BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan Karakteristik Responden
1. Gambaran pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran universitas muhammadiyah Makassar angkatan 2013-2016 tentang penyakit hepatitis B.
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan responden tentang penyakit hepatitis B adalah mayoritas responden berpengetahuan baik. Berdasarkan data responden tentang tingkat pengetahuan penyakit hepatitis B didapatkan bahwa dari 157 orang responden yang telah mengisi kuisioner didapatkan responden berpengetahuan baik tentang penyakit hepatitis B sebanyak 106 orang (67,5%), pengetahuan yang cukup tentang penyakit hepatitis B sebanyak 28 orang (17,8 %), dan yang pengetahuan kurang tentang penyakit hepatitis B sebanyak 23 orang (14,6%).
52 Hal ini dikarenakan, sebagian dari responden merupakan mahasiswa yang sudah mempunyai pengetahuan dasar tentang penyakit hepatitis B yang didapatakan pada saat mengikuti kuliah Blok Gastroenterohepatologi. Responden yang berpengetahuan cukup dan kurang disebabkan oleh responden yang masih belum mendalami tentang penyakit hepatitis B dan juga belum mendapatkan perkuliahan tentang penyakit hepatitis B.
Pengetahuan bisa didapatkan oleh berbagai sumber informasi.
Dari berbagai sumber tersebut maka seseorang cenderung mempunyai pengetahuan yang luas.9 Pengetahuan responden tentang penyakit hepatitis B yang didapatkan berasal dari berbagai sumber, seperti buku, media massa, penyuluhan atau pendidikan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Izzatul Syazwani, yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang penyakit hepatitis B yang terdiri dari 80 orang responden dan hasil penelitian didapatkan nilai persentase sebesar 62,5% yang berpengetahuan cukup, dan yang berpengetahuan baik sekitar 37,5% dan tidak ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Pada penelitian ini juga melaporkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang penyakit hepatitis B didapatkan berpengetahuan cukup dikarenakan mahasiswa keperawatan yang kurang mencari informasi tentang penyakit hepatitis B.22 Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan metode
53 penelitian, kuesioner yang digunakan dan juga perbedaan sampel. Selain itu, perbedaan sistem perkuliahan di universitas yang berbeda akan mempengaruhi tingkat pengetahuan mahasiswa tentang hepatitis B.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sheila Vioriesca P. bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang penularan dan pencegahan hepatitis B sebagian besar tergolong baik, yaitu sebesar 65,4% responden. Untuk mahasiswa dengan tingkat pengetahuan kategori sedang diperoleh sebesar 30,8%, sedangkan untuk kategori kurang diperoleh 3,8%.23 Dan juga berdasarkan penelitian oleh Rahma Yanti, tentang tingkat pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis B pada mahasiswa keperawatan fakultas ilmu kesehatan di Unimus didapatkan bahwa sebesar 48% mahasiswa dalam kategori pengetahuan baik. Hal ini dikarenakan pengetahuan responden dalam penelitian tersebut adalah hasil dari berpikir yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti umur, pendidikan, pekerjaan, minat, pengalaman dan lingkungan sekitar.24
Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini dimana pengetahuan yang dimiliki responden didapatkan melalui media massa, buku, pengalaman responden, penyuluhan dari puskesmas, dan informasi tentang penyakit hepatitis B yang didapatkan dari kerabat dekat. Latar belakang pendidikan dari responden juga mempengaruhi pengetahuan
54 yaitu Mahasiswa. Sesuai dengan teori, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin baik tingkat pengetahuannya.9
2. Gambaran sikap mahasiswa fakultas kedokteran universitas muhammadiyah Makassar angkatan 2013-2016 tentang pencegahan penyakit hepatitis B.
