dengan Western Union. Masih pada tahun 2009, berkaitan dengan upaya meningkatkan layanan jasa perbankannya, Bank Saudara telah mendapatkan penunjukan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai Bank Persepsi/Devisa Persepsi berdasarkan Surat No. S-621II MK.5/2009, tanggal 14 Oktober 2009. Dengan adanya penunjukan lersebut, maka Bank Saudara dalam layanan jasa perbankannya dapat melayani setoran penerimaan Negara.

Upaya untuk meningkatkan permodalan dilakukan oleh Bank Saudara di tahun 2009 melalui pelaksanaan Penawaran Urnum Terbatas I (“PUT I”) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMTED”) sejumlah 750.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah). Melalui proses HMETD tersebut, terjadi peningkatan dalam Modal Disetor Bank Saudara dari yang sernula Rp150 miliar menjadi Rp225 miliar.

Masih terkait dengan permodalan, pada tahun 2010 Bank Saudara melakukan penambahan modal melalui program Employee Stock Option Plan / Management Stock Option Plan (ESOP/MSOP) sebanyak-banyaknya 10% dari keseluruhan modal disetor atau sebesar Rp225.000.000 (dua ratus dua puluh lima juta) saham dengan harga Rp247 (dua ratus empat puluh tujuh rupiah) per saham.

Dengan dukungan dari Bapak Arifin Panigoro dan Medco Group, Bank Saudara telah menetapkan program yang agresif untuk memperkuat posisi Bank Saudara guna memasuki era baru. Di tahun 2011 Bank Saudara menginisiasi Program 123, yaitu program transformasi Bank Saudara untuk menjadi Bank dalam kategori Bank BUKU 2, yaitu bank modal inti diatas Rp1 triliun dan aset di atas Rp10 triliun. Per tanggal 31 Desember 2013, Total Modal Bank Saudara meningkat sebesar 2,4%, dari Rp662,94 miliar di tahun 2012 menjadi Rp678,84 miliar per posisi akhir Desember 2013 dengan Total Aset Rp8,23 triliun.

In 2009, Bank Saudara complemented its services portfolio by becoming remittance service agency in strategic cooperation with Western Union. In the same year, Bank also licensed Perception Bank/Foreign Exchange Perception Bank based on the letter from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No S-621II MK.5/2009 dated 14 October 2009, giving the Bank the rights to collect payments for the State revenues.

Bank Saudara embarked on an effort to increase its capital by conducting Limited Public Offering with Pre-Emptive Rights I (Rights Issue I) of 750,000,000 shares with a par value of Rp100 (one hundred Rupiah) so that the Bank’s Fully Paid Capital increased from Rp150 billion to Rp225 billion.

With regard to the addition of its capital, in 2010 Bank Saudara conducted Employee Stock Option Plan/Management Stock Option Plan (ESOP/MESOP) at the maximum amount of 10% of the fully paid Capital or equal to Rp225,000,000 (two hundred and twenty billion) valued Rp247 (two hundred and forty-seven Rupiah) per share.

Supported by Arifin Panigoro and Medco Group, Bank Saudara has embarked on an agreesive program to strengthen its position to enter a new era. In 2011, Bank Saudara initiated 123 Program, a transformation program to guide the Bank to be “BUKU 2 Bank”, a commecial bank operating its business activities with tier 1 capital above Rp1 trillion and total assets above Rp10 trillion. As of 31 December 2013, Bank Saudara’s Capital increased by 2.4% from Rp662.94 billion in 2012 to Rp678.84 billion as of 31 December 2013 with Total Assets amounting to Rp8.23 trillion.

Sekilas Bank Saudara

Untuk menghimpun dana masyarakat guna merealisasikan pencapaian Program 123, dalam tahun 2011 Bank Saudara menerbitkan Obligasi Bank Saudara I Tahun 2011. Di tahun 2012, menyusul kesuksesan penerbitan Obligasi Bank Saudara I Tahun 2011, Bank menerbitkan Obligasi Bank Saudara II Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan Obligasi Subordinasi Bank Saudara I Tahun 2012.

Untuk mendukung pencapaian visi Bank menjadi Bank BUKU 2, Bank Saudara telah melaksanakan kemitraan strategis dengan Woori Bank Korea (WBK) dan Bank Woori Indonesia (BWI). Hal ini dilakukan karena Bank Woori Korea memiliki struktur permodalan dan infrastruktur yang kuat khususnya dalam teknologi informasi dan manajemen risiko. Kemitraan strategis ini diwujudkan dengan ditandatanganinya rencana akuisisi 33% saham Bank Saudara dari pemegang saham pengendali Arifin Panigoro dan PT Medco Intidinamika (MI) oleh WBK dan BWI pada tanggal 15 Maret 2013. Rencana akuisisi saham tersebut telah mendapat persetujuan pemegang saham Bank Saudara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 27 Juli 2012 dan 2 April 2013, serta telah disetujui Bank Indonesia (BI) pada tanggal 30 Desember 2013.

Seiring dengan pertumbuhan usaha dan organisasinya, Bank Saudara kemudian memindahan kantor pusatnya ke gedung baru Bank Saudara di Jalan Diponegoro No 28, Bandung, yang diresmikan bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun Bank Saudara tanggal 18 April 2013.

Per tanggal 31 Desember 2013, Bank Saudara memiliki 2308 karyawan yang memiliki motivasi tinggi untuk melayani nasabah di 109 kantor cabang di beberapa kota di Sumatera, Jawa dan Bali.

To raise public funds towards its 123 Program realization, in 2011 Bank Saudara issued Bank Saudara Bonds I Year 2011. Following the success of the first Bonds issuance, Bank Saudara issued Bank Saudara Bonds II Year 2012 with Fixed Interest Rate and Bank Saudara Subordinated Bonds I Year 2012.

As an effort to achieve its vision to become the Bank of BUKU 2 Category, Bank Saudara embarked on a strategic partnership with Woori Bank Korea (WBK) and Bank Woori Indonesia (BWI), with a consideration that these two banks have a solid capital structure and infrastructure particularly in information technology and risk management. This strategic partnership was materialized in the signing of an acquisition scheme on 15 March 2013, where WBK and BWI will acquire 33% of Bank Saudara shares owned by Arifin Panigoro and PT Medco Intidinamika (MI) The acquisition scheme was approved by the Bank’s shareholders in the Bank’s Extraordinary Meetings of Shareholders (EGMS) on 27 July 2012 and reaffirmed in EGMS on 2 April 2013, and approved by the Central Bank (Bank Indonesia) on 30 December 2013.

In line with the growth of the Bank’s business and organization, Bank Saudara relocated its head office to Bank Saudara new building in Jalan Diponegoro No 28, Bandung, which was inaugurated coincided with the Bank’s anniversary celebration on 18 April 2013.

As of 31 December 2013, Bank Saudara has 2308 employees who are highly motivated to serve in 109 branches in the cities of Sumatera, Java and Bali.

Sekilas Bank Saudara

Untuk keperluan re-branding guna memperkokoh citra baik dan posisinya, Bank merubah namanya menjadi “PT Bank Himpunan Saudara 1906”.

For rebranding purpose to strengthen its good image and position, the Bank adopted a new name “PT Bank Himpunan Saudara 1906”.

2004

Dalam dokumen AR BANK SAUDARA 2013 (Halaman 33-38)