• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan-pernyataan yang berisi dugaan sementara atau prediksi dari peneliti mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang sedang dianalisa (Gravetter & Forzano, 2012).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka hipotesis pada penelitian ini ialah terdapat pengaruh positif keseimbangan kehidupan kerja terhadap keterikatan kerja pada karyawan Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan yang bekerja dari rumah. Hal tersebut mengartikan bahwa semakin tinggi keseimbangan kehidupan kerja karyawan saat bekerja dari rumah, maka semakin tinggi pula keterikatan kerja karyawan tersebut.

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan metode yang sifatnya sistematis, terencana, dan terstruktur secara jelas dari awal hingga pembuatan desain penelitian. Definisi lain menyebutkan metode ini sebagai metode penelitian yang mewajibkan penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data hingga hasil penelitian (Siyoto & Sodik, 2015). Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan pada populasi atau sampel tertentu, menggunakan alat ukur penelitian, dan mengelola data dengan analisis statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan di lapangan.

B. Desain Penelitian

Dalam proses pengerjaan penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya hubungan sebab akibat pada variabel keseimbangan kehidupan kerja dan keterikatan kerja. Menurut Sugiyono (2013), penelitian asosiatif kausal bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat membangun suatu teori untuk memaparkan,

36

memprediksi, dan mengontrol suatu gejala. Desain penelitian ini umumnya dapat diprediksi oleh peneliti, sehingga peneliti dapat langsung menyatakan klasifikasi mengenai variabel penelitian yakni variabel penyebab (bebas) dan variabel terikat (Abdullah, 2015).

C. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah salah satu alat penelitian yang memiliki variasi nilai (Syahrum & Salim, 2012). Sugiyono (2013) menyatakan variabel penelitian sebagai segala sesuatu yang berbentuk apapun yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga menghasilkan informasi yang dapat disusun dalam bentuk kesimpulan. Variabel penelitian juga sering diartikan sebagai faktor-faktor yang akan dikaji dalam penelitian untuk memahami, mengukur, dan menilai keterkaitan antar variabel-variabel tersebut (Siregar & Harahap, 2019).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menjadi penyebab atau memiliki kemungkinan untuk memberikan pengaruh pada variabel lainnya, sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang mengalami perubahan karena adanya pengaruh dari variabel penyebab (Hardani, et al., 2020).

Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini ialah:

1. Variabel terikat (dependent) : Keterikatan Kerja

2. Variabel bebas (independent) : Keseimbangan Kehidupan kerja

37

D. Definisi Operasional

Menurut Young (dalam Kontjaraningrat, 1991) definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakterisik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konstruk dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan suatu perilaku atau gejala yang dapat diamati dan diuji keabsahannya oleh orang lain.

1. Keterikatan kerja

Keterikatan kerja adalah ikatan emosi yang dimiliki karyawan terhadap pekerjaannya, sehingga menghasilkan perilaku kerja yang positif seperti munculnya perasaan nyaman dan senang saat bekerja, memiliki semangat yang tinggi, dan antusias dalam melakukan pekerjaan. Adapun aspek-aspek keterikatan kerja ada tiga, yaitu semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan penjiwaan (absorption).

Ketiga aspek tersebut dapat diukur dengan menggunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang dibuat oleh Schaufeli dan Bakker (2004). Hasil pengukuran akan menilai keterikatan kerja mulai dari tingkat yang rendah, sedang, dan tinggi. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari pengukuran UWES, maka semakin kuat ikatan emosi yang dimiliki karyawan terhadap pekerjaannya, begitu pun sebaliknya, semakin rendah skor dari pengukuran UWES maka semakin lemah pula ikatan emosi yang dimiliki karyawan terhadap pekerjaannya.

38

2. Keseimbangan kehidupan kerja

Keseimbangan kehidupan kerja adalah persepsi yang dimiliki karyawan mengenai keseimbangan dalam memenuhi tuntutan, peran, dan tanggung jawab antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Adapun aspek-aspek keseimbangan kehidupan kerja ada empat, yaitu work interference with personal life (WIPL), personal life interference with work (PLIW), personal life enhancement of work (PLEW), dan work enhacement of personal life (WEPL). Aspek-aspek ini dapat diukur dengan menggunakan Work-Life Balance Scale (WLBS) yang dibuat oleh Fisher, Bulger, dan Smith (2009) yang sudah diterjemahkan oleh Gunawan, Nugraha, Sulastiana, & Harding (2019) kedalam versi bahasa Indonesia. Hasil dari pengukuran akan menilai keseimbangan kehidupan kerja mulai dari tingkat yang rendah, sedang, dan tinggi.