Berdasarkan hasil penelitian, sikap responden tentang pencegahan penyakit hepatitis B, pada penelitian ini dari 157 orang responden didapatkan sikap responden terhadap pencegahan hepatitis B yaitu responden yang memiliki sikap positif tentang penyakit hepatitis B sebanyak 123 orang (78,3%) dan yang memiliki sikap negatif terhadap penyakit hepatitis B sebanyak 34 orang (21,7 %). Jadi berdasarkan hasil persentase pada penelitian ini sikap mahasiswa fakultas kedokteran universitas muhammadiyah Makassar yang dominan yaitu memiliki sikap positif mendukung pencegahan hepatitis B. Sikap yang mendukung pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas muhammadiyah Makassar dipengaruhi oleh penentuan sikap yang utuh, dari segi pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi akan memegang peranan penting. Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut.25
Pembentukan sikap dapat terjadi karena adanya rangsangan, seperti pengetahuan tentang penyakit hepatitis B. Sikap juga dipengaruhi oleh adanya pengaruh-pengaruh atau stimulus dari luar (lingkungan dan
55 dari petugas kesehatan) maupun dari dalam diri sendiri. Rangsangan tersebut menstimulus diri untuk memberi respon, dapat berupa sikap positif atau negatif. Setiap orang yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu objek psikologis dikatakan bahwa menyukai objek tersebut atau mempunyai sikap favorable terhadap suatau objek itu, sedangkan individu yang mempunyai perasaan negatif terhadap suatu objek psikologi dikatakan mempunyai sikap yang unfavorable terhadap objek sikap tersebut.26 Sikap responden dalam penelitian ini adalah bagaimana responden bersikap terhadap perilaku pencegahan hepatitis B baik mendukung ataupun menolak.
Dari penelitian ini didapatkan sikap mahasiswa cenderung mempunyai sikap positif atau mendukung pencegahan hepatitis B.
Karena sikap positif terhadap perilaku pencegahan penyakit hepatitis B cenderung menerima dan mengetahui hal-hal yang berkaitaian dengan pencegahan hepatitis B. Sikap positif dalam penelitian ini terdiri dari responden mendukung perilaku pencegahan penyakit hepatitis B, cara penularan, dan faktor resiko yang menyebabkan penyakit hepatitis B terjadi. Sikap negatif dalam penelitian ini terdiri dari beberapa responden yang kurang mendukung dengan perilaku pencegahan dan faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis B.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahma Yanti, tentang sikap pencegahan mahasiswa keperawatan fakultas ilmu kesehatan di Unimus didapatkan pada penelitian ini bahwa
56 data distribusi dari sikap responden menujukkan sebagian besar dari responden memiliki sikap positif terhadap pencegahan hepatitis B dengan persentase 76,6% dan yang memiliki sikap negatif terhadap pencegahan hepatitis B yaitu 23,4%. Sikap yang dimiliki disebabkan oleh beberapa faktor yaitu berdasarkan dari pengalaman pribadi, faktor emosional dan lingkungan juga dapat mempengaruhi sikap seseorang, dimana lingkungan mahasiswa yang mayoritas mendukung akan sikap positif, maka akan terbentuklah sikap positif terhadap sesuatu.24 Dan juga sikap mempunyai tiga komponen penting yaitu yang pertama kepercayaan/keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, kedua, kehidupan emosional atau reaksi emosional terhadap suatu objek dan ketiga, kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen tersebut membentuk sikap yang utuh.25 Sikap mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai macam aspek pembentukan sikap diantaranya yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga, serta faktor emosi dalam diri individu.26 Maka dari itu sikap mahasiswa dalam penelitian ini tentang pencegahan penyakit hepatitis B dipengaruhi oleh beberapa aspek tersebut sehingga terbentuk sikap positif mendukung pencegahan hepatitis B.
Hal Ini sejalan dengan penelitian dari Nor Afifah, sikap responden pada penelitian tentang gambaran sikap mahasiswa yang menjalani kepanitraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
57 Sumatra Utara terhadap pencegahan hepatitis B, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki sikap yang baik. Sikap baik dan sedang dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak terlepas dari pengaruh interaksi manusia dengan yang lainnya.28
B. Hubungan tingkat Pengetahuan terhadap Sikap Pencegahan Hepatitis