• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dividend payout ratio

Dalam dokumen OLEH : NURALISA.S NIM (Halaman 31-0)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

4. Pengertian dividend payout ratio

Menurut Yulianti (2019) Dividen Payout Ratio (DPR) adalah alat

untuk mengukur kebijakan dividen. Pengukuran kebijakan dividen yang

diproksi oleh divident payout ratio adalah membandingkan antara dividen

yang dibayarkan dengan laba bersih yang diperoleh dan biasanya disajikan

dalam bentuk presentase. Dividen akan dibayarkan dalam jumlah yang

kecil apabila laba ditahan perusahaan yang digunakan untuk membiayai

kebutuhan operasional dalam perusahaannya dalam jumlah yang besar.

Sebaliknya, jika perusahaan lebih memilih mengurangi porsi laba ditahan sebagal pendanaan operasional perusahaan, maka pembayaran dividen juga akan lebih besar. Kebijakan dividen yang diukur dengan DPR yaitu variabel yang merupkan nilai dan besarnya dividen yang dibayarkan dihitung dengan cara mengalikan jumlah saham yang ada dengan dividen yang dibayar dan dibagi dengan pendapatan bersih.

5. Faktor- faktor yang Pengaruhi Kebijakan Dividen 1. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan dimensi keahlian perusahaan menciptakan keuntungan pada tingkatan penjualan, asset serta modal saham tertentu. Pihak manajemen hendak membayarkan dividen buat memberi sinyal mangenai keberhasilan industri dengan membukukan profit (Juliana 2015). ROA ialah sesuatu analisis mengukur keahlian perusahaan menciptakan laba dengan memakai total asset ataupun kekayaan yang terdapat sehabis disesuaikan dengan biaya- biaya buat mendanai asset tersebut. ROA sanggup mengukur keahlian industri menghasilkan keuntungan pada masa dulu sekali buat setelah itu di proyeksikan dimasa yang hendak tiba. aset ataupun aktiva yang diartikan merupakan keseluruhan harga perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri ataupun dari modal asing yang sudah diganti perusahaan jadi aset- aset perusahaan yang digunakan buat kelangsungan hidup.

2. Likuiditas

Likuiditas adalah kapasitas dari perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial sesuai jadwal. Keadaan seperti itu membuat pemegang saham tertarik untuk menanamkan modalnya untuk menbagikan laba dalam bentuk dividen. Rasio hutang menjadi buruk dalam keadaan moneter yang sulit dan biaya pinjaman yang tinggi, di mana perusahaan memiliki rasio hutang yang tinggi dapat menghadapi masalah keuangan, namun selama ekonomi dapat diterima dan biaya pembiayaan rendah maka dapat meningkatkan laba (Gloria Julianita Sendow et al. , 2016).

Menurut Hery (2015) rasio likuiditas adalah alat untuk melihat kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek atau kewajiban lancarnya yang akan jatuh tempo atau dapat dikatakan bahwa rasio likuiditas merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar hutang atau kewajiban lancarnya. Jika perusahaan mampu membayar kewajiban atau hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai perusahaan yang liquid.

3. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan ialah menggambarkan besar kecilnya

sesuatu industri yang ditunjukkan pada total aktiva, jumlah penjualan,

rata- rata penjualan serta total aktiva (Riyanto, 2016). Terus menjadi

besar total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham serta

kapitalisasi pasar hingga terus menjadi besar pula dimensi industri

tersebut. Pada dasarnya dimensi industri cuma dibagi dalam 3 jenis

ialah perusahaan besar, perusahaan menengah serta perusahaan

kecil. perusahaan yang skala besar cenderung lebih diketahui masyarakat sehingga data menimpa prospek industri berskala besar lebih gampang diperoleh investor daripada industri berskala kecil.

Perusahaan besar bisa mengakses pasar modal. Sebab kemudahan tersebut maka berarti industri mempunyai fleksibilitas serta keahlian untuk memperoleh dana.

Menurut Nugraheni (2012:335) ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total pejualan yang diperoleh.

4. Leverage

rasio leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Leverage ratio ataupun yang lebih akrab disebut dengan rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menampilkan tingkatan utang yang sudah dikeluarkan oleh sesuatu perusahaan. Rasio leverage dapat pula disebut dengan sebutan rasio solvabilitas, selaku rasio keuangan yang mengukur keahlian sesuatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban ataupun utang jangka panjangnya.

Debt to equity ratio adalah total dari kewajiban (liabilities) dan

total modal sendiri (equity). Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal

sendiri menjamin semua hutang perusahaan. Debt to equity ratio yang

tinggi berarti bahwa perusahaan telah melakukan pembiayaan yang

kuat sehingga organisasi berkembang bersama kewajibannya.

Semakin penting debt to equity ratio, semakin menonjol tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (loan bosses) dan semakin besar pula kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan.

Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan bersih yang dapat diperoleh investor, termasuk keuntungan yang akan diperoleh (Suriani Ginting, 2018).

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Metode penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

b. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

c. Hutang berpengaruh

negatif terhadap

industri barang konsumsi di

Bursa Efek Indonesia

kebijakan dividen.

3 Sitti Febrianti (2019)

Analisis atas laba bersih dan struktur modal

terhadap kebijakan dividen (survey pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan trasportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

a. Profitabilitas dan aktivitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

b. Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.

c. ukuran perusahaan memperkuat pengaruh dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan sektor aneka industri yang

a. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

b. Profitabilitas

berpengaruh

terdaftar di BEI tahun 2015-2018

dengan menggunakan data panel metode berbasis regresi dengan E-views

signifikan terhadap kebijakan dividen.

c. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

6. Ida Ayu Nabila Meidyna dkk (2020)

Pengaruh profitabilitas pada kebijakan dividen dengan investment opportunity set sebagai variabel pemediasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda

a. Profitabilitas

berpengaruh positif pada investment opportunity set.

b. Profitabilitas

berpengaruh positif pada kebijakan dividen perusahaan.

c. Investment

Opportunity Set

berpengaruh negatif

pada kebijakan

dividen.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penelitian yang menggunakan teori signalling untuk menjelaskan variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini diantaranya profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage maka kerangka pikir yang dapat dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Sumber : dari berbagai jurnal yang dikembangkan untuk skripsi.

Kebijakan Dividen (Y) Profitabilitas (x

1

)

Likuiditas (x

2

)

Ukuran (x

3

)

Leverage (x

4

)

D. Hipotesis penelitian

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen

Profitabilitas adalah keahlian sebuah perusahaan untuk memperoleh laba sehingga mempengaruhi keputusan pembagian dividen. Jika tingkat profitabilitas suatu perusahaan besar, maka keuntungan yang dihasilkan oleh organisasi tersebut akan jauh lebih menonjol dialokasikan dalam wujud dividen bagi investor. Pihak manajemen perlu berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan dividen (Santika Wicaksono, 2014).

Kasmir (2016) menjelaskan bahwa Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari laba atau keuntungan. Selain itu, rasio ini juga mampu mencerminkan ukuran tingkat evektifitas manajemen dalam perusahaan. Laba yang diperoleh perusahan merupakan salah satu faktor penentu yang menjadi acuan dalam pembayaran dividen. Karena dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham berasal dari laba yang diperoleh perusahaan. Jadi, semakin tinggi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan semakin tinggi pula pembayaran dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham.

Profitabilitas tergambar dalam signaling theory yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar seperti harga saham, obligasi dan sebagainya, sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor.

Tanggapan para investor terhadap sinyal positif dan negatif adalah sangat

mempengaruhi kondisi pasar, mereka akan bereaksi dengan berbagai cara

dalam menanggapi sinyal tersebut (Fahmi, 2014).

Menurut Permana dan Hidayati (2016) DaIam penelitiannnya, mengungkapkan bahwa profitabilitas memberikan pengaruh positif terhadap kebijakan dividen.. Artinya semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin tinggi dividen yang akan dibagikan. Begitupun sebaliknya semakin rendah profitabilitas suatu perusahaan maka semakin rendah pula dividen yang di bagikan kepada pemegang saham. Teori ini didukung oleh Sari dan Sudjarni (2015) dalam penelitiannya yang mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini didukung oleh Monika dan Sudjarni (2018). Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.

2. Pengaruh likuiditas terhadap Kebijakan Dividen

Likuiditas perusahaan menunjukkan kapasitas perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas besar berkemungkinan besar untuk membagikan dividen. Likuiditas perusahaan dapat diperkirakan melalui rasio keuangan, misalnya current ratio, quick ratio dan cash acid ratio. Likuiditas suatu perusahaan merupakan faktor

penting yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan pilihan untuk

menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada investor. Oleh

karena itu, semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan maka akan

semakin besar pula kemampuan untuk membagikan dividen. Hal ini berarti

bahwa semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan mengenai prospek kebutuhan dana di masa depan, maka akan semakin tinggi rasio pembayaran keuntungan (Suriani Ginting, 2018).

Teori signaling berhubungan dengan Current Ratio atau rasio likuiditas, yang mana semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya akan memberikan sinyal yang baik atau good news kepada para investor. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu menyelesaikan masalah hutangnya, semakin tinggi nilai rasio likuiditasnya maka akan meningkatkan peluang-peluang perusahaan untuk membayar serta menyelesaikan masalahnya terkait dengan hutang.

Menurut Dewi, dkk (2015) mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hai ini dikarenakan rasio likuiditas ini yang membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya lancar yang tersedia dalam perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2: Likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen

perusahaan yang memiliki ukuran besar akan semakin efektif

memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan

tersebut memberikan keuntungan yang sangat besar kepada investor.

Untuk sementara, perusahaan baru dan kecil akan menghadapi banyak tantangan untuk mendekati pasar modal, sehingga semakin besar ukuran organisasi, semakin mudah untuk memperoleh modal luar dalam jumlah yang lebih besar, terutama dari obligasi (Handayani dan Hadinugroho, 2012).

Ukuran perusahaan menggambarkan kondisi suatu organisasi. Salah satu petunjuk yang dapat digunakan untuk melihat ukuran industri adalah total dari aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang besar dan mapan akan lebih mudah masuk ke pasar modal, sementara perusahaan kecil akan lebih sulit untuk mencapainya. Akses masuk ke pasar modal dapat diartikan sebagai kemampuan beradaptasi dan kapasitas perusaahaan untuk membuat kewajiban atau menghasilkan aset yang lebih besar. Dengan memunculkan aset baru tersebut, organisasi dapat membayar kewajiban termasuk kewajiban untuk memberikan keuntungan kepada investor (Santiko Wicaksono dan Mohamad Nasir, 2014).

Hubungan teory signaling dengan ukuran perusahaan yaitu ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen, karena ukuran perusahaan akan memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar modal. Hal ini memudahkan perusahaan untuk memperoleh tambahan modal usaha.

Selain itu, perusahaan besar akan membayar dividen untuk menjaga

reputasinya di mata investor. Winny Victoria dan Viriany (2019) mendukung

teori ini dalam penelitiannya yaitu ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan teori dan hasil penelitian

terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang taerdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.

4. Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen

Leverage adalah suatu rasio yang mencerminkan kemampuan suatu organisasi dalam memenuhi setiap kewajibannya yang dikoordinasikan dengan modal sendiri yang digunakan untuk membayar kewajiban (Kasmir, 2012). Leverage yang diproksikan oleh debt to equity ratio ditentukan dengan membagi seluruh kewajiban organisasi dengan nilai total investor.

Menurut lrham Fahmi (2013), leverage merupakan kewajiban (liabilities) yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari pendanaan

eksternal baik berupa pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya. Karena leverage merupakan kewajiban bagi perusahaan, jadi perusahaan harus melaksanakan kewajiban tersebut dengan tepat waktu dan apabila dalam pelaksanaannya tidak tepat waktu, maka perusahaan mungkin akan mendapatkan sanksi atau akibat. Sanksi atau akibat tersebut dapat berupa pemindahan kepemilikan aset pada suatu saat.

