• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Q. Deskripsi Data

S. Hasil Analisis Data/Pengujian Hipotesis

3. Hipotesis Ketiga

Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif tipe jigsaw.

Ha: Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif tipe jigsaw.

Hipotesis Penelitian: Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif tipe jigsaw pada materi pertidaksamaan linear satu variabel.

Hipotesis Statistik Ho : Ha :

Terima Ho jika: Fhitung Ftabel

Berdasarkan hasil analisis uji F yang terdapat pada rangkuman hasil ANAVA sebelumnya (Tabel 4.20), diperoleh nilai Fhitung = 6,484 (model pembelajaran) dan nilai Fhitung = 45,073 (kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis) serta nilai pada Ftabel pada taraf (α= 0,05) = 3,920. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara Fhitung dengan Ftabel untuk menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho. Diketahui bahwa nilai koefisien Fhitung > Ftabel, hal ini berarti menerima Ha dan menolak Ho.

Berdasarkan hasil pembuktian hipotesis ketiga ini memberikan temuan bahwa: Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif tipe jigsaw pada materi pertidaksamaan linear satu variabel.

Selanjutnya dilakukan uji Tukey, berdasarkan uji Tukey (Lampiran 22) yang telah dilakukan diperoleh Q1 (A1 dan A2) Qhitung = 4,617 (model pembelajaran) dan nilai Q2 (B1 dan B2) Qhitung = 3,933 (kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis) serta nilai pada Qtabel = 3,920. Maka diperoleh Qhitung Qtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi pertidaksamaan linear satu variabel.

Selanjutnya tabel berikut merupakan rangkuman hasil analisis simple effect Perbedaan antara B1 dan B2 yang terjadi pada A1 dan perbedaan antara B1 dan B2

yang terjadi pada A2.

Tabel 4.23

Perbedaan antara B1 dan B2 yang terjadi pada A1

Sumber Varians Dk JK RJK F hitung F tabel

Antar Kolom (A) 1 646,817 646,817 6,673 4,001 Dalam Kelompok 58 5621,767 96,927

Total Direduksi 59 6268,583

Berdasarkan hasil analisis uji F, diperoleh nilai Fhitung = 6,673 dan nilai pada Ftabel pada taraf (α= 0,05) = 4,001. Dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel untuk menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho, diketahui bahwa nilai koefisien Fhitung Ftabel, yakni 6,673 4,001.

Dari hasil pembuktian simple effect perbedaan antara B1 dan B2 yang terjadi pada A1, memberikan temuan bahwa: Terdapat perbedaan antara model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi pertidaksamaan linear satu variabel.

Selanjutnya dilakukan uji Tukey, hasil perhitungan yang diperoleh pada uji Tukey (Lampiran 22) yang telah dilakukan diperoleh Q5 (A1B1 dan A1B2) Qhitung

= 6,570 > Qtabel = 5,001. Dari hasil pembuktian uji Tukey ini dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah lebih baik dengan kemampuan komunikasi matematis siswa jika diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat diterima secara signifikan.

Tabel 4.24

Perbedaan antara B1 dan B2 yang terjadi pada A2

Sumber Varians dk JK RJK F hitung F tabel

Antar Kolom (A) 1 72,600 72,600 0,724 4,001 Dalam Kelompok 58 5818,000 100,310

Total Direduksi 59 5988,600

Berdasarkan hasil analisis uji F, diperoleh nilai Fhitung = 0,724 dan nilai pada Ftabel pada taraf (α= 0,05) = 4,001. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel untuk menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho, diketahui bahwa nilai koefisien Fhitung Ftabel, yakni 0,724 4,001.

Dari hasil pembuktian simple effect perbedaan antara B1 dan B2 yang terjadi pada A2, memberikan temuan bahwa: Tidak terdapat perbedaan antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi pertidaksamaan linear satu variabel.

Selanjutnya dilakukan uji Tukey, hasil perhitungan yang diperoleh pada uji Tukey (Lampiran 22) yang telah dilakukan diperoleh Q6 (A2B1 dan A2B2) Qhitung = 2,200 Qtabel = 5,001. Dari hasil pembuktian uji Tukey ini dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah tidak lebih baik daripada kemampuan

komunikasi matematis siswa jika diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak dapat diterima secara signifikan.

Dari semua perhitungan Uji F dan Uji Tukey yang dilakukan pada analisis data untuk membuktikan Hipotesis, maka dapat di buat Rangkuman hasil analisis uji F dan uji tukey pada tabel 4.25 berikut ini:

Tabel 4.25

Rangkuman Hasil Analisis Uji Tukey

Sumber Nilai Q Q tabel Keterangan

Q1 (A1 dan A2) 4,617 3,920 Signifikan Q2 (B1 dan B2) 3,933 Signifikan Q3 (A1B1 dan A2B1) 6,800 5,001 Signifikan Q4 (A1B2 dan A2B2) 2,430 Tidak Signifikan Q5 (A1B1 dan A1B2) 6,570 Signifikan Q6 (A2B1 dan A2B2) 2,200 Tidak Signifikan Q7 (A1B1 dan A2B2) 9,000 Signifikan Q8 (A2B1 dan A1B2) -0,230 Tidak Signifikan

Tabel 4.26

Rangkuman Hasil Analisis

No. Hipotesis Statistik Hipotesis Verbal Temuan Kesimpulan

1. Ho : Ha:

Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan

pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Ha : Terdapat

perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan

pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi pertidaksamaan linear satu variabel. Secara keseluruhan hasil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel.

2. Ho : Ha :

Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model

pembelajaran berbasis masalah dan

pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Ha : Terdapat

perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model

pembelajaran berbasis masalah dan

pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi pertidaksamaan linear satu variabel. Secara keseluruhan hasil kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah tidak lebih baik daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel.

No. Hipotesis Statistik Hipotesis Verbal Temuan Kesimpulan

3. Ho : Ha:

Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model

pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif tipe jigsaw.

Ha : Terdapat

perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif tipe jigsaw. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif tipe jigsaw pada materi pertidaksamaan linear satu variabel. Secara keseluruhan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran

berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang diajar dengan

menggunakan Model Pembelajaran

kooperatif tipe

jigsaw pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel.