BAB II TINJAUAN PUSTAKA
D. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Profitabilitas adalah keahlian sebuah perusahaan untuk memperoleh laba sehingga mempengaruhi keputusan pembagian dividen. Jika tingkat profitabilitas suatu perusahaan besar, maka keuntungan yang dihasilkan oleh organisasi tersebut akan jauh lebih menonjol dialokasikan dalam wujud dividen bagi investor. Pihak manajemen perlu berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan dividen (Santika Wicaksono, 2014).
Kasmir (2016) menjelaskan bahwa Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari laba atau keuntungan. Selain itu, rasio ini juga mampu mencerminkan ukuran tingkat evektifitas manajemen dalam perusahaan. Laba yang diperoleh perusahan merupakan salah satu faktor penentu yang menjadi acuan dalam pembayaran dividen. Karena dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham berasal dari laba yang diperoleh perusahaan. Jadi, semakin tinggi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan semakin tinggi pula pembayaran dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham.
Profitabilitas tergambar dalam signaling theory yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar seperti harga saham, obligasi dan sebagainya, sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor.
Tanggapan para investor terhadap sinyal positif dan negatif adalah sangat
mempengaruhi kondisi pasar, mereka akan bereaksi dengan berbagai cara
dalam menanggapi sinyal tersebut (Fahmi, 2014).
Menurut Permana dan Hidayati (2016) DaIam penelitiannnya, mengungkapkan bahwa profitabilitas memberikan pengaruh positif terhadap kebijakan dividen.. Artinya semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin tinggi dividen yang akan dibagikan. Begitupun sebaliknya semakin rendah profitabilitas suatu perusahaan maka semakin rendah pula dividen yang di bagikan kepada pemegang saham. Teori ini didukung oleh Sari dan Sudjarni (2015) dalam penelitiannya yang mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini didukung oleh Monika dan Sudjarni (2018). Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.
2. Pengaruh likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
Likuiditas perusahaan menunjukkan kapasitas perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas besar berkemungkinan besar untuk membagikan dividen. Likuiditas perusahaan dapat diperkirakan melalui rasio keuangan, misalnya current ratio, quick ratio dan cash acid ratio. Likuiditas suatu perusahaan merupakan faktor
penting yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan pilihan untuk
menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada investor. Oleh
karena itu, semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan maka akan
semakin besar pula kemampuan untuk membagikan dividen. Hal ini berarti
bahwa semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan mengenai prospek kebutuhan dana di masa depan, maka akan semakin tinggi rasio pembayaran keuntungan (Suriani Ginting, 2018).
Teori signaling berhubungan dengan Current Ratio atau rasio likuiditas, yang mana semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya akan memberikan sinyal yang baik atau good news kepada para investor. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu menyelesaikan masalah hutangnya, semakin tinggi nilai rasio likuiditasnya maka akan meningkatkan peluang-peluang perusahaan untuk membayar serta menyelesaikan masalahnya terkait dengan hutang.
Menurut Dewi, dkk (2015) mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hai ini dikarenakan rasio likuiditas ini yang membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya lancar yang tersedia dalam perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2: Likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
perusahaan yang memiliki ukuran besar akan semakin efektif
memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan
tersebut memberikan keuntungan yang sangat besar kepada investor.
Untuk sementara, perusahaan baru dan kecil akan menghadapi banyak tantangan untuk mendekati pasar modal, sehingga semakin besar ukuran organisasi, semakin mudah untuk memperoleh modal luar dalam jumlah yang lebih besar, terutama dari obligasi (Handayani dan Hadinugroho, 2012).
Ukuran perusahaan menggambarkan kondisi suatu organisasi. Salah satu petunjuk yang dapat digunakan untuk melihat ukuran industri adalah total dari aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang besar dan mapan akan lebih mudah masuk ke pasar modal, sementara perusahaan kecil akan lebih sulit untuk mencapainya. Akses masuk ke pasar modal dapat diartikan sebagai kemampuan beradaptasi dan kapasitas perusaahaan untuk membuat kewajiban atau menghasilkan aset yang lebih besar. Dengan memunculkan aset baru tersebut, organisasi dapat membayar kewajiban termasuk kewajiban untuk memberikan keuntungan kepada investor (Santiko Wicaksono dan Mohamad Nasir, 2014).
Hubungan teory signaling dengan ukuran perusahaan yaitu ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen, karena ukuran perusahaan akan memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar modal. Hal ini memudahkan perusahaan untuk memperoleh tambahan modal usaha.
Selain itu, perusahaan besar akan membayar dividen untuk menjaga
reputasinya di mata investor. Winny Victoria dan Viriany (2019) mendukung
teori ini dalam penelitiannya yaitu ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan teori dan hasil penelitian
terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang taerdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.
4. Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen
Leverage adalah suatu rasio yang mencerminkan kemampuan suatu organisasi dalam memenuhi setiap kewajibannya yang dikoordinasikan dengan modal sendiri yang digunakan untuk membayar kewajiban (Kasmir, 2012). Leverage yang diproksikan oleh debt to equity ratio ditentukan dengan membagi seluruh kewajiban organisasi dengan nilai total investor.
Menurut lrham Fahmi (2013), leverage merupakan kewajiban (liabilities) yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari pendanaan
eksternal baik berupa pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya. Karena leverage merupakan kewajiban bagi perusahaan, jadi perusahaan harus melaksanakan kewajiban tersebut dengan tepat waktu dan apabila dalam pelaksanaannya tidak tepat waktu, maka perusahaan mungkin akan mendapatkan sanksi atau akibat. Sanksi atau akibat tersebut dapat berupa pemindahan kepemilikan aset pada suatu saat.
Teori signaling memiliki hubungan dengan rasio leverage yang
diproksikan dengan debt ratio. Debt ratio digunakan untuk mengetahui
sejauh mana perusahaan dapat melunasi hutang-hutangnya baik jangka
pendek maupun jangka panjang atau untuk mengukur besarnya dana yang
berasal dari hutang. Penggunaan hutang yang semakin tinggi
mengindikasikan kemungkinan perusahaan kesulitan untuk
mengembalikan atau membayar hutang. Semakin rendah tingkat debt ratio akan menjadi sinyal yang baik dari perusahaan kepada investor.
Menurut penelitian Amijaya, dkk (2016) mengungkapkan bahwa jika perusahaan membayarkan dividen, hal itu akan mengakibatkan laba ditahan menjadi lebih rendah sehingga perusahaan cenderung menggunakan dana dari hutang untuk menunjang kegiatan operasionalnya karena ketidakmampuan dana internal untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar para pemegang saham dapat dipertahankan untuk berinvestasi pada perusahaannya dan sekaligus memberikan sinyal positif terhadap pasar, karena sejatinya investor selalu menginginkan pembagian dividen yang besar dan stabil. Teori ini didukung oleh Hengky Sulaiman dan Sumani (2016), yaitu leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Sementara itu, menurut Amalia Apriliani dan Kartina Natallova (2017), leverage ini berdampak negatif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Leverage berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.
29 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang termasuk dalam penelitian eksplanatori (explanatory research).
penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan untuk menelaah vkausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. Menurut (Zulganef,2013) Dalam penelitian explanatory peneliti berusahan untuk menjelaskan atau membuktikan hubungan atau pengaruh antar variabel dan menunjukkan bahwa hipotesis telah dirumuskan dengan menggunakan alat pengujian SPSS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait, seberapa besar hubungan tersebut, dan bagaimana hubungan tersebut terjadi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Variabel bebas adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage.
B. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada website yang dapat diakses melalui situs http://idx.co.id. Dan dilakukan pula penelitian pada Galeri Investasi Bursa
Efek Indonesia di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, jalan Sultan Alauddin No. 259, Kel. Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar.
Waktu penelitian ini rencana akan dilakukan selama dua (2) bulan yang
dilakukan mulai dari bulan september sampai dengan November 2021.
C. Defenisi operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen adaIah variabel yang dipengaruhi oIeh variabel independen. Adapun variabel dependen daIam penelitian ini adalah kebijakn dividen yang diproksikan dengan Divident Payout Ratio (DPR) dan dinyatakan dalam satuan presentase.
Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel dependen (Y) Kebijakan dividen (DPR)
Nama variabel
Defenisi Variabel Indikator Sumber
Kebijakan dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah
keuntungan yang diperoleh dari perusahaan di berikan kepada para investor sebagai dividen atau laba ditahan untuk
pembiayaan mendatang (Siswanti, 2014).
Kebijakan dividen
DPR = divident per share
earning per share 𝑥100%
(Amalia Apriliani &
Kartina
Natalylova,
2017)
dapat di ukur dengan menggunakan dividend payout ratio (Rehman dan Takumi, (2012).
Sumber : data yang diolah kembali
2. Variabel independen (X)
Variabel bebas sebagai variabel X, yaitu variabel yang tidak mempunyai ketergantungan. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen dimana faktornya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage.
Tabel 3.2
Defenisi Operasional Variabel Independen (X)
Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Nama
variabel
Defenisi Variabel Indikator Sumber
Rasio profitabilitas (X
1)
Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) adalah tingkat pengembalian
ROA = laba bersih setelah pajak
total aset × 100%
(Ni Putu
Ayu Sinta
Pradnya
Sari
2019)
investasi
perusahaan pada aset tetap yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan.
Rasio Likuiditas (X
2)
Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rasio lancar (current ratio).
Pengukuran rasio lancar (current ratio) adalah menghitung total aset lancar perusahaan dengan total kewajiban lancar sebuah
perusahaan.
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = aset lancar
hutang lancar × 100%
(Alexander Halim & Rini Tri Hasturi, 2019)
Ukuran Perusahaan (X
3)
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dengan melihat
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝐿𝑛(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡)
(Mindra &
Teguh,
2014)
total aktiva perusahaan.
Leverage (X
4)
Leverage adalah seberapa besar modal pinjam yang digunakan oleh perusahaan dalam semua urusan fungsional perusahaan.
𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = total hutang
total ekuitas × 100%
(Alexander Halim &
Rini Tri Hasturi, 2019)
Sumber : data yang diolah kembali
D. Populasi dan sampel 1) Populasi
Populasi adalah wilayah keseluruhan yang terbentuk dari perkaramaupun pokok bahasaan dengan kualitas dan kemampuan tertentu, hal ituharus ditentukan oleh peneliti sebagai subjek, kemudian di Tarik kesimpulan (Sugiyono,2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2019-2020.
Sebanyak 30 perusahaan yang tercatat hingga tahun 2020.
