• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

E. Analisis Mediasi, Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Analisis Mediasi

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis tingkat signifikansi

hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan pada nilai

C.R (z-hitung) lebih besar dari atau sama dengan nilai z-tabel (z-hitung ≥ z-tabel). Pada jumlah responden lebih dari 120 maka nilai z tabel untuk

masing-masing tingkat signifikansi adalah: (1) 1% = 2,56, (2) 5% = 1,96, (3)

commit to user

lxxxv

ditunjukkan dalam besaran regression weight yang dapat dilihat pada Tabel IV.15 berikut ini:

Tabel IV.15

Regression Weights

Estimate S.E. C.R. P

Brand distinctiveness <---Country of origin image .510 .116 4.408 *** Brand loyalty <---Country of origin image .528 .165 3.206 .001 Brand

awareness/association <---Country of origin image .282 .126 2.247 .025 Repurchase intention <---Brand distinctiveness .258 .084 3.073 .002 Repurchase Intention <---Brand loyalty .085 .035 2.458 .014 Repurchase Intention <---Brand

awareness/association .160 .059 2.700 .007 Sumber: Data primer yang diolah, 2011.

3. Pembahasan

Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis:

1.Brand Distinctiveness Berpengaruh Positif Terhadap Repurchase Intention Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel IV.15 didapatkan hasil

nilai C.R. brand distinctiveness terhadap repurchase intention adalah sebesar 3.073 dengan tingkat signifikansi p<0,05, maka menunjukkan bahwa

hipotesis 1a didukung secara empiris. Artinya secara statistik dapat

disimpulkan bahwa dalam penelitian ini brand distinctiveness berpengaruh positif terhadap repurchase intention. Semakin tinggi brand distinctiveness suatu produk maka repurchase intention terhadap produk tersebut juga akan semakin tinggi. Dengan kata lain, semakin tinggi kesan

unik akan suatu merek maka konsumen akan lebih mempertimbangkan

intention) dimasa yang akan datang (Ouellet, 2007 dalam Josiassen dan Assaf, 2009).

2.Brand Loyalty Berpengaruh Positif Terhadap Repurchase Intention

Tabel IV.15 menunjukkan hasil nilai C.R. brand loyalty terhadap repurchase intention adalah sebesar 2.458 dengan tingkat signifikansi p<0,05, maka menunjukkan bahwa hipotesis 1b didukung secara empiris.

Artinya secara statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini

brand loyalty berpengaruh positif terhadap repurchase intention. Semakin tinggi brand loyalty suatu produk maka brand equity terhadap produk tersebut juga akan semakin tinggi. Sebagai contoh, konsumen yang loyal

terhadap merek suatu produk akan tetap memilih menggunakan merek

tersebut meskipun produk merek lain memiliki fitur yang sama (Yasin et al., 2007).

3.Brand Awareness/association Berpengaruh Positif Terhadap Repurchase Intention

Hasil perhitungan pada Tabel IV.15 didapatkan hasil nilai C.R.

brand awareness/association terhadap repurchase intention adalah sebesar 2.700 dengan tingkat signifikansi p<0,05, maka menunjukkan bahwa

hipotesis 1c didukung secara empiris. Artinya secara statistik dapat

disimpulkan bahwa dalam penelitian ini brand awareness/association berpengaruh positif terhadap repurchase intention. Semakin tinggi brand

commit to user

lxxxvii

awareness/association suatu produk maka repurchase intention terhadap produk tersebut juga akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan konsumen akan suatu merek tertentu maka

pengetahuan tersebut akan menjadi pertimbangan tersendiri ketika hendak

melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut (Ouellet, 2007 dalam

Josiassen dan Assaf, 2009).

4.Citra Brand’s Country of Origin Berpengaruh Positif Terhadap Brand Distinctiveness

Hasil penelitian menunjukkan citra brand’s country of origin berpengaruh positif terhadap brand distinctiveness. Hal ini dapat dilihat pada Tabel IV.15 yang menunjukkan nilai C.R. citra brand’s country of origin terhadap brand distinctiveness sebesar 4.408 dengan tingkat signifikansi p<0,05, maka hipotesis 2a didukung secara empiris. Semakin

baik citra brand’s country of origin suatu produk maka brand distinctiveness terhadap produk tersebut juga akan semakin tinggi. Dengan kata lain, suatu merek produk yang diproduksi oleh negara yang memiliki

tingkat kemajuan teknologi tinggi akan memiliki kesan unik yang lebih

tinggi dibanding suatu merek produk yang diproduksi oleh negara

medioker. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu

yang dilakukan Yasin et al. (2007).

5.Citra Brand’s Country of Origin Berpengaruh Positif Terhadap Brand Loyalty

Tabel IV.15 menunjukkan hasil nilai C.R. citra brand’s country of origin terhadap brand loyalty adalah sebesar 3.206 dengan tingkat signifikansi p<0,05, maka menunjukkan bahwa hipotesis 2b didukung secara

empiris. Artinya secara statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian

ini citra brand’s country of origin berpengaruh positif terhadap brand loyalty. Semakin baik citra brand’s country of origin suatu produk maka brand loyalty terhadap produk tersebut juga akan semakin tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumen akan lebih loyal terhadap

merek produk yang diproduksi oleh negara yang memiliki kemajuan

teknologi tinggi dan inovatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian terdahulu yang dilakukan Yasin et al. (2007).

