Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.5 Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus Spearman Rho Koefisien. Spearmen Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Dengan ketentuan t tabel (α) adalah 0,05.
Jika thitung≤ t tabel, maka Ho diterima.
Jiks thitung≥ t tabel, maka Ho ditolak.
Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford, yaitu sebagai berikut:
≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
≥ 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Dimana, Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara Tayangan Iklan 3M (Mengubur, Menutup, Menguras) dengan Tindakan Masyarakat Dalam Mencegah Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang.
Ha: Terdapat hubungan antara Tayangan Iklan 3M (Mengubur, Menutup, Menguras) dengan Tindakan Masyarakat Dalam Mencegah Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang.
Hasil Uji Korelasi Spearman Rho Menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 15.0 Correlations Tayangan Iklan 3M Tindakan Masyarakat Dalam Mencegah Deman Berdarah D engue (DBD) Spearman's rho Tayangan Iklan 3M Correlation Coefficient 1,000 ,747(**)
Sig. (2-tailed) . ,000
N 98 98
Tindakan Masyarakat Dalam Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)
Correlation Coefficient ,747(**) 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 98 98
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uraian:
1. Pada perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Spearman Rho Koefisien didapat hasil .747 yang diartikan sebagai 0,747. Angka tersebut adalah angka koefisien korelasi. Angka tersebut menunjukkan hubungan yang tinggi/ kuat antara variabel X dengan variabel Y karena terletak antara 0,71 – 0,90 pada skala Guilford. Dengan demikian, dapat diuraikan bahwa terdapat hubungan yang tinggi/ kuat antara tayangan iklan 3M
dengan tindakan masyarakat dalam mencegah demam berdarah dengue di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang.
2. Signifikansi atau nilai penerimaan hasil korelasi Spearman Rho dapat diuji dengan menyusun hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat hubungan antara dua variabel
Ha : terdapat hubungan antara dua variabel
3. Dasar pengambilan keputusan signifikansi:
Jika thitung >ttabel , maka hubungannya signifikan dan Ho ditolak.
Jika thitung < ttabel , maka hubungannya tidak signifikan dan Ho diterima.
4. Dari tabel diketahui bahwa nilai korelasi (r) = 0,747 dan signifikansi (2 tailed) = 0,000 (100%). Disini diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 (100%) ≥α = 0,05 (95%). Dengan demikian, maka hubungan antara variabel x dan y (rxy) sebesar 0,747 secara statistik dan dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian, maka Ho, yakni tidak terdapat hubungan antara tayangan iklan 3M dengan tindakan masyarakat dalam mencegah demam berdarah dengue di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang ditolak. Sedangkan Ha, yakni tayangan iklan 3M dengan tindakan masyarakat dalam mencegah demam berdarah dengue di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang diterima.
Sedangkan untuk peramalan indeks korelasi yang menentukan besar hubungan variabel X (Tayangan Iklan 3M) terhadap variabel Y (tayangan iklan 3M dengan tindakan masyarakat dalam mencegah demam
berdarah dengue di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang), digunakan rumus: Kp = (rs)² x 100% Kp = (0,747)² x 100% Kp = 0,558 x 100% Kp = 55,8 %
Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 55,8% dan terdapat 44,2% faktor- faktor lain yang tidak diukur pada penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat yang tinggaldiKelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang jarang menyaksikan tayangan iklan 3M (Mengubur, Menutup, Menguras). Hal ini dikarenakan masyarakat di Kelurahan tersebut tidak memiliki banyak waktu untuk menonton dan biasanya kegiatan menonton dilakukan pada malam hari. Selain itu, penayangan iklan tersebut sudah mulai jarang.
2. Hasil penelitian menyatakan bahwa masyarakat menerima keberadaan iklan layanan masyarakat 3M ini secara positif, artinya iklan ini memberi manfaat bagi mereka dan dirasa sebagai langkah yang efektif untuk mencegah maraknya DBD. Dan penayangannya di televisi ‘membuka’ mata mereka tentang maraknya DBD dan akibat yang bisa dirasakan oleh korbannya.
3. Hasil penelitian menyatakan bahwa iklan layanan masyarakat 3M ini dinilai kurang mampu mengajak masyarakat di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayanguntuk melakukan tindakan pencegahan. Hal ini disebabkan intensitas penayangan iklan yang sudah mulai jarang sehingga masyarakat tidak menyadari bahwa demam berdarah
denguemasih memiliki kemungkinan untuk bersarang di lingkungan
tempat tinggal penduduk.
4. Berdasarkan hasil penelitian bahwa iklan layanan masyarakat 3M
(Mengubur, Menutup, Menguras) tidak memberi pengaruh yang besar bagi masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan DBD. Masyarakat di kelurahan Tanjung Sari ini mengatakan bahwa mereka semangat untuk mengerjakan tindakan pencegahan pada saat iklan tersebut marak disiarkan di televisi. Namununtuk selanjutnya, tindakan pencegahan tersebut semakin jarang dilakukan masyarakat di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang.
V.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan peneliti, maka peneliti mempunyai sedikit saran antara lain:
1. Media televisi adalah sarana yang paling aktif dalam beriklan. Untuk itu, para pengiklan harus lebih kreatif dalam mengemas iklan, sehingga iklan lebih menarik, yang kemudian dapat menarik perhatian bagi penontonnya. 2. Iklan 3M sebagai salah satu dari sekian banyak iklan layanan masyarakat
yang pernah tayang di televisi hendaknya perlu ditambah intensitas penayangannya, mengingat bahwa iklan ini tidak hanya menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, tetapi juga berperan aktif untuk mengurangi resiko kematian akibat DBD.
3. Dalam menghimbau masyarakat, pemerintah hendaknya tidak hanya memakai iklan sebagai media penyampaian pesannya, namun diperlukan penyuluhan ke berbagai wilayah, khususnya daerah yang memiliki jumlah penderita DBD terbanyak. Hal ini dilakukan supaya masyarakat merasakan peran pemerintah secara langsung sehingga informasi yang tidak mereka peroleh dari iklan, akan mereka peroleh dari tim penyuluh.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Day, Mila. 2004. Buku Pintar Televisi. Jakarta: Trilogos Library Djayakusumah, Tams. 1982. Periklanan. Bandung: Armico
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Elvinaro, Ardianto. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Hadinegoro, Sri Rezeki, dkk. 2004. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap: Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak &Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD.Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.Bogor : Ghalia Indonesia
Kertapati, Ton. 1981. Bunga Rampai Azas-azas Penerangan. Jakarta: Bina Aksara
Khasali, Renald . 1993. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PAU-Ekonomi UI
Kriyantono, Rakhmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Liliweri, Alo. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Jakarta: Citra Aditya Bakti
Mohammad, Shoelhi. 2009. Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Prenada Media Group
Muda, Ahmad A.K. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunnikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.
Purba, Amir ,dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press
Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Sulaksana, Uyung. 2003. IntegratedMarketing Communication: Teks dan Kasus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Supranto. 2002. Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Susanto, Astrid. 1976. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek-jilid I. Bandung: Bina Cipta
Ujang, Saefullah. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Wahyudi, JB. 1996. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Bandung: Alumni
World Health Organization dengan alih bahasa Palupi Widyastuti, SKM. 2004. Panduan Lengkap: Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Sumber lain:
UU Penyiaran Tahun 2002