Tabel 3. 3 Daftar nama perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman pada BEI tahun 2019-2020
No Kode Nama Perusahaan
1. ADES Akasha Wira Internasional Tbk 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
4. BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
5. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk
6. CAMP Campini Ice Cream Industry Tbk 7. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 8. CLEO Sariguna Primatirta Tbk 9. DLTA Delta Djakarta Tbk
10. DMND Diamond Food Indonesia Tbk 11. FOOD Sentra Food Indonesia Tbk 12. GOOD Garudafood Putra Jaya Tbk 13. HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk 14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 15. IIKP Inti Agri Resources Tbk
16. IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk 17. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 18. KEJU Mulia Boga Raya Tbk
19. MGNA Magna Investama Mandiri Tbk 20. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 21. MYOR Mayora Indah Tbk
22. PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk 23. PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk 24. PSDN Prasidna Aneka Niaga Tbk 25. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 26. SKBM Sekar Bumi Tbk
27. SKLT Sekar Laut Tbk 28. STTP Siantar Top Tbk
29. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
30. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk
2) Sampel
Sampel merupakan bagian dari total dan karakter yang dimiliki oleh
populasi tersebut (sugiyono, 2015). Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling artinya sampel dipilih
denga kriteria tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah
penelitian yang dikembangkan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria pemilihan sampel. Adapun Kriteria-kriteria Yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2019-2020.
b. Perusahaan sampel telah menerbitkan laporan keuangan berturut-turut selama tahun 2019-2020.
c. Perusahaan sampel yang mempunyai data terkait pembayaran dividen. Sehingga perusahaan yang tidak memberikan dividen pada tahun tertentu selama periode penelitian akan dikeluarkan dari sampel.
d. Perusahaan yang tidak konsisten menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2019-2020.
e. Perusahaan yang memiliki seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Tabel 3.3
Kriteria sampel penelitian
No Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2019-2020
30
Di kurangi :
1. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak menyampaikan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2019-2020
(8)
2. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak
membagikan dividen selama periode 2019-2020 (7)
3
Perusahaan yang tidak konsisten menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2018-2020.
0
4
Perusahaan tidak memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan indikator perhitungan yang dijadikan variabel dalam penelitian.
0
Jumlah sampel akhir penelitian 15
Data Penelitian = 15 perusahaan x 2 tahun periode penelitian 30 Sumber : data yang diolah kembali
E. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengambil data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan dan ditemukan dari situs resmi BEI yaitu IDX (Indonesia Stock Exchange) pada website resmi www.idx.co.id. selanjtnya, metode pengumpulan data pada penelitian ini juga dilancarkan dengan metode studi pustaka yaitu dengan meninjau berbagai literatur pustaka diantaranya jurnal, makalah, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan pada penelitian ini.
F. Teknik Analisis Data
1) Analisis data deskriftif
Analisis data deskriftik adalah analisis yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data
yang telah terkumpul. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan
karakteristik dari sebuah sampel ataupun populasi yang diamati dan dapat digambarkan lewat tabel dan gambar.
2) Uji Asumsi Klasik
Tahapan analisis awaluntuk menguji model yang digunakan dalam penelitian ini melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ialah untuk menguji apakah model regresi, variable independen serta dependen memiliki distribusi wajar (Imam, 2016). Uji normalitas ialah bagian dari uji asumsi klasik. Informasi riset wajib diuji distribusi kewajarannya, informasi yang baik merupakan residual data informasi yang distribusinya dalam keadaan normal.
Penentuan normal tidaknya data ditentukan dengan dua cara, apabila signifikannya lebih besar dari tingkat signifikansi yang sudah di tentukan yaitu Signifikansi (Sig) ≥ α = 0, 05 maka residual informasi berdistribusi normal. Sebaliknya apabila signifikansi uji lebih kecil dari nilai Signifikansi (Sig) ˂ α = 0, 05 maka residual informasi tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Tujuan dari uji multikolonieritas yaitu buat menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel independen (Imam, 2016). Model yang baik yaitu tidak terbentuknya korelasi diantara variable independen.
Multikolonieritas bisa dilihat dari nilai tolerance serta variance inflation
factor (VIF). Bila nilai tolerance ≤ 0, 10 ataupun VIF ≥ 10 hingga
menampilkan bahwa ada multikolonieritas. Sebaliknya, apabila nilai
tolerance ˃ 0, 10 ataupun VIF ˂ 10 hingga menampilkan kalau tidak ada
multikolonieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas yaitu buat menguji apakah pada model regresi ada perbandingan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam, 2012: 139). Model regresi yang baik ialah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas bisa dilakukan memakai uji glejser. Bila probabilitas mempunyai signifikansi di atas tingkat keyakinan 5% ataupun 0, 05 dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat adanya heteroskedastisitas (Imam, 2011: 143).
3) Analisis regresi linier berganda
Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan variable independen (Profitabilitas, Likuiditas, ukuran perusahaan, leverage) dengan variabel dependen (Kebijakan Dividen). Model analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e……
Keterangan :
Y = Kebijakan Dividen (DPR) α = konstanta
X
1= Profitabilitas (ROA)
X
2= Likuiditas
X
3= Ukuran Perusahaan
X
4= Leverage
β = Koefisien regresi
e=Tingkat error
G. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R
2)
Uji ini digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi dimana untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat maka dapat dilihat dari nilai adjusted R
2.
b. Uji persial (t)
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel independen antara individu atau parsial terhadap variabel dependen (Widarjono, 2013). Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima.
b. Jika nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi dengan ketentuan sebagai berikut:
• Jika nilai probabilitas signifikansi (ρ) < tingkat signifikansi α = 0,05 maka H0 ditolak.
• Jika nilai probabilitas signifikansi (ρ) > tingkat signfikansi α = 0,05 maka
H0 diterima.
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2020. Manufaktur adalah suatu perusahaan yang melakukan pengelolaan bahan mentah menjadi barang jadi dan dijual kepada para konsumen.
1. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Bursa Efek Indonesia atau disingkat BEI merupakan bursa saham di Indonesia yang memfasilitasi perdagangan saham, pendapatan tetap, instrument derivative, reksadana, saham hingga obligasi yang berbasis Syariah. BEI juga menyediakan data perdagangan real time dalam data-feed format untuk vendor data atau perusahaan. BEI juga memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik.
BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Salah satu indikator yang menyebabkan pergerakan harga saham tersebut dalah indeks harga sahamnya.
Secara historis, jauh sebelum Indonesia merdeka pasar modal telah ada. Pasar modal atau Bursa Efek ada sejak jaman colonial belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pada saat itu pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah Kolonial Belanda atau VOC.
Walaupun sejak tahun 1912 pasar modal telah ada, tetapi
perkembangan dan pertumbuhan Pasar Modal tidak berjalan seperti yang
diinginkan, bahkan Pasar Modal mengalami kevakuman bebarap periode.
41
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan perang dunia II.Perpindahan kekuasan dari pemerintah kolonial kepada Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi Bursa Efek tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Pada tahun 1977 Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal tersebut, dengan berbagai insentif dan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah, sedikit demi sedikit pasar modal akhirnya mengalami pertumbuhan.
Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka pada tanggal 14 Desember 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, didirikan di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda yang dikenal sekarang dengan Jakarta. Call-efek merupakan sebutan dari Bursa Efek Jakarta dulu, system perdagangannya seperti lelang, dimana tiap efek berturut-turut diserukan pemimpin “call”, kemudian para pialang masing-masing mengajukan permintaan beli atau penawaran jual sampai ditemukan kecocokan harga, maka dari itu transaksi terjadi. Pada saat itu terdiri dari 13 perantara pedagang efek (makelar).
Bursa lahir karena permintaan akan jasanya sudah mendesak.
Orang- orang belanda yang bekerja di Indonesia saat itu sudah lebih mengenal akan investasi dalam efek sejak lebih dari tiga ratus tahun, dan penghasilan serta hubungan mereka memungkinkan untuk menanmkan uangnya dalam aneka rupa efek, baik dari efek perusahaan yang ada di Indonesia maupun efek dari luar negeri.
Selama periode perang dunia pertama Bursa Efek Jakarta
sempat ditutup saat itu, dan kemudian di buka lagi pada tahun 1925.
Selain Bursa Efek Jakarta, Pemerintah juga mengoperasikan parallel di Surabaya dan Semarang. Namun ketika terjadi pendudukan tentara Jepang Belgia bursa ini dihentikan lagi. Aktivitas bursa ini terhenti dari tahun 1940-1951 yang disebabkan oleh perang dunia II yang kemudian disusul dengan perang kemerdekaan. Pada tahun 1952 baru dibuka kembali dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan- perusahaan Belanda di nasionalisasikan pada tahun 1958. Meskipun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi Bursa Efek yang dikelola Bank Indonesia.
Bursa Efek Jakarta kembali di buka pada tanggal 10 Agustus 1977 dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru di bawa Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta yang puncak perkembangannya pada tahun 1990. Pada tahun 1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham ini menjadi PT. Bursa Efek Jakarta mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Bursa Efek yang dahulu bersifat demand-following, namun setelah
tahun 1977 bersifat suplay-leading, artinya busa di buka saat pengertian
mengenai bursa pada masyarakat masih sangat minim sehingga pihak
BAPEPAM harus berperan aktif langsung dalam memperkenalkan
Bursa Efek.
Pada tahun 1977-1978 masyarakat umum tidak/belum merasakan kebutuhan akan Bursa Efek. Pada tahun 1978 hingga 1984 duapuluh tiga perusahaan menyusul menawarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
Tetaoi samapai tahun1988 tidak satupun perusahaan menawarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Untuk menggairahkan kegiatan di Bursa Efek Jakarta, maka pemerintah mengadakan berbagai paket deregulasi, antara lain seperti: paket Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988, paket Januari 1990, yang prinsipnya merupakan langkah-langkah penyesuaian peraturan-peraturan yang bersifat mendorong tumbuhnya Pasar Modal secara umum dan khususnya di Bursa Efek Jakarta.
Bursa Efek Jakarta mengalami kenaikan pesat setelah diadakan paket- paket deregulasi tersebut. Harga saham bergerak naik pesat dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan perusahaan pun akhirnya melihat Bursa sebagai usaha yang menarik untuk mencari modal, sehingga dalam kurung waktu yang singkat sampai akhir 1997 terdapat 283 emiten yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru, karena pada tanggal 22 Mei 1955 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Autometed trading system (JATS). JATS merupakan suatu sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan.
Pada bulan Juli tahun 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan
perdagangan tanpa warkat (ckripess trading) dengan tujuan untuk
meningkatkan likuiditas saham, serta untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.
Pada tahun 2001 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan jarak jauh (Remote trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efesien pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan. Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perdagangan Pasar Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, Bursa Efek Surabaya (BES) digabungkan ke dalam Bursaj Efek Jakarta (BEJ) yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia.
2. Perusahaan Manufaktur
Manufaktur adalah sebuah perusahaan yang melakukan pengelolaan bahan mentah atau setengah jadi menjadi suatu barang jadi yang dapat dikomsumsi oleh konsumen. Perusahaan ini memiliki standar operasional yang harus dipatuhi oleh semua karyawan.
Perusahaan manufaktur ini merupakan kelmpok emiten terbesar dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan manufaktur memiliki berbagai karakteristik yang dimiliki perusahaan manufaktur, berikut karakteristik tersebut antara lain:
a. Pengelolaan Material dan Hasil Produksi
Perusahaan manufaktur melakukan proses pengelolaan
bahan-bahan mentah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Hasil dari
proses produksi dan bahan baku perusahaan manufaktur dapat dilihat
secara kasat mata. Ini berbeda dengan perusahaan jasa yang
produknya tidak berwujud.
b. Menggunakan Mesin dan SDM Skala Besar
Dalam proses produksinya, perusahaan manufaktur biasanya menggunakan mesin dan tenaga manusia dalam skala besar, yang mengerjakan proses manufacturing berdasarkan SOP yang telah dibuat.
c. Terdapat Biaya Produksi
Biaya produksi yang telah dilakukan manufaktur, umumnya teridri dari 3 elemen, yakni biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik/BOP.