Teori signaling memiliki hubungan dengan rasio leverage yang

diproksikan dengan debt ratio. Debt ratio digunakan untuk mengetahui

sejauh mana perusahaan dapat melunasi hutang-hutangnya baik jangka

pendek maupun jangka panjang atau untuk mengukur besarnya dana yang

berasal dari hutang. Penggunaan hutang yang semakin tinggi

mengindikasikan kemungkinan perusahaan kesulitan untuk

mengembalikan atau membayar hutang. Semakin rendah tingkat debt ratio akan menjadi sinyal yang baik dari perusahaan kepada investor.

Menurut penelitian Amijaya, dkk (2016) mengungkapkan bahwa jika perusahaan membayarkan dividen, hal itu akan mengakibatkan laba ditahan menjadi lebih rendah sehingga perusahaan cenderung menggunakan dana dari hutang untuk menunjang kegiatan operasionalnya karena ketidakmampuan dana internal untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar para pemegang saham dapat dipertahankan untuk berinvestasi pada perusahaannya dan sekaligus memberikan sinyal positif terhadap pasar, karena sejatinya investor selalu menginginkan pembagian dividen yang besar dan stabil. Teori ini didukung oleh Hengky Sulaiman dan Sumani (2016), yaitu leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Sementara itu, menurut Amalia Apriliani dan Kartina Natallova (2017), leverage ini berdampak negatif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Leverage berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada

perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang termasuk dalam penelitian eksplanatori (explanatory research).

penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan untuk menelaah vkausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. Menurut (Zulganef,2013) Dalam penelitian explanatory peneliti berusahan untuk menjelaskan atau membuktikan hubungan atau pengaruh antar variabel dan menunjukkan bahwa hipotesis telah dirumuskan dengan menggunakan alat pengujian SPSS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait, seberapa besar hubungan tersebut, dan bagaimana hubungan tersebut terjadi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Variabel bebas adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada website yang dapat diakses melalui situs http://idx.co.id. Dan dilakukan pula penelitian pada Galeri Investasi Bursa

Efek Indonesia di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, jalan Sultan Alauddin No. 259, Kel. Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar.

Waktu penelitian ini rencana akan dilakukan selama dua (2) bulan yang

dilakukan mulai dari bulan september sampai dengan November 2021.

C. Defenisi operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen adaIah variabel yang dipengaruhi oIeh variabel independen. Adapun variabel dependen daIam penelitian ini adalah kebijakn dividen yang diproksikan dengan Divident Payout Ratio (DPR) dan dinyatakan dalam satuan presentase.

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel dependen (Y) Kebijakan dividen (DPR)

Nama variabel

Defenisi Variabel Indikator Sumber

Kebijakan dividen

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah

keuntungan yang diperoleh dari perusahaan di berikan kepada para investor sebagai dividen atau laba ditahan untuk

pembiayaan mendatang (Siswanti, 2014).

Kebijakan dividen

DPR = divident per share

earning per share 𝑥100%

(Amalia Apriliani &

Kartina

Natalylova,

2017)

dapat di ukur dengan menggunakan dividend payout ratio (Rehman dan Takumi, (2012).

Sumber : data yang diolah kembali

2. Variabel independen (X)

Variabel bebas sebagai variabel X, yaitu variabel yang tidak mempunyai ketergantungan. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen dimana faktornya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage.

Tabel 3.2

Defenisi Operasional Variabel Independen (X)

Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Nama

variabel

Defenisi Variabel Indikator Sumber

Rasio profitabilitas (X

1

)

Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) adalah tingkat pengembalian

ROA = laba bersih setelah pajak

total aset × 100%

(Ni Putu

Ayu Sinta

Pradnya

Sari

2019)

investasi

perusahaan pada aset tetap yang digunakan untuk kegiatan

operasional perusahaan.

Rasio Likuiditas (X

2

)

Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rasio lancar (current ratio).

Pengukuran rasio lancar (current ratio) adalah menghitung total aset lancar perusahaan dengan total kewajiban lancar sebuah

perusahaan.

𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = aset lancar

hutang lancar × 100%

(Alexander Halim & Rini Tri Hasturi, 2019)

Ukuran Perusahaan (X

3

)

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dengan melihat

𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝐿𝑛(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡)

(Mindra &

Teguh,

2014)

total aktiva perusahaan.

Leverage (X

4

)

Leverage adalah seberapa besar modal pinjam yang digunakan oleh perusahaan dalam semua urusan fungsional perusahaan.

𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = total hutang

total ekuitas × 100%

(Alexander Halim &

Rini Tri Hasturi, 2019)

Sumber : data yang diolah kembali

D. Populasi dan sampel 1) Populasi

Populasi adalah wilayah keseluruhan yang terbentuk dari perkaramaupun pokok bahasaan dengan kualitas dan kemampuan tertentu, hal ituharus ditentukan oleh peneliti sebagai subjek, kemudian di Tarik kesimpulan (Sugiyono,2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2019-2020.

Sebanyak 30 perusahaan yang tercatat hingga tahun 2020.

Tabel 3. 3 Daftar nama perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman pada BEI tahun 2019-2020

No Kode Nama Perusahaan

1. ADES Akasha Wira Internasional Tbk 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

4. BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk

5. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk

6. CAMP Campini Ice Cream Industry Tbk 7. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 8. CLEO Sariguna Primatirta Tbk 9. DLTA Delta Djakarta Tbk

10. DMND Diamond Food Indonesia Tbk 11. FOOD Sentra Food Indonesia Tbk 12. GOOD Garudafood Putra Jaya Tbk 13. HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk 14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 15. IIKP Inti Agri Resources Tbk

16. IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk 17. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 18. KEJU Mulia Boga Raya Tbk

19. MGNA Magna Investama Mandiri Tbk 20. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 21. MYOR Mayora Indah Tbk

22. PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk 23. PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk 24. PSDN Prasidna Aneka Niaga Tbk 25. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 26. SKBM Sekar Bumi Tbk

27. SKLT Sekar Laut Tbk 28. STTP Siantar Top Tbk

29. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

30. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk

2) Sampel

Sampel merupakan bagian dari total dan karakter yang dimiliki oleh

populasi tersebut (sugiyono, 2015). Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling artinya sampel dipilih

denga kriteria tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah

penelitian yang dikembangkan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria pemilihan sampel. Adapun Kriteria-kriteria Yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2019-2020.

b. Perusahaan sampel telah menerbitkan laporan keuangan berturut-turut selama tahun 2019-2020.

c. Perusahaan sampel yang mempunyai data terkait pembayaran dividen. Sehingga perusahaan yang tidak memberikan dividen pada tahun tertentu selama periode penelitian akan dikeluarkan dari sampel.

d. Perusahaan yang tidak konsisten menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2019-2020.

e. Perusahaan yang memiliki seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Tabel 3.3

Kriteria sampel penelitian

No Keterangan Jumlah

Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2019-2020

30

Di kurangi :

1. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak menyampaikan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2019-2020

(8)

2. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak

membagikan dividen selama periode 2019-2020 (7)

3

Perusahaan yang tidak konsisten menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2018-2020.

0

4

Perusahaan tidak memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan indikator perhitungan yang dijadikan variabel dalam penelitian.

0

Jumlah sampel akhir penelitian 15

Data Penelitian = 15 perusahaan x 2 tahun periode penelitian 30 Sumber : data yang diolah kembali

E. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengambil data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan dan ditemukan dari situs resmi BEI yaitu IDX (Indonesia Stock Exchange) pada website resmi www.idx.co.id. selanjtnya, metode pengumpulan data pada penelitian ini juga dilancarkan dengan metode studi pustaka yaitu dengan meninjau berbagai literatur pustaka diantaranya jurnal, makalah, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan pada penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

1) Analisis data deskriftif

Analisis data deskriftik adalah analisis yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data

yang telah terkumpul. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan

karakteristik dari sebuah sampel ataupun populasi yang diamati dan dapat digambarkan lewat tabel dan gambar.

2) Uji Asumsi Klasik

Tahapan analisis awaluntuk menguji model yang digunakan dalam penelitian ini melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ialah untuk menguji apakah model regresi, variable independen serta dependen memiliki distribusi wajar (Imam, 2016). Uji normalitas ialah bagian dari uji asumsi klasik. Informasi riset wajib diuji distribusi kewajarannya, informasi yang baik merupakan residual data informasi yang distribusinya dalam keadaan normal.

Penentuan normal tidaknya data ditentukan dengan dua cara, apabila signifikannya lebih besar dari tingkat signifikansi yang sudah di tentukan yaitu Signifikansi (Sig) ≥ α = 0, 05 maka residual informasi berdistribusi normal. Sebaliknya apabila signifikansi uji lebih kecil dari nilai Signifikansi (Sig) ˂ α = 0, 05 maka residual informasi tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolonieritas

Tujuan dari uji multikolonieritas yaitu buat menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel independen (Imam, 2016). Model yang baik yaitu tidak terbentuknya korelasi diantara variable independen.

Multikolonieritas bisa dilihat dari nilai tolerance serta variance inflation

factor (VIF). Bila nilai tolerance ≤ 0, 10 ataupun VIF ≥ 10 hingga

menampilkan bahwa ada multikolonieritas. Sebaliknya, apabila nilai

tolerance ˃ 0, 10 ataupun VIF ˂ 10 hingga menampilkan kalau tidak ada

multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari uji heteroskedastisitas yaitu buat menguji apakah pada model regresi ada perbandingan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam, 2012: 139). Model regresi yang baik ialah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas bisa dilakukan memakai uji glejser. Bila probabilitas mempunyai signifikansi di atas tingkat keyakinan 5% ataupun 0, 05 dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat adanya heteroskedastisitas (Imam, 2011: 143).

3) Analisis regresi linier berganda

Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan variable independen (Profitabilitas, Likuiditas, ukuran perusahaan, leverage) dengan variabel dependen (Kebijakan Dividen). Model analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e……

Keterangan :

Y = Kebijakan Dividen (DPR) α = konstanta

X

1

= Profitabilitas (ROA)

X

2

= Likuiditas

X

3

= Ukuran Perusahaan

X

4

= Leverage

β = Koefisien regresi

e=Tingkat error

G. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Uji ini digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi dimana untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat maka dapat dilihat dari nilai adjusted R

2

.

b. Uji persial (t)

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel independen antara individu atau parsial terhadap variabel dependen (Widarjono, 2013). Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima.

b. Jika nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi dengan ketentuan sebagai berikut:

• Jika nilai probabilitas signifikansi (ρ) < tingkat signifikansi α = 0,05 maka H0 ditolak.

• Jika nilai probabilitas signifikansi (ρ) > tingkat signfikansi α = 0,05 maka

H0 diterima.

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2020. Manufaktur adalah suatu perusahaan yang melakukan pengelolaan bahan mentah menjadi barang jadi dan dijual kepada para konsumen.

1. Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia atau disingkat BEI merupakan bursa saham di Indonesia yang memfasilitasi perdagangan saham, pendapatan tetap, instrument derivative, reksadana, saham hingga obligasi yang berbasis Syariah. BEI juga menyediakan data perdagangan real time dalam data-feed format untuk vendor data atau perusahaan. BEI juga memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik.

BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Salah satu indikator yang menyebabkan pergerakan harga saham tersebut dalah indeks harga sahamnya.

Secara historis, jauh sebelum Indonesia merdeka pasar modal telah ada. Pasar modal atau Bursa Efek ada sejak jaman colonial belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pada saat itu pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah Kolonial Belanda atau VOC.

Walaupun sejak tahun 1912 pasar modal telah ada, tetapi

perkembangan dan pertumbuhan Pasar Modal tidak berjalan seperti yang

diinginkan, bahkan Pasar Modal mengalami kevakuman bebarap periode.

41

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan perang dunia II.Perpindahan kekuasan dari pemerintah kolonial kepada Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi Bursa Efek tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Pada tahun 1977 Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal tersebut, dengan berbagai insentif dan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah, sedikit demi sedikit pasar modal akhirnya mengalami pertumbuhan.

Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka pada tanggal 14 Desember 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, didirikan di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda yang dikenal sekarang dengan Jakarta. Call-efek merupakan sebutan dari Bursa Efek Jakarta dulu, system perdagangannya seperti lelang, dimana tiap efek berturut-turut diserukan pemimpin “call”, kemudian para pialang masing-masing mengajukan permintaan beli atau penawaran jual sampai ditemukan kecocokan harga, maka dari itu transaksi terjadi. Pada saat itu terdiri dari 13 perantara pedagang efek (makelar).

