• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.4 Uji Hipotesis

Uji F digunakan untuk menguji kesesuaian model regresi yang digunakan dalam penelitian, adapun prosedur uji F :

a. Ho : β12, …ßj = 0, tidak ada kesesuaian model pengaruh antara variabel bebas (X1,X2) dengan variabel terikat (Y).

Ha : β12, …ßj ≠ 0, ada kesesuaian model pengaruh antara variabel bebas (X1,X2) dengan variabel terikat (Y).

b. Tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n – k – 1) c. Kriteria pengujian

 Jika tingkat signifikan (p – value) ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak (a = 0,05), tidak ada kesesuaian model pengaruh antara variabel bebas (X1,X2) dengan variabel terikat (y).

 Jika tingkat signifikan (p – value) ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima (a = 0,05), ada kesesuaian model pengarih antara variabel bebas (X1,X2) dengan variabel terikat (y).

2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas (X1, X2) dan variabel terikat (Y), adapun prosedur uji t adalah:

a. Ho : ßj = 0, tidak ada pengaruh secara persial antara variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : ßj ≠ 0, ada pengaruh secara persial antara variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).

b. Tingkat signifikan 0,05 derajat bebas (n – k – 1) c. Kriteria pengujian

 Jika tingkat signifikan (p – value) ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak (a = 0,05), tidak ada pengaruh secara persial antara variabel bebas (X1,X2) dengan variabel terikat (Y).

 Jika tingkat signifikan (p – value) ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima (a = 0,05), ada pengaruh secara persial antara variabel bebas (X1,X2) dengan variabel terikat (Y).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk atau BRI didirikan pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29 April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992, bentuk badan hukum BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pengalihan BRI menjadi Persero diaktakan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992 Notaris Muhani Salim, S.H. dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, Tambahan No. 3A tanggal 11 September 1992.

Anggaran dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 7 dan 86, masing-masing tanggal 3 Oktober 2003 dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H. dan 23 Desember 2003 dihadapan Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H.. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar BRI yang terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan

peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah.

Kegiatan operasi BRI terpengaruh oleh kondisi perekonomian di Indonesia. Memburuknya keadaan ekonomi, termasuk penurunan yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah atau meningkatnya tingkat suku bunga, dapat mempengaruhi kemampuan nasabah BRI (termasuk debitur dan pihak ketiga lain yang terikat kontrak dengan BRI) untuk memenuhi kewajiban mereka setelah jatuh tempo, dan dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap profitabilitas BRI dan kecukupan modalnya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut BRI konsisten melaksanakan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk meningkatkan kinerja usaha BRI dan memenuhi seluruh ketentuan kehati-hatian. Strategi BRI yang diuraikan dalam rencana kerja tersebut antara lain :

1. Pelaksanaan praktek-praktek perbankan yang sehat termasuk prinsip keterbukaan (transparancy).

2. Pengelolaan risiko secara terpadu meliputi risiko kredit, pasar dan operasional untuk meminimalkan risiko usaha.

3. Peningkatan sistem monitoring risiko usaha. 4. Pelaksanaan redefinisi strategi bisnis BRI.

5. Perluasan jaringan layanan dan kualitasnya serta pengembangan features dan pemasaran produk berkartu.

7. Peningkatan dan pengembangan sistem teknologi informasi yang menunjang strategi bisnis bank.

Disamping itu, BRI juga terus melaksanakan pengendalian seluruh biaya overhead secara ketat. BRI berharap untuk dapat meningkatkan kinerjanya melalui implementasi rencana kerja (business plan) secara konsisten dan manajemen mempunyai komitmen yang penuh untuk mengimplementasikan tindakannya dan pencapaian target.

4.1.2. PT. Bank Central Asia Tbk

PT. Bank Central Asia, Tbk atau BCA didirikan di negara Republik Indonesia dengan akta notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory” dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. nama bank tersebut telah diubah beberapa kali, hingga pada akhirnya menjadi PT. Bank Central Asia berdasarkan akta Wargio Suhardjo, S.H. sebagai pengganti notaris Ridwan Suselo tanggal 21 Mei 1974 No. 144.

BCA mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956, sesuai pasal 3 Anggaran dasarnya bahwa bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak dibidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan

Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. bank memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977.

