• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Ha : Terdapat Hubungan Antara Citra Tubuh Dengan Harga Diri Pada Remaja Perempuan yang Mengalami Overweight

b. Ho : Tidak terdapat Hubungan Antara Citra Tubuh Dengan Harga Diri Pada Remaja Perempuan yang Mengalami Overweight

24 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Siregar (Milasari, 2016) menyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian, dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi dari masing-masing variabel. Pada penelitian ini mencoba untuk melihat hubungan antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight.

3.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Azwar (2015) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel Bebas (Independent) : Citra Tubuh (Body Image).

2. Variabel Terikat (Dependent) : Harga Diri (Self-Esteem).

3.3 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang masing-masing akan dijelaskan melalui definisi operasional sebagai berikut:

3.3.1 Citra Tubuh (Body Image)

Citra Tubuh merupakan keadaan mental individu terhadap tubuhnya yang mencakup persepsi terhadap penampilannya, perasaan serta pemikiran tentang tubuhnya, bagaimana perasaan individu terhadap tubuhnya, serta bagaimana fungsi dan kemampuan tubuh yang dimiliki.

Cash (Insani, 2016) mengemukakan empat dimensi body image, antara lain:

a. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan)

Mengukur evaluasi seseorang terhadap penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tdak, serta memuaskan atau tidak memuaskan.

b. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan)

Mengukur perhatian seseorang terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.

c. Overweight Preoccupation (Kecemasan akan Kegemukan)

Mengukur kecemasan seseorang terhadap kegemukan, kewaspadaan terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.

d. Self-Classified Weight (Pengkategorian Ukuran Tubuh)

Mengukur bagaimana seseorang mempersepsikan dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.

3.3.2 Harga Diri (Self-Esteem)

Harga diri (self-esteem) merupakan evaluasi diri atau penilaian terhadap dirinya sendiri yang memiliki rentang dimensi positif-negatif, dimana dalam dimensi positif individu mampu menyesuaikan diri, merasa berhasil dan merasa percaya diri, sedangkan dalam dimensi negatif individu akan mengalami kesepian, depresi, dan cenderung akan mengalami kegagalan. Harga diri terdiri atas dua aspek harga diri yang dikemukakan oleh Maslow, yaitu self respect dan respect from others (Fortunela, 2014).

a. Self respect atau menghargai diri sendiri merupakan suatu kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan. Kemampuan untuk menghargai diri sendiri akan membuat individu merasa dirinya lebih berharga dan mampu menguasai tugas serta tantangan hidup.

b. Respect from others atau mendapat penghargaan dari orang lain dapat ditunjukkan melalui penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima, dan apresiasi.

3.3.3 Remaja perempuan yang mengalami Overweight

Santrock (2007) mendefinisikan bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa demasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Masa remaja sendiri dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Overweight biasa disebut dengan kelebihan berat badan, dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal (Dr.

Cindiawaty Pudjiadi, Sp.GK MARS, MS dalam Cyberhealth, 2010).

Angka BMI (Body Mass Index) kategori overweight menunjukkan antara 25-30 kg/m2. Sehingga, sebagian besar remaja akan melakukan berbagai usaha agar memperoleh bentuk tubuh yang ideal sesuai dengan yang mereka inginkan agar terlihat menarik.

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.4.1 Populasi

Azwar (2015), menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah remaja perempuan yang mengalami overweight dan tidak diketahui berapa jumlahnya.

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi, sehingga ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya, Azwar (2016).

Sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah individu yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Remaja Perempuan

b. Dengan berat badan yang overweight, angka BMI 25,1-30,0 kg/m2 c. Usia 12-18 tahun, menurut Santrock (Indika, 2010)

d. 100 orang subjek

Peneliti memiliki beberapa alasan untuk mendapatkan kriteria sampel tersebut, yang pertama pada usia 12-18 tahun dikarenakan menurut Santrock (2007) individu dengan rentang usia tersebut seringkali sangat memperhatikan penampilan mereka. Kedua, pemilihan remaja perempuan yang overweight adalah karena belum ada penelitian yang menggunakan subjek remaja perempuan yang overweight dalam judul yang sama, selain itu peneliti juga ingin melihat apakah remaja perempuan dengan kriteria seperti itu memiliki harga diri yang tinggi atau rendah pada citra tubuh mereka. Peneliti mengambil 100 orang subjek remaja perempuan yang mengalami overweight. Berdasarkan pendapat Roscoe (Apsari, Mayangsari & Erlyani, 2016) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 orang.