Bursa lahir karena permintaan akan jasanya sudah mendesak.

Orang- orang belanda yang bekerja di Indonesia saat itu sudah lebih mengenal akan investasi dalam efek sejak lebih dari tiga ratus tahun, dan penghasilan serta hubungan mereka memungkinkan untuk menanmkan uangnya dalam aneka rupa efek, baik dari efek perusahaan yang ada di Indonesia maupun efek dari luar negeri.

Selama periode perang dunia pertama Bursa Efek Jakarta

sempat ditutup saat itu, dan kemudian di buka lagi pada tahun 1925.

Selain Bursa Efek Jakarta, Pemerintah juga mengoperasikan parallel di Surabaya dan Semarang. Namun ketika terjadi pendudukan tentara Jepang Belgia bursa ini dihentikan lagi. Aktivitas bursa ini terhenti dari tahun 1940-1951 yang disebabkan oleh perang dunia II yang kemudian disusul dengan perang kemerdekaan. Pada tahun 1952 baru dibuka kembali dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan- perusahaan Belanda di nasionalisasikan pada tahun 1958. Meskipun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi Bursa Efek yang dikelola Bank Indonesia.

Bursa Efek Jakarta kembali di buka pada tanggal 10 Agustus 1977 dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru di bawa Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta yang puncak perkembangannya pada tahun 1990. Pada tahun 1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham ini menjadi PT. Bursa Efek Jakarta mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Bursa Efek yang dahulu bersifat demand-following, namun setelah

tahun 1977 bersifat suplay-leading, artinya busa di buka saat pengertian

mengenai bursa pada masyarakat masih sangat minim sehingga pihak

BAPEPAM harus berperan aktif langsung dalam memperkenalkan

Bursa Efek.

Pada tahun 1977-1978 masyarakat umum tidak/belum merasakan kebutuhan akan Bursa Efek. Pada tahun 1978 hingga 1984 duapuluh tiga perusahaan menyusul menawarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.

Tetaoi samapai tahun1988 tidak satupun perusahaan menawarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Untuk menggairahkan kegiatan di Bursa Efek Jakarta, maka pemerintah mengadakan berbagai paket deregulasi, antara lain seperti: paket Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988, paket Januari 1990, yang prinsipnya merupakan langkah-langkah penyesuaian peraturan-peraturan yang bersifat mendorong tumbuhnya Pasar Modal secara umum dan khususnya di Bursa Efek Jakarta.

Bursa Efek Jakarta mengalami kenaikan pesat setelah diadakan paket- paket deregulasi tersebut. Harga saham bergerak naik pesat dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan perusahaan pun akhirnya melihat Bursa sebagai usaha yang menarik untuk mencari modal, sehingga dalam kurung waktu yang singkat sampai akhir 1997 terdapat 283 emiten yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru, karena pada tanggal 22 Mei 1955 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Autometed trading system (JATS). JATS merupakan suatu sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan.

Pada bulan Juli tahun 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan

perdagangan tanpa warkat (ckripess trading) dengan tujuan untuk

meningkatkan likuiditas saham, serta untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.

Pada tahun 2001 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan jarak jauh (Remote trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efesien pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan. Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perdagangan Pasar Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, Bursa Efek Surabaya (BES) digabungkan ke dalam Bursaj Efek Jakarta (BEJ) yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia.

2. Perusahaan Manufaktur

Manufaktur adalah sebuah perusahaan yang melakukan pengelolaan bahan mentah atau setengah jadi menjadi suatu barang jadi yang dapat dikomsumsi oleh konsumen. Perusahaan ini memiliki standar operasional yang harus dipatuhi oleh semua karyawan.

Perusahaan manufaktur ini merupakan kelmpok emiten terbesar dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan manufaktur memiliki berbagai karakteristik yang dimiliki perusahaan manufaktur, berikut karakteristik tersebut antara lain:

a. Pengelolaan Material dan Hasil Produksi

Perusahaan manufaktur melakukan proses pengelolaan

bahan-bahan mentah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Hasil dari

proses produksi dan bahan baku perusahaan manufaktur dapat dilihat

secara kasat mata. Ini berbeda dengan perusahaan jasa yang

produknya tidak berwujud.

b. Menggunakan Mesin dan SDM Skala Besar

Dalam proses produksinya, perusahaan manufaktur biasanya menggunakan mesin dan tenaga manusia dalam skala besar, yang mengerjakan proses manufacturing berdasarkan SOP yang telah dibuat.

c. Terdapat Biaya Produksi

Biaya produksi yang telah dilakukan manufaktur, umumnya teridri dari 3 elemen, yakni biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik/BOP.

Tabel 4.1

Kriteria sampel penelitian

No Keterangan Jumlah

Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2018-2020

30

Di kurangi :

1. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak menyampaikan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2018-2020

(8)

2. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak

membagikan dividen selama periode 2018-2020 (7)

Jumlah sampel dalam setahun 15

Jumlah sampel selama 2 tahun (15 x 2 tahun) 30

Sumber : data yang diolah kembali

Adapuan nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian periode 2019 sampai dengan 2020 sebagai berikut :

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Kode Perusahaan Nama Emiten

1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 BUDI Budi Starc & Sweetener Tbk 3 CAMP Campini Ice Cream industry Tbk

4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

5 DLTA Delta Djakarta Tbk

6 GOOD Garudafood Putra Jaya Tbk

7 HOKI Bayung Poetra Sembada Tbk

8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

10 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

11 MYOR Mayor Indah Tbk

12 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

13 SKLT Sekar Laut Tbk

14 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

15 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk

Sumber : data yang diolah kembali

B. Deskripsi Data Penelitian 1. Analisis Diskriptif

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2 (dua) tahun yaitu periode 2019-2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan kriteria tertentu seperti, perusahaan harus tergabung di BEI selama 2 (dua) tahun berturut-turut. Data yang diambil untuk penelitian ini menggunakan 28 data pengamatan dengan menggunakan 14 sampel perusahaan yang di mulai pada tahun 2019- 2020. Perusahaan tersebut secara periodik mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya selama periode pengamatan, dan perusahaan yang memiliki kelengkapan data keuangan untuk menghitung profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage dan kebijakan dividen. Berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian, maka deskriptif statistik sebagai berikut.

Tabel 4. 3

DESKRIPISI DATA PENELITIAN

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PROFITABILITAS 30 39.50 2.13 41.63 9.7036 7.86335

LIKUIDITAS 30 342784.33 73.19 342857.52 12585.1471 64728.15151

UKURAN 30 15.74 14.88 30.62 22.7971 6.00529

LEVERAGE 30 216.96 13.01 229.97 80.2482 58.73149

DPR 30 67176.68 .11 67176.79 6570.8604 15377.07461

Valid N (listwise) 30

Sumber data : Hasil Data Olahan (2021)

a. Deskripsi Data Rasio Profitabilitas

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Rasio Profitabilitas (X1) diperoleh nilai tertinggi sebesar 41.63, nilai terendah sebesar 2.13, rata-rata sebesar 9.7036, range sebesar 39.50, dan standar devisi 7.86335.

b. Deskripsi Data Rasio Likuiditas

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Rasio Likuiditas (X2) diperoleh nilai tertinggi sebesar 342784.33, nilai terendah sebesar 73.19, rata-rata sebesar 12585.1471, range sebesar 342784.33, dan standar devisi 64728.15151.

c. Deskripsi Data Ukuran Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Ukuran Perusahaan (X3) diperoleh nilai tertinggi sebesar 30.62, nilai terendah sebesar 14.88, rata-rata sebesar 14.88, range sebesar 15.74, dan standar devisi 6.00529.

d. Deskripsi Data Rasio Leverage

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Rasio Leverage (X4) diperoleh nilai tertinggi sebesar 229.97, nilai terendah

sebesar 13.01, rata-rata sebesar 80.2482, range sebesar 216.96, dan standar devisi 358.73149.

e. Deskripsi Data Divident payout Ratio (Y)

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data bahwa data Divident

Payout Ratio (Y) diperoleh nilai tertinggi sebesar 67176.79, nilai

terendah sebesar 0.11, rata-rata sebesar 6570.8604, range sebesar

67176.68, dan standar devisi 15377.07461.

2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dapa dilakukan dengan menguji nilai residual dengan Kolmogorov-Smirnov. Untuk menguji distribusi residual normal atau kah tidak, maka dapa dilakukan metode iju Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas disajikan sebagai berikut terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.4

HASIL UJI NORMALITAS (K-S TEST)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 28

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.31634058E4

Most Extreme Differences Absolute .197

Positive .197

Negative -.163

Kolmogorov-Smirnov Z 1.045

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber data : Hasil Data Olahan (2021)

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan Nilai K-S sebesar 1.045 (sig

0,00) untuk semua variabel tersebut diatas 0,05 maka dapat diambil

kesimpulan bahwa variabel Rasio Profitabilitas (X

1

), Rasio Iikuiditas (X

2

),

Ukuran Perusahaan (X

3

), Leverage (X

4

) dan Divident Payout Ratio (Y)

dinyatakan bahwa data dari masing-masing variabeI peneIitian tersebut

secara statistik telah terdistribusi secara normal dan layak digunakan

sebagai data penelitian.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Pengujian Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Suatu modeI regresi dikatakan muItikoIinearitas apabiIa terjadi hubungan Iinier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabeI bebas dari suatu modeI regresi. Akibatnya akan kesuIitan untuk dapat meIihat pengaruh variabeI independen terhadap variabeI dependennya. ModeI regresi yang baik seharusnya tidak terjadi koIerasi diantara variabeI bebas (tidak terjadi muItikoIinearitas). Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Tabel 4.5 dibawah ini memperlihatkan Uji Multikolinearitas.

Tabel 4.5

UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -18015.824 16814.383 -1.071 .295

PROFITABILITAS -190.912 364.662 -.098 -.524 .606 .916 1.091

LIKUIDITAS .054 .045 .226 1.197 .244 .894 1.118

UKURAN 1048.442 558.406 .409 1.878 .073 .670 1.493

LEVERAGE 23.208 54.436 .089 .426 .674 .737 1.357

a. Dependent Variable: DPR

Sumber data : Hasil Data Olahan (2021)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variable

independen tidak terjadi multikolnearitas, Karena nilai tolerance > 0.10

dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasititas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasititas atau yang tidak terjadi heterokedasititas (Ghozali, 2011). Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Gletser, mengalami heteroskedastisitas, setelah itu saya uji Outlier standart deviasinya lebih dari 3 dihilangin, ternyata yang bermasalah di perusahaan MLBI, setelah itu saya Log nat (LN_Y). Hasil uji glejser dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.6

UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -18015.824 16814.383 -1.071 .295

PROFITABILITAS -190.912 364.662 -.098 -.524 .606

LIKUIDITAS .054 .045 .226 1.197 .244

UKURAN 1048.442 558.406 .409 1.878 .073

LEVERAGE 23.208 54.436 .089 .426 .674

a. Dependent Variable: DPR

Sumber data : Hasil Data Olahan (2021)

Berdasarkan Uji Gletser di atas menunjukkan bahwa nilai

signifikansi Profitabilitas sebesar 0,606, Likuiditas sebesar 0,244,

Ukuran Perusahaan sebesar 0,073 dan Leverage sebesar 0,674. Hasil tersebut menunjukkan bahwa signifikan masing-masing variabel bebas di atas 0,05. Hal ini berarti model regresi bebas dari heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan metode enter dimana semua variabel dimasukan untuk mencari pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda ini menggunakan program SPSS yabg sudah tercantum pada tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -10247.195 3373.296 -3.038 .004

Profitabilitas -4.171 5.656 -.042 -.737 .465

likuiditas 124.585 45.334 .154 2.748 .009

ukuran 317.563 141.662 .129 2.242 .031

leverage 4076.543 244.509 .940 16.672 .000

a. Dependent Variable: DPR

Sumber Data : Hasil Data Olahan (2021)

Dari hasil analisis data di atas, maka hasil persamaan regresi adalah sebagai berikut:

1. AnaIisis Data lnferensiaI

Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih

dahulu dilakukan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil

analisis diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = -10247.195 – 4.171 + 124.585 +317.563 + 4076.543.

Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear berganda tersebut adalah:

a. Konstanta (a)

Ini berarti bahwa jika variabel Rasio Profitabilitas (X1), Rasio Iikuiditas (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Leverage (X4) (tidak mengalami perubahan) maka nilai Divident Payout Ratio (Y) sebesar -10247.195.

b. Variabel Rasio Profitabiiits (X

1

) terhadap Divident Payout Ratio (Y)

Nilai koefisien profitabilitas untuk variabel X1 sebesar -4.171 bertanda negatif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan Rasio Profitabilitas (X

1

) bertambah sebesar 1 poin, maka Divident Payout Ratio (Y) akan mengalami penurunan sebesar 4.171. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel Rasio Iikuiditas (X

2

), Ukuran Perusahaan (X

3

), Leverage (X

4

).

c. Variabel Rasio likuiditas (X2) terhadap Divident Payout Ratio (Y)

Nilai koefisien leverage untuk variabel X

2

sebesar 124.585

bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa jika

penambahan Rasio likuiditas (X2) bertamba sebesar 1 poin,

maka Divident Payout Ratio (Y) akan mengalami peningkatan

sebesar 124.585. Dengan asumsi tidak ada penurunan (konstan)

nilai variabel Rasio Profitabilitas (X1), Ukuran Perusahaan (X3), Leverage (X4).

d. Variabel Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Divident Payout Ratio (Y)

Nilai koefisien Ukuran Perusahaan untuk variabel X3 sebesar 317.563 bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan Ukuran Perusahaan (X3) bertamba sebesar 1 poin, maka Dividend Payout Ratio (Y) akan mengalami penurunan sebesar 317.563. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel Rasio Profitabilitas (X1), Rasio likuiditas (X2), Leverage (X4).

e. Variabel Leverage (X4) terhadap Divident Payout Ratio (Y) Nilai koefisien Leverage untuk variabel X4 sebesar 4076.543 bertanda positif. Hal ini mengandung arti bahwa jika penambahan Ukuran Perusahaan (X3) bertamba sebesar 1 poin, maka Dividend Payout Ratio (Y) akan mengalami penambahan sebesar 4076.543. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai variabel Rasio Profitabilitas (X1), Rasio likuiditas (X2), Leverage (X4).

2. Hasil Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji ini mengetahui dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi a < 0,05, maka

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen secara individu. Sebalik jika

signifikansi a> 0,05 maka tidak terjadi pengaruh yang signifikan.

Berikut hasil uji regresi (uji t) dicantumkan dalam tabel 4.6 yang telah di bahas pada uji analisis regresi berganda:

a. Rasio Profitabilitas (X1)

menunjukan Coefficients Beta bertanda negarif sebesar -4.171 pada tingkat signifikansi 0,465, karena tingkat signifikansi 0,465 > 0,05. Hal ini berarti variabel Rasio Profitabiiits (X1) sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio (Y). Dengan dengan demikian hepotesis H1 ditolak.

b. Variabel Rasio Iikuiditas (X2)

menunjukan Coefficients Beta bertanda positif sebesar 124.585 pada tingkat signifikansi 0,009, karena tingkat signifikansi 0,009 < 0,05. Hal ini berarti variabel Rasio Iikuiditas (X

2

) sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio (Y).

Dengan dengan demikian hepotesis H2 terbukti.

c. Variabel Ukuran Perusahaan (X

3

)

menunjukan Coefficients Beta bertanda positif sebesar 141.662. pada tingkat signifikansi 0,031, karena tingkat signifikansi 0,031 < 0,05. Hal ini berarti variabel ukuran perusahaan (X

3

) sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio (Y). Dengan dengan demikian hepotesis H3 terbukti.

d. Variabel Leverage (X

4

)

menunjukan Coefficients Beta bertanda positif sebesar

4076.543. pada tingkat signifikansi 0,000, karena tingkat

signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti variabel leverage (X

4

)

sangat signifikan terhadap Divident Payout Ratio (Y). Dengan dengan demikian hepotesis H3 terbukti.

3. Koefisien Determinasi

Pada modeI linier berganda ini, akan diIihat besarnya kontribusi untuk variabeI bebas secara bersama-sama terhadap variabeI terikatnya dengan meIihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika (R2) makin mendekati 0 (noI) maka semakin lemah.

Tabel 4.8

HASIL KOEFISIEN DETERMINASI

Sumber Data: Hasil Data Olahan (2021)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa analisis data menggunakan alat bantu program SPSS diperoleh nilai kofisien determinasi (R2) sebesar 0,872. Arti dari koefisien ini adalah bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel Rasio Profitabiiits (X1), Rasio Iikuiditas (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Leverage (X4) terhadap Divident Payout Ratio (Y) adalah sebesar 87,2 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 12,8 %.

Model Summary Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

dimens ion0 1 .941a .885 .872 5310.18879

a. Predictors: (Constant), leverage, profitabilitas, likuiditas, ukuran

C. Pembahasan

1. Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen

Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada periode penelitian ini profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai profitabilitas (X1) menunjukan Coefficients Beta sebesar -4.171 bertanda negarif pada tingkat signifikansi 0,465 > 0,05.

Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Hal ini berarti bahwa pada periode penelitian ini profitabilitas bukan menjadi faktor penentu jumlah dividen dan dibayar atau tidaknya dividen yang dibagikan perusahaan kepada para investor.

Sesuai dalam signaling theory yang membahas tentang naik turunnya

harga di pasar seperti harga saham, obligasi dan sebagainya,

sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor. Meskipun

profitabilitas atau ratio on asset (ROA) menentukan jumlah perolehan

laba yang dihasilkan perusahaan namun ada beberapa faktor atau

pertimbangan yang menyebabkan kadang kala profitabilitas tidak

menjadi acuan untuk meningkatkan atau menurunkan pembayaran

dividen. Salah satu faktor yang membuat profitabilitas tidak menjadi

penentu pembayaran dividen tersebut karena laba yang dihasilkan

perusahaan lebih banyak digunakan untuk kepentingan operasional

perusahaan. Adapun faktor lain adalah perusahaan memiliki

profitabilitas yang meningkat atau laba yang meningkat namun

perusahaan lebih memilih untuk membekukan laba perusahaan

dibangdingkan dibagikan kepada para investor. Oleh sebab itu hepotesis H1 dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ida Ayu Pertami Dewi, dkk (2018) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

2. Pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen

Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada periode penelitian ini likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai likuiditas (X2) menunjukan Coefficients Beta sebesar 124.585 bertanda positif pada tingkat signifikansi 0,009 < 0,05.

sehingga likuiditas (X2) positif signifikan terhadap dividend payot ratio (Y) pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik likuiditas yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan kebijakan dividen perusahaan tersebut. Likuiditas yang semakin baik dalam perusahaan mencerminkan bahwa adanya peningkatan kas yang dimiliki perusahaan tersebut. Hal tersebut dijelaskan oleh teori signaling di mana semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya akan memberikan sinyal yang baik atau good news kepada para investor.

Likuiditas dapat dihitung dengan Current Ratio (CR). Current

Ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang atau kewajiban

jangka pendeknya atau yang dikenal dengan istilah likuiditas. Semakin likuid perusahaan berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial dan telah menggunakan aktiva lancarnya dengan efektif. Hal ini dapat diartikan bahwa ketika perusahaan dalam kondisi likuid maka aktivitas produksi perusahaan akan berjalan lancar sehingga akan menghasilkan laba yang ditargetkan. Semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sartono, 2010). Oleh sebab itu hipotesis H2 dalam penelitian ini terbukti.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Berbeda dengan hasil yang diungkapkan oleh Gloria Julianita Sendow, dkk (2016) menunjukkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen

Hasil temuan ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan atas variabel Ukuran

Perusahaan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang

dilakukan bahwa nilai Ukuran Perusahaan (X3) menunjukan

Coefficients Beta sebesar 317.563 bertanda positif pada tingkat

signifikansi 0,031 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa lukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Hal ini di sebabkan karena Ukuran perusahaan (firm size) dapat mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi disebuah perusahaan dengan ukuran yang besar dan dapat digambarkan dengan keadaan keuangan perusahaan yang baik serta memiliki prospek yang menguntungkan di masa yang akan datang. Dan ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerja sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya. Karena investor tentunya akan percaya apa yang telah ia berikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dijadikan suatu indikator yang dapat menunjukkan kekuatan finansial bagi perusahaan.

Hal ini dijelaskan oleh teory signaling dimana semakin besar perusahaan semakin tinggi pula minat investor untuk bisa menanamkankan sahamnya daripada dibandingkan perusahaan kecil.

Perusahaan besar yang memiliki asset yang tinggi akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Menurut Sembiring & Pakpahan (2010) Perusahaan yang besar

akan dengan mudah mempunyai akses ke pasar modal untuk

mengumpulkan dana dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan

perusahaan kecil. Ukuran perusahaan yang besar dapat memberikan

mencerminkan suatu perusahaan bahwa pertumbuhan yang besar

tentunya akan memperoleh kemudahan perusahaan untuk

mendapatkan dana dari pasar modal Semakin besar perusahaan

tersebut, maka perusahaan akan semakin dipercaya dalam memberikan tingkat pengembalian yang tinggi kepada investor.

kemudahan berhubungan dengan pasar modal berarti memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek, perusahaan yang lebih besar dapat mengusahakan membayarkan dividen yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibagikan.

Oleh sebab itu hipotesis H3 dalam penelitian ini terbukti.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Indah Septiana, dkk (2020) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif serta signifikan terhadap kebijakan dividen.

4. Pengaruh Leverage terhadap kebijakan dividen

Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada periode penelitian ini leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa nilai profitabilitas (X1) menunjukan Coefficients Beta sebesar 4076.543 bertanda positif pada tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Hal tersebut karena pembayaran dividen diambil dari dana eksternal yaitu hutang, maka semakin tinggi leverage menunjukkan bahwa semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan.

Leverage dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang tersedia

untuk para pemegang saham. Hal tersebut dijelaskan oleh teory

signaling di mana semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh

perusahaan maka dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya kepada para pemegang saham.

Dalam pembayaran dividen merupakan sinyal bagi para pemegang saham bahwa perusahaan telah memiliki prospek yang baik. Apabila perusahaan telah mengumumkan peningkatan pembagian dividen, maka bagi investor merupakan sinyal yang baik.

Namun, leverage digunakan oleh perusahaan untuk membayar dividen agar dapat menjaga performa dan sinyal yang baik perusahaan bagi investor. Semakin besar leverage perusahaan maka pembayaran dividen suatu perusahaan cenderung lebih rendah dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pendanaan eksternal atau hutang.

Leverage juga dibutuhkan bagi perusahaan untuk membayarkan

dividen kepada para pemegang saham. Leverage digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar dapat meningkatkan pengembalian kepada para pemegang saham. Apabila dana internal tidak mencukupi, maka perusahaan melakukan pendanaan eksternal yang lebih mengutamakan pendanaan dengan hutang. Sehingga, leverage perusahaan digunakan untuk membayar dividen agar menjaga sinyal baik perusahaan bagi investor. Oleh sebab itu hipotesis H4 dalam penelitian ini terbukti.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Alexander Halim

dan Rini Tri Hastuti (2017) bahwa leverage berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen.

63 BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. ProfitabiIitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen karena perusahaan dapat memilih tidak mengubah dividennya ataupun tidak membayarkan dividennya meskipun profitabilitas meningkat karena lebih memilih menggunakan labanya untuk kepentingan operasional perusahaan.

2. Likuiditas berpengaruh positif dan signifitkan terhadap kebijakan dividen.

Ini berarti bahwa bahwa semakin baik likuiditas yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan kebijakan dividen perusahaan tersebut. Likuiditas yang semakin baik dalam perusahaan mencerminkan bahwa adanya peningkatan kas yang dimiliki perusahaan tersebut. Likuiditas suatu perusahaan berhubungan erat dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi.

3. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifitkan terhadap kebijakan

dividen. Ini berarti bahwa Ukuran perusahaan (firm size) dapat

mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi disebuah perusahaan

dengan ukuran yang besar dan dapat digambarkan dengan keadaan

keuangan perusahaan yang baik serta memiliki prospek yang

menguntungkan di masa yang akan datang. Dan ukuran perusahaan

64

yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerja sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya.

4. Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

Hal ini berarti pembayaran dividen diambil dari dana eksternal yaitu hutang, maka semakin tinggi leverage menunjukkan bahwa semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan. Leverage dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang tersedia untuk para pemegang saham. Artinya, semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan maka dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya kepada para pemegang saham.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran sebagai berikut:

1. Bagi emiten/perusahaan yang terdaftar di BEI hendaknya mengurangi penambahan modal yang bersumber dari hutang agar dapat membagikan dividen secara rutin dan stabil

2. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari dua tahun karena

periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan tingkat

kebenaran yang mendekati 100% sehingga mencerminkan kondisi

perusahaan yang sebenarnya.

65 DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Halim. 2015. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Amijaya, Tisna., I. R. D. Pangestuti., dan W. Mawardi. 2016. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Likuiditas, Kebijakan Dividen, Sales Growth dan Ukuran Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014. Eprints Journal. (1) (1) Agustus (2016).

Anjaeni, R. (2020). Selama Pandemi, Pengeluaran untuk bahan makanan melonjak 51%. Indonesia: Kontan.co.id.

Apriliani, A., & Natalylova, K. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 19(1a-1), 49-57.

Aulia, M. (2020). Genjot Ekspor, Menperis Agus Gumiwang Pacu Investasi Industri Makanan Dan Minuman. Jakarta: iNews.id.

Bahri, S. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen. JRAK: Jurnal Riset Akuntansi Dan Komputerisasi Akuntansi, 8(1), 63-84.

Damayanti, D., dan Hartini. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Sektor Customer Goods di BEI periode 20082012. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Vol. 14. No. 21 Maret (2014).

Destriana, N. (2016). Analisis empiris faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 18(1), 53-62.

Fahmi, I. 2013 fahmi. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.

Fahmi, I., 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, Edisi Keempat, Alfabeta, Bandung.

Febriani, Siti. (2019). Analisis Atas Laba Bersih Dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividen (Survei Pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2018). Diss.

Universitas Komputer Indonesia.

Ghozali, I. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete SPSS 23.

Ginting, S. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas. Dan Leverage Terhadap

Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2016. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil: JWEM, 8(2),

195-204.

66 Hakeem, S. A. A., & Bambale, A. J. A. (2016). Mediating Effect of Liquidity on Firm Performance and Dividend Payout of Listed Manufacturing Companies in Nigeria.

Journal of Economic Development, Management, IT, Finance & Marketing, 8(1).

Halim, A., & Hastuti, R. T. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2015-2017. Jurnal Paradigma Akuntansi, 1(2), 263-272.

Handayani, M., Wijayanti, A., & Suhendro, S. (2021). Pengaruh Faktor Internal Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan LQ45. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1), 123-129.

Hanafi, Mamduh M, dan Halim, A. 2016. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat.

Yogyakarta.: UPP STIM YPKN,

Hardiatmo, B., & Daljono, D. (2012). Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

Harmony. (2021). “Pengertian Rasio Leverages, Fungsi, Dan Jenis-Jenisnya”, https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-rasio-leverages-fungsi-dan-jenis-jenisnya, diakses pada 29 Mei pukul 15.00.

Hery. 2015, Analisis Laporan Keuangan– Edisi Pertama. Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.

Lestari, R. M. E., & Permatasari, P. (2016). Studi Terhadap Pembagian Dividen Dan Dampaknya Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 2(1), 69-85.

Mufansari, R., & Bardjo Sugeng, S. E. (2019). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017) (Doctoral dissertation, Perpustakaan feb-Unpas Bandung).

Mui, Y. T., & Mustapha, M. (2016). Determinants of dividend payout ratio: Evidence from Malaysian public listed firms. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 6(1), 48-54.

Meidyna, I. A. N., & Mertha, M. (2019). Pengaruh Profitabilitas pada Kebijakan Dividen dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Pemediasi. E-Jurnal Akuntansi, 30(1), 212-225.

Musthafa, H (2017). manajemen keuangan. surabaya: Andi.

Nugraheni, Bernadetta Diana. (2012). Jurnal Ekonomi dan Keuangan.

67 News,D. (2019). Industri Makanan Jadi Salah Satu Sektor Tingkat Nilai Investasi.

Jakarta: Info Industri.

Rihanto, D. (2019). Pertumbuhan Industri Makanan Dan Minuman Sumbang 6,25%

Terhadap PDB Nasional. Indonesia: Pikiran Rakyat.co.

Riyanto. (2016). faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (study kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

Sari, K. A. N., & Sudjarni, L. K. (2015). Pengaruh likuiditas, leverage, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di BEI. E-jurnal Manajemen, 4(10).

Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi (Ed. ke-4).

Yogyakarta: BPFE.

Siregar, B.P. (2020). Harapan Ekonomi RI, Pertumbuhan Industri Makanan-Minuman Diprediksi Tumbuh Tinggi. Indonesia: Warta Ekonomi.co.id.

Sulaiman, H., & Sumani, S. (2016). Analisis pengaruh likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, dan growth terhadap kebijakan dividen emiten yang terdaftar pada indeks LQ-45 periode 2011-2013. Jurnal Manajemen, 13(2), 179-197.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

Sutoyo, Fahmi,J. E. P., Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung:

Alfabeta.

Suwiknyo, E. (2020). Sektor Makanan & Minuman Masih Prospektif. Indonesia:

Bisnis.com.

Sendow, G. J., Nangoi, G. B., & Pontoh, W. (2017). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2016. Jurnal riset akuntansi dan auditing" goodwill", 8(2).

Setyaningsih, Ira Puspita. (2020). Peran ukuran perusahaan memoderasi hubungan rasio profitabilias, rasio leverage dan rasio aktivitas terhadap kebijakan dividen:

Studi pada perusahaan sektor jasa yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018. Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Triyana, Widya Novi, and Muhammad Anhar. (2020). Pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018.

Winny Victoria, V. (2019). Pengaruh Leverage, Profitability, Liquidity, Dan Firm Size

Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Paradigma Akuntansi, 1(4), 1085-1093.

68 Welas, W., & Nugroho, S. Y. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. AKURASI: Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 1(1), 43-5.

Wicaksono, S., & Nasir, M. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun

2011-2013 (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

No Kode Nama Perusahaan 2019 2020 1. ADES Akasha Wira Internasional Tbk 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk x x

3. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk x x

4. BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk x x 5. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 6. CAMP Campini Ice Cream Industry Tbk 7. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

8. CLEO Sariguna Primatirta Tbk

9. DLTA Delta Djakarta Tbk x x

10. DMND Diamond Food Indonesia Tbk x x 11. FOOD Sentra Food Indonesia Tbk x x 12. GOOD Garudafood Putra Jaya Tbk 13. HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk 14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 

15. IIKP Inti Agri Resources Tbk x x

16. IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk x x 17. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

18. KEJU Mulia Boga Raya Tbk x x

19. MGNA Magna Investama Mandiri Tbk x x 20. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

21. MYOR Mayora Indah Tbk

22. PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk x x

23. PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk x x

24. PSDN Prasidna Aneka Niaga Tbk x x

25. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

29. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

30. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk

2. Data profitabilitas sampel

No Kode

perusahaan

2019 Laba bersih

setelah pajak

Total aset Profitabilitas

1. ADES 83,885 822,375 10,2

2. BUDI 64,021 2,999,767 2.13

3. CAMP 76,758,829,457 1,057,529,235,985 7.26

4. CEKA 215,459,200,242 1,393,079,542,074 15.47

5. DLTA 317,815,177 1,425,983,722 22.29

6. GOOD 435,766,359,480 5,063,067,672,414 8.61

7. HOKI 103,723,133,972 848,676,035,300 12.22

8. ICBP 5,360,029 38,709,314 13.85

9. INDF 5,902,729 96,198,559 6.14

10. MLBI 1,206,059 2,896,950 41.63

11. MYOR 2,039,404,206,764 19,037,918,806,473 10.71 12. ROTI 236,518,557,420 4,682,083,844,951 5.05

13. SKLT 661,034 17,363,003 3.81

14. TBLA 1,035,865 6,608,422 15.67

15. ULTJ 44,943,627,900 790,845,543,826 5.68

2. BUDI 67,093 2,963,007 2.26

3. CAMP 44,045,828,313 1,086,873,666,641 4.05

4. CEKA 181,812,593,992 1,566,673,828,068 11.61

5. DLTA 123,465,762 1,225,580,913 10.07

6. GOOD 245,103,761,907 2,314,323,530,275 10.59

7. HOKI 38,038,419,405 906,924,214,166 4.19

8. ICBP 7,418,574 103,588,325 7.16

9. INDF 8,752,066 163,136,516 5.36

10. MLBI 285,617 2,907,425 9.82

11. MYOR 2,098,168,514,645 19,777,500,514,550 10.61 12. ROTI 168,610,282,478 4,452,166,671,985 3.79

13. SKLT 42,520,246,722 773,863,042,440 5.49

14. TBLA 680,730 19,431,293 3.5

15. ULTJ 1,109,666 8,754,116 12.68

3. Data likuiditas sampel

No Kode

perusahaan

2019

Aset lancar Hutang lancar Likuiditas

1. ADES 351,120 175,191 200,42

2. BUDI 1,141,009 1,133,685 100.65

3. CAMP 723,916,345,285 57,300,411,135 1263.37 4. CEKA 1,393,079,542,074 222,440,530,626 626.27

5. DLTA 1,292,805,083 160,587,363 805.05

6. GOOD 1,999,886,108,743 1,303,881,731,637 153.38 7. HOKI 483,422,211,591 161,901,915,986 298.59

8. ICBP 16,624,925 6,556,359 253.57

9. INDF 31,403,445 24,686,862 127.21

10. MLBI 1,162,802 1,588,693 73.19

11. MYOR 12,776,102,781,513 3,726,359,201 342857.5 12. ROTI 1,874,411,044,438 1,106,938,318,565 169.33

13. SKLT 6,551,760 4,027,369 162.68

14. TBLA 3,716,641 836,314 444.41

15. ULTJ 378,352,247,338 293,281,364,781 129.01

1. ADES 545,239 183,559 297,03

2. BUDI 1,241,540 1,085,439 114.38

3. CAMP 751,789,918,087 56,665,064,939 1326.73 4. CEKA 1,266,586,465,995 217,641,005,590 581.96

5. DLTA 1,103,831,856 147,207,676 749.84

6. GOOD 2,314,323,530,275 1,321,529,767,664 175.12

7. HOKI 423,486,192,138 188,719,266,211 224.4

8. ICBP 20,716,223 9,176,164 225.76

9. INDF 38,418,238 27,975,875 137.32

10. MLBI 1,189,261 1,338,441 88.85

11. MYOR 12,838,729,162,094 3,475,323,711,943 369.43 12. ROTI 1,549,617,329,468 404,567,270,700 383.03 13. SKLT 379,723,220,668 247,102,759,159 153.67

14. TBLA 8,027,179 5,385,125 149.06

15. ULTJ 5,593,421 2,327,339 240.34

4. Data ukuran perusahaan sampel

No Kode

perusahaan

2019

Total aset Ukuran perusahaan

1. ADES 822,375 13,62

2. BUDI 2,999,767 14.91

3. CAMP 1,057,529,235,985 27.69

4. CEKA 1,393,079,542,074 27.96

5. DLTA 1,425,983,722 21.08

6. GOOD 5,063,067,672,414 29.25

7. HOKI 848,676,035,300 27.47

8. ICBP 38,709,314 17.47

9. INDF 96,198,559 18.38

10. MLBI 2,896,950 14.88

11. MYOR 19,037,918,806,473 30.57

12. ROTI 4,682,083,844,951 29.17

No Kode perusahaan

2020

Total aset Ukuran perusahaan

1. ADES 958,791 13,77

2. BUDI 2,963,007 14.9

3. CAMP 1,086,873,666,641 27.71

4. CEKA 1,566,673,828,068 28.08

5. DLTA 1,225,580,913 20.92

6. GOOD 2,314,323,530,275 28.47

7. HOKI 906,924,214,166 27.53

8. ICBP 103,588,325 18.46

9. INDF 163,136,516 18.91

10. MLBI 2,907,425 14.88

11. MYOR 19,777,500,514,550 30.62

12. ROTI 4,452,166,671,985 29.12

13. SKLT 773,863,042,440 27.37

14. TBLA 19,431,293 16.78

15. ULTJ 8,754,116 15.98

5. Data leverage perusahaan sampel

No Kode

perusahaan

2019

Total utang Total ekuitas Leverage

1. ADES 254,438 567,937 44,8

2. BUDI 1,714,449 1,285,318 133.38

3. CAMP 122,136,752,135 935,392,483,850 13.06

4. CEKA 261,789,845,240 1,131,294,696,834 23.14

5. DLTA 212,420,390 1,213,563,332 17.5

6. GOOD 2,297,546,907,499 2,765,520,764,915 83.08

7. HOKI 207,108,590,481 641,567,444,819 32.28

8. ICBP 12,038,210 26,671,104 45.14

9. INDF 41,996,071 54,202,488 77.48

10. MLBI 1,750,943 1,146,007 152.79

15. ULTJ 410,463,595,860 380,381,947,966 107.91

No Kode

perusahaan

2020

Total hutang Total ekuitas Leverage

1. ADES 258,283 700,508 36,87

2. BUDI 1,640,851 1,322,156 124.1

3. CAMP 125,161,736,939 961,711,929,702 13.01

4. CEKA 305,958,833,204 1,260,714,994,864 24.27

5. DLTA 205,681,950 1,019,898,963 20.17

6. GOOD 3,676,532,851,880 2,894,436,789,153 127.02

7. HOKI 244,363,297,557 662,560,916,609 36.88

8. ICBP 53,270,272 50,318,053 105.87

9. INDF 83,998,472 79,138,004 106.14

10. MLBI 1,474,019 1,433,406 102.83

11. MYOR 8,506,032,464,592 11,271,468,049,958 75.46 12. ROTI 1,224,495,624,254 3,227,671,047,731 37.94 13. SKLT 366,908,471,713 406,954,570,727 90.16

14. TBLA 13,542,437 5,888,856 229.97

15. ULTJ 3,972,379 4,781,737 83.07

6. Data dividend payout ratio (DPR)

No Kode perusahaan

2019 Dividend

per share

Earning per share

DPR

1. ADES 51,88 142 37

2. BUDI 5 13.61 36.74

3. CAMP 4.25 13.04 32.58

4. CEKA 0.4 362 0.11

5. DLTA 478 397 120.4

6. GOOD 0.14 56.49 0.14

7. HOKI 10.99 43 25.56

8. ICBP 136.99 392 34.95

13. SKLT 9000 124.08 7253.38

14. TBLA 24.99 89 28.09

15. ULTJ 13.33 65.42 20.38

No Kode perusahaan

2020 Dividend

per share

Earning per share

DPR

1. ADES 4.344 230 1,9

2. BUDI 6 13.89 43.19

3. CAMP 4.248 7.48 56.8

4. CEKA 0.4 306 0.13

5. DLTA 390.01 155 251.62

6. GOOD 0.137 35.2 0.39

7. HOKI 10.804 16 67.53

8. ICBP 214.999 565 38.05

9. INDF 278.013 735 37.82

10. MLBI 534 136 392.65

11. MYOR 29000 92 31521.74

12. ROTI 24170.211 35.98 67176.79

13. SKLT 15000 61.83 24260.07

14. TBLA 24.698 128.23 19.26

15. ULTJ 11.99 100 11.99

a. DESKRIPISI DATA PENELITIAN

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PROFITABILITAS 30 39.50 2.13 41.63 9.7036 7.86335

LIKUIDITAS 30 342784.33 73.19 342857.52 12585.1471 64728.15151

UKURAN 30 15.74 14.88 30.62 22.7971 6.00529

LEVERAGE 30 216.96 13.01 229.97 80.2482 58.73149

DPR 30 67176.68 .11 67176.79 6570.8604 15377.07461

Valid N (listwise) 30

b. HASIL UJI NORMALITAS (K-S TEST)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 28

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.31634058E4

Most Extreme Differences Absolute .197

Positive .197

Negative -.163

Kolmogorov-Smirnov Z 1.045

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Unstandardized Coefficients Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -18015.824 16814.383 -1.071 .295

PROFITABILITAS -190.912 364.662 -.098 -.524 .606 .916 1.091

LIKUIDITAS .054 .045 .226 1.197 .244 .894 1.118

UKURAN 1048.442 558.406 .409 1.878 .073 .670 1.493

LEVERAGE 23.208 54.436 .089 .426 .674 .737 1.357

a. Dependent Variable: DPR

d. UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -18015.824 16814.383 -1.071 .295

PROFITABILITAS -190.912 364.662 -.098 -.524 .606

LIKUIDITAS .054 .045 .226 1.197 .244

UKURAN 1048.442 558.406 .409 1.878 .073

LEVERAGE 23.208 54.436 .089 .426 .674

a. Dependent Variable: DPR

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -10247.195 3373.296 -3.038 .004

Profitabilitas -4.171 5.656 -.042 -.737 .465

likuiditas 124.585 45.334 .154 2.748 .009

ukuran 317.563 141.662 .129 2.242 .031

leverage 4076.543 244.509 .940 16.672 .000

a. Dependent Variable: DPR

f. HASIL KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summary Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

dimens ion0 1 .941a .885 .872 5310.18879

a. Predictors: (Constant), leverage, profitabilitas, likuiditas, ukuran

Perseroan dengan ini menyampaikan laporan keuangan untuk Tahun Bulan yang berakhir pada 31/12/2020 dengan ikhtisar sebagai berikut :

Informasi mengenai anak perusahaan Perseroan sebagai berikut :

Dokumen ini merupakan dokumen resmi Akasha Wira International Tbk Tbk yang tidak memerlukan tanda tangan karena dihasilkan secara elektronik. Akasha Wira International Tbk Tbk bertanggung jawab penuh atas informasi tertera di dalam dokumen ini.

No Nama Kegiatan

Usaha

Lokasi Tahun

Komersil

Status Operasi

Jumlah Aset Satuan Mata

Uang

Persentase (%) 1 PT.Akasha

Wira International Tbk

Industri Barang Konsumsi

Jakarta 1985

31 December 2020

Nama entitas Akasha Wira International Tbk

Tbk

Entity name Penjelasan perubahan nama dari akhir

periode laporan sebelumnya

Explanation of change in name from the end of the preceding reporting period

Kode entitas ADES Entity code

Nomor identifikasi entitas AA195 Entity identification number

Industri utama entitas Umum / General Entity main industry

Sektor 5. Consumer Goods Industry Sector

Subsektor 51. Food And Beverages Subsector

Informasi pemegang saham pengendali Foreign Corporation Controlling shareholder information

Jenis entitas Foreign Company Type of entity

Jenis efek yang dicatatkan Saham / Stock Type of listed securities

Jenis papan perdagangan tempat entitas tercatat

Type of board on which the entity is listed Apakah merupakan laporan keuangan

satu entitas atau suatu kelompok entitas

Entitas tunggal / Single entity Whether the financial statements are of an individual entity or a group of entities Periode penyampaian laporan

keuangan

Tahunan / Annual Period of financial statements submissions Tanggal awal periode berjalan January 01, 2020 Current period start date Tanggal akhir periode berjalan December 31, 2020 Current period end date

Tanggal akhir tahun sebelumnya December 31, 2019 Prior year end date

Tanggal awal periode sebelumnya January 01, 2019 Prior period start date Tanggal akhir periode sebelumnya December 31, 2019 Prior period end date

Mata uang pelaporan Rupiah / IDR Description of presentation currency

Kurs konversi pada tanggal pelaporan jika mata uang penyajian selain rupiah

Conversion rate at reporting date if presentation currency is other than rupiah Pembulatan yang digunakan dalam

penyajian jumlah dalam laporan keuangan

Jutaan / In Million Level of rounding used in financial statements Jenis laporan atas laporan keuangan Diaudit / Audited Type of report on financial statements Jenis opini auditor Wajar Tanpa Pengecualian /

Unqualified

Type of auditor's opinion Hal yang diungkapkan dalam paragraf

pendapat untuk penekanan atas suatu masalah atau paragraf penjelasan lainnya, jika ada

Matters disclosed in emphasis-of-matter or other-matter paragraph, if any

Hasil penugasan review Result of review engagement

Tanggal laporan audit atau hasil laporan review

April 30, 2020 Date of auditor's opinion or result of review report Auditor tahun berjalan KAP Tanubrata Sutanto Fahmi

Bambang & Rekan

Current year auditor Nama partner audit tahun berjalan Bambang Budi Tresno Name of current year audit signing partner Lama tahun penugasan partner yang

menandatangani

Number of years served as audit signing partner Auditor tahun sebelumnya Tanubrata Sutanto Fahmi dan

Rekan

Prior year auditor Nama partner audit tahun sebelumnya Raden Ginandjar Name of prior year audit signing partner Kepatuhan terhadap pemenuhan

peraturan BAPEPAM LK VIII G 11 tentang tanggung jawab direksi atas laporan keuangan

Ya / Yes Whether in compliance with BAPEPAM

LK VIII G 11 rules concerning

responsibilities of board of directors on

financial statements

Laporan posisi keuangan

Statement of financial position

31 December 2020 31 December 2019

Aset Assets

Aset lancar Current assets

Kas dan setara kas 338,488 129,049 Cash and cash equivalents

Piutang usaha Trade receivables

Piutang usaha pihak ketiga

119,610 134,404 Trade receivables third parties

Piutang lainnya Other receivables

Piutang lainnya pihak ketiga

2,159 2,252 Other receivables third parties

1,960 4,011 Current prepaid expenses

Uang muka lancar Current advances

Uang muka lancar lainnya

2,904 2,649 Other current advances

Jumlah aset lancar 545,239 351,120 Total current assets

Aset tidak lancar Non-current assets

Aset tetap 351,626 405,448 Property, plant and

equipment Aset takberwujud selain

goodwill

3,882 4,417 Intangible assets other than goodwill Aset tidak lancar

non-keuangan lainnya

58,044 61,390 Other non-current

non-financial assets Jumlah aset tidak lancar 413,552 471,255 Total non-current assets

Jumlah aset 958,791 822,375 Total assets

Liabilitas dan ekuitas Liabilities and equity

Liabilitas Liabilities

Liabilitas jangka pendek Current liabilities

Utang usaha Trade payables

Utang usaha pihak ketiga

63,317 55,991 Trade payables third parties

Utang lainnya Other payables

Utang lainnya pihak ketiga

2 27 Other payables third

parties Beban akrual jangka

pendek

88,085 93,377 Current accrued

expenses

Utang pajak 27,326 10,662 Taxes payable

Liabilitas jangka

4,829 613 Current maturities of

finance lease

liabilities

Liabilitas pajak tangguhan

20,762 25,819 Deferred tax liabilities

Liabilitas jangka

Jumlah liabilitas 258,283 254,438 Total liabilities

Ekuitas Equity

Saham biasa 589,897 589,897 Common stocks

Tambahan modal disetor

5,068 5,068 Additional paid-in capital Cadangan pengukuran

700,508 567,937 Total equity attributable to equity owners of parent entity

Jumlah ekuitas 700,508 567,937 Total equity

Jumlah liabilitas dan ekuitas 958,791 822,375 Total liabilities and equity

Laporan laba rugi dan

31 December 2020 31 December 2019

Penjualan dan pendapatan usaha 673,364 764,703 Sales and revenue

Beban pokok penjualan dan pendapatan

( 330,799 ) ( 417,281 ) Cost of sales and revenue

Jumlah laba bruto 342,565 347,422 Total gross profit

Beban penjualan ( 98,254 ) ( 140,191 ) Selling expenses

Beban umum dan administrasi ( 67,883 ) ( 78,542 ) General and administrative expenses

Pendapatan keuangan 6,795 4,939 Finance income

Beban keuangan ( 838 ) ( 15,478 ) Finance costs

Pendapatan lainnya 3,296 3,202 Other income

Beban lainnya ( 17,762 ) ( 11,173 ) Other expenses

Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

167,919 110,179 Total profit (loss) before tax Pendapatan (beban) pajak ( 32,130 ) ( 26,294 ) Tax benefit (expenses) Jumlah laba (rugi) dari operasi

yang dilanjutkan

135,789 83,885 Total profit (loss) from continuing operations

Jumlah laba (rugi) 135,789 83,885 Total profit (loss)

Pendapatan komprehensif income that will not be reclassified to profit or loss, after tax

Pendapatan komprehensif

lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, setelah pajak

( 24 ) 2,138 Other comprehensive

income for remeasurement

( 24 ) 2,138 Total other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss, after tax Jumlah pendapatan

komprehensif lainnya, setelah pajak

( 24 ) 2,138 Total other comprehensive income, after tax

Jumlah laba rugi komprehensif 135,765 86,023 Total comprehensive income

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan

Profit (loss) attributable to

Laba (rugi) yang dapat

diatribusikan ke entitas induk

135,789 83,885 Profit (loss) attributable to parent entity

Laba (rugi) per saham Earnings (loss) per share

Laba per saham dasar

Laba (rugi) per saham 230 142 Basic earnings (loss) per

Laporan perubahan ekuitas Statement of changes in equity

Saham biasa Tambahan modal disetor Cadangan pengukuran kembali program imbalan pasti

Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya

Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas

induk

Ekuitas

Common stocks Additional paid-in capital Reserve of remeasurements of

defined benefit plans Appropriated retained earnings Unappropriated retained earnings

Equity attributable to parent

entity Equity

Posisi ekuitas Equity position

Saldo awal periode sebelum penyajian kembali

589,897 5,068 10,714 213,952 ( 251,694 ) 567,937 567,937 Balance before restatement at

beginning of period

Penyesuaian Adjustments

Penerapan awal standar akuntansi baru dan revisi

( 3,194 ) ( 3,194 ) ( 3,194 ) Initial adoption of new and revised accounting standards

Posisi ekuitas, awal periode 589,897 5,068 10,714 213,952 ( 254,888 ) 564,743 564,743 Equity position, beginning of the period

Laba (rugi) 135,789 135,789 135,789 Profit (loss)

Pendapatan komprehensif lainnya ( 24 ) ( 24 ) ( 24 ) Other comprehensive income

Posisi ekuitas, akhir periode 589,897 5,068 10,690 213,952 ( 119,099 ) 700,508 700,508 Equity position, end of the period

Laporan perubahan ekuitas

Statement of changes in equity

Saham biasa Tambahan modal disetor Cadangan pengukuran kembali program imbalan pasti

Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya

Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas

induk

Ekuitas

Common stocks Additional paid-in capital Reserve of remeasurements of

defined benefit plans Appropriated retained earnings Unappropriated retained earnings

Equity attributable to parent

entity Equity

Posisi ekuitas Equity position

Saldo awal periode sebelum penyajian kembali

589,897 5,068 8,576 213,952 ( 335,579 ) 481,914 481,914 Balance before restatement at

beginning of period

Posisi ekuitas, awal periode 589,897 5,068 8,576 213,952 ( 335,579 ) 481,914 481,914 Equity position, beginning of the

period

Laba (rugi) 83,885 83,885 83,885 Profit (loss)

Pendapatan komprehensif lainnya 2,138 2,138 2,138 Other comprehensive income

Posisi ekuitas, akhir periode 589,897 5,068 10,714 213,952 ( 251,694 ) 567,937 567,937 Equity position, end of the period

flows

31 December 2020 31 December 2019

Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating

activities Penerimaan kas dari

aktivitas operasi

Cash receipts from operating activities

Penerimaan dari pelanggan 688,153 831,781 Receipts from customers

Pembayaran kas dari

243,520 194,221 Cash generated from (used in) operations Penerimaan bunga dari

aktivitas operasi

6,795 4,939 Interests received from

operating activities

244 16,062 Other cash inflows (outflows) from operating activities Arus kas sebelum perubahan

dalam aset dan liabilitas yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi

230,679 184,462 Net cash flows received from (used in) operating activities before changes in assets and liabilities Jumlah arus kas bersih yang

diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi

230,679 184,462 Total net cash flows received from (used in) operating activities

Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing

activities

Penerimaan dari penjualan

aset tetap

3,099 220 Proceeds from disposal of

property, plant and equipment

2 Proceeds from disposal of intangible assets Pembayaran untuk perolehan

aset takberwujud

( 3,628 ) Payments for acquisition of intangible assets Jumlah arus kas bersih yang

diperoleh dari (digunakan Pembayaran pinjaman bank ( 22,992 ) ( 148,294 ) Payments of bank loans Penerimaan utang

pembiayaan konsumen

8,198 3,690 Proceeds from consumer

financing payables Pembayaran utang

pembiayaan konsumen

( 4,784 ) ( 439 ) Payments of consumer

financing payables

Kas dan setara kas arus kas, awal periode

129,049 102,273 Cash and cash equivalents cash flows, beginning of the period Efek perubahan nilai kurs pada

kas dan setara kas

174 ( 284 ) Effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents Kas dan setara kas arus kas,

akhir periode

338,488 129,049 Cash and cash equivalents cash

flows, end of the period

beserta laporan auditor independen/

Financial statements as of December 31, 2020

and for the year then ended with independent auditors’ report

LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2020 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL TERSEBUT

BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31, 2020 AND

FOR THE YEAR THEN ENDED WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

Daftar Isi Table of Contents

Halaman/

Page

Surat Pernyataan Direksi Statement of Directors

Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report

Laporan Posisi Keuangan 1 - 2 Statement of Financial Position

Laporan Laba Rugi dan Statement of Profit or Loss and

Penghasilan Komprehensif Lain 3 Other Comprehensive Income

Laporan Perubahan Ekuitas 4 Statement of Changes in Equity

Laporan Arus Kas 5 Statement of Cash Flows

Catatan atas Laporan Keuangan 6 - 92 Notes to the Financial Statements

***************************

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

1 (Disajikan dalam Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

31 Desember/December 31

Catatan/

2020 Notes 2019

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS

Kas dan setara kas 441.806.177.838 2b,2r,4,31 366.378.768.108 Cash and cash equivalents

Piutang usaha Trade receivables

Pihak ketiga 119.694.603.388 2d,2r,5,31 106.059.798.871 Third parties Pihak berelasi 296.898.154.464 2c,2d,2r,12a,31 252.405.259.917 Related parties

Piutang lain-lain Other receivables

Pihak ketiga 700.314.377 2r,6,31 477.846.377 Third parties

Pihak berelasi - 2c,2d,2r,12b,31 3.383.003 Related parties

Persediaan - neto 326.172.666.133 2e,7 262.081.626.426 Inventories - net

Uang muka pembelian 25.429.866.838 8 24.504.065.862 Advance for purchases Pajak dibayar di muka 55.168.674.515 2m,16a 53.070.786.558 Prepaid taxes

Aset lancar lainnya 716.008.441 2f,9 2.670.542.999 Other current assets

Jumlah aset lancar 1.266.586.465.994 1.067.652.078.121 Total current assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS

Aset pajak tangguhan - neto 15.613.339.233 2m,16g 23.714.885.150 Deferred tax assets - net Estimasi tagihan pajak 75.838.681.234 2m,16a 105.125.511.789 Estimated claims for refundable tax

Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of

akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of

Rp283.910.169.740 Rp283,910,169,740

(2019: Rp261.516.716.333) 204.186.009.945 2g,11 195.283.411.192 (2019: Rp261,516,716,333) Aset tidak lancar lainnya 4.449.331.662 2r,10,31 1.303.655.822 Other non-current assets

Jumlah aset tidak lancar 300.087.362.074 325.427.463.953 Total non-current assets

JUMLAH ASET 1.566.673.828.068 1.393.079.542.074 TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

2 (Disajikan dalam Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

31 Desember/December 31

Catatan/

2020 Notes 2019

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES

Utang usaha Trade payables

Pihak ketiga 39.280.034.725 2r,13,31 38.549.407.402 Third parties

Pihak berelasi 153.499.431.768 2c,2r,12c,31 88.728.741.054 Related parties

Utang lain-lain Other payables

Pihak ketiga 19.042.765.898 2r,14,31 27.601.392.853 Third parties

Pihak berelasi 3.259.906.115 2c,2r,12d,31 5.635.471.188 Related parties

Uang muka penjualan 5.456.976.416 15 4.435.191.450 Sales advances

Utang pajak 25.766.720.132 2m,16b 34.986.811.867 Taxes payable

Beban akrual 10.680.771.945 2r,17,31 8.507.504.668 Accrued expenses

Liabilitas imbalan kerja Short-term employee

jangka pendek 14.179.467.091 2i,2r,19,31 13.521.161.144 benefit liabilities

Utang dividen 474.931.500 2p,2r,18,31 474.849.000 Dividends payable

Jumlah liabilitas jangka pendek 271.641.005.590 222.440.530.626 Total current liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITY

Liabilitas imbalan kerja Long-term employee

jangka panjang 34.317.827.614 2i,19 39.344.314.614 benefit liabilities

JUMLAH LIABILITAS 305.958.833.204 261.784.845.240 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY

Modal saham - nilai nominal Share capital - par value

Rp250 per saham Rp250 per share

Modal dasar - 952.000.000 saham Authorized - 952,000,000 shares

Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid -

penuh - 595.000.000 saham 148.750.000.000 20 148.750.000.000 595,000,000 shares Tambahan modal disetor - neto 109.952.993.909 2o,21 109.952.993.909 Additional paid-in capital - net Komponen ekuitas lainnya 2.427.836.590 22 (4.679.867.448 ) Other equity component

Saldo laba Retained earnings

Ditentukan Appropriated

untuk cadangan umum 9.030.025.067 22 8.530.025.067 for general reserve Belum ditentukan

penggunaannya 990.554.139.298 868.741.545.306 Unappropriated

JUMLAH EKUITAS 1.260.714.994.864 1.131.294.696.834 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES

DAN EKUITAS 1.566.673.828.068 1.393.079.542.074 AND EQUITY

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

3 Untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2020 (Disajikan dalam Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

For the year ended December 31, 2020 (Expressed in Indonesian Rupiah,

unless otherwise stated) Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/

Year ended December 31

BEBAN POKOK PENJUALAN (3.299.157.338.979) 2l,24 (2.755.574.838.991 ) COST OF GOODS SOLD

LABA BRUTO 335.139.934.770 365.362.259.989 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES

Beban penjualan (79.134.141.192) 2l,25 (48.951.237.291 ) Selling expenses

Beban umum General and administrative

dan administrasi (51.430.321.036) 2l,26 (44.598.253.533 ) expenses

Loss on foreign

Jumlah beban usaha (127.596.851.629) (90.721.838.990 ) Total operating expenses

pendapatan bunga (6.281.561.093) (2.630.713.897 ) Final tax on interest income

penghasilan badan (51.052.197.134) (69.673.049.453 ) tax expense

LABA TAHUN BERJALAN 181.812.593.992 215.459.200.242 PROFIT FOR THE YEAR

Penghasilan komprehensif lain: Other comprehensive income:

Pos-pos yang tidak akan Items that will not be

direklasifikasi ke laba rugi: reclassified to profit or loss:

Pengukuran kembali liabilitas Remeasurement of defined

imbalan kerja manfaat pasti 9.274.619.000 2i,19 (1.749.439.000) benefit obligation Pajak tangguhan terkait (2.166.914.962) 2i,2m,16g 437.359.750 Related deferred tax

Jumlah laba/(rugi) Total other comprehensive

komprehensif lainnya 7.107.704.038 (1.312.079.250) income/(loss)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

4

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Indonesian Rupiah,unless otherwise stated)

Komponen Saldo laba/Retained earnings

Tambahan ekuitas

modal lainnya/ Ditentukan untuk

disetor/ Other cadangan umum/ Belum ditentukan

Catatan/ Modal saham/ Additional equity Appropriated for penggunaannya/ Jumlah/

Notes Share capital paid-in capital component general reserve Unappropriated Total

Saldo per Balance as at

31 Desember 2018 148.750.000.000 109.952.993.909 (3.367.788.198) 8.030.025.067 713.282.345.064 976.647.575.842 December 31, 2018

