• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

F. Hipotesis

1. Jenis tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman anggur varietas Jestro AG 86.

2. Jenis tanah yang paling cocok bagi pertumbuhan tanaman anggur varietas Jestro AG 86 adalah jenis tanah aluvial.

Budidaya tanaman anggur varietas Jestro AG 86

Jenis tanah di DIY

Keadaan Tanah Tanah Regosol, Tanah

Aluvial, Tanah Latosol

Uji pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur varietas

Jenis tanah yang cocok untuk budidaya anggur

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan model rancangan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur sebab akibat yaitu membandingkan efek variansi variabel bebas terhadap variabel tergantung melalui manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan Mustafidah, 2011).

Penelitian ini menggunakan tiga variabel terdiri atas variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis tanah yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman anggur varietas Jestro AG 86. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter tanaman. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur bibit, pemeliharaan, penyiraman, pupuk, air, dan intensitas cahaya.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Oktober 2013 dan diakhiri bulan Februari 2014 di Kebun Penelitian Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Completely Randomized Design (CRD). Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam atau homogen (Sastrosupadi, 2000).

Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan dilakukan secara acak terhadap seluruh unit percobaan. Ada tiga perlakuan tanah, yaitu tanah regosol, tanah aluvial dan tanah latosol (A, B, dan C) dan kontrol (D) yang akan diuji dengan masing-masing pengulangan sebanyak tiga kali. Unit percobaan ada 12 pot, maka denah percobaan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Denah Percobaan

D (10) D (11) D (12) C (7) C (8 ) C (9) B (4) B (5) B (6) A (1) A (2) A (3)

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat–alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot, cangkul, skop, sendok semen, gembor, semprotan kecil, gunting pemangkas, alat ukur kelembaban tanah, alat ukur pH tanah, meteran, penggaris, tali, ember, takaran air, sarung tangan, karung, kawat, timbangan, dan buku.

Unit Percobaan

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit anggur Jestro AG 86, tanah regosol, tanah aluvial dan tanah latosol, pupuk, pestisida, fungisida dan air.

E. Prosedur Kerja

1. Penyiapan lahan

Dalam penelitian ini, tanaman anggur ditanam di dalam pot dan diletakkan dalam sebuah lahan, oleh karena itu lahan perlu disiapkan secara intensif. Penyiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari pohon-pohon atau gulma serta rumput yang tidak berguna. Sekeliling lahan dibuat pagar pembatas untuk mencegah adanya ganguan dari luar lahan, selanjutnya lahan dipola untuk penempatan pot dan pengaturan pengairan.

2. Penyiapan sarana tanam

Penyiapan sarana penanaman yang diperlukan meliputi penyiapan wadah tanam, media tanam, bibit dan tempat rambatan.

a. Penyiapan wadah tanam

Wadah tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot yang terbuat dari tanah liat dan berbentuk bulat. Wadah tanam yang digunakan memiliki kedalaman 35 cm, diameter 40 cm dan pada bagian dasar wadah memiliki lubang drainase.

b. Penyiapan media tanam

Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran tanah, pasir, dan pupuk. Jenis tanah yang digunakan terdiri

dari tiga jenis yaitu tanah regosol, tanah aluvial, dan tanah latosol. Pupuk yang digunakan adalah campuran satu ember pupuk kompos cacing dan satu ember pupuk kompos dengan perbandingan 1:1 menggunakan ember.

1) Media tanam perlakuan 1

a) Siapkan tanah regosol, pasir dan pupuk dengan perbandingan 2:1:1 menggunakan ember.

b) Tanah dan pupuk dicampur hingga merata.

c) Media tanam yang telah tercampur dimasukkan ke dalam pot. 2) Media tanam perlakuan 2

a) Siapkan tanah aluvial, pupuk dan pasir dengan perbandingan 2:1:1 menggunakan ember.

b) Tanah, pupuk dan pasir dicampur hingga merata.

c) Media tanam yang telah tercampur dimasukkan ke dalam pot. 3) Media tanam perlakuan 3

a) Siapkan tanah latosol, pupuk dan pasir dengan perbandingan 2:1:1 menggunakan ember.

b) Tanah, pupuk dan pasir dicampur hingga merata.

c) Media tanam yang telah tercampur dimasukkan ke dalam pot. 4) Media tanam kontrol

a) Siapkan pasir dan pupuk dengan perbandingan 1:1 menggunakan ember.

b) Pupuk dan pasir dicampur hingga merata.