6.Citra Brand’s Country of Origin Berpengaruh Positif Terhadap Brand Awareness/Association

Hasil penelitian menunjukkan citra brand’s country of origin berpengaruh positif terhadap brand awareness/association. Hal ini dapat dilihat pada Tabel IV.15 yang menunjukkan nilai C.R. citra brand’s country of origin terhadap brand awareness/association sebesar 2.247 dengan tingkat signifikansi p<0,05, maka hipotesis 2c didukungsecara

empiris. Semakin baik citra brand’s country of origin suatu produk maka brand awareness/association terhadap produk tersebut juga akan semakin tinggi. Sebagai contoh, konsumen akan lebih mudah untuk mengetahui dan

commit to user

lxxxix

tingkat kemajuan teknologi tinggi dibanding suatu merek produk yang

diproduksi oleh negara medioker.

Konsumen terkadang juga mengasosiasikan kualitas produk

dengan citra dari negara asal produk tersebut. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Yasin et al. (2007). 7.Citra Brand’s Country of Origin Berpengaruh Positif Terhadap Repurchase

Intention yang Dimediasi Oleh Brand Distinvtiveness

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.15 dimana nilai CR

citra brand’s country of origin terhadap brand distinctiveness signifikan pada p<0,05, nilai CR brand distinctiveness terhadap repurchase intention signifikan pada p<0,05; maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3a didukung secara empiris. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa

brand distinctiveness memediasi pengaruh citra brand’s country of origin terhadap repurchase intention. Sebagai contoh, suatu merek produk yang diproduksi oleh negara yang memiliki citra sebagai negara maju akan

memiliki kesan tersendiri di benak konsumen seperti keunikan,

kecanggihan, inovasi, kebanggan, dsb. Kesan ini akan menjadi

pertimbangan tersendiri bagi konsumen ketika hendak melakukan

pembelian ulang (repurchase intention) terhadap merek tersebut (Ouellet, 2007 dalam Josiassen dan Assaf, 2009).

Pengaruh mediasi dalam penelitian ini adalah mediasi secara

yang diajukan Morgan dan Hunt (1994) mengindikasikan bahwa model

yang tepat untuk penelitian ini adalah fully mediated model.

8.Citra Brand’s Country of Origin Berpengaruh Positif Terhadap Repurchase Intention yang Dimediasi Oleh Brand Loyalty

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.15 dimana nilai CR

citra brand’s country of origin terhadap brand loyalty signifikan pada p<0,05, nilai CR brand loyalty terhadap repurchase intention signifikan pada p<0,05; maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3b didukung secara empiris. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa brand loyalty memediasi pengaruh citra brand’s country of origin terhadap repurchase intention. Sebagai contoh, konsumen akan merasa bahwa produk yang diproduksi oleh negara yang memiliki citra sebagai negara maju akan lebih

reliabel sehingga tingkatan loyalitas konsumen pun lebih tinggi. Tingkatan

loyalitas konsumen yang tinggi ini akan mendorong konsumen untuk

melakukan pembelian ulang dimasa yang akan datang (Kuenzel dan

Halliday 2008).

Pengaruh mediasi dalam penelitian ini adalah mediasi secara

penuh, hal ini dapat dilihat pada Tabel IV.14 dimana dari empat kriteria

yang diajukan Morgan dan Hunt (1994) mengindikasikan bahwa model

yang tepat untuk penelitian ini adalah fully mediated model.

9.Citra Brand’s Country of Origin Berpengaruh Positif Terhadap Brand Equity yang Dimediasi Oleh Brand Awareness/Association

commit to user

xci

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.15 dimana nilai CR

citra brand’s country of origin terhadap brand awareness/association signifikan pada p<0,05, nilai CR brand awareness/association terhadap repurchase intention signifikan pada p<0,05; maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3c didukung secara empiris. Artinya, secara statistik dapat

ditunjukkan bahwa brand awareness/association memediasi pengaruh citra brand’s country of origin terhadap repurchase intention. Sebagai contoh, konsumen akan merasa suatu produk memiliki kualitas baik ketika

produk tersebut diproduksi oleh negara yang memiliki citra sebagai negara

maju. Kesan kualitas yang dirasakan oleh konsumen akan produk akan

menjadi pertimbangan tersendiri bagi konsumen ketika hendak melakukan

repurchase intention (Ouellet, 2007 dalam Josiassen dan Assaf, 2009). Pengaruh mediasi dalam penelitian ini adalah mediasi secara

penuh, hal ini dapat dilihat pada Tabel IV.14 dimana dari empat kriteria

yang diajukan Morgan dan Hunt (1994) mengindikasikan bahwa model

yang tepat untuk penelitian ini adalah fully mediated model.

Dokumen terkait