Penyisihan Appropriation of

saldo laba 22 - - - 500.000.000 (500.000.000) - retained earnings

Laba tahun berjalan - - - - 215.459.200.242 215.459.200.242 Profit for the year

Jumlah laba Total other comprehensive

komprehensif lainnya 2i,16g,19 - - (1.312.079.250) - - (1.312.079.250) income

Dividen 22 - - - - (59.500.000.000) (59.500.000.000) Dividend

Saldo per Balance as at

31 Desember 2019 148.750.000.000 109.952.993.909 (4.679.867.448) 8.530.025.067 868.741.545.306 1.131.294.696.834 December 31, 2019

Penyisihan Appropriation of

saldo laba 22 - - - 500.000.000 (500.000.000) - retained earnings

Laba tahun berjalan - - - - 181.812.593.992 181.812.593.992 Profit for the year

Jumlah laba Total other comprehensive

komprehensif lainnya 2i,16g,19 - - 7.107.704.038 - - 7.107.704.038 income

Dividen 22 - - - - (59.500.000.000) (59.500.000.000) Dividend

Saldo per Balance as at

31 Desember 2020 148.750.000.000 109.952.993.909 2.427.836.590 9.030.025.067 990.554.139.298 1.260.714.994.864 December 31, 2020

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

5

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/

Year ended December 31

Penerimaan kas dari pelanggan 3.577.606.768.589 3.044.468.403.143 Cash received from customers Pembayaran kas kepada pemasok (3.228.778.157.122) (2.437.494.518.944) Cash paid to suppliers Pembayaran untuk beban usaha (70.275.869.036) (53.939.459.458) Payment for operating expenses Pembayaran kepada karyawan (69.911.189.898) (61.495.370.484) Payment to employees

Pendapatan bunga yang diterima, Interest received,

setelah dikurangi pajak final 25.126.244.596 10.522.855.477 net of final tax

Pembayaran pajak

penghasilan badan (68.470.778.126) (51.024.771.845) Payment of corporate income tax Penerimaan kas lain-lain - neto 5.998.431.193 2.110.862.077 Other cash receipts - net

Arus kas neto yang diperoleh Net cash flows provided by

dari aktivitas operasi 171.295.450.196 453.147.999.966 operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING

INVESTASI: ACTIVITIES:

Aset tetap: Fixed assets:

Pembelian (2.234.611.346) (5.244.695.016) Acquisition

Penambahan aset dalam Additions of construction

penyelesaian (31.146.216.040) 11,33 (13.694.728.238) in progress

Penjualan 50.715.971 11 620.659.092 Sale

Pembayaran uang muka (3.106.099.840) 10 - Advance paid

Arus kas neto yang Net cash flows

digunakan untuk used in investing

aktivitas investasi (36.436.211.255) (18.318.764.162 ) activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING

PENDANAAN: ACTIVITIES:

Pembayaran pinjaman Repayments of

bank jangka pendek - (9.543.521.202) short-term bank loan

Pembayaran beban bunga (15.289.211) (508.479.558) Interest expense paid

Pembayaran dividen (59.416.540.000) (59.408.630.000) Payment of dividend

Arus kas neto yang

digunakan untuk Net cash flows used in

aktivitas pendanaan (59.431.829.211) (69.460.630.760) financing activities

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

6

1. UMUM 1. GENERAL

Pendirian Perusahaan The Company’s Establishment

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (“Perusahaan”), dahulu bernama CV Tjahaja Kalbar, didirikan di Pontianak berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari 1968 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak. Badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perusahaan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan tanggal 9 Desember 1980 No. 49 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak.

Berdasarkan Akta No. 103.A tanggal 18 April 1984 yang dibuat di hadapan Tommy Tjoa Keng Liet, S.H., Notaris di Pontianak, diputuskan, antara lain, perpindahan kedudukan Perusahaan dari Pontianak ke Jakarta. Akta pendirian dan perubahan yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri dan Tommy Tjoa Keng Liet, S.H. tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-1390.HT.01.01.TH.88. tanggal 17 Februari 1988.

Akta pendirian tersebut telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pontianak No. 19/PT.Pendaf/95 tanggal 31 Juli 1995, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 27 Oktober 1995 No. 86, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 8884.

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (the “Company”), formerly known as CV Tjahaja Kalbar, was established in Pontianak based on Notarial Deed No. 1 dated February 3, 1968 of Mochamad Damiri, Notary in Pontianak. The Company’s legal form was changed to a limited liability company based on Notarial Deed No. 49 dated December 9, 1980 of Mochamad Damiri, Notary in Pontianak. Based on Notarial Deed No. 103.A dated April 18, 1984 of Tommy Tjoa Keng Liet, S.H., Notary in Pontianak, it was decided, among others, to relocate the Company’s domicile from Pontianak to Jakarta.

These Company’s Articles of Association and their amendments based on the Notarial Deeds of Mochamad Damiri and Tommy Tjoa Keng Liet, S.H.

were approved by the Ministry of Justice in its decree No. C2-1390.HT.01.01.TH.88 dated February 17, 1988. The Company’s Articles of Association have been registered with the District Court of Pontianak under reference No. 19/PT.Pendaf/95 dated July 31, 1995 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 86 dated October 27, 1995, Supplement No. 8884.

Anggaran Dasar Perusahaan beberapa kali mengalami perubahan, antara lain dengan Akta tanggal 18 April 1996 No. 83 yang dibuat di hadapan Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta mengenai Perusahaan menjadi perusahaan terbuka. Sesuai dengan Surat Persetujuan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”), sekarang Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”), tanggal 10 Juni 1996 No. S-942/PM/1996, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan menjadi efektif dalam rangka Perusahaan melaksanakan penawaran umum perdana atas 34.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp500 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia.

The Company’s Articles of Association were subsequently amended several times, among others, covered by Notarial Deed No. 83 dated April 18, 1996 of Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notary in Jakarta involving the Company becoming a public company. The Capital Market Supervisory Board and Financial Institution (“Bapepam-LK”), currently known as the Financial Services Authority (“OJK”), in its letter No. S-942/PM/1996 dated June 10, 1996 approved the initial public offering of 34,000,000 of the Company’s shares with a nominal value of Rp500 per share through the Indonesian Stock Exchange.

Perubahan Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7688.HT.01.04.TH.96 tanggal 29 April 1996 an telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara nomor agenda 613/BH.09.01/IX/1998 tanggal 29 September 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 24 November 1998 No. 94, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6538.

The amendment was approved by the Minister of Justice of Indonesian Republic in its decree No. C2-7688.HT.01.04.TH.96 dated April 29, 1996, and has been registered with the North Jakarta Registration Office under reference No. 613/BH.09.01/IX/1998 dated September 29, 1998, and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 94 dated November 24, 1998, Supplement No. 6538.

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

7

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Pendirian Perusahaan (lanjutan) The Company’s Establishment (continued) Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat

Perusahaan tanggal 27 Juni 1997 No. 137 yang dibuat dihadapan Veronica Lily Dharma, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah Anggaran Dasarnya untuk menyesuaikan dengan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK (OJK) Nomor KEP-13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perusahaan juga meningkatkan modal dasar dari Rp150.000.000.000 menjadi sebesar Rp238.000.000.000 dengan jumlah saham dari 300.000.000 saham menjadi 476.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500 per saham. Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-9678.HT.01.04.TH.97 tanggal 19 September 1997 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara No. 613/BH.09.01/XII/97 tanggal 8 Desember 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 6 Maret 1998 No. 19. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 1436.

Based on Notarial Deed No. 137 dated June 27, 1997 of Veronica Lily Dharma, S.H., Notary in Jakarta, the Company’s Articles of Association were amended to conform with the regulation of the Chairman of BAPEPAM-LK (OJK) No. KEP-13/PM/1997 dated April 30, 1997 regarding Articles of Association of public companies. The amendment to the Company’s Articles of Association included the increase in the Company’s authorized capital from Rp150,000,000,000 to Rp238,000,000,000 representing an increase in the number of authorized shares from 300,000,000 shares to 476,000,000 shares with a nominal value of Rp500 per share. The amendment was approved by the

Minister of Justice in its decree No. C2-9678.HT.01.04.TH.97 dated September 19,

1997 and has been registered with the North Jakarta Registration Office under reference No. 613/BH.09.01/XII/97 dated December 8, 1997 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 19 dated March 6, 1998, Supplement No. 1436.

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 30 September 1998 No. 81 yang dibuat di hadapan Veronica Lily Dharma, S.H., Notaris di Jakarta dan sesuai dengan Surat Keputusan BAPEPAM-LK (OJK) No. S-2026/PM/1998 tanggal 25 September 1998, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I Saham Perusahaan dengan menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham Perusahaan, yaitu sejumlah 178.500.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp500 per saham atau seluruhnya sebesar Rp89.250.000.000.

Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated September 30, 1998 as documented in the Notarial Deed No. 81 of Veronica Lily Dharma, S.H., Notary in Jakarta, and BAPEPAM-LK (OJK) decree No. S-2026/PM/1998 dated September 25, 1998, the Company conducted the Company’s Limited Public Offering I in the framework of pre-emptive rights to shareholders involving 178,500,000 common shares, with a nominal value of Rp500 per share or totaling Rp89,250,000,000.

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan rapat Perusahaan tanggal 20 Juni 2008 No. 19 yang dibuat dihadapan Merry Susanti Siaril, S.H., Notaris di Jakarta, dilakukan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat No. AHU-74160.A.H.01.02 Tahun 2008 tanggal 15 Oktober 2008.

Based on Notarial Deed No. 19 dated June 20, 2008 of Merry Susanti Siaril, S.H., Notary in Jakarta, the Company’s Articles of Association were amended to conform with Corporate Law No. 40 year 2007 regarding Limited Liability Companies. The amended Articles of Association had been approved by the Minister of Laws and Human Rights based on letter No. AHU-74160.A.H.01.02 Tahun 2008, dated October 15, 2008.

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in Indonesian Rupiah, unless otherwise stated)

8

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

Pendirian Perusahaan (lanjutan) The Company’s Establishment (continued) Berdasarkan akta Notaris No. 6 tanggal 10 Mei 2013

yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah namanya dari PT Cahaya Kalbar Tbk.

menjadi PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat No. AHU-29266.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 30 Mei 2013 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 13 September 2013 No. 74, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 102700.

Based on Notarial deed No. 6 dated May 10, 2013 of Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., a notary in Jakarta, the Company changed its name from PT Cahaya Kalbar Tbk. to PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. The amended Articles of Association had been approved by Minister of Law and Human

Rights in its decree No.

AHU-29266.AH.01.02.Tahun 2013 dated May 30, 2013 and published in the State Gazette No. 74 dated September 13, 2013, Supplement No. 102700.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 9 Juli 2015 No. 9 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah nilai nominal saham Perusahaan dari Rp500 per masing-masing saham menjadi Rp250 per masing-masing saham.

Perubahan Anggaran Dasar telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat No. AHU-0939228.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 10 Juli 2015.

Based on Notarial Deed of General Extraordinary Shareholders Meeting of the Company on July 9, 2015 No. 9 of Dr. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., Notary in Jakarta, the Company changed the shares’

nominal value of Rp500 per share to Rp250 per share. The amendment to the Articles of Association had been approved by the Minister of Law and Human Rights in its decree No. AHU-0939228.AH.01.02.Tahun 2015 dated July 10, 2015.

Berdasarkan Akta tanggal 20 November 2019 No. 8 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah Anggaran Dasar sehubungan dengan perubahan maksud dan tujuan perusahaan sesuai dengan klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia tahun 2017. Perubahan Anggaran Dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam surat No. AHU-0097154.AH.01.02.TAHUN 2019 tanggal 22 November 2019.

Based on Notarial Deed No. 8 dated November 20, 2019 of Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., Notary in Jakarta, the Company changed its purpose and objectives in accordance with the standard classification of Indonesian business fields 2017.

The amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights in its decree No. AHU-0097154.AH.01.02.TAHUN 2019 dated November 22, 2019.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial

Dalam dokumen OLEH : NURALISA.S NIM (Halaman 31-0)

Dokumen terkait