4.1.3. PT. Bank Victoria International Tbk

PT. Bank Victoria Internacional Tbk didirikan pada tanggal 28 Oktober 1992 berdasarkan akta notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM, No. 71 yang selanjutnya diadakan pembetulan dengan akta No. 30 tanggal 8 Juni 1993 dari notaris yang sama. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-4903.HT.01.01.TH.93 tanggal 19 juni 1993 dan diumumkan dalam BErita Negara Republik Indonesia No. 39, Tambahan no. 2602 tanggal 15 Mei 1998.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha sebagai bank umum dalam arti kata seluas-luasnya sesuai dengan ketetntuan dan perundang-undangan yang berlaku. Bank merupakan bank non devisa.

4.1.4. PT. Bank Kesawan Tbk

PT. Bank Kesawan Tbk didirikan pada tanggal 1 April 1913 dengan nama N.V Chungwha Shangyeh Maatschappij berdasarkan Akta No. 53 di hadapan Notaris Leonard Hendrik-Willem Van Sandick tanggal 28 April

1913 dan diumumkan dalam Extra Bijvougsel der Javasche Courant No. 78 tanggal 30 September 1913. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.191547/U.M.II tanggal 28 Oktober 1958, BAnk memulai kegiatan operasionalnya sebagai Bank Umum. Nama Bank diubah menjadi PT. Bank Kesawan berdasarkan akta perubahan anggaran dasar No. 60 di hadapan Notaris Ong Kiem Lian tanggal 10 Maret 1965 dan memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/68/15 tanggal 3 Juli 1965 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 26 Nopember 1965, Tambahan No. 395. Ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan.

4.1.5. PT. Bank Mayapada International Tbk

PT. Bank Mayapada Internasional Tbk (selanjutnya disebut “Bank”) didirikan berdasarkan akta notaris No. 196 tanggal 7 September 1989 dari Edison Jingga, SH, pengganti dari Misahardi Wilamarta, SH. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2- 25.HT.01.01.TH.90 tanggal 10 Januari 1990 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Perubahan terakhir Anggaran Dasar Bank adalah berdasarkan akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH Nomor 28 tanggal 4 Desember 2008 sehubungan penyesuaian dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, dan akta tersebut masih dalam proses pemberitahuan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup serta kegiatan usaha Bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undangundang dan peraturan yang berlaku. Bank memperoleh ijin usaha sebagai bank devisa pada tanggal 3 Juni 1993 sesuai dengan Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/26/KEP/DIR.

Kantor pusat Bank berlokasi di Mayapada Tower Jl. Jendral Sudirman Kav. 28, Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, Bank memiliki 1 kantor pusat operasional (termasuk kantor pusat) serta kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas. Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing adalah 1.649 orang dan 1.272 orang.

4.1.6. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk atau Bank mandiri didirikan di Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 tahun 1998 tanggal 1Oktober 1998 dan berdasarkan Akta No. 10 oleh Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 2 Oktober 1998 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman No. C2-16561.HT.01.01.TH98 tanggal 2 Oktober 1998 serta diumumkan pada tambahan No. 6895 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT. Bank Bumi Daya, PT. Bank Dagang

Negara, PT. Bank Ekspor Impor Indonesia, PT. Bank Pembangunan Indonesia. Berdasarkan akta penggabungan usaha No. 100 tanggal 24 Juli 1999 yang dibuat di hadapan Notaris Sutjipto, S.H., Bank peserta Penggabungan secara hukum kelakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juli 1999. Pada tanggal efektif penggabungan usaha Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan menerima hak dan kewajiban dari Bank Peserta Penggabungan.

4.1.7. PT. Bank Swadesi Tbk

PT. Bank Swadesi Tbk. (Bank) didirikan pada tahun 1968 berdasarkan akta No. 20 tanggal 28 September 1968 dari Njoo Sioe Liep, SH, notaris di Surabaya, dengan nama PT. Bank Pasar Swadesi. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/35/8 tanggal 3 Pebruari 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 5 Maret 1976, Tambahan No. 162. Anggaran Dasar Bank telah beberapa kali mengalami perubahan, yang terakhir dengan akta No. 7 tanggal 2 Desember 2008 dari Aulia Taufani, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar

Bank untuk disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat Keputusan No. AHU-98328.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 19 Desember 2008.

Kantor pusat Bank di Jalan H. Samanhudi No. 37, Jakarta Pusat. Bank mempunyai 3 kantor cabang, 5 kantor cabang pembantu dan 5 kantor kas. Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing 339 dan 356 karyawan.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan/menyelenggarakan dan mengusahakan kegiatan yang berhubungan dengan perbankan.

4.1.8. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BRI awalnya didirikan di Indonesia sebagai bank sentral berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 17 tahun 1968, BNI telah ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946 dan statusnya menjadi bank umum milik negara. Anggaran dasar BNI telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 27 tanggal 17 Desember 2003 dihadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H. Berdasarkan pasal 3 Anggaran

Dasar BNI, ruang lingkup kegiatan BNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan berdasarkan syariah.

Perkembangan BNI hingga akhir 2004, BNI memiliki 12 kantor wilayah yang membawahi 918 kantor cabang dan cabang pembantu domestik serta 25 kantor cabang syariah. Selain itu, jaringan BNI juga meliputi 5 kantor cabang internasional yaitu Singapura, Hongkong, Tokyo, London dan New York. Pada akhir tahun 2003, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengakhiri program dengan International Monetary

Fund (IMF). Di tahun 2004 dan seterusnya, Pemerintah tidak akan

menerima lagi dana dan IMF ataupun tidak memiliki akses untuk penjadwalan kembali utang-utangnya melalui fasilitas Paris Club. Pemerintah telah menyiapkan jadwal program pemulihan ekonomi dan akan bertanggung jawab untuk memantau hasilnya. Peran IMF adalah untuk memberikan saran penerapan kebijakan ekonomi Pemerintah. Pemerintah akan mengambil bagian dalam konsultasi tahunan dan dalam Post-

Programme Monitoring, yakni suatu program untuk negara-negara yang

baru-baru ini mengakhiri program pemulihan ekonomi dengan IMF.

4.1.9. PT. Bank Niaga, Tbk

PT. Bank Niaga, Tbk atau Bank Niaga didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan No. 90 yang dibuat dihadapan Raden Meester Soewandi tanggal 26 September 1955 dan diubah dengan akta dari notaris yang sama No. 9 tanggal 4 November 1955 disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/110/15 tanggal 1 Desember 1955 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4 September 1956, Tambahan Berita Negara No. 729/1956.

Anggaran Dasar Bank Niaga telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 32, 24, dan 28, masing-masing tanggal 23 April 2004, 13 Mei 2004 dan 23 Agustus 2004 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Niaga, ruang lingkup kegiatan Bank Niaga adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Bank Niaga mulai melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 27 September 2004. Melalui “Visi Niaga 2007”, Bank Niaga bertekad untuk menjadi

sebuah lembaga keuangan terkemuka di segmen jasa ritel. Inisiatif dan arah baru Bank Niaga ini akan memberikan landasan yang lebih kokoh serta mempercepat proses perubahan dan perwujudan dari keinginan Bank Niaga untuk menjadi “Lima Besar” lembaga keuangan di Indonesia.

4.1.10. PT. Bank NISP Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk (“Bank” atau “Bank OCBC NISP”) (dahulu PT Bank NISP Tbk) didirikan pada tahun 1941 berdasarkan akta No. 6 tanggal 4 April 1941 dari notaris Theodoor Johan Indewey Gerlings

dengan nama NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Akta pendirian ini telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dengan No. A 42/6/9 tanggal 28 April 1941. Pada awal pendiriannya, Bank beroperasi sebagai bank tabungan. Bank memperoleh izin untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Keputusan No. D.15.6.2.27 tanggal 20 Juli 1967.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah melakukan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku. Pada tanggal 3 Juli 2006 Bank memindahkan Kantor Pusat Bank yang semula beralamat di Jl. Gunung Sahari No. 38, Jakarta Pusat ke alamat Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 (Casablanca), Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2008, 2007 dan 2006, Bank mempunyai kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas.

4.1.11. PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk

PT. Bank Nusantara Parahyangan ("Bank") yang berdomisili di Bandung, dahulu bernama PT. Bank Pasar Karya Parahyangan didirikan berdasarkan akta Notaris Komar Andasasmita, SH No. 47 tertanggal 18 Januari 1972 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusan No. YA/ 11/19 tertanggal 15 Mei 1974. Dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Albertus Sutjipto Budihardjoputro, SH. No. 27 tanggal 10 Maret 1989, para pemegang saham memutuskan untuk

mengubah status Bank dari Bank Pasar menjadi Bank Umum, dimana akta perubahan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusannya No. C2-4155. Ht.01.04-Th 1989 tanggal 2 Mei 1989. Peningkatan status Bank ini juga telah disetujui oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No.748/KMK,013/1989 tanggal 3 Juli 1989.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/54/KEP/DIR tanggal 5 Agustus 1994, Bank Indonesia telah menyetujui untuk meningkatkan status Bank menjadi Bank. Sesuai dengan pasal 2 anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Kantor pusat Bank beralamat di Jalan. Ir. H. Juanda No. 95 Bandung. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, jumlah seluruh kantor di Indonesia.