c. Penyiapan bibit

Bibit anggur yang digunakan berasal dari salah satu varietas unggul yaitu Jestro AG86 yang didatangkan dari penangkar bibit dari Probolinggo. Bibit yang digunakan dalam penelitian ini telah berumur 56 hari, tumbuh sehat dan mempunyai tunas.

d. Penyiapan tempat rambatan

Tempat rambatan yang digunakan model pagar. Tempat perambatan tanaman anggur dibuat berbentuk pagar.Tiang pagar yang digunakan terbuat dari kayu. Jarak antar tiang adalah 2 m dan ketinggian 2,3 m. Kemudian dihubungkan dengan kawat mendatar sebanyak 4 jajar. Kawat pertama di bagian bawah letaknya 90 cm dari permukaan tanah, kawat kedua berjarak 130 cm, kawat ketiga memiliki jarak 170 cm dan kawat keempat memiliki jarak 210 cm dari permukaan tanah.

3. Penanaman tanaman anggur

a. Media tanam di dalam polybag disiram sampai basah.

b. Bibit bersama akar dan media tanamnya dikeluarkan dari polybag dan segera ditanam pada lubang yang telah disediakan ditengah-tengah pot. c. Ajir/tempat rambatan ditancapkan dalam pot. Ajir yang digunakan berupa bilah bambu dengan panjang 1 m, sebagai penyangga tanaman sampai tiba waktu pemangkasan pertama.

d. Setelah bibit ditanam, media tanam disiram dengan air bersih hingga cukup basah.

e. Pot yang berisi tanaman anggur ditempatkan dilokasi terbuka yang mendapat sinar matahari penuh.

4. Pemeliharaan tanaman anggur a. Penyiraman

Penyiraman tanaman anggur dalam pot menjadi sangat penting karena pada awal pertumbuhan tanaman anggur membutuhkan air dalam jumlah yang cukup. Berdasarkan teori, pada fase awal pertumbuhan, penyiraman tanaman anggur dilakukan sebanyak 2 kali sehari, jika tidak turun hujan. Setelah tanaman anggur berumur lebih dari 2 bulan, penyiraman dilakukan sebanyak sekali dalam dua hari jika tidak turun hujan. Media tanam dalam pot harus tetap dijaga agar tidak mengalami kekurangan ataupun kelebihan air. Oleh karena pada saat penanaman merupakan awal musim hujan, penyiraman tidak dapat dilakukan berdasarkan teori. Penyiraman dilakukan menyesuaikan kondisi kelembaban media tanam di dalam pot. Kelembaban media tanam diukur dengan menggunakan alat ukur kelembaban tanah yaitu moisture meter.Apabila kondisi kelembaban media tanam kurang dari 40% untuk jenis media tanah alluvial dan tanah latosol sedangkan 20% untuk jenis media tanah regosol, maka dilakukan penyiraman.

b. Pemupukan

Pemupukan tanaman anggur dilakukan setiap satu bulan sebanyak satu kali dengan takaran ±700 g setiap pot. Pupuk yang digunakan adalah campuran pupuk kompos dan pupuk kompos cacing dengan perbandingan 1:1.

Daun dan batang tanaman anggur dipupuk menggunakan pupuk sistemik daun (Lyphotril) secara rutin setelah tanam 5 hari dan diulangi setiap 7 hari selama 2 bulan dan setelah 2 bulan setiap 15 hari

sekali. Pemberian pupuk dilakukan dengan menyemprot Lyphotril pada daun dan batang.

c. Pemangkasan dan pembentukan pohon

Tanaman anggur yang sudah memiliki tinggi ± 50 cm dipangkas dengan tujuan memperoleh bentuk dasar pohon yang kokoh serta bertunas seimbang dalam jumlah banyak. Pemangkasan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Sebelum batang tanaman anggur mencapai pagar (± 50 cm) dilakukan pemangkasan tunas anggur yang tumbuh di ketiak daun dengan menggunakan jari atau gunting agar batang tumbuh maksimal.

2) Ujung tanaman pada ketinggian ±50 cm dari permukaan tanah dipotong untuk merangsang pertumbuhan tunas – tunas baru atau cabang primer. Kemudian dipilih 2 tunas yang paling sehat untuk membentuk cabang primer. Pada masa ini tidak dilakukan lagi pemangkasan tunas diketiak daun agar tanaman anggur dapat memenuhi pagar.

3) Ujung cabang primer dipangkas kembali dan disisakan sepanjang ±20 cm untuk menumbuhkan tunas-tunas atau cabang sekunder. Kemudian dipilih 2 tunas yang paling sehat untuk membentuk cabang/batang sekunder.

4) Ujung cabang sekunder dipotong kembali dan disisakan sepanjang ±20 cm untuk menumbuhkan cabang-cabang tersier. Dari cabang tersier akan muncul bunga atau buah.

d. Perambatan cabang

Tunas-tunas baru atau cabang dirambatkan pada tempat rambatan dengan ditarik atau diatur agar jarak antar cabang seimbang. Tiap ujung cabang diikat dengan plastik agar cabang tidak mudah bertumpuk dengan cabang lainnya.

e. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman anggur Jestro AG 86 berupa penyemprotan pestisida dan fungisida dengan tujuan pencegahan terhadap hama dan penyakit yang mengganggu tanaman anggur.

5. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data untuk dianalisis. Pengambilan data dilakukan setiap minggu selama 4 bulan. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman anggur yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang sebagai indikator pertumbuhan tanaman. Tinggi batang diukur dengan menggunakan meteran dari pangkal batang pokok tanaman anggur hingga ujung cabang. Jumlah daun diukur dengan menghitung jumlah daun pada batang tanaman anggur. Diameter batang diukur pada bagian batang tanaman anggur yang memiliki diameter batang terbesar dan pengukuran tetap dilakukan pada bagian batang tersebut hingga akhir penelitian. Pengukuran diameter batang menggunakan jangka sorong. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel berikut :

Tabel 3.2 Data Pengamatan Tanaman Anggur Jestro AG 86 No Tanggal Indikator pertumbuhan Tanah Regosol Tanah Aluvial Tanah Latosol Tanah Kontrol R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 1 Tinggi tanaman (cm) Jumlah daun Diameter batang (cm) F. Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Analisis of Variance (ANOVA) one way. ANOVA adalah teknik analisis statistik yang dapat memberi jawaban atas ada tidaknya perbedaan skor pada masing-masing kelompok (Irianto, 2003). Setelah diperoleh hasil pegukuran, kemudian dicari rerata pertumbuhan dari setiap indikator dengan tabel berikut :

Tabel 3.3 Rerata Tinggi Tanaman Anggur Jestro AG 86

No Tanah Regosol Tanah Aluvial Tanah Latosol Tanah Kontrol R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 1 Dst Rerata

Tabel 3.4 Rerata Jumlah Daun Tanaman Anggur Jestro AG 86

No Tanah Regosol Tanah Aluvial Tanah Latosol Tanah Kontrol R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 1 Dst Rerata

Tabel 3.5 Rerata Diameter Batang Tanaman Anggur Jestro AG 86 No Tanah Regosol Tanah Aluvial Tanah Latosol Tanah Kontrol R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 1 Dst Rerata

Hasil rerata pertumbuhan kemudian dikelompokkan menurut perlakuan dan dimasukkan ke dalam tabel berikut untuk kemudian dihitung total perlakuan, rerata perlakuan dan jumlah total.

Tabel 3.6 Hasil Tinggi Tanaman Anggur Jestro AG 86 yang ditanam dengan Jenis Tanah yang Berbeda

No Perlakuan Tinggi Tanaman

R1 R2 R3 Total Rerata

1 Tanah Regosol 2 Tanah Aluvial 3 Tanah Latosol 4 Tanah Kontrol

Tabel 3.7 Hasil Jumlah Daun Tanaman Anggur Jestro AG 86 yang ditanam dengan Jenis Tanah yang Berbeda

No Perlakuan Jumlah Daun

R1 R2 R3 Total Rerata

1 Tanah Regosol 2 Tanah Aluvial 3 Tanah Latosol 4 Tanah Kontrol

Tabel 3.8 Hasil Diameter Batang Tanaman Anggur Jestro AG 86 yang ditanam dengan Jenis Tanah yang Berbeda

No Perlakuan Diameter Batang

R1 R2 R3 Total Rerata

1 Tanah Regosol 2 Tanah Aluvial 3 Tanah Latosol 4 Tanah Kontrol

Kemudian dianalisis variansi untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata diantara kelompok diatas.

Tabel 3.9 Analisa Variansi Tinggi Tanaman Sumber Variansi Dk SS MS F hitung F tabel 5% 1% Antar kelompok Dalam kelompok Total

Tabel 3.10 Analisa Variansi Jumlah Daun Sumber Variansi Dk SS MS F hitung F tabel 5% 1% Antar kelompok Dalam kelompok Total

Tabel 3.11 Analisa Variansi Diamater Batang Sumber Variansi Dk SS MS F hitung F tabel 5% 1% Antar kelompok Dalam kelompok Total

Menurut Suparno (2010), perhitungan analisa variansi dilakukan sebagai berikut :

1. Menghitung derajat kebebasan (dk = degree of freedom) sebanyak variabilitas. Ada tiga macam variabilitas, maka ada tiga macam dk :

dk Antar kelompok = (K-1) dk Dalam kelompok = (N-K) dk Total = (N-1)

Keterangan :

K adalah banyaknya kelompok N adalah jumlah sampel keseluruhan

2. Menghitung jumlah kuadrat (SS = sum square)

( )

(∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ )

3. Menghitung Mean square (MS) dengan persamaan berikut :

4. Menghitung F distribusi dengan persamaan berikut :

5. Hasil F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel. Untuk melihat F tabel diperlukan alpha dan dk. Dk yang dibutuhkan untuk melihat tabel F yaitu dk antar kelompok dan dk dalam kelompok. Ketentuan pengujian hipotesis sebagai berikut :

a. Bila F hitung ≥ F tabel pada aras 1% maka perbedaan di antara rerata perlakuan dikatakan sangat signifikan.

b. Bila F hitung ≥ F tabel pada aras 5% perbedaan di antara rerata perlakuan dikatakan signifikan.

c. Bila F hitung < F tabel pada aras 5% perbedaan di antara rerata perlakuan dikatakan tidak signifikan.

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berikut merupakan hasil rerata pertumbuhan (tinggi batang, jumlah daun dan diameter batang) tanaman anggur varietas Jestro AG 86 yang ditanam dengan jenis tanah yang berbeda.

Tabel 4.1. Rerata Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Anggur Jestro AG 86

No Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

R1 R2 R3 Rerata 1 Tanah Regosol 96.20 50.80 197.70 114.90 2 Tanah Aluvial 130.60 149.90 184.60 155.03 3 Tanah Latosol 168.20 105.10 89.00 120.77 4 Tanah Kontrol 102.30 113.10 107.70 Keterangan : R1 : Pengulangan 1 R2 : Pengulangan 2 R3 : Pengulangan 3

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan tanaman anggur varietas Jestro AG 86 yang ditanam dengan jenis tanah yang berbeda memiliki hasil yang berbeda. Data yang diperoleh dari setiap perlakuan memiliki rerata tinggi batang yang berbeda. Tanaman anggur pada tanah regosol, tanah aluvial, tanah latosol dan tanah kontrol memiliki rerata tinggi 114,90 ; 155.03 ; 120,77 ; 107.70. Dari data tersebut tidak ada perlakuan yang mempunyai nilai rerata tinggi batang yang lebih rendah dari nilai rerata tinggi batang pada tanaman kontrol.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tanaman anggur yang memiliki rerata tinggi batang tertinggi adalah pada jenis tanah aluvial yaitu 155.03, sedangkan rerata tinggi batang terendah adalah pada jenis tanah regosol yaitu

114,90. Hasil analisis uji F diperoleh (F hitung = 0,52) < (F tabel = 4,35), menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara rerata tinggi batang tanaman anggur Jestro AG 86. (Lampiran 4)

Tabel 4.2 Rerata Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Anggur Jestro AG 86

No Perlakuan Jumlah Daun

R1 R2 R3 Rerata 1 Tanah Regosol 30.00 14.00 34.00 26.00 2 Tanah Aluvial 29.00 35.00 34.00 32.67 3 Tanah Latosol 36.00 25.00 28.00 29.67 4 Tanah Kontrol 26.00 28.00 27.00 Keterangan : R1 : Pengulangan 1 R2 : Pengulangan 2 R3 : Pengulangan 3

Untuk pertumbuhan jumlah daun, data yang diperoleh dari setiap perlakuan juga berbeda. Tanaman anggur yang ditanam pada tanah regosol, tanah aluvial, tanah latosol dan tanah kontrol memiliki rerata jumlah daun 26.00 ; 32.67 ; 29.67 ; 27.00. Tanaman pada tanah regosol mempunyai rerata jumlah daun yang lebih rendah dari kontrol sedangkan tanaman dengan perlakuan tanah aluvial dan tanah latosol memiliki rerata jumlah daun diatas kontrol. Dari tabel diatas diketahui bahwa tanaman pada jenis tanah aluvial memiliki rerata jumlah daun tertinggi yaitu 29.67 sedangkan tanaman pada jenis tanah regosol memiliki rerata perlakuan jumlah daun terendah yaitu 26.00. Hasil analisis uji F diperoleh (F hitung = 0,57) < (F tabel = 4,35), menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara rerata jumlah daun tanaman anggur Jestro AG 86. (Lampiran 4)