Semakin tinggi skor pada WLBS, maka semakin seimbang kehidupan pekerjaan dan pribadi karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor pada WLBS, maka semakin tidak seimbang kehidupan pekerjaan dan pribadi karyawan.

E. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian yang merupakan sumber data dengan ciri-ciri yang telah ditentukan (Situmorang, 2017). Sugiyono (2013) menyatakan populasi sebagai wilayah generalisasi yang meliputi objek/subjek dengan kualitas dan karakteristik yang telah

39

ditetapkan oleh peneliti, untuk kemudian dipelajari agar dapat membuat kesimpulan dari hal tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan yang bekerja dari rumah. Dalam hal ini, jumlah seluruh karyawan diperkirakan ada 500 orang. Namun jumlah tersebut tidak bisa diinput secara keseluruhan menjadi populasi, karena sebagian besar karyawan sudah tidak bekerja dari rumah. Adapun jumlah karyawan yang sedang bekerja dari rumah ada 250 orang, sehingga populasi dalam penelitian ini ialah 250 orang.

Pemilihan populasi tentu dilakukan dengan pertimbangan yang matang oleh peneliti dan juga untuk kemudahan proses penelitian. Dampak dari pertimbangan peneliti ini ialah kemungkinan bahwa hasil penelitiannya hanya berlaku untuk populasi yang bersangkutan, dan tidak bisa digeneralisasikan dengan subjek yang lainnya. Meskipun demikian diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan referensi untuk penelitian lain yang bersangkutan dengan topik ini, untuk kemudian dilakukan dengan populasi penelitian yang lebih luas.

Berdasarkan karakteristik populasi, peneliti akan memilih beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Sampel adalah gabungan individu yang dipilih dari populasi untuk mewakili karakteristik subjek dalam suatu penelitian (Gravetter & Forzano, 2012). Menurut Azwar (2007) jumlah sampel sebanyak 60 orang ke atas sudah dianggap cukup banyak, sedangkan menurut Fraenkel dan Wallen jumlah sampel minimum pada penelitian kausal asosiatif ialah 30 orang (Situmorang, 2017). Pada penelitian ini

40

peneliti menggunakan rumus Slovin untuk menghitung jumlah sampel, karena jumlah populasi yang diketahui cukup banyak yakni lebih dari 100 orang. Berikut merupakan rumusnya:

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dengan menggunakan rumus Slovin jumlah sampel dapat dihitung sebagai berikut:

Dari perhitungan tersebut, maka diketahui bahwa jumlah sampel pada penelitian ini ialah 154 orang yang dibulatkan oleh peneliti menjadi 155 orang.

Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah non probability sampling dengan jenis purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti, yang juga disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian (Arikunto, 2010). Pertimbangan kriteria subjek yang ditentukan oleh peneliti ialah karyawan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara

41

III Medan yang sedang bekerja dari rumah dengan masa bekerja minimal 3 tahun. Tambahan kriteria yakni masa kerja minimal 3 tahun dibuat berdasarkan teori Federman (2009), yang menyatakan bahwa keterikatan kerja ditentukan dari lamanya masa bekerja. Dengan 3 tahun masa bekerja, karyawan tentu sudah mengetahui lebih dalam mengenai lingkungan kerja, job description pekerjannya, dan perbedaan lingkungan kerja antara bekerja langsung di kantor dengan bekerja dari rumah. Selain itu dengan masa kerja 3 tahun, karyawan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan karir pada posisi yang lebih tinggi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena baik itu fenomena alam maupun sosial yang diamati langsung oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Ibnu Hadjar (dalam Hardani, et al., 2020) mendeskripsikan instrumen penelitian sebagai alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi secara kuantitatif mengenai variabel yang diukur.

Pada penelitian ini, instrumen pengukuran data yang digunakan ialah skala psikologi. Skala psikologi adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur atribut psikologi atau atribut afektif, dan tidak mengukur atribut kognitif (Azwar S. , 2011). Adapun skala yang digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu:

42

1. Instrumen Penelitian Keterikatan Kerja

Peneliti mengukur variabel keterikatan kerja dengan menggunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang dibuat oleh Schaufeli dan Bakker (2004). Utrecht Work Engagement Scale (UWES) memiliki 17 item favorable yang disusun berdasarkan tiga aspek keterikatan kerja yakni semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan penjiwaan (absorption). Utrecht Work Engagement Scale (UWES) memiliki format respon yang terdiri dari 6 pilihan. Dalam hal ini, angka 1 berarti tidak pernah, angka 2 berarti jarang (kurang lebih sekali dalam sebulan), angka 3 berarti kadang-kadang (beberapa kali dalam sebulan), angka 4 berarti sering (sekali dalam seminggu), angka 5 berarti sangat sering (beberapa kali dalam seminggu), dan angka 6 berarti selalu (setiap hari) (Schaufeli & Bakker, Utrecht Work Engagement Scale, 2004).