Tabel 4.1
Kriteria sampel penelitian
No Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2018-2020
30
Di kurangi :
1. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak menyampaikan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2018-2020
(8)
2. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak
membagikan dividen selama periode 2018-2020 (7)
Jumlah sampel dalam setahun 15
Jumlah sampel selama 2 tahun (15 x 2 tahun) 30
Sumber : data yang diolah kembali
Adapuan nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian periode 2019 sampai dengan 2020 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan Nama Emiten
1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 BUDI Budi Starc & Sweetener Tbk 3 CAMP Campini Ice Cream industry Tbk
4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
5 DLTA Delta Djakarta Tbk
6 GOOD Garudafood Putra Jaya Tbk
7 HOKI Bayung Poetra Sembada Tbk
8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
11 MYOR Mayor Indah Tbk
12 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
13 SKLT Sekar Laut Tbk
14 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
15 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk
Sumber : data yang diolah kembali
B. Deskripsi Data Penelitian 1. Analisis Diskriptif
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2 (dua) tahun yaitu periode 2019-2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan kriteria tertentu seperti, perusahaan harus tergabung di BEI selama 2 (dua) tahun berturut-turut. Data yang diambil untuk penelitian ini menggunakan 28 data pengamatan dengan menggunakan 14 sampel perusahaan yang di mulai pada tahun 2019- 2020. Perusahaan tersebut secara periodik mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya selama periode pengamatan, dan perusahaan yang memiliki kelengkapan data keuangan untuk menghitung profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan kebijakan dividen. Berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian, maka deskriptif statistik sebagai berikut.
Tabel 4. 3
DESKRIPISI DATA PENELITIAN
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PROFITABILITAS 30 39.50 2.13 41.63 9.7036 7.86335
LIKUIDITAS 30 342784.33 73.19 342857.52 12585.1471 64728.15151
UKURAN 30 15.74 14.88 30.62 22.7971 6.00529
LEVERAGE 30 216.96 13.01 229.97 80.2482 58.73149
DPR 30 67176.68 .11 67176.79 6570.8604 15377.07461
Valid N (listwise) 30
Sumber data : Hasil Data Olahan (2021)
a. Deskripsi Data Rasio Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Rasio Profitabilitas (X1) diperoleh nilai tertinggi sebesar 41.63, nilai terendah sebesar 2.13, rata-rata sebesar 9.7036, range sebesar 39.50, dan standar devisi 7.86335.
b. Deskripsi Data Rasio Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Rasio Likuiditas (X2) diperoleh nilai tertinggi sebesar 342784.33, nilai terendah sebesar 73.19, rata-rata sebesar 12585.1471, range sebesar 342784.33, dan standar devisi 64728.15151.
c. Deskripsi Data Ukuran Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Ukuran Perusahaan (X3) diperoleh nilai tertinggi sebesar 30.62, nilai terendah sebesar 14.88, rata-rata sebesar 14.88, range sebesar 15.74, dan standar devisi 6.00529.
d. Deskripsi Data Rasio Leverage
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Rasio Leverage (X4) diperoleh nilai tertinggi sebesar 229.97, nilai terendah
sebesar 13.01, rata-rata sebesar 80.2482, range sebesar 216.96, dan standar devisi 358.73149.
e. Deskripsi Data Divident payout Ratio (Y)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Divident
Payout Ratio (Y) diperoleh nilai tertinggi sebesar 67176.79, nilai
terendah sebesar 0.11, rata-rata sebesar 6570.8604, range sebesar
67176.68, dan standar devisi 15377.07461.
2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas dapa dilakukan dengan menguji nilai residual dengan Kolmogorov-Smirnov. Untuk menguji distribusi residual normal atau kah tidak, maka dapa dilakukan metode iju Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas disajikan sebagai berikut terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.4
HASIL UJI NORMALITAS (K-S TEST)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 28
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.31634058E4
Most Extreme Differences Absolute .197
Positive .197
Negative -.163
Kolmogorov-Smirnov Z 1.045
Asymp. Sig. (2-tailed) .225
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber data : Hasil Data Olahan (2021)
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan Nilai K-S sebesar 1.045 (sig
0,00) untuk semua variabel tersebut diatas 0,05 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel Rasio Profitabilitas (X
1), Rasio Iikuiditas (X
2),
Ukuran Perusahaan (X
3), Leverage (X
4) dan Divident Payout Ratio (Y)
dinyatakan bahwa data dari masing-masing variabeI peneIitian tersebut
secara statistik telah terdistribusi secara normal dan layak digunakan
sebagai data penelitian.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Suatu modeI regresi dikatakan muItikoIinearitas apabiIa terjadi hubungan Iinier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabeI bebas dari suatu modeI regresi. Akibatnya akan kesuIitan untuk dapat meIihat pengaruh variabeI independen terhadap variabeI dependennya. ModeI regresi yang baik seharusnya tidak terjadi koIerasi diantara variabeI bebas (tidak terjadi muItikoIinearitas). Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Tabel 4.5 dibawah ini memperlihatkan Uji Multikolinearitas.
Tabel 4.5
UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -18015.824 16814.383 -1.071 .295
PROFITABILITAS -190.912 364.662 -.098 -.524 .606 .916 1.091
LIKUIDITAS .054 .045 .226 1.197 .244 .894 1.118
UKURAN 1048.442 558.406 .409 1.878 .073 .670 1.493
LEVERAGE 23.208 54.436 .089 .426 .674 .737 1.357
a. Dependent Variable: DPR
Sumber data : Hasil Data Olahan (2021)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variable
independen tidak terjadi multikolnearitas, Karena nilai tolerance > 0.10
dan nilai VIF < 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasititas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasititas atau yang tidak terjadi heterokedasititas (Ghozali, 2011). Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Gletser, mengalami heteroskedastisitas, setelah itu saya uji Outlier standart deviasinya lebih dari 3 dihilangin, ternyata yang bermasalah di perusahaan MLBI, setelah itu saya Log nat (LN_Y). Hasil uji glejser dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.6
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -18015.824 16814.383 -1.071 .295
PROFITABILITAS -190.912 364.662 -.098 -.524 .606
LIKUIDITAS .054 .045 .226 1.197 .244
UKURAN 1048.442 558.406 .409 1.878 .073
LEVERAGE 23.208 54.436 .089 .426 .674
a. Dependent Variable: DPR
Sumber data : Hasil Data Olahan (2021)
Berdasarkan Uji Gletser di atas menunjukkan bahwa nilai
signifikansi Profitabilitas sebesar 0,606, Likuiditas sebesar 0,244,
Ukuran Perusahaan sebesar 0,073 dan Leverage sebesar 0,674. Hasil tersebut menunjukkan bahwa signifikan masing-masing variabel bebas di atas 0,05. Hal ini berarti model regresi bebas dari heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan metode enter dimana semua variabel dimasukan untuk mencari pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda ini menggunakan program SPSS yabg sudah tercantum pada tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -10247.195 3373.296 -3.038 .004
Profitabilitas -4.171 5.656 -.042 -.737 .465
likuiditas 124.585 45.334 .154 2.748 .009
ukuran 317.563 141.662 .129 2.242 .031
leverage 4076.543 244.509 .940 16.672 .000
a. Dependent Variable: DPR
Sumber Data : Hasil Data Olahan (2021)
Dari hasil analisis data di atas, maka hasil persamaan regresi adalah sebagai berikut:
1. AnaIisis Data lnferensiaI
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih
dahulu dilakukan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = -10247.195 – 4.171 + 124.585 +317.563 + 4076.543.
Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear berganda tersebut adalah:
a. Konstanta (a)
Ini berarti bahwa jika variabel Rasio Profitabilitas (X1), Rasio Iikuiditas (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Leverage (X4) (tidak mengalami perubahan) maka nilai Divident Payout Ratio (Y) sebesar -10247.195.
b. Variabel Rasio Profitabiiits (X
1) terhadap Divident Payout Ratio (Y)
Nilai koefisien profitabilitas untuk variabel X1 sebesar -4.171 bertanda negatif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan Rasio Profitabilitas (X
1) bertambah sebesar 1 poin, maka Divident Payout Ratio (Y) akan mengalami penurunan sebesar 4.171. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel Rasio Iikuiditas (X
2), Ukuran Perusahaan (X
3), Leverage (X
4).
c. Variabel Rasio likuiditas (X2) terhadap Divident Payout Ratio (Y)
Nilai koefisien leverage untuk variabel X
2sebesar 124.585
bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa jika
penambahan Rasio likuiditas (X2) bertamba sebesar 1 poin,
maka Divident Payout Ratio (Y) akan mengalami peningkatan
sebesar 124.585. Dengan asumsi tidak ada penurunan (konstan)
nilai variabel Rasio Profitabilitas (X1), Ukuran Perusahaan (X3), Leverage (X4).
d. Variabel Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Divident Payout Ratio (Y)
Nilai koefisien Ukuran Perusahaan untuk variabel X3 sebesar 317.563 bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan Ukuran Perusahaan (X3) bertamba sebesar 1 poin, maka Dividend Payout Ratio (Y) akan mengalami penurunan sebesar 317.563. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel Rasio Profitabilitas (X1), Rasio likuiditas (X2), Leverage (X4).
e. Variabel Leverage (X4) terhadap Divident Payout Ratio (Y) Nilai koefisien Leverage untuk variabel X4 sebesar 4076.543 bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan Ukuran Perusahaan (X3) bertamba sebesar 1 poin, maka Dividend Payout Ratio (Y) akan mengalami penambahan sebesar 4076.543. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel Rasio Profitabilitas (X1), Rasio likuiditas (X2), Leverage (X4).
2. Hasil Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini mengetahui dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi a < 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen secara individu. Sebalik jika
signifikansi a> 0,05 maka tidak terjadi pengaruh yang signifikan.
Berikut hasil uji regresi (uji t) dicantumkan dalam tabel 4.6 yang telah di bahas pada uji analisis regresi berganda:
a. Rasio Profitabilitas (X1)
menunjukan Coefficients Beta bertanda negarif sebesar -4.171 pada tingkat signifikansi 0,465, karena tingkat signifikansi 0,465 > 0,05. Hal ini berarti variabel Rasio Profitabiiits (X1) sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio (Y). Dengan dengan demikian hepotesis H1 ditolak.
b. Variabel Rasio Iikuiditas (X2)
menunjukan Coefficients Beta bertanda positif sebesar 124.585 pada tingkat signifikansi 0,009, karena tingkat signifikansi 0,009 < 0,05. Hal ini berarti variabel Rasio Iikuiditas (X
2) sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio (Y).
Dengan dengan demikian hepotesis H2 terbukti.
c. Variabel Ukuran Perusahaan (X
3)
menunjukan Coefficients Beta bertanda positif sebesar 141.662. pada tingkat signifikansi 0,031, karena tingkat signifikansi 0,031 < 0,05. Hal ini berarti variabel ukuran perusahaan (X
3) sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio (Y). Dengan dengan demikian hepotesis H3 terbukti.
d. Variabel Leverage (X
4)
menunjukan Coefficients Beta bertanda positif sebesar
4076.543. pada tingkat signifikansi 0,000, karena tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti variabel leverage (X
4)
sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio (Y). Dengan dengan demikian hepotesis H3 terbukti.
3. Koefisien Determinasi
Pada modeI linier berganda ini, akan diIihat besarnya kontribusi untuk variabeI bebas secara bersama-sama terhadap variabeI terikatnya dengan meIihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika (R2) makin mendekati 0 (noI) maka semakin lemah.
Tabel 4.8
HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Sumber Data: Hasil Data Olahan (2021)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa analisis data menggunakan alat bantu program SPSS diperoleh nilai kofisien determinasi (R2) sebesar 0,872. Arti dari koefisien ini adalah bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel Rasio Profitabiiits (X1), Rasio Iikuiditas (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Leverage (X4) terhadap Divident Payout Ratio (Y) adalah sebesar 87,2 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 12,8 %.
Model Summary Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimens ion0 1 .941a .885 .872 5310.18879
a. Predictors: (Constant), leverage, profitabilitas, likuiditas, ukuran
C. Pembahasan
1. Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen
Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada periode penelitian ini profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai profitabilitas (X1) menunjukan Coefficients Beta sebesar -4.171 bertanda negarif pada tingkat signifikansi 0,465 > 0,05.
Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Hal ini berarti bahwa pada periode penelitian ini profitabilitas bukan menjadi faktor penentu jumlah dividen dan dibayar atau tidaknya dividen yang dibagikan perusahaan kepada para investor.
Sesuai dalam signaling theory yang membahas tentang naik turunnya
harga di pasar seperti harga saham, obligasi dan sebagainya,
sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor. Meskipun
profitabilitas atau ratio on asset (ROA) menentukan jumlah perolehan
laba yang dihasilkan perusahaan namun ada beberapa faktor atau
pertimbangan yang menyebabkan kadang kala profitabilitas tidak
menjadi acuan untuk meningkatkan atau menurunkan pembayaran
dividen. Salah satu faktor yang membuat profitabilitas tidak menjadi
penentu pembayaran dividen tersebut karena laba yang dihasilkan
perusahaan lebih banyak digunakan untuk kepentingan operasional
perusahaan. Adapun faktor lain adalah perusahaan memiliki
profitabilitas yang meningkat atau laba yang meningkat namun
perusahaan lebih memilih untuk membekukan laba perusahaan
dibangdingkan dibagikan kepada para investor. Oleh sebab itu hepotesis H1 dalam penelitian ini ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ida Ayu Pertami Dewi, dkk (2018) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
2. Pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen
Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada periode penelitian ini likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai likuiditas (X2) menunjukan Coefficients Beta sebesar 124.585 bertanda positif pada tingkat signifikansi 0,009 < 0,05.
sehingga likuiditas (X2) positif signifikan terhadap dividend payot ratio (Y) pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik likuiditas yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan kebijakan dividen perusahaan tersebut. Likuiditas yang semakin baik dalam perusahaan mencerminkan bahwa adanya peningkatan kas yang dimiliki perusahaan tersebut. Hal tersebut dijelaskan oleh teori signaling di mana semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya akan memberikan sinyal yang baik atau good news kepada para investor.
Likuiditas dapat dihitung dengan Current Ratio (CR). Current
Ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang atau kewajiban
jangka pendeknya atau yang dikenal dengan istilah likuiditas. Semakin likuid perusahaan berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial dan telah menggunakan aktiva lancarnya dengan efektif. Hal ini dapat diartikan bahwa ketika perusahaan dalam kondisi likuid maka aktivitas produksi perusahaan akan berjalan lancar sehingga akan menghasilkan laba yang ditargetkan. Semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sartono, 2010). Oleh sebab itu hipotesis H2 dalam penelitian ini terbukti.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Berbeda dengan hasil yang diungkapkan oleh Gloria Julianita Sendow, dkk (2016) menunjukkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen
Hasil temuan ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan atas variabel Ukuran
Perusahaan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang
dilakukan bahwa nilai Ukuran Perusahaan (X3) menunjukan
Coefficients Beta sebesar 317.563 bertanda positif pada tingkat
signifikansi 0,031 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa lukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Hal ini di sebabkan karena Ukuran perusahaan (firm size) dapat mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi disebuah perusahaan dengan ukuran yang besar dan dapat digambarkan dengan keadaan keuangan perusahaan yang baik serta memiliki prospek yang menguntungkan di masa yang akan datang. Dan ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerja sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya. Karena investor tentunya akan percaya apa yang telah ia berikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dijadikan suatu indikator yang dapat menunjukkan kekuatan finansial bagi perusahaan.
Hal ini dijelaskan oleh teory signaling dimana semakin besar perusahaan semakin tinggi pula minat investor untuk bisa menanamkankan sahamnya daripada dibandingkan perusahaan kecil.
Perusahaan besar yang memiliki asset yang tinggi akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Menurut Sembiring & Pakpahan (2010) Perusahaan yang besar
akan dengan mudah mempunyai akses ke pasar modal untuk
mengumpulkan dana dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Ukuran perusahaan yang besar dapat memberikan
mencerminkan suatu perusahaan bahwa pertumbuhan yang besar
tentunya akan memperoleh kemudahan perusahaan untuk
mendapatkan dana dari pasar modal Semakin besar perusahaan
tersebut, maka perusahaan akan semakin dipercaya dalam memberikan tingkat pengembalian yang tinggi kepada investor.
kemudahan berhubungan dengan pasar modal berarti memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek, perusahaan yang lebih besar dapat mengusahakan membayarkan dividen yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibagikan.
Oleh sebab itu hipotesis H3 dalam penelitian ini terbukti.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Indah Septiana, dkk (2020) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif serta signifikan terhadap kebijakan dividen.
4. Pengaruh Leverage terhadap kebijakan dividen
Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada periode penelitian ini leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai profitabilitas (X1) menunjukan Coefficients Beta sebesar 4076.543 bertanda positif pada tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Hal tersebut karena pembayaran dividen diambil dari dana eksternal yaitu hutang, maka semakin tinggi leverage menunjukkan bahwa semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan.
Leverage dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang tersedia
untuk para pemegang saham. Hal tersebut dijelaskan oleh teory
signaling di mana semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh
perusahaan maka dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya kepada para pemegang saham.
Dalam pembayaran dividen merupakan sinyal bagi para pemegang saham bahwa perusahaan telah memiliki prospek yang baik. Apabila perusahaan telah mengumumkan peningkatan pembagian dividen, maka bagi investor merupakan sinyal yang baik.
Namun, leverage digunakan oleh perusahaan untuk membayar dividen agar dapat menjaga performa dan sinyal yang baik perusahaan bagi investor. Semakin besar leverage perusahaan maka pembayaran dividen suatu perusahaan cenderung lebih rendah dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pendanaan eksternal atau hutang.
Leverage juga dibutuhkan bagi perusahaan untuk membayarkan
dividen kepada para pemegang saham. Leverage digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar dapat meningkatkan pengembalian kepada para pemegang saham. Apabila dana internal tidak mencukupi, maka perusahaan melakukan pendanaan eksternal yang lebih mengutamakan pendanaan dengan hutang. Sehingga, leverage perusahaan digunakan untuk membayar dividen agar menjaga sinyal baik perusahaan bagi investor. Oleh sebab itu hipotesis H4 dalam penelitian ini terbukti.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Alexander Halim
dan Rini Tri Hastuti (2017) bahwa leverage berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen.
63 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. ProfitabiIitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen karena perusahaan dapat memilih tidak mengubah dividennya ataupun tidak membayarkan dividennya meskipun profitabilitas meningkat karena lebih memilih menggunakan labanya untuk kepentingan operasional perusahaan.
2. Likuiditas berpengaruh positif dan signifitkan terhadap kebijakan dividen.
Ini berarti bahwa bahwa semakin baik likuiditas yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan kebijakan dividen perusahaan tersebut. Likuiditas yang semakin baik dalam perusahaan mencerminkan bahwa adanya peningkatan kas yang dimiliki perusahaan tersebut. Likuiditas suatu perusahaan berhubungan erat dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi.
3. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifitkan terhadap kebijakan
dividen. Ini berarti bahwa Ukuran perusahaan (firm size) dapat
mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi disebuah perusahaan
dengan ukuran yang besar dan dapat digambarkan dengan keadaan
keuangan perusahaan yang baik serta memiliki prospek yang
menguntungkan di masa yang akan datang. Dan ukuran perusahaan
64
yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerja sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya.
4. Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Hal ini berarti pembayaran dividen diambil dari dana eksternal yaitu hutang, maka semakin tinggi leverage menunjukkan bahwa semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan. Leverage dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang tersedia untuk para pemegang saham. Artinya, semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan maka dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya kepada para pemegang saham.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran sebagai berikut:
1. Bagi emiten/perusahaan yang terdaftar di BEI hendaknya mengurangi penambahan modal yang bersumber dari hutang agar dapat membagikan dividen secara rutin dan stabil
2. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari dua tahun karena
periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan tingkat
kebenaran yang mendekati 100% sehingga mencerminkan kondisi
perusahaan yang sebenarnya.
65 DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim. 2015. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Amijaya, Tisna., I. R. D. Pangestuti., dan W. Mawardi. 2016. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Likuiditas, Kebijakan Dividen, Sales Growth dan Ukuran Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014. Eprints Journal. (1) (1) Agustus (2016).
Anjaeni, R. (2020). Selama Pandemi, Pengeluaran untuk bahan makanan melonjak 51%. Indonesia: Kontan.co.id.
Apriliani, A., & Natalylova, K. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 19(1a-1), 49-57.
Aulia, M. (2020). Genjot Ekspor, Menperis Agus Gumiwang Pacu Investasi Industri Makanan Dan Minuman. Jakarta: iNews.id.
Bahri, S. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen. JRAK: Jurnal Riset Akuntansi Dan Komputerisasi Akuntansi, 8(1), 63-84.
Damayanti, D., dan Hartini. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Sektor Customer Goods di BEI periode 20082012. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Vol. 14. No. 21 Maret (2014).
Destriana, N. (2016). Analisis empiris faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 18(1), 53-62.
Fahmi, I. 2013 fahmi. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.
Fahmi, I., 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, Edisi Keempat, Alfabeta, Bandung.
Febriani, Siti. (2019). Analisis Atas Laba Bersih Dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividen (Survei Pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2018). Diss.
Universitas Komputer Indonesia.
Ghozali, I. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete SPSS 23.
Ginting, S. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas. Dan Leverage Terhadap
Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2016. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil: JWEM, 8(2),
195-204.
66 Hakeem, S. A. A., & Bambale, A. J. A. (2016). Mediating Effect of Liquidity on Firm Performance and Dividend Payout of Listed Manufacturing Companies in Nigeria.
Journal of Economic Development, Management, IT, Finance & Marketing, 8(1).
Halim, A., & Hastuti, R. T. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2015-2017. Jurnal Paradigma Akuntansi, 1(2), 263-272.
Handayani, M., Wijayanti, A., & Suhendro, S. (2021). Pengaruh Faktor Internal Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan LQ45. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1), 123-129.
Hanafi, Mamduh M, dan Halim, A. 2016. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat.
Yogyakarta.: UPP STIM YPKN,
Hardiatmo, B., & Daljono, D. (2012). Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Harmony. (2021). “Pengertian Rasio Leverages, Fungsi, Dan Jenis-Jenisnya”, https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-rasio-leverages-fungsi-dan-jenis-jenisnya, diakses pada 29 Mei pukul 15.00.
Hery. 2015, Analisis Laporan Keuangan– Edisi Pertama. Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.
Lestari, R. M. E., & Permatasari, P. (2016). Studi Terhadap Pembagian Dividen Dan Dampaknya Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 2(1), 69-85.
Mufansari, R., & Bardjo Sugeng, S. E. (2019). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017) (Doctoral dissertation, Perpustakaan feb-Unpas Bandung).
Mui, Y. T., & Mustapha, M. (2016). Determinants of dividend payout ratio: Evidence from Malaysian public listed firms. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 6(1), 48-54.
Meidyna, I. A. N., & Mertha, M. (2019). Pengaruh Profitabilitas pada Kebijakan Dividen dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Pemediasi. E-Jurnal Akuntansi, 30(1), 212-225.
Musthafa, H (2017). manajemen keuangan. surabaya: Andi.
Nugraheni, Bernadetta Diana. (2012). Jurnal Ekonomi dan Keuangan.
67 News,D. (2019). Industri Makanan Jadi Salah Satu Sektor Tingkat Nilai Investasi.
Jakarta: Info Industri.
Rihanto, D. (2019). Pertumbuhan Industri Makanan Dan Minuman Sumbang 6,25%
Terhadap PDB Nasional. Indonesia: Pikiran Rakyat.co.
Riyanto. (2016). faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (study kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
Sari, K. A. N., & Sudjarni, L. K. (2015). Pengaruh likuiditas, leverage, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di BEI. E-jurnal Manajemen, 4(10).
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi (Ed. ke-4).
Yogyakarta: BPFE.
Siregar, B.P. (2020). Harapan Ekonomi RI, Pertumbuhan Industri Makanan-Minuman Diprediksi Tumbuh Tinggi. Indonesia: Warta Ekonomi.co.id.
Sulaiman, H., & Sumani, S. (2016). Analisis pengaruh likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, dan growth terhadap kebijakan dividen emiten yang terdaftar pada indeks LQ-45 periode 2011-2013. Jurnal Manajemen, 13(2), 179-197.
Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
Sutoyo, Fahmi,J. E. P., Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung:
Alfabeta.
Suwiknyo, E. (2020). Sektor Makanan & Minuman Masih Prospektif. Indonesia:
Bisnis.com.
Sendow, G. J., Nangoi, G. B., & Pontoh, W. (2017). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2016. Jurnal riset akuntansi dan auditing" goodwill", 8(2).
Setyaningsih, Ira Puspita. (2020). Peran ukuran perusahaan memoderasi hubungan rasio profitabilias, rasio leverage dan rasio aktivitas terhadap kebijakan dividen:
Studi pada perusahaan sektor jasa yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018. Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Triyana, Widya Novi, and Muhammad Anhar. (2020). Pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018.
Winny Victoria, V. (2019). Pengaruh Leverage, Profitability, Liquidity, Dan Firm Size
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Paradigma Akuntansi, 1(4), 1085-1093.
68 Welas, W., & Nugroho, S. Y. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. AKURASI: Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 1(1), 43-5.
Wicaksono, S., & Nasir, M. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun
2011-2013 (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
No Kode Nama Perusahaan 2019 2020 1. ADES Akasha Wira Internasional Tbk 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk x x
3. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk x x
4. BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk x x 5. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 6. CAMP Campini Ice Cream Industry Tbk 7. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
8. CLEO Sariguna Primatirta Tbk
9. DLTA Delta Djakarta Tbk x x
10. DMND Diamond Food Indonesia Tbk x x 11. FOOD Sentra Food Indonesia Tbk x x 12. GOOD Garudafood Putra Jaya Tbk 13. HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk 14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
15. IIKP Inti Agri Resources Tbk x x
16. IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk x x 17. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
18. KEJU Mulia Boga Raya Tbk x x
19. MGNA Magna Investama Mandiri Tbk x x 20. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
21. MYOR Mayora Indah Tbk
22. PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk x x
23. PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk x x
24. PSDN Prasidna Aneka Niaga Tbk x x
25. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
29. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
30. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk
2. Data profitabilitas sampel
No Kode
perusahaan
2019 Laba bersih
setelah pajak
Total aset Profitabilitas
1. ADES 83,885 822,375 10,2
2. BUDI 64,021 2,999,767 2.13
3. CAMP 76,758,829,457 1,057,529,235,985 7.26
4. CEKA 215,459,200,242 1,393,079,542,074 15.47
5. DLTA 317,815,177 1,425,983,722 22.29
6. GOOD 435,766,359,480 5,063,067,672,414 8.61
7. HOKI 103,723,133,972 848,676,035,300 12.22
8. ICBP 5,360,029 38,709,314 13.85
9. INDF 5,902,729 96,198,559 6.14
10. MLBI 1,206,059 2,896,950 41.63
11. MYOR 2,039,404,206,764 19,037,918,806,473 10.71 12. ROTI 236,518,557,420 4,682,083,844,951 5.05
13. SKLT 661,034 17,363,003 3.81
14. TBLA 1,035,865 6,608,422 15.67
15. ULTJ 44,943,627,900 790,845,543,826 5.68
2. BUDI 67,093 2,963,007 2.26
3. CAMP 44,045,828,313 1,086,873,666,641 4.05
4. CEKA 181,812,593,992 1,566,673,828,068 11.61
5. DLTA 123,465,762 1,225,580,913 10.07
6. GOOD 245,103,761,907 2,314,323,530,275 10.59
7. HOKI 38,038,419,405 906,924,214,166 4.19
8. ICBP 7,418,574 103,588,325 7.16
9. INDF 8,752,066 163,136,516 5.36
10. MLBI 285,617 2,907,425 9.82
11. MYOR 2,098,168,514,645 19,777,500,514,550 10.61 12. ROTI 168,610,282,478 4,452,166,671,985 3.79
13. SKLT 42,520,246,722 773,863,042,440 5.49
14. TBLA 680,730 19,431,293 3.5
15. ULTJ 1,109,666 8,754,116 12.68
3. Data likuiditas sampel
No Kode
perusahaan
2019
Aset lancar Hutang lancar Likuiditas
1. ADES 351,120 175,191 200,42
2. BUDI 1,141,009 1,133,685 100.65
3. CAMP 723,916,345,285 57,300,411,135 1263.37 4. CEKA 1,393,079,542,074 222,440,530,626 626.27
5. DLTA 1,292,805,083 160,587,363 805.05
6. GOOD 1,999,886,108,743 1,303,881,731,637 153.38 7. HOKI 483,422,211,591 161,901,915,986 298.59
8. ICBP 16,624,925 6,556,359 253.57
9. INDF 31,403,445 24,686,862 127.21
10. MLBI 1,162,802 1,588,693 73.19
11. MYOR 12,776,102,781,513 3,726,359,201 342857.5 12. ROTI 1,874,411,044,438 1,106,938,318,565 169.33
13. SKLT 6,551,760 4,027,369 162.68
14. TBLA 3,716,641 836,314 444.41
15. ULTJ 378,352,247,338 293,281,364,781 129.01
1. ADES 545,239 183,559 297,03
2. BUDI 1,241,540 1,085,439 114.38
3. CAMP 751,789,918,087 56,665,064,939 1326.73 4. CEKA 1,266,586,465,995 217,641,005,590 581.96
5. DLTA 1,103,831,856 147,207,676 749.84
6. GOOD 2,314,323,530,275 1,321,529,767,664 175.12
7. HOKI 423,486,192,138 188,719,266,211 224.4
8. ICBP 20,716,223 9,176,164 225.76
9. INDF 38,418,238 27,975,875 137.32
10. MLBI 1,189,261 1,338,441 88.85
11. MYOR 12,838,729,162,094 3,475,323,711,943 369.43 12. ROTI 1,549,617,329,468 404,567,270,700 383.03 13. SKLT 379,723,220,668 247,102,759,159 153.67
14. TBLA 8,027,179 5,385,125 149.06
15. ULTJ 5,593,421 2,327,339 240.34
4. Data ukuran perusahaan sampel
No Kode
perusahaan
2019
Total aset Ukuran perusahaan
1. ADES 822,375 13,62
2. BUDI 2,999,767 14.91
3. CAMP 1,057,529,235,985 27.69
4. CEKA 1,393,079,542,074 27.96
5. DLTA 1,425,983,722 21.08
6. GOOD 5,063,067,672,414 29.25
7. HOKI 848,676,035,300 27.47
8. ICBP 38,709,314 17.47
9. INDF 96,198,559 18.38
10. MLBI 2,896,950 14.88
11. MYOR 19,037,918,806,473 30.57
12. ROTI 4,682,083,844,951 29.17
No Kode perusahaan
2020
Total aset Ukuran perusahaan
1. ADES 958,791 13,77
2. BUDI 2,963,007 14.9
3. CAMP 1,086,873,666,641 27.71
4. CEKA 1,566,673,828,068 28.08
5. DLTA 1,225,580,913 20.92
6. GOOD 2,314,323,530,275 28.47
7. HOKI 906,924,214,166 27.53
8. ICBP 103,588,325 18.46
9. INDF 163,136,516 18.91
10. MLBI 2,907,425 14.88
11. MYOR 19,777,500,514,550 30.62
12. ROTI 4,452,166,671,985 29.12
13. SKLT 773,863,042,440 27.37
14. TBLA 19,431,293 16.78
15. ULTJ 8,754,116 15.98
5. Data leverage perusahaan sampel
No Kode
perusahaan
2019
Total utang Total ekuitas Leverage
1. ADES 254,438 567,937 44,8
2. BUDI 1,714,449 1,285,318 133.38
3. CAMP 122,136,752,135 935,392,483,850 13.06
4. CEKA 261,789,845,240 1,131,294,696,834 23.14
5. DLTA 212,420,390 1,213,563,332 17.5
6. GOOD 2,297,546,907,499 2,765,520,764,915 83.08
7. HOKI 207,108,590,481 641,567,444,819 32.28
8. ICBP 12,038,210 26,671,104 45.14
9. INDF 41,996,071 54,202,488 77.48
10. MLBI 1,750,943 1,146,007 152.79
15. ULTJ 410,463,595,860 380,381,947,966 107.91
No Kode
perusahaan
2020
Total hutang Total ekuitas Leverage
1. ADES 258,283 700,508 36,87
2. BUDI 1,640,851 1,322,156 124.1
3. CAMP 125,161,736,939 961,711,929,702 13.01
4. CEKA 305,958,833,204 1,260,714,994,864 24.27
5. DLTA 205,681,950 1,019,898,963 20.17
6. GOOD 3,676,532,851,880 2,894,436,789,153 127.02
7. HOKI 244,363,297,557 662,560,916,609 36.88
8. ICBP 53,270,272 50,318,053 105.87
9. INDF 83,998,472 79,138,004 106.14
10. MLBI 1,474,019 1,433,406 102.83
11. MYOR 8,506,032,464,592 11,271,468,049,958 75.46 12. ROTI 1,224,495,624,254 3,227,671,047,731 37.94 13. SKLT 366,908,471,713 406,954,570,727 90.16
14. TBLA 13,542,437 5,888,856 229.97
15. ULTJ 3,972,379 4,781,737 83.07
6. Data dividend payout ratio (DPR)
No Kode perusahaan
2019 Dividend
per share
Earning per share
DPR
1. ADES 51,88 142 37
2. BUDI 5 13.61 36.74
3. CAMP 4.25 13.04 32.58
4. CEKA 0.4 362 0.11
5. DLTA 478 397 120.4
6. GOOD 0.14 56.49 0.14
7. HOKI 10.99 43 25.56
8. ICBP 136.99 392 34.95
13. SKLT 9000 124.08 7253.38
14. TBLA 24.99 89 28.09
15. ULTJ 13.33 65.42 20.38
No Kode perusahaan
2020 Dividend
per share
Earning per share
DPR
1. ADES 4.344 230 1,9
2. BUDI 6 13.89 43.19
3. CAMP 4.248 7.48 56.8
4. CEKA 0.4 306 0.13
5. DLTA 390.01 155 251.62
6. GOOD 0.137 35.2 0.39
7. HOKI 10.804 16 67.53
8. ICBP 214.999 565 38.05
9. INDF 278.013 735 37.82
10. MLBI 534 136 392.65
11. MYOR 29000 92 31521.74
12. ROTI 24170.211 35.98 67176.79
13. SKLT 15000 61.83 24260.07
14. TBLA 24.698 128.23 19.26
15. ULTJ 11.99 100 11.99
a. DESKRIPISI DATA PENELITIAN
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PROFITABILITAS 30 39.50 2.13 41.63 9.7036 7.86335
LIKUIDITAS 30 342784.33 73.19 342857.52 12585.1471 64728.15151
UKURAN 30 15.74 14.88 30.62 22.7971 6.00529
LEVERAGE 30 216.96 13.01 229.97 80.2482 58.73149
DPR 30 67176.68 .11 67176.79 6570.8604 15377.07461
Valid N (listwise) 30
b. HASIL UJI NORMALITAS (K-S TEST)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 28
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.31634058E4
Most Extreme Differences Absolute .197
Positive .197
Negative -.163
Kolmogorov-Smirnov Z 1.045
Asymp. Sig. (2-tailed) .225
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Unstandardized Coefficients Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -18015.824 16814.383 -1.071 .295
PROFITABILITAS -190.912 364.662 -.098 -.524 .606 .916 1.091
LIKUIDITAS .054 .045 .226 1.197 .244 .894 1.118
UKURAN 1048.442 558.406 .409 1.878 .073 .670 1.493
LEVERAGE 23.208 54.436 .089 .426 .674 .737 1.357
a. Dependent Variable: DPR
d. UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -18015.824 16814.383 -1.071 .295
PROFITABILITAS -190.912 364.662 -.098 -.524 .606
LIKUIDITAS .054 .045 .226 1.197 .244
UKURAN 1048.442 558.406 .409 1.878 .073
LEVERAGE 23.208 54.436 .089 .426 .674
a. Dependent Variable: DPR
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -10247.195 3373.296 -3.038 .004
Profitabilitas -4.171 5.656 -.042 -.737 .465
likuiditas 124.585 45.334 .154 2.748 .009
ukuran 317.563 141.662 .129 2.242 .031
leverage 4076.543 244.509 .940 16.672 .000
a. Dependent Variable: DPR
f. HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summary Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimens ion0 1 .941a .885 .872 5310.18879
a. Predictors: (Constant), leverage, profitabilitas, likuiditas, ukuran
Perseroan dengan ini menyampaikan laporan keuangan untuk Tahun Bulan yang berakhir pada 31/12/2020 dengan ikhtisar sebagai berikut :
Informasi mengenai anak perusahaan Perseroan sebagai berikut :
Dokumen ini merupakan dokumen resmi Akasha Wira International Tbk Tbk yang tidak memerlukan tanda tangan karena dihasilkan secara elektronik. Akasha Wira International Tbk Tbk bertanggung jawab penuh atas informasi tertera di dalam dokumen ini.
No Nama Kegiatan
Usaha
Lokasi Tahun
Komersil
Status Operasi
Jumlah Aset Satuan Mata
Uang
Persentase (%) 1 PT.Akasha
Wira International Tbk
Industri Barang Konsumsi
Jakarta 1985
31 December 2020
Nama entitas Akasha Wira International Tbk
Tbk
Entity name Penjelasan perubahan nama dari akhir
periode laporan sebelumnya
Explanation of change in name from the end of the preceding reporting period
Kode entitas ADES Entity code
Nomor identifikasi entitas AA195 Entity identification number
Industri utama entitas Umum / General Entity main industry
Sektor 5. Consumer Goods Industry Sector
Subsektor 51. Food And Beverages Subsector
Informasi pemegang saham pengendali Foreign Corporation Controlling shareholder information
Jenis entitas Foreign Company Type of entity
Jenis efek yang dicatatkan Saham / Stock Type of listed securities
Jenis papan perdagangan tempat entitas tercatat
Type of board on which the entity is listed Apakah merupakan laporan keuangan
satu entitas atau suatu kelompok entitas
Entitas tunggal / Single entity Whether the financial statements are of an individual entity or a group of entities Periode penyampaian laporan
keuangan
Tahunan / Annual Period of financial statements submissions Tanggal awal periode berjalan January 01, 2020 Current period start date Tanggal akhir periode berjalan December 31, 2020 Current period end date
Tanggal akhir tahun sebelumnya December 31, 2019 Prior year end date
Tanggal awal periode sebelumnya January 01, 2019 Prior period start date Tanggal akhir periode sebelumnya December 31, 2019 Prior period end date
Mata uang pelaporan Rupiah / IDR Description of presentation currency
Kurs konversi pada tanggal pelaporan jika mata uang penyajian selain rupiah
Conversion rate at reporting date if presentation currency is other than rupiah Pembulatan yang digunakan dalam
penyajian jumlah dalam laporan keuangan
Jutaan / In Million Level of rounding used in financial statements Jenis laporan atas laporan keuangan Diaudit / Audited Type of report on financial statements Jenis opini auditor Wajar Tanpa Pengecualian /
Unqualified
Type of auditor's opinion Hal yang diungkapkan dalam paragraf
pendapat untuk penekanan atas suatu masalah atau paragraf penjelasan lainnya, jika ada
Matters disclosed in emphasis-of-matter or other-matter paragraph, if any
Hasil penugasan review Result of review engagement
Tanggal laporan audit atau hasil laporan review
April 30, 2020 Date of auditor's opinion or result of review report Auditor tahun berjalan KAP Tanubrata Sutanto Fahmi
Bambang & Rekan
Current year auditor Nama partner audit tahun berjalan Bambang Budi Tresno Name of current year audit signing partner Lama tahun penugasan partner yang
menandatangani
Number of years served as audit signing partner Auditor tahun sebelumnya Tanubrata Sutanto Fahmi dan
Rekan
Prior year auditor Nama partner audit tahun sebelumnya Raden Ginandjar Name of prior year audit signing partner Kepatuhan terhadap pemenuhan
peraturan BAPEPAM LK VIII G 11 tentang tanggung jawab direksi atas laporan keuangan
Ya / Yes Whether in compliance with BAPEPAM
LK VIII G 11 rules concerning
responsibilities of board of directors on
financial statements
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
31 December 2020 31 December 2019
Aset Assets
Aset lancar Current assets
Kas dan setara kas 338,488 129,049 Cash and cash equivalents
Piutang usaha Trade receivables
Piutang usaha pihak ketiga
119,610 134,404 Trade receivables third parties
Piutang lainnya Other receivables
Piutang lainnya pihak ketiga
2,159 2,252 Other receivables third parties
1,960 4,011 Current prepaid expenses
Uang muka lancar Current advances
Uang muka lancar lainnya
2,904 2,649 Other current advances
Jumlah aset lancar 545,239 351,120 Total current assets
Aset tidak lancar Non-current assets
Aset tetap 351,626 405,448 Property, plant and
equipment Aset takberwujud selain
goodwill
3,882 4,417 Intangible assets other than goodwill Aset tidak lancar
non-keuangan lainnya
58,044 61,390 Other non-current
non-financial assets Jumlah aset tidak lancar 413,552 471,255 Total non-current assets
Jumlah aset 958,791 822,375 Total assets
Liabilitas dan ekuitas Liabilities and equity
Liabilitas Liabilities
Liabilitas jangka pendek Current liabilities
Utang usaha Trade payables
Utang usaha pihak ketiga
63,317 55,991 Trade payables third parties
Utang lainnya Other payables
Utang lainnya pihak ketiga
2 27 Other payables third
parties Beban akrual jangka
pendek
88,085 93,377 Current accrued
expenses
Utang pajak 27,326 10,662 Taxes payable
Liabilitas jangka
4,829 613 Current maturities of
finance lease
liabilities
Liabilitas pajak tangguhan
20,762 25,819 Deferred tax liabilities
Liabilitas jangkaJumlah liabilitas 258,283 254,438 Total liabilities
Ekuitas Equity
Saham biasa 589,897 589,897 Common stocks
Tambahan modal disetor
5,068 5,068 Additional paid-in capital Cadangan pengukuran
700,508 567,937 Total equity attributable to equity owners of parent entity
Jumlah ekuitas 700,508 567,937 Total equity
Jumlah liabilitas dan ekuitas 958,791 822,375 Total liabilities and equity
Laporan laba rugi dan
31 December 2020 31 December 2019
Penjualan dan pendapatan usaha 673,364 764,703 Sales and revenue
Beban pokok penjualan dan pendapatan
( 330,799 ) ( 417,281 ) Cost of sales and revenue
Jumlah laba bruto 342,565 347,422 Total gross profit
Beban penjualan ( 98,254 ) ( 140,191 ) Selling expenses
Beban umum dan administrasi ( 67,883 ) ( 78,542 ) General and administrative expenses
Pendapatan keuangan 6,795 4,939 Finance income
Beban keuangan ( 838 ) ( 15,478 ) Finance costs
Pendapatan lainnya 3,296 3,202 Other income
Beban lainnya ( 17,762 ) ( 11,173 ) Other expenses
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
167,919 110,179 Total profit (loss) before tax Pendapatan (beban) pajak ( 32,130 ) ( 26,294 ) Tax benefit (expenses) Jumlah laba (rugi) dari operasi
yang dilanjutkan
135,789 83,885 Total profit (loss) from continuing operations
Jumlah laba (rugi) 135,789 83,885 Total profit (loss)
Pendapatan komprehensif income that will not be reclassified to profit or loss, after tax
Pendapatan komprehensif
lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, setelah pajak
( 24 ) 2,138 Other comprehensive
income for remeasurement
( 24 ) 2,138 Total other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss, after tax Jumlah pendapatan
komprehensif lainnya, setelah pajak
( 24 ) 2,138 Total other comprehensive income, after tax
Jumlah laba rugi komprehensif 135,765 86,023 Total comprehensive income
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Profit (loss) attributable to
Laba (rugi) yang dapat
diatribusikan ke entitas induk
135,789 83,885 Profit (loss) attributable to parent entity
Laba (rugi) per saham Earnings (loss) per share
Laba per saham dasar
Laba (rugi) per saham 230 142 Basic earnings (loss) per
Laporan perubahan ekuitas Statement of changes in equity
Saham biasa Tambahan modal disetor Cadangan pengukuran kembali program imbalan pasti
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk
Ekuitas
Common stocks Additional paid-in capital Reserve of remeasurements of
defined benefit plans Appropriated retained earnings Unappropriated retained earnings
Equity attributable to parent
entity Equity
Posisi ekuitas Equity position
Saldo awal periode sebelum penyajian kembali
589,897 5,068 10,714 213,952 ( 251,694 ) 567,937 567,937 Balance before restatement at
beginning of period
Penyesuaian Adjustments
Penerapan awal standar akuntansi baru dan revisi
( 3,194 ) ( 3,194 ) ( 3,194 ) Initial adoption of new and revised accounting standards
Posisi ekuitas, awal periode 589,897 5,068 10,714 213,952 ( 254,888 ) 564,743 564,743 Equity position, beginning of the period
Laba (rugi) 135,789 135,789 135,789 Profit (loss)
Pendapatan komprehensif lainnya ( 24 ) ( 24 ) ( 24 ) Other comprehensive income
Posisi ekuitas, akhir periode 589,897 5,068 10,690 213,952 ( 119,099 ) 700,508 700,508 Equity position, end of the period
Laporan perubahan ekuitas
Statement of changes in equity
Saham biasa Tambahan modal disetor Cadangan pengukuran kembali program imbalan pasti
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk
Ekuitas
Common stocks Additional paid-in capital Reserve of remeasurements of
defined benefit plans Appropriated retained earnings Unappropriated retained earnings
Equity attributable to parent
entity Equity
Posisi ekuitas Equity position
Saldo awal periode sebelum penyajian kembali
589,897 5,068 8,576 213,952 ( 335,579 ) 481,914 481,914 Balance before restatement at
beginning of period
Posisi ekuitas, awal periode 589,897 5,068 8,576 213,952 ( 335,579 ) 481,914 481,914 Equity position, beginning of the
period
Laba (rugi) 83,885 83,885 83,885 Profit (loss)
Pendapatan komprehensif lainnya 2,138 2,138 2,138 Other comprehensive income
Posisi ekuitas, akhir periode 589,897 5,068 10,714 213,952 ( 251,694 ) 567,937 567,937 Equity position, end of the period
flows
31 December 2020 31 December 2019
Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating
activities Penerimaan kas dari
aktivitas operasi
Cash receipts from operating activities
Penerimaan dari pelanggan 688,153 831,781 Receipts from customers
Pembayaran kas dari243,520 194,221 Cash generated from (used in) operations Penerimaan bunga dari
aktivitas operasi
6,795 4,939 Interests received from
operating activities
244 16,062 Other cash inflows (outflows) from operating activities Arus kas sebelum perubahan
dalam aset dan liabilitas yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
230,679 184,462 Net cash flows received from (used in) operating activities before changes in assets and liabilities Jumlah arus kas bersih yang
diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
230,679 184,462 Total net cash flows received from (used in) operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing
activities
Penerimaan dari penjualan
aset tetap
3,099 220 Proceeds from disposal of
property, plant and equipment
2 Proceeds from disposal of intangible assets Pembayaran untuk perolehan
aset takberwujud
( 3,628 ) Payments for acquisition of intangible assets Jumlah arus kas bersih yang
diperoleh dari (digunakan Pembayaran pinjaman bank ( 22,992 ) ( 148,294 ) Payments of bank loans Penerimaan utang
pembiayaan konsumen
8,198 3,690 Proceeds from consumer
financing payables Pembayaran utang
pembiayaan konsumen
( 4,784 ) ( 439 ) Payments of consumer
financing payables
Kas dan setara kas arus kas, awal periode
129,049 102,273 Cash and cash equivalents cash flows, beginning of the period Efek perubahan nilai kurs pada
kas dan setara kas
174 ( 284 ) Effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents Kas dan setara kas arus kas,
akhir periode
338,488 129,049 Cash and cash equivalents cash
flows, end of the period
beserta laporan auditor independen/
Financial statements as of December 31, 2020
and for the year then ended with independent auditors’ report
LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31, 2020 AND
FOR THE YEAR THEN ENDED WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Daftar Isi Table of Contents
Halaman/
Page
Surat Pernyataan Direksi Statement of Directors
Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan 1 - 2 Statement of Financial Position
Laporan Laba Rugi dan Statement of Profit or Loss and
Penghasilan Komprehensif Lain 3 Other Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas 4 Statement of Changes in Equity
Laporan Arus Kas 5 Statement of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan 6 - 92 Notes to the Financial Statements
***************************
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
1 (Disajikan dalam Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember/December 31
Catatan/
2020 Notes 2019
ASET ASSETS
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan setara kas 441.806.177.838 2b,2r,4,31 366.378.768.108 Cash and cash equivalents
Piutang usaha Trade receivables
Pihak ketiga 119.694.603.388 2d,2r,5,31 106.059.798.871 Third parties Pihak berelasi 296.898.154.464 2c,2d,2r,12a,31 252.405.259.917 Related parties
Piutang lain-lain Other receivables
Pihak ketiga 700.314.377 2r,6,31 477.846.377 Third parties
Pihak berelasi - 2c,2d,2r,12b,31 3.383.003 Related parties
Persediaan - neto 326.172.666.133 2e,7 262.081.626.426 Inventories - net
Uang muka pembelian 25.429.866.838 8 24.504.065.862 Advance for purchases Pajak dibayar di muka 55.168.674.515 2m,16a 53.070.786.558 Prepaid taxes
Aset lancar lainnya 716.008.441 2f,9 2.670.542.999 Other current assets
Jumlah aset lancar 1.266.586.465.994 1.067.652.078.121 Total current assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS
Aset pajak tangguhan - neto 15.613.339.233 2m,16g 23.714.885.150 Deferred tax assets - net Estimasi tagihan pajak 75.838.681.234 2m,16a 105.125.511.789 Estimated claims for refundable tax
Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of
akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of
Rp283.910.169.740 Rp283,910,169,740
(2019: Rp261.516.716.333) 204.186.009.945 2g,11 195.283.411.192 (2019: Rp261,516,716,333) Aset tidak lancar lainnya 4.449.331.662 2r,10,31 1.303.655.822 Other non-current assets
Jumlah aset tidak lancar 300.087.362.074 325.427.463.953 Total non-current assets
JUMLAH ASET 1.566.673.828.068 1.393.079.542.074 TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
2 (Disajikan dalam Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember/December 31
Catatan/
2020 Notes 2019
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS LIABILITIES
LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES
Utang usaha Trade payables
Pihak ketiga 39.280.034.725 2r,13,31 38.549.407.402 Third parties
Pihak berelasi 153.499.431.768 2c,2r,12c,31 88.728.741.054 Related parties
Utang lain-lain Other payables
Pihak ketiga 19.042.765.898 2r,14,31 27.601.392.853 Third parties
Pihak berelasi 3.259.906.115 2c,2r,12d,31 5.635.471.188 Related parties
Uang muka penjualan 5.456.976.416 15 4.435.191.450 Sales advances
Utang pajak 25.766.720.132 2m,16b 34.986.811.867 Taxes payable
Beban akrual 10.680.771.945 2r,17,31 8.507.504.668 Accrued expenses
Liabilitas imbalan kerja Short-term employee
jangka pendek 14.179.467.091 2i,2r,19,31 13.521.161.144 benefit liabilities
Utang dividen 474.931.500 2p,2r,18,31 474.849.000 Dividends payable
Jumlah liabilitas jangka pendek 271.641.005.590 222.440.530.626 Total current liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITY
Liabilitas imbalan kerja Long-term employee
jangka panjang 34.317.827.614 2i,19 39.344.314.614 benefit liabilities
JUMLAH LIABILITAS 305.958.833.204 261.784.845.240 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Share capital - par value
Rp250 per saham Rp250 per share
Modal dasar - 952.000.000 saham Authorized - 952,000,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid -
penuh - 595.000.000 saham 148.750.000.000 20 148.750.000.000 595,000,000 shares Tambahan modal disetor - neto 109.952.993.909 2o,21 109.952.993.909 Additional paid-in capital - net Komponen ekuitas lainnya 2.427.836.590 22 (4.679.867.448 ) Other equity component
Saldo laba Retained earnings
Ditentukan Appropriated
untuk cadangan umum 9.030.025.067 22 8.530.025.067 for general reserve Belum ditentukan
penggunaannya 990.554.139.298 868.741.545.306 Unappropriated
JUMLAH EKUITAS 1.260.714.994.864 1.131.294.696.834 TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES
DAN EKUITAS 1.566.673.828.068 1.393.079.542.074 AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
3 Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2020 (Disajikan dalam Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
For the year ended December 31, 2020 (Expressed in Indonesian Rupiah,
unless otherwise stated) Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/
Year ended December 31
BEBAN POKOK PENJUALAN (3.299.157.338.979) 2l,24 (2.755.574.838.991 ) COST OF GOODS SOLD
LABA BRUTO 335.139.934.770 365.362.259.989 GROSS PROFIT
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES
Beban penjualan (79.134.141.192) 2l,25 (48.951.237.291 ) Selling expenses
Beban umum General and administrative
dan administrasi (51.430.321.036) 2l,26 (44.598.253.533 ) expenses
Loss on foreign
Jumlah beban usaha (127.596.851.629) (90.721.838.990 ) Total operating expenses
pendapatan bunga (6.281.561.093) (2.630.713.897 ) Final tax on interest income
penghasilan badan (51.052.197.134) (69.673.049.453 ) tax expense
LABA TAHUN BERJALAN 181.812.593.992 215.459.200.242 PROFIT FOR THE YEAR
Penghasilan komprehensif lain: Other comprehensive income:
Pos-pos yang tidak akan Items that will not be
direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss:
Pengukuran kembali liabilitas Remeasurement of defined
imbalan kerja manfaat pasti 9.274.619.000 2i,19 (1.749.439.000) benefit obligation Pajak tangguhan terkait (2.166.914.962) 2i,2m,16g 437.359.750 Related deferred tax
Jumlah laba/(rugi) Total other comprehensive
komprehensif lainnya 7.107.704.038 (1.312.079.250) income/(loss)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
4
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Indonesian Rupiah,unless otherwise stated)
Komponen Saldo laba/Retained earnings
Tambahan ekuitas
modal lainnya/ Ditentukan untuk
disetor/ Other cadangan umum/ Belum ditentukan
Catatan/ Modal saham/ Additional equity Appropriated for penggunaannya/ Jumlah/
Notes Share capital paid-in capital component general reserve Unappropriated Total
Saldo per Balance as at
31 Desember 2018 148.750.000.000 109.952.993.909 (3.367.788.198) 8.030.025.067 713.282.345.064 976.647.575.842 December 31, 2018
Penyisihan Appropriation of
saldo laba 22 - - - 500.000.000 (500.000.000) - retained earnings
Laba tahun berjalan - - - - 215.459.200.242 215.459.200.242 Profit for the year
Jumlah laba Total other comprehensive
komprehensif lainnya 2i,16g,19 - - (1.312.079.250) - - (1.312.079.250) income
Dividen 22 - - - - (59.500.000.000) (59.500.000.000) Dividend
Saldo per Balance as at
31 Desember 2019 148.750.000.000 109.952.993.909 (4.679.867.448) 8.530.025.067 868.741.545.306 1.131.294.696.834 December 31, 2019
Penyisihan Appropriation of
saldo laba 22 - - - 500.000.000 (500.000.000) - retained earnings
Laba tahun berjalan - - - - 181.812.593.992 181.812.593.992 Profit for the year
Jumlah laba Total other comprehensive
komprehensif lainnya 2i,16g,19 - - 7.107.704.038 - - 7.107.704.038 income
Dividen 22 - - - - (59.500.000.000) (59.500.000.000) Dividend
Saldo per Balance as at
31 Desember 2020 148.750.000.000 109.952.993.909 2.427.836.590 9.030.025.067 990.554.139.298 1.260.714.994.864 December 31, 2020
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
5
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/
Year ended December 31
Penerimaan kas dari pelanggan 3.577.606.768.589 3.044.468.403.143 Cash received from customers Pembayaran kas kepada pemasok (3.228.778.157.122) (2.437.494.518.944) Cash paid to suppliers Pembayaran untuk beban usaha (70.275.869.036) (53.939.459.458) Payment for operating expenses Pembayaran kepada karyawan (69.911.189.898) (61.495.370.484) Payment to employees
Pendapatan bunga yang diterima, Interest received,
setelah dikurangi pajak final 25.126.244.596 10.522.855.477 net of final tax
Pembayaran pajak
penghasilan badan (68.470.778.126) (51.024.771.845) Payment of corporate income tax Penerimaan kas lain-lain - neto 5.998.431.193 2.110.862.077 Other cash receipts - net
Arus kas neto yang diperoleh Net cash flows provided by
dari aktivitas operasi 171.295.450.196 453.147.999.966 operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING
INVESTASI: ACTIVITIES:
Aset tetap: Fixed assets:
Pembelian (2.234.611.346) (5.244.695.016) Acquisition
Penambahan aset dalam Additions of construction
penyelesaian (31.146.216.040) 11,33 (13.694.728.238) in progress
Penjualan 50.715.971 11 620.659.092 Sale
Pembayaran uang muka (3.106.099.840) 10 - Advance paid
Arus kas neto yang Net cash flows
digunakan untuk used in investing
aktivitas investasi (36.436.211.255) (18.318.764.162 ) activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING
PENDANAAN: ACTIVITIES:
Pembayaran pinjaman Repayments of
bank jangka pendek - (9.543.521.202) short-term bank loan
Pembayaran beban bunga (15.289.211) (508.479.558) Interest expense paid
Pembayaran dividen (59.416.540.000) (59.408.630.000) Payment of dividend
Arus kas neto yang
digunakan untuk Net cash flows used in
aktivitas pendanaan (59.431.829.211) (69.460.630.760) financing activities
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
6
1. UMUM 1. GENERAL
Pendirian Perusahaan The Company’s Establishment
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (“Perusahaan”), dahulu bernama CV Tjahaja Kalbar, didirikan di Pontianak berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari 1968 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak. Badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perusahaan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan tanggal 9 Desember 1980 No. 49 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak.
Berdasarkan Akta No. 103.A tanggal 18 April 1984 yang dibuat di hadapan Tommy Tjoa Keng Liet, S.H., Notaris di Pontianak, diputuskan, antara lain, perpindahan kedudukan Perusahaan dari Pontianak ke Jakarta. Akta pendirian dan perubahan yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri dan Tommy Tjoa Keng Liet, S.H. tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-1390.HT.01.01.TH.88. tanggal 17 Februari 1988.
Akta pendirian tersebut telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pontianak No. 19/PT.Pendaf/95 tanggal 31 Juli 1995, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 27 Oktober 1995 No. 86, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 8884.
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (the “Company”), formerly known as CV Tjahaja Kalbar, was established in Pontianak based on Notarial Deed No. 1 dated February 3, 1968 of Mochamad Damiri, Notary in Pontianak. The Company’s legal form was changed to a limited liability company based on Notarial Deed No. 49 dated December 9, 1980 of Mochamad Damiri, Notary in Pontianak. Based on Notarial Deed No. 103.A dated April 18, 1984 of Tommy Tjoa Keng Liet, S.H., Notary in Pontianak, it was decided, among others, to relocate the Company’s domicile from Pontianak to Jakarta.
These Company’s Articles of Association and their amendments based on the Notarial Deeds of Mochamad Damiri and Tommy Tjoa Keng Liet, S.H.
were approved by the Ministry of Justice in its decree No. C2-1390.HT.01.01.TH.88 dated February 17, 1988. The Company’s Articles of Association have been registered with the District Court of Pontianak under reference No. 19/PT.Pendaf/95 dated July 31, 1995 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 86 dated October 27, 1995, Supplement No. 8884.
Anggaran Dasar Perusahaan beberapa kali mengalami perubahan, antara lain dengan Akta tanggal 18 April 1996 No. 83 yang dibuat di hadapan Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta mengenai Perusahaan menjadi perusahaan terbuka. Sesuai dengan Surat Persetujuan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”), sekarang Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”), tanggal 10 Juni 1996 No. S-942/PM/1996, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan menjadi efektif dalam rangka Perusahaan melaksanakan penawaran umum perdana atas 34.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp500 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia.
The Company’s Articles of Association were subsequently amended several times, among others, covered by Notarial Deed No. 83 dated April 18, 1996 of Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notary in Jakarta involving the Company becoming a public company. The Capital Market Supervisory Board and Financial Institution (“Bapepam-LK”), currently known as the Financial Services Authority (“OJK”), in its letter No. S-942/PM/1996 dated June 10, 1996 approved the initial public offering of 34,000,000 of the Company’s shares with a nominal value of Rp500 per share through the Indonesian Stock Exchange.
Perubahan Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7688.HT.01.04.TH.96 tanggal 29 April 1996 an telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara nomor agenda 613/BH.09.01/IX/1998 tanggal 29 September 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 24 November 1998 No. 94, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6538.
The amendment was approved by the Minister of Justice of Indonesian Republic in its decree No. C2-7688.HT.01.04.TH.96 dated April 29, 1996, and has been registered with the North Jakarta Registration Office under reference No. 613/BH.09.01/IX/1998 dated September 29, 1998, and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 94 dated November 24, 1998, Supplement No. 6538.
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
7
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
Pendirian Perusahaan (lanjutan) The Company’s Establishment (continued) Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
Perusahaan tanggal 27 Juni 1997 No. 137 yang dibuat dihadapan Veronica Lily Dharma, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah Anggaran Dasarnya untuk menyesuaikan dengan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK (OJK) Nomor KEP-13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perusahaan juga meningkatkan modal dasar dari Rp150.000.000.000 menjadi sebesar Rp238.000.000.000 dengan jumlah saham dari 300.000.000 saham menjadi 476.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500 per saham. Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-9678.HT.01.04.TH.97 tanggal 19 September 1997 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara No. 613/BH.09.01/XII/97 tanggal 8 Desember 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 6 Maret 1998 No. 19. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 1436.
Based on Notarial Deed No. 137 dated June 27, 1997 of Veronica Lily Dharma, S.H., Notary in Jakarta, the Company’s Articles of Association were amended to conform with the regulation of the Chairman of BAPEPAM-LK (OJK) No. KEP-13/PM/1997 dated April 30, 1997 regarding Articles of Association of public companies. The amendment to the Company’s Articles of Association included the increase in the Company’s authorized capital from Rp150,000,000,000 to Rp238,000,000,000 representing an increase in the number of authorized shares from 300,000,000 shares to 476,000,000 shares with a nominal value of Rp500 per share. The amendment was approved by the
Minister of Justice in its decree No. C2-9678.HT.01.04.TH.97 dated September 19,
1997 and has been registered with the North Jakarta Registration Office under reference No. 613/BH.09.01/XII/97 dated December 8, 1997 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 19 dated March 6, 1998, Supplement No. 1436.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 30 September 1998 No. 81 yang dibuat di hadapan Veronica Lily Dharma, S.H., Notaris di Jakarta dan sesuai dengan Surat Keputusan BAPEPAM-LK (OJK) No. S-2026/PM/1998 tanggal 25 September 1998, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I Saham Perusahaan dengan menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham Perusahaan, yaitu sejumlah 178.500.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp500 per saham atau seluruhnya sebesar Rp89.250.000.000.
Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated September 30, 1998 as documented in the Notarial Deed No. 81 of Veronica Lily Dharma, S.H., Notary in Jakarta, and BAPEPAM-LK (OJK) decree No. S-2026/PM/1998 dated September 25, 1998, the Company conducted the Company’s Limited Public Offering I in the framework of pre-emptive rights to shareholders involving 178,500,000 common shares, with a nominal value of Rp500 per share or totaling Rp89,250,000,000.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan rapat Perusahaan tanggal 20 Juni 2008 No. 19 yang dibuat dihadapan Merry Susanti Siaril, S.H., Notaris di Jakarta, dilakukan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat No. AHU-74160.A.H.01.02 Tahun 2008 tanggal 15 Oktober 2008.
Based on Notarial Deed No. 19 dated June 20, 2008 of Merry Susanti Siaril, S.H., Notary in Jakarta, the Company’s Articles of Association were amended to conform with Corporate Law No. 40 year 2007 regarding Limited Liability Companies. The amended Articles of Association had been approved by the Minister of Laws and Human Rights based on letter No. AHU-74160.A.H.01.02 Tahun 2008, dated October 15, 2008.
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)
8
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
Pendirian Perusahaan (lanjutan) The Company’s Establishment (continued) Berdasarkan akta Notaris No. 6 tanggal 10 Mei 2013
yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah namanya dari PT Cahaya Kalbar Tbk.
menjadi PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat No. AHU-29266.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 30 Mei 2013 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 13 September 2013 No. 74, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 102700.
Based on Notarial deed No. 6 dated May 10, 2013 of Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., a notary in Jakarta, the Company changed its name from PT Cahaya Kalbar Tbk. to PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. The amended Articles of Association had been approved by Minister of Law and Human
Rights in its decree No.
AHU-29266.AH.01.02.Tahun 2013 dated May 30, 2013 and published in the State Gazette No. 74 dated September 13, 2013, Supplement No. 102700.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 9 Juli 2015 No. 9 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah nilai nominal saham Perusahaan dari Rp500 per masing-masing saham menjadi Rp250 per masing-masing saham.
Perubahan Anggaran Dasar telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat No. AHU-0939228.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 10 Juli 2015.
Based on Notarial Deed of General Extraordinary Shareholders Meeting of the Company on July 9, 2015 No. 9 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., Notary in Jakarta, the Company changed the shares’
nominal value of Rp500 per share to Rp250 per share. The amendment to the Articles of Association had been approved by the Minister of Law and Human Rights in its decree No. AHU-0939228.AH.01.02.Tahun 2015 dated July 10, 2015.
Berdasarkan Akta tanggal 20 November 2019 No. 8 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah Anggaran Dasar sehubungan dengan perubahan maksud dan tujuan perusahaan sesuai dengan klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia tahun 2017. Perubahan Anggaran Dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam surat No. AHU-0097154.AH.01.02.TAHUN 2019 tanggal 22 November 2019.
Based on Notarial Deed No. 8 dated November 20, 2019 of Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., Notary in Jakarta, the Company changed its purpose and objectives in accordance with the standard classification of Indonesian business fields 2017.
The amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights in its decree No. AHU-0097154.AH.01.02.TAHUN 2019 dated November 22, 2019.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial