• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V : Kesimpulan dan Saran

6.2. Hipoteea Kerja

Dengan menghilangkan faktor-faktor penghambat perkem hangan Industri Kecil Genteng yang antara lain, mo - dal, pemasaran, metode kerja serta peralatan, maka diharapkan peningkatan unit usaha Industri Kecil Gen teng akan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja

6*3. Scope Analisa

Mengingat kenyataan bahwa kemampuan penulis terbatas serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka analisa skripsi ini rdc-m dibctasi pada pemba - hasan pengaruh perkembangan industri kecil genteng terhadap penyerapan tenaga kerja dari tahun 1979 sam pai dengan tahun 1983*

Di samping itu juga akan dibahas tentang prospek per kembangan industri kecil genteng untuk tahun 1983 sampai tahun 1988 di Kabupaten Daerah Tingkat II Sam pang*

6.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang dipakai untuk menunjang penulisan skripsi ini, diperoleh melalui :

1. Penolitian Lapan&an.

Penelition lapangan dimalcsudlcan untuk memperoleh da ta primer dan data sekunder.

- Untulc memperoleh data primer dipergunakan teknik- komunikasi langsung, yaitu wawancara dengan bebc- rapa pengusaha/pengrajin genteng di wilayah. Kabu­

paten Sampang. Disamping itu, dilakukan wawcmc'-ra dengan Bapalc Suwondo, B.I.E. ICepala Dinas Perin - dustrian Kabupaten Scunpang, wawancara dengan Ba - pak Amir Hanzah, Kasi Teknik Dinas Perindustrian Kabupaten Sampang, \vawancnra dengan Bapak Hosynd Manager Unit F e l c y a m n Teknis (HPT) di Kecamatan Robatal serta wawancara deng' .n saudara Djuwaro, - Ten""a Penyuluh Lapangan Spesialis (TPLS) genteng dari Din:is Perindustrian Kabupaten Sampang, guna menunjang kelengkapan data primer.

- Data, sekunder diperoleh dari instansi-instansi - yang mempunyai hubungan dengan pembahasan skrip­

si ini, yaitu :

Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkp.t II -Sampang,

- Dina.s Perindustrian Propinsi Daerah Tingkat I - Jawa Timur.

- Dinns Perindustrian Kabupaten Daerah Tingkat II Sampang,

- Kantor Statistik Kabupaten Daerah Tingkat II Sam pang*

2* Studi Kepustakaan 0

- Dilakukan dengan meiiekuni dan mengkaji buku-buku majalah-majalah, surat kabar laporan-laporan ser ta tulisan-tulisan ilmiah lain yang berhubungan- dengan materi skripsi ini.

Dalam pengolahan data dipergunakan analisa diskriptip dan inference. Data yang telah. terhimpun mula-mula disusun da­

lam bentuk tabel, dijelaskan, dianalisa dan pada akhirnya- dibuat kesimpulan,

Di samping itu dipergunakan pula analisa komparatif yaitu dengan meiobandingkan data dari tahun ke tahun.

lentu saja dalam mengolah skripsi ini penulis masih banyak mendapatkan kesulitan baik karena biaya maupun wak­

tu yang terbatas. Dan kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan skripsi ini bukan merupakan suatu kebenaran mu- tlak, karena penelitian yang dilakukan bersifat terbatas - dan masih perlu penyempurnaan lebih lanjut*

PERAKAN INDUSTRI KECIL DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA

1. Pengertian Industri Kecil dan Klasifikasinya.

Apabila kita berbicara tentang industri kecil tan pa terlebih dahulu mGngonal apa s e b e n a m y a yang dimaksud dengan industri kocil itu sendiri adalah hal yang jang - gal, llaka dari itu dalam skripsi ini -nmulis raerasn per- lu mengetengahkan pengertian tenting industri kecil,

Pengertian industri 1:ecil berdasarkan Undang -Und.ing Ropublik Indonesia *<onor 5 T"hun 1934 Tentang Per industrian adalah :

Kegiatan ekonomi y^ng m<?ngol°h b-han mentah, b~lvni - baku, barang setengah jadi d'\n atau barang jndi men-

jidi baring dengan nilai ypng lebih tinggi untuk penggunarannya, baik yang menggun-\kan proses m o d e m maupun yang menggunalom keterampilan tradisional, yang dilakukan oleh manyarakat pengusaha dari golong an ekonomi lemah dan h^nya d^pat diusahakan oleh ’.Var ga Negara Republik Indonesia.1

Sedangkan kriterin fisik untuk nenentukan Indus - tri kecil berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindus - trian H.I. Uonor 133/;,:/SK/8/1979, yang men jadi landasan bagi pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Departemen Perindustrian, Undang-Undang R.I.