Tabel 4.3 Rerata Pertumbuhan Diameter Batang Tanaman Anggur Jestro AG 86

No Perlakuan Diameter Batang (cm)

R1 R2 R3 Rerata 1 Tanah Regosol 0.3700 0.2700 0.4000 0.3467 2 Tanah Aluvial 0.4200 0.3300 0.5000 0.4167 3 Tanah Latosol 0.4600 0.4200 0.2500 0.3767 4 Tanah Kontrol 0.4400 0.3400 0.3900 Keterangan : R1 : Pengulangan 1 R2 : Pengulangan 2 R3 : Pengulangan 3

Pertumbuhan diameter batang memiliki pertumbuhan yang berbeda. Berdasarkan data yang diperoleh, tanaman anggur pada tanah regosol, tanah aluvial, tanah latosol dan tanah kontrol memiliki rerata diameter 0.3467 ; 0.4167 ; 0.3767 ; 0.3900. Tanaman anggur pada tanah regosol dan pada tanah aluvial memiliki rerata diameter batang yang lebih rendah dari kontrol, sedangkan tanaman anggur pada tanah aluvial memiliki rerata diameter batang melebihi kontrol. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanaman pada jenis tanah aluvial memiliki rerata diameter batang yang lebih besar dari pada perlakuan lain yaitu 0.4167. Tanaman pada jenis tanah regosol memiliki rerata perlakuan diameter batang terendah yaitu 0.3467. Hasil analisis uji F diperoleh (F hitung = 0,30) < (F tabel = 4,35), menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara rerata diameter batang tanaman anggur Jestro AG 86. (Lampiran 4)

B. Pembahasan

1. Pengaruh Jenis Tanah terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggur Varietas Jestro AG 86

Berdasarkan hasil analisa variansi tinggi batang diperoleh F hitung = 0,52 (F hitung < F tabel), analisa variansi jumlah daun diperoleh F

hitung = 0,29 (F hitung < F tabel), serta analisa variansi diameter batang diperoleh F hitung = 0,49 (F hitung < F tabel). Dari ketiga analisa variansi indikator pertumbuhan diperoleh F hitung < F tabel yang menunjukkan bahwa jenis tanah tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman anggur Jestro AG 86 secara signifikan atau tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara pertumbuhan tanaman anggur varietas Jestro AG 86 yang ditanam dengan jenis tanah yang berbeda. Oleh karena itu tidak terdapat perlakuan yang terlihat memiliki pengaruh yang menonjol diantara perlakuan lainnya dan kontrol. Hasil uji anova terlampir pada lampiran 4.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur varietas Jestro AG 86. Kemungkinan faktor yang mempengaruhi tidak adanya perbedaan pertumbuhan tanaman anggur Jestro AG 86 yang ditanam dengan jenis tanah yang berbeda diantaranya serangan hama dan penyakit, perubahan keaslian media tanam yaitu penambahan pasir dan penambahan pupuk.

Tanaman Anggur Jestro AG 86 merupakan salah satu jenis anggur hijau yang cocok dikembangkan untuk industri wine dan memiliki daya adaptasi yang luas dan lebih tahan dari serangan hama dan penyakit. Akan tetapi selama penelitian berlangsung, terdapat hama dan penyakit yang menyerang tanaman anggur varietas Jestro AG 86 yang menyebabkan pertumbuhan terhambat atau kurang optimal. Hama yang menyerang tanaman anggur varietas Jestro AG 86 yaitu kumbang Apogonia sp., dan ulat grayak sedangkan penyakit yang menyerang tanaman anggur varietas Jesto AG 86 yaitu karat daun.

Hama yang menyerang tanaman anggur diantaranya kumbang Apogonia sp. dan ulat grayak. Kumbang Apogonia sp. menyerang tanaman anggur pada malam hari hingga menjelang fajar. Kumbang Apogonia sp. menyerang dengan memakan atau merusak daun tanaman anggur sehingga daun terlihat berlubang-lubang kecil. Hal ini menyebabkan proses fotosintesis terganggu sehingga pertumbuhan tanaman anggur melambat. Hama ini mulai menyerang tanaman anggur Jestro AG 86 pada minggu pertama setelah tanaman anggur ditanam. Pengendalian hama Kumbang Apogonia sp. dilakukan dengan menyemprot insektisida pada tanaman anggur Jestro AG 86 setiap minggu sebanyak satu kali penyemprotan. Hama kumbang Apogonia sp. sulit diberantas, hama ini masih menyerang daun tanaman yang masih muda hingga penelitian berakhir.

Hama lain yang menyerang tanaman anggur Jestro AG 86 adalah ulat grayak (Spodoptera sp.). Ulat berwarna kehijauan atau kecoklatan dengan bintik hitam ini menyerang daun tanaman. Tanaman anggur yang terserang ulat grayak tampak daun-daunnya berlubang atau terpotong. Pengendalian dilakukan dengan memungut ulat grayak keluar dari kebun.

Selain hama juga terdapat penyakit yang menyerang tanaman anggur varietas Jestro AG 86 yaitu karat daun. Menurut Rukmana (1998), penyakit karat daun disebabkan oleh cendawan Physopella ampelopsidi yang menyebar pada temperatur yang dingin (16-23o C). Pada saat dilakukan penelitian musim hujan menyebabkan keadaan lembab sehingga cendawan ini mudah menyebar. Penyakit ini mulai menyerang pada akhir bulan kedua setelah penanaman. Pengendalian penyakit ini dilakukan

dengan menggunakan fungisida dan memangkas daun-daun yang terserang.

Penyakit rentan menyerang tanaman anggur Jestro AG 86. Penyakit yang menyerang disebabkan oleh cendawan. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian terjadi curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan terjadi kelembaban yang tinggi pada lingkungan sekitar dan media tanam. Keadaan unsur iklim dengan kelembaban yang tinggi menjadi keadaan dimana berkembangnya hama dan penyakit tumbuhan (Wisnubroto, 1999). Saat kondisi tanaman dan lingkungan yang lembab, cendawan mudah untuk berkembangbiak pada tanaman yang masih hidup sehingga bersifat patogen.

Menurut Tjahjadi (1989), cendawan yang menjadi patogen mengganggu proses-proses fisiologis pada tanaman yang menjadi inangnya. Cendawan merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam mineral, mengganggu proses fotosintesa serta mengganggu pengangkutan hasil-hasil proses fotosintesa. Gangguan hama dan penyakit pada tanaman anggur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Serangan hama dan penyakit yang berat menyebabkan pertumbuhan tanaman menyebabkan proses fotosintesis terganggu sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan dengan baik agar tanaman anggur tumbuh dengan baik.

Dalam penelitian ini terjadi perubahan keaslian media tanam dengan dilakukan penambahan pasir dan pupuk. Komposisi media tanam yang digunakan pada tanaman anggur terdiri dari 50% tanah, 25% pasir dan

25% pupuk. Pada semua media tanam dilakukan penambahan pasir sehingga menyebabkan perubahan pada media tanam. Penambahan pasir dilakukan dengan tujuan meningkatkan aerasi dan drainase pada media tanam. Penambahan pasir dengan komposisi yang sama dimungkinkan menyebabkan tingkat aerasi dan drainase pada semua media tanam menjadi sama. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman anggur menjadi relatif sama.

Selama penelitian, dilakukan penambahan pupuk. Pupuk yang diberikan yaitu campuran pupuk kompos dan pupuk kascing dengan perbandingan 1:1. Penambahan pupuk diduga sebagai faktor yang menyebabkan pertumbuhan tanaman anggur tidak berbeda. Dalam hal ini dimungkinkan tanaman menyerap unsur hara yang berasal dari pupuk bukan dari tanah sehingga unsur hara tanah tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Setelah penambahan pupuk, pertumbuhan tanaman anggur meningkat lebih tinggi daripada sebelum dilakukan pemupukan. Selain itu penambahan pupuk juga menyebabkan perubahan struktur pada semua media tanam sehingga mampu mempertahankan kelembaban media tanam. Menurut Alex (2013), pupuk kompos dan pupuk kompos cacing memiliki peranan dalam memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah dan memperbaiki kemampuan menahan air.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur Jestro AG 86 pada musim kemarau. Selain itu, sebelum penelitian hendaknya memperhatikan syarat tumbuh tanaman anggur .

Dokumen terkait