BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Hipotesis Penelitian
2.5.2 Hipotesis nol
Bahwa tidak ada hubungan antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia muslim.
28 BAB III
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu ingin mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia yang beragama islam, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Azwar (2013) menekankan analisisnya dalam data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya penelitian kuantitatif dilakukan untuk pengujian hipotesis. Metode kuantitatif memungkinkan diperolehnya signifkansi hubungan variabel yang diteliti. Ditinjau dari jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional, tujuan dari penelitian korelasional adalah untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang mempengaruhi merupakan variabel bebas dan variabel yang dipengaruhi merupakan variabel tergantung (Azwar, 2013).
3.2 Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2013). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Bebas : Religiusitas
2. Variabel Tergantung : Kecemasan terhadap kematian
3.3 Definisi Operasional 3.3.1 Religiusitas
Religiusitas merupakan kepercayaan tentang ajaran-ajaran agama tertentu dan mengaplikasikan ajara-ajaran agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Religiusitas ini diukur dengan menggunakan skala religiusitas yang dilihat dari 5 dimensi yang dikemukakan oleh Glock dan Stark (dalam Ancok dan Suroso, 2004). Skala religiusitas ini terdapa dua bagian, skala pertama berisi dimensi keyakinan, pengalaman, penghayatan, dan peribadatan; dan skala kedua berisi dimensi pengatahuan. Total skor skala religiusitas diperoleh dari penjumlahan skor total disetiap bagiam. Semakin tinggi skor religiusitas maka semakin tinggi religiusitas. Sebaliknya semakin rendah skor religiusitas semakin rendah religiusitas.
3.3.2 Kecemasan terhadap kematian
Kecemasan terhadap kematian merupakan gejala fisik maupun psikologis yang tidak menyenangkan sebagai reaksi terhadap perasaan takut yang subjektif, samar-samar, tidak jelas terhadap kematian. Kecemasan terhadap kematian ini diukur dengan menggunakan skala kecemasan terhadap kematian yang dilihat dari 3 dimensi yang dikemukakan oleh Kastenbaum & Aisenberg (1976) yaitu kecemasan akan proses menuju kematian (Fear of dying), kecemasan akan kehidupan setelah kematian (fear of afterlife) dan kecemasan akan kemusnahan diri (fear of extinction). Total skor kecemasan terhadap kematian yang semakin
30
tinggi menunjukkan bahwa tingkat kecemasan terhadap kematian individu semakin tinggi tinggi, sebaliknya jika skor total kecemasan terhadap kematian semakin rendah maka kecemasan terhadap kematian pada individu tersebut akan semakin rendah pula.
3.4 Subjek Penelitian 3.4.1 Populasi
Populasi merupakan kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2013). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia yang beragama islam.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2001 dalam Susilana, 2014). Sampel penelitian ini adalah beberapa lanjut usia dengan karakteristik:
a. Individu yang berada pada tahap usia 60 tahun ke atas.
b. Lansia yang beragama islam.
c. Berdomisili di Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal.
3.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk memperoleh sampel dengan mengunakan prosedur tertentu yang dapat mewakili populasi yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar didapakan sampel yang representatif (Margono, 2004 dalam Susilana, 2014). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability incidental sampling yaitu teknik sampling yang berarti
bahwa setiap anggota populasi tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel dari populasi, pengambilan sampel didasarkan pada faktor kebetulan dan kemudahan sampel untuk dijumpai sesuai dengan karakteristik subjek penelitian (Sugiono, 2001 dalam Susilana, 2014). Menurut Margono (2004, dalam Susilana, 2014) dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditentukan terlebih dahulu, peneliti mendapatkan sampel dari unit setiap sampel yang ditemui yang sesuai dengan karakteristik sampel.
3.5 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan sampel penelitian.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian bertujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar, 2013). Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Skala merupakan suatu alat yang mengukur konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Tujuan dari penggunaan skala untuk mendapatkan jawaban subjektif dari subjek dengan menempatkan respon pada titik-titik yang kontinum dan stimulus diberikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan (Azwar, 2012). Penelitian ini menggunakan dua jenis skala model Likert untuk skala religiusitas dan skala kecemasan terhadap kematian.
32
3.6.1 Skala Religiusitas
Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala model Likert yang disusun berdasarkan dimensi religiusitas oleh Glock and Stark (dalam Ancok dan suroso, 2004) dan disesuaikan dengan dimensi religiusitas dari pandangan agama islam menrut Ancok dan Suroso yaitu dimensi keyakinan, praktek agama, penghayatan, pengatahuan dan pengalaman. Skala terdiri dari dua bagian, skala pertama mengungkapkan pada dimensi keyakinan, praktik agama, penghayatan dan pengalaman. Skala kedua mengungkap mengenai dimensi pengetahuan.