Sehingga 100 subjek sudah termasuk layak dalam suatu penelitian.

3.4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan cara yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian, Hasan (Milasari, 2016). Teknik

sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling yaitu teknik sampling yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, Azwar (2016). Selanjutnya, jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu sampel yang bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi atas dasar adanya karakteristik spesifik yang telah ditentukan.

3.5 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, berikut tahap-tahap dalam penelitian:

1. Tahap mendesain penelitian

Tahap ini dilakukan untuk menemukan desain penelitian, agar peneliti dapat data yang akurat. Pada tahap ini terdapat beberapa langkah yaitu menentukan desain penelitian, menentukan subjek penelitian, menentukan teknik pengumpulan data, serta menentukan teknik menganalisis data sesuai dengan hasil yang sudah didapat di lapangan. Pemilihan ini sesuai dengan tujuan penelitian, subjek, dan data penelitian yang diperlukan.

2. Tahap pengumpulan data

Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu:

a. Langkah pertama adalah melakukan persiapan penelitian sebagai berikut:

1) Preliminary Study

Peneliti melakukan preliminary studi terlebih dahulu dengan menyiapkan guideline wawancara terhadap 5 remaja perempuan yang mengalami overweight. studi pustaka ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana citra tubuh dan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight. Guideline wawancara yang digunakan merujuk pada aspek citra tubuh menurut teori Cash (Insani, 2016) dan 2 aspek harga diri menurut teori Maslow (Fortunela, 2014).

2) Pembuatan alat ukur

Peneliti menggunakan 2 skala, yaitu skala citra tubuh dan skala harga diri. Skala-skala yang digunakan merupakan skala adaptasi dari penelitian sebelumnya. Skala citra tubuh diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Insani (2016) merujuk pada teori Cash (dalam Grogan, 2008), sedangkan untuk skala harga diri diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Fortunela (2014) merujuk pada teori Maslow (dalam Alwisol, 2011). Skala adaptasi tersebut dibuat oleh peneliti sebelumnya berdasarkan teori citra tubuh yang dikemukakan oleh Cash (Insani, 2016) dan teori harga diri yang dikemukakan oleh Maslow (Alwisol, 2011). Peneliti menggunakan skala adaptasi dikarenakan skala-skala tersebut memiliki angka reliabilitas yang tinggi yaitu skala citra tubuh sebesar 0,848 dan skala harga diri sebesar 0,823. Sehingga indikator dalam skala tersebut sudah mewakili setiap dimensi citra tubuh dan

harga diri. Selain itu skala tersebut juga memiliki daya diskriminasi aitem rata-rata diatas 0,30 melalui program IBM SPSS for Windows.

b. Langkah kedua adalah pelaksanaan penelitian, sebagai berikut:

1) Pengambilan data

Pengambilan data dilakukan dengan memberikan skala citra tubuh dan skala harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight yang dilakukan di beberapa tempat les, TPQ, dll. Peneliti melakukan pengukuran berat dan tinggi badan subjek dengan menggunakana alat penimbang berat badan dan juga alat pengukur tinggi badan, untuk mendapatkan angka berat dan tinggi badan yang akurat dan valid.

2) Pengolahan data

Setelah pengambilan data selesai dilaksanakan, maka peneliti akan mendapatkan skala yang sudah di isi oleh subjek yang nantinya setiap jawaban akan diskor berdasarkan skala citra tubuh dan skala harga diri. Data yang digunakan merupakan data yang telah diperoleh dari seluruh sampel penelitian yang berjumlah 100 orang remaja perempuan yang mengalami overweight. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dengan bentuan program IBM SPSS versi 21 for windows.

3. Tahap analisa data

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka peneliti selanjutnya akan melakukan pengolahan terhadap data penelitian yang telah diperoleh. Peneliti menentukan teknik analisa data yang sesuai dengan

penelitian yang sudah dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisa data dengan menggunakan metode korelasi Product Moment Pearson.

4. Tahap pembahasan hasil

Setelah dilakukannya uji hipotesis, peneliti kemudian melakukan interpretasi dan membuat kesimpulan berdasarkan pada hasil uji hipotesis yang telah dilakukan. Peneliti melakukan pembahasan mengenai hasil penelitian dengan teori, selain itu juga membahas temuan-temuan baru yang mungkin muncul tak terduga selama penelitian untuk bisa dijadikan evaluasi dan saran kepada penelitian sebelumnya maupun selanjutnya.

3.6 Instrumen Penelitian

Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam penelitian yang bertujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Alat ukur yang digunakan harusnya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil serta diukur. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan skala. Skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek secara tertulis, Hadi (Andea, 2010).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua skala yaitu, skala citra tubuh dan skala harga diri.

3.6.1 Skala Citra Tubuh (Body Image)

Skala citra tubuh yang digunakan peneliti merupakan skala adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Insani (2016), dengan angka reliabilitas sebesar 0,848 untuk skala likert. Skala citra tubuh dari Insani (2016) dipilih dikarenakan skala tersebut memiliki angka reliabilitas yang tinggi dan aitem-aitem dalam skala tersebut telah mewakili dimensi pada citra tubuh yang diteliti. Skala citra tubuh ini menggunakan teori berdasarkan empat dimensi yang dikemukakan oleh Cash (Insani, 2016) antara lain:

a. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan)

Mengukur evaluasi seseorang terhadap penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tdak, serta memuaskan atau tidak memuaskan.

b. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan)

Mengukur perhatian seseorang terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.

c. Overweight Preoccupation (Kecemasan akan Kegemukan)

Mengukur kecemasan seseorang terhadap kegemukan, kewaspadaan terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.

d. Self-Classified Weight (Pengkategorian Ukuran Tubuh)

Mengukur bagaimana seseorang mempersepsikan dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.

Skala citra tubuh disusun berdasakan Skala Likert. Skala ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable dengan 4 pilihan jawaban. Jawaban untuk pernyataan terdiri atas Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Nilai pada setiap pilihan jawaban berada antara rentang 1-4. Bobot penilaian untuk setiap respon subjek pada pernyataan favorable yaitu STS=1, TS=2, S=3, SS=4. Bobot penilaian untuk setiap respon subjek pada pernyataan unfavorable yaitu STS=4, TS=3, S=2, SS=1.

Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk blue print pada tabel berikut ini:

Tabel 1.

Blue Print Skala Citra Tubuh (Insani, 2016) Setelah Uji Coba Dimensi Body

Image Indikator Perilaku Nomor Aitem

Jumlah

dalam

3.6.2 Skala Harga Diri (Self-Esteem)

Skala harga diri yang digunakan peneliti merupakan skala adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Fortunela (2014), dengan nilai reliabilitas sebesar 0,823. Skala dari Fortunela (2014) dipilih dikarenakan skala tersebut memiliki angka reliabilitas yang tinggi dan aitem-aitem pada skala tersebut telah mewakili dimensi pada harga diri yang diteliti.

Skala harga diri ini menggunakan teori berdasarkan dua aspek harga diri menurut Maslow (Fortunela, 2014) yitu, self respect dan respect from others. Menurut Fortunela (2014) aspek-aspek harga diri menurut Maslow dianggap tepat untuk digunakan karena mampu mengungkapkan bagaimana penilaian individu terhadap dirinya sendiri dan bagaimana individu merespon penilaian orang lain terhadap dirinya.

Dua aspek harga diri yang dikemukakan oleh Maslow, yaitu self respect dan respect from others (Fortunela, 2014).

a. Self respect atau menghargai diri sendiri merupakan suatu kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan. Kemampuan untuk menghargai diri sendiri akan membuat individu merasa dirinya lebih berharga dan mampu menguasai tugas serta tantangan hidup.

b. Respect from others atau mendapat penghargaan dari orang lain dapat di tunjukan melalui penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima, dan apresiasi.

Skala ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable dengan 4 pilihan jawaban. Jawaban untuk pernyataan terdiri atas Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS).