No. 5 Tahun 1934 Tentang Perin dustrian, pn.sal 1 no/2 dan pasal 5 aynt (l)dan(P)7 Denartemen Perindustrian, Jakor ta, Agustus~1934i

15

,a, Investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan Rp* 70,- juta kebavvah.

b. Investasi per tenaga kerja Rp*625.000,- kebawah.

c. Pemilik usaha adalah hnnya \7a.rga Negara Indonesia.

Adapun klasifikasi industri menurut Biro Pusat Sta tistik (BPS) berdasarkan iuinlah tenaga kerja yang diserap adalah sebagai berikut :

Industri Kerajinan- : 1- 4 Karya.wan/Perusahaan Rakyat

Industri Kecil : 5-19 Karya.wan/Perusahaan Industri Sedang : 20-99 Karyawan/Perusahaan Industri Besar : 100- lOry^wan atau lebih/peru

sahaan.3

Berdasarkan Sur^t Keputusan T'enteri Perindustrian- R.I. Nomor 133/1VSK/8/1979, selain ditentukan Kriteri"* fi sik industri kecil, industri kecil juga dibagi ^enj-"di 4 (empat) golongan yaitu :

a. Industri Kecil y n g mempunyai kaitan dengan industri- menengah dan bcsar

b. Industri Kecil yang berdiri sendiri c. Industri penghasi!* barang-barang seni

d. Industri yang mempunyai pasaran lokal yang bersifat - pedesaan.4

%

2Depnrtemen Perindustrian, ■‘jurat Keputusan 2:enteri Perlndustrian Homor : 133/iVSK/8/ig79 Tentang Ralat Peru- bahan Terhada'p Ihi^as Pokok, Fungsi dan~Susunan 0rp;"anis^si Direktorat Jendral Industri Kecil Yang Ditetapkan Balnin_ - Surat Keputusan I.Tenteri^Perindustrian WO. 175/M/SK/10/l978 dan N o . 176/fa/SK/10'/l978. Direktorat Jendral Industri Ke - cil Departemen Perindustrian, Jakarta, 1980, hal.2.

^Christian Lempelius dan Gert Thoma, Industri Ke - cil dan Kerajinan Rakyat, Suatu Pendekatan KeWtulian~Po ~ k o k , LP3SS« Jakarta, halaman 6.

^Departemen Perindustrian, Loc cit.

Kemudian agar nampalc jelas perbedaan-perbedaonnya ada baiknya Icalau disini dijelnsknn satu persatu dari ke empat golongan tersebut dimuka.

ad,a. Industri kecil yang mempunyai kaitan dengnn indus tri menengah dan besar seperti :

Industri kecil yang mengh'**silken barangbnrang -yang diperlukan oleh industri menengah ataupun be sar.

Contoh : hasil produksi industri kecil yang heru- pa barang-b-rang konponen untuk perakit- an sepeda motor, mobil dan sebagainya*

- Industri kecil yang nemerluk-n produk-produk dari industri menengah dan besnr, baik sebagai bahan - baku maupun bahan seteng^h jadi.

Contoh :-hasil produksi pabrik baja diperlukan se bagai bahan baku industri kecil dibidang perlogaman dan -nengecoran.

%

-hasil produksi pabrik tekstil/pertenunan diperlukan sebagai bahan baku bagi indus tri kecil cl^l-’m usaha. konpeksi.

ad.b. Industri kecil yang berdiri sendiri ialah : -Industri kecil yang menghasilkan b^rang-b.' rang

yang langsung dipakni oleh konsumen (consumers good).Industri ini tidak mempunyai kaitan dengan - industri lain*

IB

Contoh : Industri kecil dibidang pembuatan alat-.

rumah tangga d-ri kayu dan besi, sepntu- dan tas kulit, bata, tegel, genteng dan sebagainya.

ad.c. Industri penghasil b^rang-barang seni ialah :

-Industri yang menghaoilk-n barang-bar.-ng sebagai- hasil seni.

Contoh : Kegiatan y°ng menghasilk*m lukisan (seni lukis), patung (seni patung), keris, ga­

me l^n dan sebagainya.

-Industri yang menghasilkan ^r ang- bar -ng atas da- sar ketr^mpilan yang berkembang dalajn masyarakat.