Terdapat lima alternatif jawaban, yaitu: STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), Netral (N), S (Sesuai), SS (Sangat Sesuai) sehingga data akan berbentuk interval. Pada model penskalaan ini terdapat dua jenis pernyataan, yaitu favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang
sesuai atau mendukung atribut yang diukur, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut yang diukur (Azwar, 2013). Skor nilai untuk setiap alternatif jawaban: skor 1 untuk STS, skor 2 untuk TS, skor 3 untuk N, skor 4 untuk S dan skor 5 untuk SS. Jika semakin tinggi nilai individu pada pernyataan favorable dan semakin rendah pada pernyataan unfavorable maka tingkat religiusitas akan semakin tinggi, sebaliknya jika nilai pada pernyataan favorable semakin rendah dan pada pernyaan unfavorable semakin tinggi maka tingkat religiusitas akan semakin rendah.
Total skor skala religiusitas diperoleh dari hasil penjumlahan skor setiap aitem dalam skala religiusitas. Untuk skala I skor langsung dapat dijumlahkan karena memiliki jenis pengukuran yang sama. Namun, untuk menggabungkan hasil skor skala religiusitas I dengan skala religiusitas II harus disamakan telebih
dahulu satuan pengukurannya untuk mendapatkan total skor. Total skor skala religiusitas I dan total skor skala religiusitas II harus dikonversikan terlebih dahulu kedalam bentuk skor Z. Setelah skor Z dari skala religiusitas I dan skala religiusitas II diketahui, keduanya dapat dijumlahkan.
Tabel 3.1 Blueprint Skala I Religiusitas (Sebelum Uji Coba)
No. Dimensi Indikator Aitem Jumlah
2. Ritualistik Melakukan kegiatan yang
4. Konsekuensial Menunjukkan sikap positif
34
Tabel 3.2 Blueprint Skala II Religiusitas (Sebelum Uji Coba)
No. Aspek dimensi intelektual Aitem Jumlah
1. Tauhid 2,3,7,13,14,15 6
2. Akhlak 10,11 2
3. Fikih 4,5,6,8,9,12 6
4. Hukum islam 1 1
Total 15
3.6.2 Skala Kecemasan terhadap kematian
Alat ukur kecemasan terhadap kematian yang digunakan pada penelitian ini disusun berdasarkan dimensi kecemasan terhadap kematian menurut Kastenbaum & Aisenberg (1976) yaitu kecemasan akan proses menuju kematian (Fear of dying), kecemasan akan kehidupan setelah kematian (fear of afterlife) dan kecemasan akan kemusnaan diri (fear of extinction). alat ukur yang buat berupa skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu: STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), Netral (N), S (Sesuai), SS (Sangat Sesuai). Pada model penskalaan ini terdapat dua jenis pernyataan, yaitu favourable dan unfavourable. Skor nilai untuk setiap alternatif jawaban: skor 1 untuk STS, skor 2
untuk TS, skor 3 untuk N, skor 4 untuk S dan skor 5 untuk SS. Jika semakin tinggi nilai individu pada pernyataan favorable dan semakin rendah pada pernyataan unfavorable maka tingkat kecemasan terhadap kematian akan semakin tinggi,
sebaliknya jika nilai pada pernyataan favorable semakin rendah dan pada pernyaan unfavorable semakin tinggi maka tingkat kecemasan terhadap kematian akan semakin rendah.
Tabel 3.3 Blueprint Skala Kecemasan Kematian (Sebelum Uji Coba)
No. Dimensi Indikator Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable 1. Kecemasan 3.7.1 Validitas Alat Ukur
Validitas alat ukur adalah sejauh mana skala tersebut dapat menghasilkan data yang akurat dan cermat sesuai dengan tujuan ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2012).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas tampang (face validity) dan validitas isi (content validity). Validitas tampang berusaha dicapai dengan penyajian alat ukur yang rapi dan jelas. Alat ukur akan disajikan di kertas A4 dalam bentuk booklet dengan jenis huruf Times New Roman dan ukuran huruf 16.
36
Validitas isi diusahakan tinggi melalui pengujian aitem dengan professional judgement yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing yang ahli
dalam bidang Psikologi Klinis melalui proses telaah aitem-aitem alat ukur.
3.7.2 Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2013). Pada penelitian ini, uji daya beda aitem dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi Pearson Product Moment, yang di analisis dengan bantuan komputerisasi SPSS
17.0 for windows.
Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. Aitem yang memiliki harga rix < 0,30 diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 2013).
Jumlah aitem pada skala religiusitas I yang diujicobakan sebanyak 40 aitem. Setelah diujicobakan dari 40 aitem terdapat 17 aitem yang gugur dan 23 aitem yang dapat dipakai. Sedangkan pada skala II religiusitas diujicobakan sebanyak 15 aitem terdapat 4 aitem yang gugur dan 11 aitem dapat dipakai.
Tabel 3.4 Blueprint Skala Religiusitas (Setelah Uji Coba) No
.
Dimensi Indikator Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable 1. Ideologi Percaya segala
2. Ritualistik Melakukan kegiatan yang
4. Konsekuensial Menunjukkan sikap positif
Tabel 3.5 Blueprint Skala II Religiusitas (Setelah Uji Coba)
No. Aspek dimensi intelektual Aitem jumlah
1. Tauhid 2,5,9,10,11 5
2. Akhlak 7 1
3. Fikih 3,4,6,8 4
4. Hukum islam 1 1
Total 11
38
Tabel 3.6 Blueprint Skala Kecemasan kematian (Setelah Uji Coba)
Dimensi Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable Kecemasan akan menuju kematian 1, 4, 9, 14, 19 7, 10, 13 8 Kecemasan akan kehidupan
setelah kematian
2, 8, 17, 20 5, 11, 15 7
Kecemasan akan kemusnahan diri 6 12 2
Total 17
3.7.3 Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cronbach’s alpha coeffecient, di mana suatu tes hanya memerlukan satu kali pengerjaan tes pada kelompok subjek untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam skala dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.
3.8 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.
3.8.1 Persiapan Penelitian a. Pembuatan alat ukur
Dibutuhkan alat ukur untuk pengambilan data penelitian, sehingga langkah awal dalam persiapan penelitian adalah membuat alat ukur. Proses pembuatan alat ukur dimulai dengan menentukan dimensi-dimensi dari variabel, kemudian dimensi-dimensi tersebut dikembangkan menjadi indikator, sampai kemudian tersusun sejumlah aitem. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur kecemasan terhadap kematian yang diturunkan
dari teori kecemasan dari Kastenbaum & Aisenberg (1976) dan alat ukur religiusitas dari teori religiusitas Glock dan Stark (1965).
b. Uji coba alat ukur
Tahap selanjutnya setelah alat ukur disusun adalah melakukan uji coba alat ukur. Untuk uji coba, alat ukur akan diberikan kepada 30 lansia
c. Revisi alat ukur
Langkah akhir di persiapan penelitian adalah menguji validitas dan reliabilitas alat ukur dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows untuk mengetahui aitem-aitem mana saja tetap dipertahankan atau dibuang. Aitem dengan rix <
0,30 akan dipertahankan untuk digunakan.
3.8.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada awal semester genap tahun ajaran 2016/2017 yaitu dari hari senin 15 Agustus 2017 – kamis 31 Agustus 2017. Pengambilan data dilakukan di beberapa desa di Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal, dengan memberikan kuesioner kecemasan terhadap kematian dan religiusitas pada lansia yang memenuhi karakteristik populasi.
3.8.3 Pengolahan Data Penelitian
Data yang telah terkumpul dari proses pengambilan data selanjutnya akan dianalisis dengan korelasi person product moment menggunakan program komputer SPSS versi 17 for windows.
3.8.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional karena ingin melihat hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi
40
pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013).
Uji hipotesis untuk data korelasional menggunakan korelasi pearson product moment dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows.Dalam
melakukan metode analisis data dengan uji korelasi Person Product Moment perlu dilakukan uji asumsi normalitas dan uji asumsi linearitas. Uji asumsi normalitas dilakukan untuk melihat apakah data terdistribusi normal. Sedangkan uji asumsi linearitas adalah uji asumsi bahwa dua data yang ingin diteliti hubungannya telah memenuhi asumsi garis linear (penurunan atau kenaikan nilai variabel X diikuti oleh kenaikan atau penurunan nilai variabel Y).
41
Pada bab ini akan diuraikan analisis data dan pembahasan yang berisi gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.
4.1 Gambaran Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 90 orang lansia muslim yang memenuhi karakteristik penelitian. Dari 90 orang tersebut, diperoleh gambaran sampel sebagai berikut:
4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase %
Laki-laki 41 36.9%
Perempuan 49 44.1%
Jumlah 90 100%
Berdasarkan pada tabel 4.1 diketahui bahwa dari 90 jumlah subjek, terdapat 41 orang (36.9%) berjenis kelamin laki-laki dan terdapat 49 orang (44.1%) berjenis kelamin perempuan.
42
4.1.2 Gambaran subjek berdasarkan usia
Berdasarkan usia penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase %
Young old 72 64.8%
Old old 11 9.9%
Oldest old 7 6.3%
Jumlah 90 100%
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah subjek dalam penelitian ini yang berada pada rentang usia young old 72 orang (64.8%), jumlah subjek yang berada pada rentang usia old old 11 orang (9.9%) dan jumlah subjek yang berada pada rentang usia oldest old 7 orang (6.3%).
4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan pendidikan penyebaran subjek penelitian seperti tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase %
SD 28 25.2%
SMP 21 18.9%
SMA 33 28.7%
S1 8 7,2%
Jumlah 90 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 28 orang (25.2%), subjek yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 21 orang (18.9%), subjek yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 33 orang (28.7%), dan subjek yang memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak 8 orang (7.2%).
4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan penyebaran subjek penelitian seperti tertera pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase %
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini bekerja sebagai petani sebanyak 46 orang (41.4%), subjek yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 19 orang (17.1%), subjek yang pekerjaannya merupakan pensiunan sebanyak 11 orang (9.9%), dan subjek yang tidak bekerja sebanyak 14 orang (12.6%).
4.1.5 Gambaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahan
Berdasarkan status pernikahan penyebaran subjek penelitian seperti tertera pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Gambaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan Jumlah Persentase %
Menikah 59 53.1%
Duda 7 6.3%
Janda 21 18,9%
Belum Menikah (Lajang) 3 2.7%
Jumlah 90 100%
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini bersetatus menikah sebanyak 59 orang (53.1%), subjek yang berstatus sebagai duda sebanyak 7 orang (6.3%), subjek yang berstatus sebagai
44
janda sebanyak 21 orang (18.9%), dan subjek yang belum menikah (lajang) sebanyak 3 orang (2.7%).
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov. Data diketahui terdistribusi normal jika nilai p > 0.05 dan akan dikatakan sebaliknya jika nilai p < 0,05 yaitu data tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas data penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Normalitas Variabel Religiusitas dengan Kecemasan terhadap Kematian
Variabel P Z Keterangan
Religiusitas .963 .312 Normal
Kecemasan kematian .944 .335 Normal
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa data variabel religiusitas dan data variabel kecemasan kematian terdistribusi normal. Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) data religiusitas sebesar 0.312, nilai tersebut > 0,05 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) data kecemasan kematian 0.355
> 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada variabel religiusitas dan kecemasan kematian berdistribusi normal.
Selain dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak juga bisa dilakuakan dengan menggunakan analisis P-P Plot, dari hasil analisis P-P Plot didapatkan hasil bahwa
data dalam penelitian ini terdistribusi normal dengan penyebaran data sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Religiusitas
Dari grafik P-P Plot religiusitas dapat dilihat bahwa titik-titik penyebaran sampel berada disekitar garis diagonal dan dekat dengan garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa data variabel religiusitas terdistribusi normal.
Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas Kecemasan Kematian
Dari grafik 4.2 dapat dilihat bahwa titik penyebaran data variabel kecemasan kematian berada disekitar dan dekat dengan garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel kecemasan kematian terdistribusi normal. Dari
46
kedua grafik tersebut dapat disimpulakn bahwa kedua variabel dalam penelitian ini terdistribusi normal.
4.2.2 Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel dalam penelitian memiliki hubungan atau tidak. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji ANAVA. Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linear jika nilai deviation from linearity > 0,05. dan apabila nilai deviation from linearity < 0,05 maka data dikatakan tidak memiliki hubungan yang linear. Hasil uji
linieritas pada data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas Variabel Religiusitas dengan Kecemasan terhadap Kematian
Variabel Deviation from linearity Signifikansi Kecemasan kematian* religiusitas 0.246 .005
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji linieritas religiusitas dengan kecemasan kematian memiliki hubungan yang linear, hal ini diketahui dari nilai deviation from liniearity > dari 0.005 yaitu 0,246 dengan nilai F 1.230. Maka dapat disimpulakn bahwa kedua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear.
4.2.3 Hasil Analisi Data
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia muslim. Dari hasil uji normalitas dan linieritas yang telah dilakukan pada kedua variabel yaitu religiusitas dan kecemasan kematian memenuhi asumsi parametrik yaitu data terdistribusi normal dan memiliki hubungan yang linier. Analisis penelitian ini menggunakan analisis korelasional untuk mengetahui hubungan variabel
religiusitas (variabel bebas) dengan variabel kecemasan kematian (variabel tergantung). Hasil korelasional kedua variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Signifikansi
Variabel Nilai Korelasi Signifikansi
Religiusitas * kecemasan kematian
-0.170 0,110
Dari tabel 4.8 dapat diketahui nilai korelasional religiusitas dengan kecemasan kematian adalah -0.170 dengan nilai signifikasi 0,110 (p > 0,05), yang berarti tidak ada hubungan antara religiusitas dengan kecemasan kematian pada lansia muslim. Berdasarkan hasil signifikansi dapat dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak, yaitu tidak ada hubungan antara religiusitas dengan kecemasan kematian pada lansia muslim.
4.3 Hasil Tambahan Penelitian 4.3.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian dilampirkan untuk mengetahui karakteristik data.
pokok penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.
Deskriptif data pokok yang dilampirkan adalah perbandingan rerata empiris, rerata hipotetik penelitian, dan distribusi skor perolehan berdasarkan kategori tertentu. Skor empirik merupakan nilai yang diperoleh dari lapangan sedangkan skor hipotetik adalah nilai skor yang diharapkan dapat dicapai oleh sampel penelitian.
48
Tabel 4.9 Nilai Hipotetik dan Empirik Religiusitas Religiusitas
Nilai Hipotetik Empirik
Min 23 89
Maks 126 126
Mean 74.5 112.22
SD 17,16 9,177
Berdasarkan data yang diperoleh mean empirik religiusitas sebesar 112.22 maka dapat diketahui bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 37.72. hasil ini menunjukkan bahwa status atau level religiusitas lansia muslim tergolong tinggi.
Tabel 4.10 Nilai Hipotetik dan Empiric Kecemasan Kematian Kecemasan kematian
Nilai Hipotetik Empirik
Min 17 17
Maks 105 68
Mean 51 48.77
SD 19 14,67
Sedangkan mean empirik kecemasan kematian sebesar 48,77 dan mean hipotetik kecemasan kematian sebesar 51, maka dapat diketahui bahwa mean empirik lebih kecil daripada mean hipotetik dengan selisih sebesar 2.23. Hasil ini menunjukkan bahwa kecemasan kematian pada lansia muslim rendah.
4.3.2 Kategorisasi Data Penelitian
Berdasarkan hasil kategorisasi yang telah dilakukan pada skor religiusitas, dapat diketahui bahwa terdapat 88 orang (97.78%) menyatakan bahwa religiusitas pada lansia muslim tergolong tinggi, 2 orang (2.22%) memiliki religiusitas yang tergolong sedang, dan tidak ada yang memiliki religiusitas rendah.
Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Religiusitas
No. Pedoman Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. X ≥ (µ+1σ) X ≥ 93,5 Tinggi 88 97.78%
Untuk hasil kategorisasi kecemasan kematian yang dilakukan dapat diketahui tidak ada orang yang menyatakan memiliki kecemasan kematian yang tinggi, 86 orang (95.56%) menyatakan bahwa kecemasan kematian lansia tergolong sedang, dan 4 orang (4,44%) menyatakan bahwa kecemasan kematian lansia rendah.
Tabel 4.12 Kategorisasi Skor Kecemasan Kematian
No. Pedoman Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. X ≥ (µ+1σ) X ≥ 70 Tinggi 0 0%
4.3.3 Penyebaran Sampel Berdasarkan Kategorisasi Variabel
Berdasarkan kategorisasi skor religiusitas dan kecemasan terhadap kematian, berkut dijelaskan penjabaran kategorisasi variabel penelitian berdasarkan gambaran subjek.
50
Tabel 4.13 Penyebaran Kategorisasi Variabel Penelitian Berdasarkan Gambaran Subjek
No. Gambaran subjek
% Religiusitas % Kecemasan Kematian
1 Jenis kelamin T S R T S R
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa religiusitas pada subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin tergolong tinggi dengan jumlah persentasi 97.77%, hanya sebanyak 2.22% subjek berdasarkan jenis kelamin memiliki religiusitas yang tergolong sedang. Tingkat kecemasan terhadap kematian berdasarkan jenis kelamin tergolong sedang yaitu 95.55% dan hanya sebanyak 4.44% subjek dengan kecemasan terhadap kematian yang tergolong rendah.
No. Gambaran Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa religiusitas subjek penelitian ini tergolong tinggi yaitu 97.78%, hanya sebanyak 2.22% subjek yang memiliki religiusitas yang tergolong sedang. Kecemasan kematian pada subjek diketahui tergolong sedang yaitu 95.56%, dan hanya 2.44% yang tergolong rendah.