Nilai pada setiap pilihan jawaban berada antara rentang 1-4. Bobot penilaian untuk setiap respon subjek pada pernyataan favorable yaitu STS=1, TS=2, S=3, SS=4. Bobot penilaian untuk setiap respon subjek pada pernyataan unfavorable yaitu STS=4, TS=3, S=2, SS=1.

Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk blue print pada tabel berikut ini:

Tabel 2.

Blue Print Skala Harga Diri (Foertunela, 2014) Setelah Uji Coba

No. Aspek Indikator

Reliabilitas menurut Azwar (2015), merupakan penerjemahan dari kata reliability, yaitu suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliable (reliable). Walaupun istilah reliabiltas mempunyai berbagai nama lain seperti, konsistensi, keterpercayaan, kestabilan, dan sebagainya, namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan internal consistency (Cronbach’s Alpha Coefficient) melalui program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21,00 for Windows, dimana pendekatan tersebut hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi di dalam tes itu sendiri, Azwar (Andea, 2010).

Berdasarkan tabel diatas, angka reliabilitas pada skala citra tubuh yang diadaptasi dari skala penelitian Insani (2016) yang memiliki 18 item skala likert menunjukkan angka reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,848. Sedangkan untuk skala harga diri yang diadaptasi dari skala penelitian Fortunela (2014) yang memiliki 31 aitem menunjukkan angka reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,823.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah menggunakan analisis statistic. Alasan yang mendasari adalah dikarenakan statistik dapat menunjukkan kesimpulan (generalisasi) penelitian. Pertimbangan lainnya adalah dikarenakan statistic bekerja dengan angka, statistic bersifat objektif, dan bersifat universal, Hadi (Andea, 2010).

Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesa penelitian adalah dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment dikarenakan peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan antara citra tubuh dengan harga diri. Sebelum dilakukakannya anlaisis, terlebih dahulu untuk melakukan uji asumsi. Asumsi yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah:

3.9.1 Uji Asumsi Dasar

3.9.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian dari masing-masing variabel telah terdistribusi secara normal, Kerlinger (Andea, 2010). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorof Smirnov melalui program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21,00 for Windows.

3.9.2 Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel citra tubuh dan harga diri memiliki hubungan yang linier. Penelitian ini menggunakan uji linieritas dengan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21,00 for Windows dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Kedua variabel dikatakan linier apabila nilai signifikansi > 0,05.

3.10 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment dikarenakan peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan antara citra tubuh dengan harga diri. Menurut Sugiyono (2012) analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel melalui koefisien korelasi. Pembuatan keputusan mengacu pada prinsip bahwa Ha diterima apabila taraf signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) yang berarti signifikan.

41

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 Deskripsi Subjek

Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 100 remaja perempuan yang mengalami overweight berusia 12-18 tahun. Deskripsi yang dijelaskan pada penelitian ini meliputi usia subjek dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai subjek penelitian. Deskripsi subjek dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.

Deskripsi Subjek berdasarkan Usia dan BMI

Min Max Rata-rata

Usia 12 18 16,23

BMI (Body Mass Index) 24,5 29,8 27,071

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek berada pada rata-rata usia 16,23 tahu dengan angka BMI (Body Mass Index) berada pada angka rata-rata 27,071 kg/m2.

4.1.2 Deskripsi Data

Berdasarkan data penelitian yang telah diolah menggunakan bantuan SPSS 21,0 for Windows, maka diperoleh deskripsi data untuk masing-masing variabel yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.

Deskripsi Data Variabel Penelitian

Variabel Statistik Hipotetik Empirik

Citra Tubuh Skor Minimum Skor Maksimum Harga Diri Skor Minimum

Skor Maksimum

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa variabel citra tubuh memiliki nilai minimum hipotetik sebesar 18 dan nilai minimum empirik sebesar 29. Nilai maksimum hipotetik sebesar 72 dan nilai maksimum empirik sebesar 70. Nilai mean hipotetik menunjukkan nilai sebesar 45 dan mean empirik sebesar 51,30. Standar deviasi hipotetik memperoleh nilai sebesar 9 dan standar deviasi empirik memperoleh nilai sebesar 5,764.

Variabel citra tubuh memiliki nilai minimum hipotetik sebesar 31 dan nilai minimum empirik sebesar 78. Nilai maksimum hipotetik sebesar 124 dan nilai maksimum empirik sebesar 121. Nilai mean hipotetik menunjukkan nilai sebesar 77,5 dan mean empirik sebesar 91,37. Standar deviasi hipotetik memperoleh nilai sebesar 15,5 dan standar deviasi empirik memperoleh nilai sebesar 6,935.

Setelah memperoleh skor hipotetik dan skor empirik dari masing-masing variabel penelitian, peneliti selanjutnya melakukan kategorisasi subjek berdasarkan norma tiga jenjang yang menagacu pada norma Azwar (2015) sebagai berikut:

Tabel 6.

Berdasarkan norma kategori tersebut, dapat diketahui gambaran citra tubuh dan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight sebagai berikut:

Tabel 7.

Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skala Variabel X dan Y Variabel Daerah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada gambaran skor citra tubuh citra tubuh subjek penelitian berada dalam kategori rendah yaitu subjek yang memiliki citra tubuh yang rendah sebanyak 1 remaja perempuan dengan nilai presentase sebesar 1%, subjek dalam kategori sedang yaitu sebanyak 74 remaja perempuan dengan nilai presentase sebesar 74%, dan subjek dalam kategori tinggi yaitu subjek yang

memiliki citra tubuh yang positif sebanyak 25 remaja perempuan dengan nilai presentase sebesar 25%.

Pada gambaran skor harga diri menunjukkan bahwa subjek penelitian dalam kategori rendah sebanyak 0 remaja putri dengan nilai presentase sebesar 0% artinya tidak ada subjek yang memiliki harga diri rendah dalam kategori tersebut, untuk subjek dalam kategori sedang sebanyak 68 remaja perempuan dengan nilai presentase sebesar 68%, dan subjek dalam kategori tinggi sebanyak 32 remaja perempuan dengan nilai presentase sebesar 32%.

Hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian pada remaja perempuan yang mengalami overweight memiliki citra tubuh yang berada dalam kategori sedang sebanyak 74 orang (74%), dan subjek memiliki harga diri yang berada dalam kategori sedang sebanyak 68 orang (68%).

4.1.3 Uji Asumsi

4.1.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorof Smirnov melalui program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21,00 for Windows.

Tabel 8.

Hasil Uji Normalitas

Variabel Signifikansi Bentuk Distribusi Citra Tubuh 0,328 Normal (p > 0,05) Harga Diri 0,247 Normal (p > 0,05)

Data dikatakan terdistibusi secara normal jika p > 0,05 dan nilai signifikansi yang diperoleh adalah untuk skala citra tubuh 0,328 sedangkan untuk skala harga diri 0,247 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.

4.1.3.2 Uji Linieritas

Berikut adalah hasil uji linieritas pada penelitian : Tabel 9. signifikansi sebesar 0,815 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji lineritas pada penelitian ini adalah linier.

4.1.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 21,0 for Windows dan hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10.

Hasil Uji Hipotesis

Variabel Koefisien Korelasi (r) Signifikansi Keterangan Citra Tubuh

dengan Harga Diri

0,203 0,043 Ha Diterima

H0 ditolak

Berdasarkan hasil uji hipotesis korelasi antara citra tubuh dengan harga diri diperoleh angka signifikansi sebesar 0,043 (p < 0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan kedua variabel menunjukkan adanya hubungan yang positif dengan nilai koefisiens korelasi sebesar 0,203. Artinya terdapat hubungan yang positif antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight. Apabila semakin tinggi citra tubuh seseorang maka harga diri juga akan semakin tinggi, dan sebaliknya.

4.2 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight. Hasil yang telah didapat dengan menggunakan pengujian hipotesis korelasi product moment pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight dengan nilai signifikan sebesar 0,043 (p < 0,05) dan angka koefisien korelasi positif sebesar 0,203. Artinya bahwa semakin tinggi citra tubuh seseorang maka harga diri akan semakin tinggi, begitu sebaliknya.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang telah

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang telah

Dokumen terkait