• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Hipotesis Kerja

Hipotesis kerja adalah hipotesis yang bersumber dari kesimpulan teoritik, sebagai pedoman untuk melakukan penelitian (Umar, 2010:38). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang sangat menentukan peneliti didalam jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, berdasarkan teori - teori yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan hipotesis kerja, yaitu “Implementasi Kebijakan Smart City Dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada RSUD R.M Djoelham Kota Binjai meliputi Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumber Daya,Karakteristik badan pelaksana, Sikap Pelaksana Kebijakan, Komunikasi antar Badan Pelaksana, dan Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Politik.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, bertujuan untuk menggabarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksan sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.Sebagaimana dikatakan Burhan Bungin (2008:68) Dalam penelitian ini bahwa metode deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada pada masyarakat yang menjadi objek penelitian, Pada pendekatan kualitatif menekankan analisisnya pada proses penyimpulan hubungan fenomena-fenomena penelitian yang diamati dengan logika ilmiah. Jenis penelitian deskriptif kualitatifini suatu tipe penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data yang ada di lapangan tentang Implementasi Kebijakan Smart City Pada Peningkatan Pelayanan Kesehatan khususnya Pelayanan Publik di RSUD Djoelham Kota Binjai.

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengumpulkan informasi dan data sesuai dengan teori yang digunakan seperti Standar dan Sasaran Kebijakan,Sumber daya,Karakteristik Badan Pelaksana, Sikap Pelaksana, Komunikasi antar Badan Pelaksana, , Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Politik lalumendeskripsikan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian

untuk mencoba menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

3.2 Lokasi Penelitian

Guna memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan proposal penelitian ini sekaligus menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, Penelitian ini dilakukan di RSUD Djoelham Binjai yang berlokasi di jalan Sultan Hassannudin No.9, Kartini, Binjai Kota. Sebagai Rumah Sakit yang sudah Menerapkan Konsep Smart City yang tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Namun pada pelaksanaan Smart City ini juga menga lami permasalahan dengan kesiapan dari beberapa stakeholder terkait, kemampuan para pelaku Kebijakan, serta pengetahuan masyarakat tentang Smart City ini masih minim.

Sebagai Pertimbangan Lokasi ini juga peneliti ingin mengatahui komunikasi antar organisasi terkait seperti Diskominfo dan Lembaga Ad-hocBinjai Smart City Command (BSCC) yang merupakan Pelaku Kebijakan Smart City.Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan permasalahan yang terjadi RSUD. R.M Djoelham Binjai.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Suyanto (2005 :17) Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya, oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Penentuan informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum (Sugiyono, 2009:221). Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan tersebut. Dalam penelitian ini penentuan informan kunci dan utama dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Sedangkan menentukan informan tambahan dilakukan dengan teknik accidental sampling. Menurut Sugiyono (2009:53) menjelaskan yang dimaksud dengan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dan accidental sampling adalah mengambil responden sebagai sampel/informan berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai informan bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

Berdasarkan penjelasan mengenai teknik pengambilan sampel diatas, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

No Status Informan Informasi yang dibutuhkan Juml ah 1 Kepala Dinas Bapeda Kota Informasi terkait Standar dan 1

Binjai. sasarankebijakan apa yang hendak dicapai oleh program atau kebijakan, baik yang berwujud maupun tidak, jangka pendek, menengah, atau panjang terhadap Implementasi Kebijakan Smart City Peningkatan Pelayanan Kesehatan khususnya Pelayanan Publik di RSUD Djoelham Kota Binjai.

2 Koordinator/Commander Binjai Smart City Command/

Staff Ahli Walikota Binjai Bidang Kemasyarakatan dan SDM

Informasi terkait Koordinasi antar badan pelaksana seperti Lembaga BinjaiSmart City Command dengan Diskominfo serta dengan pihak Rumah Sakit RSUD. R.M Djoelham dalam melaksanakan Implemntasi Kebiajakan Smart City Pada Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

1

3 Kepala Diskominfo Informasi terkait perluasan jaringan internet atau wifi yang berada di Kota Binjai dalam Pelaksanaan Kebijakan Smart City dalam Pelayanan Kesehatan di RSUD. R.M Djoelham.

1

4 Direktur Utama RSUD. R.M Djoelham Binjai

Informasi terkait sumber daya yang dimiliki oleh pihak rumah sakitseberapa besar dukungan finansial dan sumber daya

1

manusia untuk melaksanakan program atau kebijakan Smart City dalam Meningkatkan Pelayanan kesehatan.

