• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight. Hasil yang telah didapat dengan menggunakan pengujian hipotesis korelasi product moment pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight dengan nilai signifikan sebesar 0,043 (p < 0,05) dan angka koefisien korelasi positif sebesar 0,203. Artinya bahwa semakin tinggi citra tubuh seseorang maka harga diri akan semakin tinggi, begitu sebaliknya.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Solistiawati & Novendawati (2015) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja akhir putri. Solistiawati & Novendawati (2015) juga menjelaskan bahwa remaja putri lebih banyak memiliki citra tubuh yang tinggi dan harga diri tinggi dengan dimensi yang dominan adalah dimensi kognisi yaitu suatu kesadaran individu mengenai dirinya sendiri. Selain itu, hasil penelitian ini

juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurvita & Handayani (2015) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dua variabel self-esteem dengan variabel body image. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi harga diri, maka citra tubuh yang dimiliki akan semakin tinggi pula.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Cash &

Pruzinsky (Nurvita & Handayani, 2015) bahwa harga diri memiliki peranan yang penting dalam perkembangan citra tubuh seseorang. Harter (Nurvita &

Handayani, 2015) juga menyatakan bahwa penampilan fisik yang terkait dengan citra tubuh secara konsisten memiliki hubungan yang kuat terhadap harga diri.

Pada penelitian ini perbandingan mean emprik dangan mean hipotetik pada variabel citra tubuh menunjukkan mean empirik lebih besar dibandingkan dengan mean hipotetik (51,30 > 45), maka dapat disimpulkan bahwa variabel citra tubuh subjek penelitian lebih tinggi dari rata-rata citra tubuh populasi pada umumnya. Sedangkan perbandingan mean emprik dangan mean hipotetik pada variabel harga diri menunjukkan mean empirik lebih besar dibandingkan dengan mean hipotetik (91,37 > 77,5), maka hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel harga diri subjek penelitian lebih tinggi dibandingkan pada rata-rata harga diri populasi pada umumnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 74 subjek (74%) berada dalam kategorisasi citra tubuh yang sedang. Berdasarkan dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Cash (Grogan, 2008), pada dimensi appearance evaluation (evaluasi penampilan), subjek merasa penampilan dan keseluruhan

ztubuhnya cukup menarik dan memuaskan. Dimensi appearance orientation (orientasi penampilan), subjek memperhatikan penampilan dirinya dan berusaha untuk memperbaiki serta meningkatkan penampilannya. Dimensi overweight preoccupation (kecemasan menjadi gemuk), subjek merasa tidak begitu cemas akan kegemukan, dan tidak begitu khawatir dengan berat badannya yang bertambah. Dimensi self-classified weight (pengkategorian ukuran tubuh), subjek merasa bahwa berat badannya normal meskipun angka BMI (Body Mass Index) mencapai batas overwight.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak 68 subjek (68%) berada dalam kategorisasi harga diri yang sedang. Berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Maslow (Fortunela, 2014), pada aspek self respect (penghargaan dari diri sendiri), subjek merasa cukup percaya diri dengan penampilan serta kemampuan yang ia miliki. Aspek respect from others (penghargaan dari orang lain), subjek merasa bahwa lingkungan sekitar mereka menerima keadaan serta penampilan diri yang mereka miliki.

Hal tersebut memiliki arti bahwa semakin tinggi citra tubuh seseorang maka akan semakin tinggi pula harga dirinya, dan sebaliknya semakin rendah citra tubuh seseorang maka semakin rendah pula harga dirinya. Apabila dikaitkan dengan hasil penelitian yang menunjukkan hubungan yang positif antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight, maka beberapa dari mereka merasa cukup puas dengan penampilan serta bentuk tubuh yang mereka miliki, mereka juga merasa penampilan yang mereka miliki cukup menarik, sehingga dengan kepuasan yang mereka miliki tersebut mampu meningkatkan rasa kepercayaan diri yang

ada pada dirinya dan mereka merasa bahwa lingkungan sekitarnya mampu menerima bagaimana keadaan tubuhnya sehingga mereka memiliki harga diri yang cukup tinggi, begitu sebaliknya. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Cash & Pruzinky (Nurvita & Handayani, 2015) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki harga diri yang tinggi mampu mengembangkan evaluasi yang tinggi terhadap tubuhnya, namun sebaliknya seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan meningkatkan citra tubuh yang rendah.

Citra tubuh seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, hal ini sesuai dengan pernyataan Potter & Perry (Insani, 2016) bahwa citra tubuh seseorang dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang tubuhnya baik secara persepsi secara internal maupun persepsi secara eksternal. Dimana citra tubuh atau persepsi seseorang akan selalu berubah-ubah kerena hal tersebut akan terus berkembang selama proses kehidupan melalui interaksi individu dengan orang lain dan lingkungannya, Insani (2016). Hal ini dapat terjadi bahwa setiap persepsi secara internal maupun eksternal dapat berubah seiring bertambahnya usia serta pengalaman yang dialami oleh individu tentang bagaimana individu tersebut mengevaluasi dirinya serta bagaimana orang lain memberikan evaluasi tentang tubuh dan penampilannya pula. Sedangkan harga diri individu juga ditentukan oleh 2 faktor, menurut Ghufron & Risnawita (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu faktor internal salah satunya adalah kondisi fisik individu, bagaimana individu mampu menghargai kondisi fisik yang mereka miliki, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan sosial,

sekolah, dan keluarga, bagaimana orang lain mampu menerima keadaan serta penampilan fisik dari individu tersebut.

Tinggi rendahnya citra tubuh akan berdampak pada tinggi rendahnya harga diri yang dimiliki oleh remaja perempuan yang mengalami overweight.

hal ini berkaitan bahwa citra tubuh dengan harga diri dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan faktor eksternal. Remaja perempuan yang mengalami overweight yang memiliki citra tubuh yang tinggi menunjukkan bahwa mereka merasa puas dengan bentuk serta penampilannya. Mereka akan merasa percaya diri dengan penampilannya sehingga mampu meningkatkan harga diri mereka. Sedangkan remaja yang memiliki citra tubuh yang rendah akan merasa bahwa bentuk tubuh dan penampilannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, sehingga mereka akan merasa kurang puas dan merasa kurang percaya diri dengan dirinya ssehingga mampu menurunkan harga diri mereka.

Berdasarkan paparan-paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini telah menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu terdapat hubungan antara citra tubuh dengan harga diri pada remaja perempuan yang mengalami overweight.

Dokumen terkait