4.1.12. PT. Bank Pan Indonesia, Tbk

PT. Bank Pan Indonesia atau Bank Panin didirikan dengan akta No. 85 tanggal 17 Agustus 1971 dihadapan notaris Juliaan Nimrod Siregar gelar Mangaradja, S.H. dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. J.A.5/81/24 tanggal 19 April 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 6 Juni 1972 Tambahan No. 210. Anggaran Dasar Bank Panin telah mengalami perubahan beberapa kali, yang terakhir dengan akta No. 10 tanggal 10 September 1999 dari Fathiah Helmi, S.H.

Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha-usaha bank umum dalam arti kata seluas-luasnya di dalam maupun di luar negeri. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1971, sesuai dengan izin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. KEP-205/DDK/II/8/1971 tanggal 18 Agustus 1971. sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 5/2-Kep.Dir. tanggal 21 April 1972, Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Pengendalian Biaya (X1)

Pengendalian biaya (X1) adalah biaya-biaya yang pengeluarannya bisa diawasi dan diatur (dikendalikan) oleh pimpinan pusat pertanggung jawaban serta kebijakan pimpinan pusat pertanggungjawaban mempengaruhi biaya tersebut.

Pada penelitian ini, pengendalian biaya diukur dengan BOPO, dimana data pengendalian biaya (BOPO) pada perusahaan yang go public di BEI tahun 2004 sampai dengan 2008 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1: Data Pengendalian Biaya (BOPO) (X1) Pada Perusahaan Yang

Go Public Di BEI Tahun 2004 Sampai Tahun 2008

Tahun (%)

No Nama Perbankan

2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata

1. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

68,86 70,83 74,38 69,85 72,75 71,33

2. PT. Bank Central Asia Tbk 66,16 67,50 68,99 66,98 66,92 67,31

3. PT. Bank Victoria International Tbk 88,75 87,91 86,47 85,34 91,85 88,06 4. PT. Bank Kesawan Tbk 97,99 98,15 98,29 101,14 108,22 100,76 5. PT. Bank Mayapada International Tbk 81,27 92,65 88,99 88,46 90,63 88,40

6. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

67,67 94,94 90,65 77,25 75,23 81,15

7. PT. Bank Swadesi Tbk 78,32 82,23 90,22 89,52 77,32 83,52

8. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 79,07 85,10 85,08 93,33 90,71 86,16 9. PT. Bank Niaga Tbk 79,30 82,38 78,55 77,66 88,47 81,27 10. PT. Bank NISP Tbk 76,52 86,10 87,99 88,19 86,12 84,99 11 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 79,70 83,16 68,17 65,55 65,97 72,51

12 PT. Bank Pan Indonesia Tbk 57,22 77,65 77,16 72,56 84,36 73,79

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tahun 2004 PT. Bank Kesawan, Tbk memiliki pengendalian biaya tertinggi yaitu sebesar 97,99% sedangkan PT. Bank Pan Indonesia, Tbk memiliki pengendalian biaya terendah yaitu sebesar 57,22%. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Kesawan, Tbk dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat dan tidak efisiensi, karena nilai BOPO yang dihasilkan melebihi dari ketentuan BI yaitu 94%-96%.

Pada Tahun 2005 PT. Bank Kesawan, Tbk memiliki pengendalian biaya tertinggi yaitu sebesar 98,15% sedangkan PT. Bank Central Asia, Tbk memiliki pengendalian biaya terendah yaitu sebesar 67,5%. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Kesawan, Tbk dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat dan tidak efisiensi, karena nilai BOPO yang dihasilkan melebihi dari ketentuan BI yaitu 94%-96%.

Tahun 2006 PT. Bank Kesawan, Tbk memiliki pengendalian biaya tertinggi yaitu sebesar 98,29% sedangkan PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk memiliki pengendalian biaya terendah yaitu sebesar 68,17%. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Kesawan, Tbk dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat dan tidak efisiensi, karena nilai BOPO yang dihasilkan melebihi dari ketentuan BI yaitu 94%-96%.

Pengendalian biaya tertinggi tahun 2007 dimiliki oleh PT. Bank Kesawan, Tbk yaitu sebesar 101,14% sedangkan pengendalian biaya terendah dimiliki oleh PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk yaitu sebesar 65,55%. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Kesawan, Tbk dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat dan tidak efisiensi, karena nilai BOPO yang dihasilkan melebihi dari ketentuan BI yaitu 94%-96%.

Pengendalian biaya tertinggi tahun 2008 dimiliki oleh PT. Bank Kesawan, Tbk yaitu sebesar 108,22% sedangkan pengendalian biaya terendah dimiliki oleh PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk yaitu sebesar 65,97%. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Kesawan, Tbk dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat dan tidak efisiensi, karena nilai BOPO yang dihasilkan melebihi dari ketentuan BI yaitu 94%-96%.

Dari penjelasan tersebut menjelaskan bahwa PT. Bank Kesawan, Tbk selama lima tahun yaitu mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat dan tidak efisien, karena bank tersebut memiliki nilai BOPO lebih dari 96%.

Berdasarkan rata-rata variabel pengendalian biaya (BOPO) ternyata nilai tertinggi adalah PT. Bank Kesawan Tbk dengan nilai sebesar 100,76%

sedangkan nilai terendah adalah PT. Bank Central Asia Tbk dengan nilai sebesar 67,31%.

4.2.2. Modal Kerja (X2)

Modal kerja (X2) adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Berikut ini data modal kerja pada perusahaan yang go public di BEI tahun 2004 sampai dengan 2008:

Tabel 4.2: Data Modal Kerja (X2) Pada Perusahaan Yang Go Public Di BEI Tahun 2004 Sampai Tahun 2008

Tahun (Rp) No Nama Perbankan 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata 1. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 81.422.041 101.035.813 131.042.224 178.394.734 222.084.798 142.795.922 2. PT. Bank Central Asia Tbk 98.432.255 101.444.613 123.079.540 166.368.739 200.156.969 137.896.423 3. PT. Bank Victoria International Tbk 1.877.778.494 1.968.542.934 2.811.582.097 4.984.737.525 4.935.033.555 3.315.534.921 4. PT. Bank Kesawan Tbk 1.140.339.111.069 1.419.779.991.487 1.844.632.465.095 2.024.775.316.034 2.081.940.247.973 1.762.293.426.332 5. PT. Bank Mayapada International Tbk 1.959.474.112 2.553.776.404 3.116.072.831 4.002.229.962 5.012.859.072 3.328.882.476 6. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 140.372.582 160.892.442 165.556.947 215.400.956 254.274.488 187.299.483 7. PT. Bank Swadesi Tbk 817.669.538.508 903.060.588.130 965.098.091.645 1.164.354.040.094 1.359.613.623.101 1.041.959.176.296 8. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 91.458.181 102.225.869 117.283.598 136.118.333 156.166.013 120.650.399 9. PT. Bank Niaga Tbk 28.583.843 39.450.163 68.245.398 82.170.917 89.257.289 61.541.522 10. PT. Bank NISP Tbk 17.113.776 19.356.661 23.192.530 27.538.695 32.713.249 23.982.982 11 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2.284.019.833.334 2.791.473.593.894 3.196.194.598 3.624.034.800 3.549.528.148 1.017.172.636.955 12 PT. Bank Pan Indonesia Tbk 20.919.256 33.071.726 35.769.599 47.181.275 59.480.588 39.284.489 Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tahun 2004 PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk memiliki modal kerja tertinggi yaitu sebesar Rp 2.284.019.833.334,- sedangkan PT. Bank NISP, Tbk memiliki modal kerja terendah yaitu sebesar Rp 17.113.776,-.

Tahun 2005 PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk memiliki modal kerja tertinggi yaitu sebesar Rp 2.791.473.593.894,- sedangkan PT. Bank NISP, Tbk memiliki modal kerja terendah yaitu sebesar Rp 19.356.661,-. Modal kerja tertinggi tahun 2006 sampai dengan 2008 dimiliki oleh

PT. Bank Kesawan, Tbk dan model kerja tersebut cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, diman modal kerja tahun 2006 sebesar Rp. 1.844.632.465.095 meningkat menjadi Rp.2.081.940.247.973,- di tahun 2008.

Modal kerja terendah tahun 2006 sampai dengan 2008 dimiliki oleh PT. Bank NISP, Tbk dan model kerja tersebut cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, diman modal kerja tahun 2006 sebesar Rp. 23.192.530 meningkat menjadi Rp.32.713.249 di tahun 2008.

Berdasarkan rata-rata variabel modal kerja ternyata nilai tertinggi adalah PT. Bank Kesawan Tbk dengan nilai sebesar Rp 1.762.293.426.332,- sedangkan nilai terendah adalah PT. NISP Tbk dengan nilai sebesar Rp 23.982.982,-.

4.2.3. Profitabilitas (Y)

Profitabilitas yaitu merupakan keuntungan atau profit yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. Pada penelitian ini, profitabilitas diukur dengan ROA, dimana data profitabilitas pada perusahaan yang go public di BEI tahun 2004 sampai dengan 2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3: Data Profitabilitas (Y) Pada Perusahaan Yang Go Public Di BEI

Dokumen terkait