Contoh : Industri kecil y n f menghasilkan b ' ^ n g - h->rang ker°-jinan rakyat* di^nt^ranya : batik tulis, tenun *'dat, anyam-anyaman - bambu, rotan dan sebagainya,

ad.d. Industri yan£ mempunyai pa saran lokal dan. yang - bersifat pedesaan ialah :

-Industri yang menghasilken barnng-bar^ng ynng jangkauannya masih terb* t--s 6rm bcrsifat pedesaan Contoh :-Industri Kecil dibidang makanan untuk pe

menulian kebutuhan lokal, diantaranya : tahu, tempe, krupuk, makanan basah dan - sebagainya.

-Industri yang bcroifnt pelayanan pada ma­

syarakat, diantaranya : pandai besi, per- tukangan kayu, perbengkelan dan las dan - sebagainya.

Selanjutnya juga berdasarkan Sur^t Keputusan I.Ten-teri Perindustrian Republik Indonesia No.133/M/SK/8/1979 Dalam membina industri kecil, maka faktor-faktor yang ha rus diutamalcan adalah sebagai berikut :

t- Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan p°dn umum- nya sekn.ligus menj°di pimpinan porus^haon dan mener- lukan bimbingan kewir-swnst~"n.

Adminir,tr°si ncrus°h”an umumnyn masih bersifat seder hana 6 *'n knr--ng t^r^tur sort' belum berbentuk badan- hukum.

Tidak berkcm^npuan untuk menyediakan .i-rnina^ collate ral) guna mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

H- Hubungan kerja antara pengusaha dan karyawan masih - belum formil dan lebih bersifat kekeluargaan.

S- Pada umumny*' sistim pevnbi~y~°n/permodalan belum - mungkinkan untuk ncng°d-~-kan persediaan( stock) yang -

cukup untuk kontinuitas produksi.

- Proses produksiny’ masih sederhana dan sebagian be - sar masih bersifat tradisional.

- Mutu produksinya pada umumnya belum tetap dan disain nya kurang dapat metfgikuti selera pasar.

- Lemah dalam pemasaran produk-produk sendiri.5

5Ibid.

2. Beberapa Pengertian Tentang IJenaga Kerja dan Angkntan-Kerja.

o

Secara vunvun Tenaga kerja d °pa,t diartikon :

baginn dari penduduk secuatu negara (bangsa) yang - sanggup menghasilkan pekerjaan ynng mempunyai nilai ekonomis, baik pekerjaan itu bcrupa mengerjakan tn - nah, pekerjaan dalam tambang, dalarn pabrik, dalam p_e ngangkutan atau perdagangrm maupun pekerjaan-pekerja an administrasi atau kegiatan-kegiatnn ilminh.6

Pengertian "Tenaga Kerja” menurut UndangUndang -No. 14 tahun 1969 Tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Llenge nai Tenaga Kerja adalah, tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan b-~ik did'*V\m maupun dilivr hubungan k rtrja gun°

menghasilkan jasa ’tau barang untuk mernenulii kebutuhan

-7

masyarakat.

Sedang Sumitro Djojohadikucuino memberikan penger- tian tentang tenaga kerja adalah :

Arrie ^enggolo IvI.T. , Tenaga Ker.ja dan Pembangun- a n , Penerbit Yayas.an Jasa Karya U-anjaya), Jakarta,7 1975 halaman 11

.

rj

Departemen Penerangan, Und-~-ng-Undang i~o, 14 ^ahun 1969 Tentang Ketontuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga - Kerja. Bab 1 Pasal 1 , Departemen PeneranganR.l., Jakar­

ta, (t.th).

Semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, Golong an ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendi- ri, anggota-ang^ota keluarga yang tak menerima bayar- an berupa uang (upah) serta mereka yang cbekerja untuk gaji dan upah. Golongan tenaga kerjapun meliputi mere ka yang menganggur, tetapi sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja dalam arti mereka, menganggur de­

ngan terpaksa karena tidak ada kesempatan bekerja.7 Pengertian yang dipakai di Indonesia berdasarkan sensus - penduduk tahun 1971 mengatakan bahwa tenaga kerja adalah- penduduk yang berumur 10 tahun ke atas,^

Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa di Indonesia masih terdapat bermacam-macatn pengertian ten tang tenaga kerja. Ada yang berpendapat bahwa tenaga ker­

ja adalah sama artinya dengan angkatan kerja* Kedua isti- lah ini sebenarnya adalah terjemahan dari bahasa Inggris

"Manpower" untuk tenaga kerja, dan "Labor Force" untuk angkatan kerja,

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), yang dimaksud- dengan angkatan kerja dalam sensus penduduk tahun 1980 - adalah :

Penduduk yang berumur 10 tahun ke atas, yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik

bekerja-7

Sumitro Djojohadikusumo, Ekonomi Pembangunan, Pus taka Ekonomi, Djakarta, 1955, halaman 14b, "

Q

Lembaga Demografi fakultas EHonomi Universitas In donesia, Buku Pegangan Bidang Kependudukan, Lembaga pener bit FE UI, Jakarta, 1980, halaman 4$.

maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu se - bab seperti yang sedang menunggu panenan, pegawai cu- ti dan sebagainya. Di samping itu mereka yang tidak - mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan / mengjjaraptoan dapat pekerjaan juga termasuk dalam ke - lompok angkatan kerja.9

Sedangkan yang dimaksud dengan "bukan angkatan ker ja*1 menurut Biro Pusat Statistik (BPS) dalam sensus pendu duk tahun 1980 adalah :

Penduduk yang berumur 10 tahun ke atas, yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya dan tidak melakukan suatu ke - giatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja,- sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.10

Selanjutnya pengertian lain tentang “angkatan ker­

ja " menurut Drs. Winardi adalah ;

Jumlah total penduduk yang benar-benar "berada11 pada dasar tenaga kerja pada saat tertentu. Mencakup raere- ka yang bekerja, mereka yang mempunyai jabatan tetapi temporer tidak bekerja, mereka yang bekerja pada pe - kerjaan-pekerjaan darurat, pemerintah dan mereka men­

cari pekerjaan secara aktif, jadi tidak termasuk di - dalamnya mereka yang dapat dan bersedia bekerja, teta pi tidak bekerja dan juga tidak berusaha mencari pe - kerjaan.ll

Dari pengertian angkatan kerja yang tercantum da

-^Biro Pusat Statistik, Penduduk Indonesia, Seri S Noraor 2, Hasil Sensus Penduduk- 1980, BPS, Jakarta, Februa ri 1983, halaman XXIII.

1 0 Ibid.

^ 0 r s . Winardi, Kamus Ekonomi, Penerbit Alumni Ban­

dung, 1972, halaman 29'Bl

lam sensus penduduk tahun 1980 , dapat disimpulkan bahwa- angkatan kerja meliputi penduduk usia kerja (10 tahun ke

g

atas) ynng bekerja*dan y^ng tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan.

Dari uraian tentang Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja tersebut dimuka, dapat disimpulkan bahwa di Indo­

nesia terdapat beberopa konsep tentang Tenaga Kerja mau- pun konsep tent;nig Anckatan Kerja. Baik yang dikeluarkan oleh instansi maupun pendapr.t d-ri perseorangan.

Dengrn demiki; n, agar tidak terj.-di kesirapang siuran, maka konsep tenaga kerja d jn angkafr-n kerja yf-ng dipakai dr lam skripsi ini Vdalah konsep yrng tel^h dike- luarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Karena seperti- telah diketahui bahwa konsep torsebut diatas merupakan - konsep dari Biro Pusat Statistik (BPS) yang selama ini - telah dipalcsi cV'lam Sensus Penduduk di Indonesia.

Selanjutnya akan dijelaskan siapa saja yang dapat digolongkan/dikategorikan "Bekerja" dan "Mencari pekerja- an" *

Menurut Biro Pusat Statistik dalam sensus penduduk tahun 1980, yang digolongkan bekerja adalah :

1* Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan me- lakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh - atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntung an dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam se­

lama seminggu yang lalu.

2* Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan ti­

dak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam, tetapi mereka adalah :

a. Pekerja tetap, pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk bekerja karena - cuti, sakit, mogok, mangkir, perusahaan menghen tikan kegiatannya sementara (misalnya kerusakan mesin) dan sebagainya.

b. Petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu panenan atau menunggu hujan untuk menggarap sawah dan seba - gainya.

c. Orang-orang yang bekerja di bidang keahlian se­

perti dokter, tukang cukur, tukang pijat, da - lang dan sebagainya.12

Sedangkan yang dimaksud dengan/digolongkan "Menca-ri Pekerjaan" mgnurut Biro Pusat Statistik dalam sensus penduduk tahun 1980 adalah s

12

^iro Pusr.t St'tistik, Penduduk Indonesia, Jeri S Nomor 2, H^.sil Sensus Penduduk 1980* BPS, J-'k'rtS, Febru-ri 1983r halaman }C£IV.

1. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang ber-

Dokumen terkait