Pada pelaksaannya subjek diminta untuk memilih salah satu dari 6 pilihan tersebut, hal ini dilakukan untuk melihat apakah pernyataan yang ada disetiap item sudah sesuai atau tidak dengan perasaan subjek. Alat ukur ini juga sudah tersedia dalam versi bahasa Indonesia, sehingga peneliti tidak perlu menerjemahkannya kembali.

Namun peneliti telah memodifikasi alat ukur, agar sesuai dengan topik penelitian yakni bekerja dari rumah.

43

Tabel 3.1 Blueprint Skala Keterikatan Kerja (Utrecth Work Engagement Scale)

2. Instrumen Penelitian Keseimbangan Kehidupan Kerja

Peneliti mengukur variabel keseimbangan kehidupan kerja dengan menggunakan Work-Life Balance Scale (WLBS) yang dibuat oleh Fisher, Bulger dan Smith (2009) yang sudah diterjemahkan oleh Gunawan, Nugraha, Sulastiana, & Harding (2019) kedalam versi bahasa Indonesia. Skala ini memiliki 17 item, yang mana ada 6 item favorable dan 11 item unfavorable. Seluruh item tersebut disusun berdasarkan empat aspek keseimbangan kehidupan kerja yakni work interference with personal life (WIPL), personal life interference with work (PLIW), personal life enhancement of work (PLEW), dan work enhacement of personal life (WEPL). Work-Life Balance Scale (WLBS) memiliki format respon yang terdiri dari 5 pilihan, yakni

44

angka 1 berarti tidak pernah, angka 2 berarti jarang, angka 3 berarti kadang-kadang, angka 4 berarti sering, dan angka 5 berarti sangat sering.

Pada pelaksaannya subjek diminta untuk memilih salah satu dari 5 pilihan tersebut, hal ini dilakukan untuk melihat apakah pernyataan yang ada disetiap item sudah sesuai atau tidak dengan perasaan subjek. Peneliti juga telah memodifikasi alat ukur, agar sesuai dengan topik penelitian yakni bekerja dari rumah.

No. Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable 1. Work Interference with

Personal Life (WIPL)

Tabel 3.2 Blueprint Skala Keseimbangan Kehidupan Kerja (Work-Life Balance Scale)

45

G. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah kualifikasi ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dipaparkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Menurut Azwar (2012), suatu instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang baik apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya secara tepat atau menunjukkan hasil ukur yang sesuai dengan target pengukuran.

Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini ialah uji validitas isi (content validity) dengan tipe validitas logic (logical validity), yaitu validitas yang mengukur sejauh mana isi dari alat ukur tersebut mewakili semua aspek pada variabel yang hendak diukur (Situmorang, 2017). Pada penelitian ini, validitas alat ukur akan diuji dengan menggunakan teknik statistika Pearson Product Moment melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Item dari instrumen atau alat ukur dianggap memiliki validitas yang baik, apabila nilai r hitung lebih besar daripada r tabel (r hitung > r tabel).

2. Uji Daya Beda Item

Uji daya beda item dilakukan untuk melihat sejauh mana fungsi item selaras dengan fungsi skala. Item dengan daya beda yang baik merupakan item yang konsisten, karena mampu menunjukkan perbedaan antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dengan

46

subjek yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Pada penelitian ini, uji daya beda item akan dilakukan dengan teknik statistika Pearson Product Moment melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Item akan dianggap memiliki daya beda yang memuaskan, apabila mencapai nilai minimal 0,30 (≥ 0,30).

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah nilai yang menunjukkan seberapa jauh instrumen atau alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan (Situmorang, 2017). Pada setiap penelitian, reliabilitas alat ukur harus diuji untuk mengetahui seberapa konsisten hasil pengukuran jika dilakukan secara berulang kali untuk mengukur objek atau gejala yang sama (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini, reliabilitas alat ukur akan diuji dengan menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Item dari instrumen atau alat ukur yang reliabel akan menunjukkan nilai α lebih besar dari 0,6 (r α > 0,6) pada kedua variabel (variabel bebas dan variabel terikat).

H. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilaksanakan mulai tanggal 12 Oktober 2021 dengan membagikan skala secara online. Uji coba dilakukan terhadap 155 orang karyawan, dengan ketetapan kriteria yakni karyawan yang bekerja di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan, sedang menjalankan skema bekerja dari rumah, dan masa kerja minimal 3 tahun. Peneliti

47

mengelola data uji coba alat ukur menggunakan SPSS versi 25.0 for windows.

1. Hasil Uji Coba Skala Keterikatan Kerja a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik statistika Pearson Product Moment melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Dari hasil uji validitas yang telah dilakukan diketahui bahwa seluruh item pada pengukuran ini valid, karena memiliki r hitung yang lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel). Berdasarkan r tabel, nilai pearson correlation untuk n = 155 dengan batas toleransi kesalahan 0,05 (5%) adalah 0,1326, sedangkan pada pengukuran ini seluruh item mendapatkan nilai pearson correlation di atas 0,1326 (tabel validitas dapat dilihat pada lampiran 4).

b. Uji Daya Beda Item

Uji daya beda item dilakukan dengan teknik statistika Pearson Product Moment melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Dari data tersebut, diketahui bahwa seluruh item memiliki koefisien kolerasi di atas 0,3 (dapat dilihat pada lampiran 4). Hal ini mengartikan bahwa daya beda seluruh item memuaskan, sehingga dapat digunakan dalam penelitian tanpa ada yang dieleminasi.

48

c. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Dari hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, didapatkan:

Tabel 3.3 Reliabilitas Skala Keterikatan Kerja (Utrecht Work Engagement Scale)

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa 17 item skala keterikatan kerja memiliki reliabilitas sebesar 0,918. Menurut Arikunto (2010), nilai reliabilitas 0,80 – 1,00 termasuk kedalam kategori reliabilitas yang sangat tinggi.

2. Hasil Uji Coba Skala Keseimbangan Kehidupan Kerja a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik statistika Pearson Product Moment melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Dari hasil uji validitas yang telah dilakukan diketahui bahwa seluruh item pada pengukuran ini valid, karena memiliki r hitung yang lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel). Berdasarkan r tabel, nilai pearson correlation untuk n =

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.918 17

49

155 dengan batas toleransi kesalahan 0,05 (5%) adalah 0,1326, sedangkan pada pengukuran ini seluruh item mendapatkan nilai pearson correlation di atas 0,1326 (tabel validitas dapat dilihat pada lampiran 4).

b. Uji Daya Beda Item

Uji daya beda item dilakukan dengan teknik statistika Pearson Product Moment melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Dari data tersebut, diketahui bahwa seluruh item memiliki koefisien kolerasi di atas 0,3 (dapat dilihat pada lampiran 4). Hal ini mengartikan bahwa daya beda seluruh item memuaskan, sehingga dapat digunakan dalam penelitian tanpa ada yang dieleminasi.

c. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach melalui aplikasi SPSS versi 25.0 for windows. Dari hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, didapatkan:

Tabel 3.4 Reliabilitas Skala Keseimbangan Kehidupan Kerja (Work-Life Balance Scale)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.882 17

50

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa 17 item skala keterikatan kerja memiliki reliabilitas sebesar 0,882. Menurut Arikunto (2010), nilai reliabilitas 0,80 – 1,00 termasuk kedalam kategori reliabilitas yang sangat tinggi.

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Alat Ukur Penelitian

Tahap pertama dalam pelaksanaan penelitian adalah mempersiapkan alat ukur untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan dua skala, yaitu Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang disusun oleh Schaufeli dan Bakker (2004) dan Work-Life Balance Scale (WLBS) yang disusun oleh Fisher, Bulger dan Smith (2009) yang sudah diterjemahkan oleh Gunawan, Nugraha, Sulastiana, & Harding (2019).

Kedua skala tersebut akan dimodifikasi sesuai dengan kondisi bekerja dari rumah, sehingga peneliti perlu melakukan validasi untuk melihat keakuratan item-item pertanyaan agar sesuai dengan variabel yang akan diukur. Proses validasi akan dibantu oleh expert judgement yakni dosen pembimbing.

2. Administrasi dan Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur

Tahap kedua dalam pelaksanaan penelitian adalah melakukan uji coba (try out) instrumen atau alat ukur. Uji coba dilakukan dengan

51

memberikan alat ukur secara online kepada seluruh sampel yaitu 155 orang karyawan, dengan ketetapan kriteria yakni karyawan Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan, sedang bekerja dari rumah, dan masa kerja minimal 3 tahun. Uji coba dilakukan dari tanggal 12 Oktober 2021 – 15 November 2021. Setelah data terkumpul, peneliti akan melakukan skoring dan interpretasi untuk menguji validitas, uji daya beda item, dan reliabilitas alat ukur.

3. Pengumpulan dan Analisa Data Penelitian

Tahap ketiga dalam pelaksanaan penelitian adalah pengumpulan data dengan metode uji coba terpakai, yaitu seluruh data yang diperoleh selama uji coba (try out) juga akan digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian. Setelah alat ukur mendapatkan validitas, daya beda item, dan reliabilitas yang baik, peneliti akan mengolah dan menganalisa data menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 25.0 for windows.

J. Metode Analisa Data

Sebelum menganalisa data menggunakan uji statistik, peneliti akan melakukan uji asumsi terlebih dahulu. Pada penelitian ini, uji asumsi akan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25.0 for windows yang meliputi:

52

A. Uji Asumsi

Uji asumsi yang akan dilakukan pada penelitian ini ada dua yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Berikut merupakan penjelasannya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan teknik pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data pada variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Penelitian ini akan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p >

0,05) maka data sudah terdistribusi secara normal.

b. Uji Linearitas

Apabila uji normalitas telah terpenuhi, maka hal yang selanjutnya harus dilakukan ialah uji linearitas. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) memiliki hubungan yang linear atau tidak. Uji linearitas pada penelitian ini akan dilakukan dengan uji linearitas sederhana menggunakan ANOVA test of linearity. Variabel bebas (keseimbangan kehidupan kerja) dan variabel terikat (keterikatan kerja) dinyatakan memiliki hubungan linear, apabila nilai signifikansi deviation from linearity-nya lebih besar dari 0,05 (> 0,05).

53

B. Uji Hipotesis

Jika uji asumsi telah terpenuhi, maka langkah selanjutnya ialah melakukan uji hipotesis penelitian. Uji hipotesis pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Teknik analisis tersebut dilakukan untuk membuktikan prediksi peneliti mengenai ada atau tidaknya pengaruh linear antara variabel bebas (keseimbangan kehidupan kerja) terhadap variabel terikat (keterikatan kerja) (Situmorang, 2017). Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada nilai signifikansi (p-value). Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka hipotesisnya diterima, dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka hipotesisnya akan ditolak.

54

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan Kantor Direksi PT.

Perkebunan Nusantara III Medan yang sedang bekerja dari rumah dan telah menjadi karyawan di perusahaan tersebut setidaknya 3 tahun. Jumlah subjek yang terlibat dalam penelitian ini ada 155 karyawan. Berikut merupakan gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin, usia, dan masa kerja.

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian dikategorisasikan menjadi dua kelompok yakni karyawan laki-laki dan perempuan.

Gambaran umum ini bertujuan untuk melihat penyebaran, jumlah, dan persentase karyawan yang menjadi subjek penelitian berdasarkan jenis kelaminnya. Berikut merupakan tabel gambaran umum jenis kelamin yang diperoleh dari data penelitian.

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 117 75,5 %

Perempuan 38 24,5 %

Total 155 100 %

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

55

Dari tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa jumlah karyawan laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah karyawan perempuan. Dapat dilihat bahwa karyawan laki-laki berjumlah 117 orang, sedangkan karyawan perempuan berjumlah 38 orang.

2. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Gambaran umum usia dibuat untuk mengetahui kuantitas, jumlah, dan proporsi karyawan yang menjadi subjek penelitian berdasarkan usianya. Gambaran umum ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu dewasa awal dan dewasa madya. Dalam Papalia, Olds, & Feldman (2008), rentang usia 20 sampai 40 tahun disebut dengan dewasa awal, sedangkan rentang usia 41 sampai 60 tahun disebut dengan dewasa madya. Berikut merupakan tabel gambaran umum usia yang diperoleh dari data penelitian.

Usia Jumlah Persentase

20 – 40 tahun 69 45 %

41 – 60 tahun 86 55 %

Total 155 100 %

Tabel 4.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran subjek penelitian lebih banyak berada di kelompok usia dewasa madya yaitu 86 orang (55%), sedangkan pada kelompok usia dewasa awal hanya sebanyak 69 orang (45%).

56

3. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja Gambaran umum masa kerja bertujuan untuk melihat seberapa lama seorang karyawan yang menjadi subjek dalam penelitian telah

3. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja Gambaran umum masa kerja bertujuan untuk melihat seberapa lama seorang karyawan yang menjadi subjek dalam penelitian telah

Dokumen terkait