5 Wakil Direktur Pelayanan RSUD. RM. Djoelham Binjai

Informasi terkait Kemampuan RSUD.

R.M Djoelham untuk mengkoordinasi, mengontrol, dan mengintergrasikan keputusan dalam menjalankan suatu program atauKebijakan Smart City dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan.

3

6 Pasien RSUD. RM. Djoelham Binjai

Informasi terkait dengan pemahaman pasien akan isi dari program atau kebijakan Smart City dalam hal pelayanan kesehatan, pengalaman seperti apa yang sudah didapatkan dari program atau Kebijakan Smart City dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keluhan apa yang dirasakan pasien terhadap pelayanan di RSUD. R.M Djoelham Binjai.

10

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data dan informasi, keterangan-keterangan yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik Pengumpulan data

yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian (field research) untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Teknik pengumpulan data primer tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Metode wawancara, yaitu dengan wawancara mendalam dan wawancara bertahap. Burhan Bungin (2007:108) mengatakan bahwa wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatiflama. Sedangkan wawancara bertahap ini adalah dilakukan secara bertahap dan pewawancara tidak harus terlibat dalam kehidupan sosial informan. Menurut Hasan (1983) dalam Suyonto (2013;36) wawancara dapat didefenisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan dengan seorang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan cara terstruktur.

b. Metode observasi, yaitu metode dengan pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan terhadap objek obeservasi dengan langsung merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung objek penelitian dengan mencatat

gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk mempelajari data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

(Burhan Bungin 2007:115). Menurut Garayibah (1981) dalam suyonto (2013;36) adapun observasi ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirnya, mengungkapkan faktor-faktor penyebab dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.

c. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau foto-foto dan rekaman yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis-analisis kualitatif cenderung menggunakan pendekatan logika induktif, dimana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan umum.Melalui metode analisis data, peneliti menguji kemampuan bernalar dalam mengelaborasi fakta, data, dan informasi yang diperoleh hal-hal yang terjadi pada Pelayanan Kesehatan pada RSUD R.M Djoelham. Selanjutnya, peneliti menganalisisnya sehingga dapat menghasilkan informasi dan kebenaran dari setiap permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan. Menurut Miles dan Huberman(1984) dalam Husaini Usman dan Purnomo (2009:85-89) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatiif, diantaranya adalah:

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.\

2. Penyajian data

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus menyadari bahwa dalam mencari makna, ia harus menggunakan pendektan emik, yaitu dari kacamata key information,

dan bukan penafsiran makna menurut pandangan peneliti (pandangan etik).

3.6 Validitas Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna perlu dilakukan validitas data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara triangulasi data.Secara metodologis, pendekatan eksperimental melalui observasi tidaklah cukup untuk menemukan “kebenaran data’’, tetapi harus menggunakan metode triangulasi seperti dikatakan Denzin (1978) yaitu metode, sumber data, peneliti dan teori. Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan melakukam metodologis terhadap masalah tertentu yang dapat dilakukan yaitu :

1. Triangulasi Kejujuran Peneliti.

Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas, dam kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan. Hal ini perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu dengan meminta bantu peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang, serta merekam data yang sama di lapangan. Hal ini adalah sama dengan proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seorang peneliti.

2. Triangulasi dengan Sumber Data.

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan Moeleong, (2006) :

1) Penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden 2) Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data

3) Menyediakan tambahan informasi secara sukarela .

4) Memastikan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data.

5) Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan.

3. Triangulasi dengan Metode

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi ketika di interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk meguji sumber dara, apakah sumber data ketika di interview dan di observasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda.

4. Triangulasi dengan Teori.

Triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan Guba (1981:307 dalam Moeloeng), berdasarkan anggarapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa dengan derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Hal ini dapat dilakukan sebagai pembanding teori dengan menyertakan usaha

pencarian teori dan cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang mungkin mengarahkan pada upaya penemuan penelitian yang lebih relevan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Kebijakan SMARTCITYDI KOTA BINJAI

Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam berbagai bidang ditunjukkan untuk mempermudah dan mempersingkat proses tradisional yang selama ini ada.

Begitu juga di bidang pemerintahan, manfaat penerapan Binjai Smart City ini tidak semata – mata bisa langsung dirasakan. Melainkan, butuh beberapa strategi dan faktor yang penting untuk diperhatikan agar program Smart City Bisa berjalan dengan baik dan mendatangkan manfaat yang besar.

Smart City merupakan konsep Kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efesien, serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Smart City ini lahir dalam Bidang-bidang unggulan yang melatarbelakangi kebijakan umum RPJMD 2016-2021merupakan upaya untuk mewujudkan Visi Kota Binjai sebagai Kota Mandiri diProvinsi Sumatera Utara pada Tahun 2025, dengan ciri pembangunan yang dilandaskankepada 5 (lima) karakter, yaitu (RPJMD Kota Binjai 2016-2021):

1. Pemerintahan yang cerdas (Smart Governance) ditandai dengan karakter tatakelola pemerintahan yang transparan, efektif, efisien, bersih, akuntabel, unggul,berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi;

2. Masyarakat yang cerdas (Smart People) ditandai dengan karakter manusia yangproduktif dan berdaya saing tinggi;

3. Produktifitas pergerakan masyarakat (Smart Mobility) ditandai dengan karakterpembangunan infrastruktur yang handal dan berkualitas;

4. Perekonomian berlandaskan pengelolan SDA berkelanjutan dan pengembanganSDM terampil, inovatif, Kreatif, Produktif (Smart Economy dan SmartEnvironment) dengan ditandai dengan karaktek produk unggulan daerah dibidangindustri kreatif, jasa, perdagangan, pariwisata dan pengelolaan lingkungan untukpembangunan berkelanjutan;

5. Standard Hidup Layak dan Berkualitas (Smart Living) ditandai dengan karaktermeningkatnya kesejahteraan, pemerataan, keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Kebijakan umum Pemerintah Kota Binjai berdasarkan RPJMD 2016-2021 diarahkan untuk:

1. Meningkatkan kinerja pemerintahan Kota Binjai melalui profesionalisme tata kelola dan perluasan partisipasi publik di dalam pembangunan melalui kebijakan penyelenggaraan pemerintahan yang unggul, bermutu, transparan, efektif, efisien,bersih, akuntabel (good governance) berbasis ilmu pengetahuan dan pemanfaatanteknologi informatika;

2. Membangun masyarakat Kota Binjai yang berkualitas dan berdaya melalui kebijakan optimalisasi kualitas dan sebaran layanan pendidikan, kesehatan dankesejahteraan sosial, serta peningkatan kapabilitas sumber daya manusia KotaBinjai melalui peningkatan peran pemuda, olahraga, seni,

budaya dan pariwisatadalam bingkai kearifan lokal melalui kebijakan peningkatan kehidupan sosialkemasyarakatan yang berbasis potensi lokal.

3. Membangun perekonomian Kota Binjai yang kokoh dan berdaya saing melaluikebijakan pengembangan kemampuan SDM terampil, inovatif, Kreatif, Produktifberbasis potensi unggulan lokal dengan tetap memperhatikan kelestarianlingkungan;

4. Mewujudkan Kota Binjai yang layak huni dan nyaman dengan pembangunaninfrastruktur strategis yang berkelanjutan dimaknai melalui kebijakan optimalisasikuantitas, kualitas dan pelayanan infrastruktur wilayah serta pengendalian tataruang berbasis daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana serta peningkatanpemanfaatan energi baru;

5. Mewujudkan Kota Binjai sesuai dengan standard hidup layak melalui peningkatankesejahteraan masyarakat, pemerataan kesempatan bekerja, pengarusutamaangender dan pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat.

4.2 Tujuan dan Sasaran Kebijakan Smart City di Kota Binjai

4.2.1 Tujuan

Tujuan pembangunan yang ingin dicapai adalah (RPJMD 2016-2021) :

1. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya;

2. Meningkatkan kapasitas pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat;

3. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada TYME, serta kerukunan hidup antar umat beragama, peran pemuda, olahraga dan seni budaya.

4. Menciptakan masyarakat maju, mandiri dan berdaya saing

5. Meningkatkan kualitas dan fungsi ekonomi, sosial dan budaya masyakat kotamelalui efektifitas pembangunan infrastruktur

6. Meningkatkan perekonomian kota melalui pengelolaan potensi SDA dan kualitas serta produktifitas SDM

7. Mewujudkan peningkatan kualitas standar hidup layak masyarakat yang sejahteraberkeadilan.

4.2.2. Sasaran

1. Terwujudnya tatakelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis danterpercaya

2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik

3. Terwujudnya perluasan partisipasi publik dalam pembangunan 4. Meningkatnya kapasitas pemerintahan dan masyarakat kecamatan

dan kelurahan

5. Meningkatnya kehidupan beragama dan kerukunan hidup antar ummat beragama

6. Meningkatnya peran aktif pemuda, olahraga, seni dan budaya 7. Terciptanya daya saing Kota Binjai di sektor ekonomi, sosial dan

budaya

8. Meningkatnya kesejahteraan sosial ekonomi dan budaya masyarakat melaluipembangunan infrastruktur yang tepat sasaran 9. Terwujudnya pola dan struktur ruang yang sesuai dengan RTRW 10. Meningkatnya produktifitas perekonomian kota

11. Meningkatnya daya saing pelaku ekonomi koperasi dan kelompok UMKM yangberbasis potensi ekonomi kerakyatan

12. Terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

13. Pengurangan tingkat resiko akibat bencana

14. Terwujudnya peningkatan kualitas standar hidup layak, kesejahteraan.

4.3 Prioritas Pembangunan

Dalam rangka mewujudkan pencapaian Visi dan Misi Pembangunan Kota Binjai dalamlima tahun kedepan akan diprioritaskan kepada 6 Prioritas Pembangunan yakni:

1. Peningkatan Kehidupan Beragama, Penegakan Hukum, Penguatan Tata KelolaPemerintahan yang Baik (Good Governance), Pelayanan Publik dan PartisipasiMasyarakat dalam Pembangunan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yangCerdas (Smart Governance);

2. Peningkatan Kualitas dan Keterjangkauan Layanan Pendidikan dan PeningkatanKualitas dan Aksessibilitas Pelayanan Kesehatan dalam

rangka mewujudkanSumber Daya Manusia yang Pintar, Sehat, Produktif dan Sejahtera (SmartPeople);

3. Peningkatan Infrastruktur, Pengembangan Wilayah, dan Pelestarian LingkunganHidup dalam rangka mewujudkan Mobilitas Masyarakat yang produktif (SmartMobility), Kota Layak huni (Smart Living) dan berwawasan lingkungan (SmartEnvironment)

4. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial Masyarakat dalam rangkamewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pengurangan kesenjanganantar kelompok masyarakat dan antar wilayah (Smart Economy dan SmartProsperity);

5. Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Produk Industri, Perdagangan dan Jasa;

6. Mendukung dan Mendorong Kebijakan Nasional dan Provinsi, yakni :

a. Dukungan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Masterplan Percepatandan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) Tahun 2012-2020.

b. Dukungan pencapaian tujuan dan sasaran Masterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

c. Dukungan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Rencana Aksi DaerahTujuan Pembangunan Berkelanjutan (RAD-SDGs) 2015-2030.

d. Dukungan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Rencana Aksi DaerahPangan dan Gizi (RAD-PG) 2015-2019.

e. Dukungan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Rencana Aksi DaerahPenurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) 2011-2020.

f. Dukungan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Rencana Aksi DaerahPemberantasan Korupsi (RAD-PK) 2011-2015.

g. Dukungan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Rencana Aksi DaerahPengarusutamaan Gender (RAD – PUG).

h. Dukungan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional (KSN) MEBIDANG

i. Mendukung prioritas pembangunan lainnya.

4.4 Program Unggulan Daerah

Program unggulan ditetapkan sesuai dengan janji Walikota dan Wakil Walikota Binjaiselama kampanye pemilihan kepala daerah yang menjadi prioritas programpembangunan daerah tahun 2016-2021.

Program-program unggulan Walikota dan Wakil Walikota Binjai yakni : 1. Bidang pemerintahan :

• Pembangunan Sistem Administrasi Pemerintahan berbasis elektronik (electronicgovernment) melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan aplikasi Telematikasecara online (e-planning, e-Budgeting, e-Procurement,

e-Office, dan e-Performance), dan sistem aplikasi lainnya untuk mendukung terwujudnyapemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan Clean Government)

2. Bidang Pendidikan :

• Pembangunan SMK berorientasi pada life skill untuk menciptakan tenaga kerjaproduktif, kreatif dan mampu berwirausaha

• Pengembangan Warung Baca/Pustaka Online Gratis untuk meningkatkan minatpelajar dan masyarakat dalam memperoleh pengetahuan dan informasi.

• Pemberian Beasiswa kepada pelajar berprestasi

3. Bidang Kesehatan :

• Pembangunan 3 puskesmas rawat inap tambahan setara dengan RSUD Tipe D

• Meningkatkan efektifitas BPJS bekerja sama dengan instansi terkait

• Pengembangan Sistem Administrasi Rumah Sakit Umum Daerah berbasis SistemInformasi dan Telematika

4. Bidang Perjinandan Permodalan :

• Meningkatkan efektifitas dan efisiensi Sistem Perijinan Terpadu Satu Pintu secaraonline

• Pemberian insentif kemudahan bagi investor dalam menanamkan investasinya diKota Binjai

5. Bidang Ekonomi :

• Mengembangkan koperasi dan UMKM berbasis kerakyatan dan ekonomi kreatifyang mampu memperluas jangkauan pasar melalui internet (e-Marketing)

• Pembangunan Pasar Semi Modern sebanyak 2 Unit

• Pembangunan Kawasan Industri Binjai berbasis Bisnis Online(e-Commerce)

• Pembangunan Kampung Ekonomi Kreatif sebagai Sentra Pemasaran Produk KotaBinjai

• Pengembangan industri rumah tangga berbasis produk unggulan daerah berbasispertanian (Agrobusiness dan Agroindustry)

6. Bidang Infrastruktur :

• Mewujudkan kondisi jalan mantap 95 %

• Peningkatan dan pemeliharaan jalan menuju akses Jalan Tol Medan-Binjai

• Pengembangan infrastruktur pendukung transfortasi Pemadu Moda TransMEBIDANG

• Membangun prasarana fisik dengan konsep Binjai Eco Green City

7. Bidang Perumahan dan Pemukiman

• Pembangunan tambahan Instalasi Pengolahan Air minum untuk meningkatkanCakupan Layanan Air Minum PDAM Tirtasari menjadi sebesar 40%

• Pembangunan dan pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPALKomunal) dan perluasan cakupan layanan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja danpeningkatan pelayanan persampahan Bidang Pengendalian Bencana

• Penanganan masalah banjir

9. Bidang Penataan Ruang :

• Mengefektifkan pengendalian pemanfataan ruang sesuai RTRW Kota Binjai danmembangun Sistem Informasi Geospasial berbasis Online

10. Bidang Ketenagakerjaan :

• Menciptakan 10.000 wirausahawan baru

4.5 Kebijakan Smart City dalam Pelayanan Kesehatan di RSUD. R.M Djoelham

Kebijakan Smart City di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik. Masyarakat yang memiliki tingkat derajat kesehatan yang tinggi akan lebih berhasil dalam melaksanakan pembangunan didaerahnya.

Usaha pelaksanaannya diusahakan dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat yang diarahkan terutama kepada golongan masyarakat yang

berpenghasilan rendah. Selain itu upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit serta peningkatan pembangunan pusat-pusat kesehatan masyarakat serta sarana penunjangnya terus dilakukan oleh Pemerintah. Inovasi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama di RSUD. Djoellham Binjai sudah mengeluarkan beberapa Inovasi Pelayanan Kesehatan seperti E-Dokter, E-Vidok, dan SI-iban. Tidak hanya itu Pemerintah Kota Binjai juga membuat Aplikasi E-Masyarakat yang merupakan sebagai pengaduan masyarakat kepada pemerintah terhadap pelayanan yang tidak memuaskan terutama dalam pelayanan kesehatan. Hal ini juga menjadi komitmen dari visi, Misi dan Motto RSUD. R.M Djoelham Kota Binjai yaitu (Profil RSUD Dr. R.M. Djoelham, 2017:13-14):

a. Visi

Sesuai demgam renstra RSUD. R.M Djoelham kota Binjai Tahun 2017-2020, Visi RSUD. R.M Djoelham kota Binjai adalah

“MENJADI RUMAH SAKIT RUJUKAN YANG BERMUTU, BERDAYA SAING, DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

b. Misi

Misi RSUD. R.M Djoelham kota Bionjai adalah :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai standar akreditasi

2. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional, sehat, produktif, dan sejahtera.

3. Mewujudkan sistem informasi manajemen Rumah Sakit yang terintegrasi.

4. Mewujudkan Rumah Sakit yang bersih, nyaman dan aman 5. Meningkatkan dan menetapkan sistem pengelolaan

keuangan secara akuntabel, transparan, efektif dan efesien.

c. Motto

Motto RSUD. R.M Djoelham kota Binjai yaitu “SMART” yang merupakan singkatan dari:

 Selalu Mengutamakan Keselamatan Pasien

 Menjunjung Tinggi Nilai Etika Profesi

 Akurat dalam Menetapakn Diaognosa

 Ramah dan Santun

 Ramah dan Santun

Dokumen terkait