• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH : NURALISA.S NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "OLEH : NURALISA.S NIM"

Copied!
457
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2019-2020

SKRIPSI

OLEH : NURALISA.S NIM 105731113517

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

ii

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan

Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2019-2020

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

Nuralisa.s 105731113517

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022 M/1443 H

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesukaran itu adalah kemudahan, karena itu bila kau telah selesai (menegerjakan yang lain) dan kepada

Tuhan, berharaplah”.

(QS. Al Insyirah : 6-8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillahi Rabbil’alamin,

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta orang-orang yang saya sayang dan almamaterku

PESAN DAN KESAN

“Kamu tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu, maka dari itu tataplah masa depan dan jangan buat kesalahan yang sama untuk

kedua kalinya”

(penulis)

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba- Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2020.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Muh Agus dan Ibu Nurmina yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menunutut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

(8)

viii

1. Bapak Prof. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE,.M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira SE.,M.AK, selaku ketua program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Asriati.,SE.,M.Si, selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Mira SE.,M.AK, selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program studi Akuntansi Angkatan 2017 yang selalu belajar Bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi saya.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis

satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi,

dan dukungannya sehingga penulis dapat merampung penulisan

skripsi ini.

(9)

ix

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang Budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Bilahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 18 November 2021

Penulis,

Nuralisa.s

(10)

x ABSTRAK

NURALISA.S, 2021, Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2019-2020. Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Ibu Asriati dan Ibu Mira.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara profitabilitas, likuiditas, Ukuran perusahaan dan Leverage terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode 2019-2020. adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksplanatori. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dengan sumber data yang berasal dari Bursa Efek Indonesia. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020. Dan teknik pengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling. Data diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 18.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, karena bahwa perusahaan tidak akan membayar dividen tinggi untuk menjaga reputasinya ketika profitabilitas perusahaan mengalami penurunan atau rendah. Hasil berbeda dengan likuiditas yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen karena semakin baik likuiditas yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan kebijakan dividen perusahaan. Sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen karena ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerja sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya. Adapun hasil leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen karena semakin besar kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan maka dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya kepada para pemegang saham.

Kata Kunci : Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage

(11)

xi

ABSTRACT

NURALISA.S, 2021, Factors influencing dividend policy in food and beverage sub-sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2019-2020. Thesis, Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Mrs. Asriati and Mrs. Mira.

This study aims to examine the relationship between profitability, liquidity, firm size and leverage on dividend policy in Food and Beverage Sub-Sector Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2018- 2020 period. as for the approach used in this study is an explanatory approach.

The data used in this study is secondary data with data sources originating from the Indonesia Stock Exchange. The samples in this study are manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2019-2020. And the sampling technique used purposive sampling. The data was processed using the SPSS version 18 application.

The results of this study indicate that profitability has no significant effect on dividend policy, because the company will not pay high dividends to maintain its reputation when the company's profitability decreases or is low. The results are different from liquidity which has a positive and significant effect on dividend policy because the better the company's liquidity will increase the company's dividend policy. While the size of the company has a positive and significant effect on dividend policy because a large company size can reflect that the company has a high commitment to continuously improve performance so that the market will be willing to pay more to get its shares. The results of leverage have a positive and significant effect on dividend policy because the greater the liability owned by the company, it can reduce the company's ability to pay dividends to shareholders.

Keywords: Profitability, Liquidity, Firm Size, Leverage

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Tinjauan Teori ... 12

1. Teori sinyal (signaling theory) ... 12

2. Pengertian Dividend an kebijakan dividen ... 13

3. Jenis-jenis dividen ... 14

4. Pengertian dividend payout ratio ... 15

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 16

B. Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Pemikiran ... 22

D. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi dan waktu Penelitian ... 29

C. Defenisi Operasional ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 33

(13)

xiii

E. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 36

G. Uji hipotesis ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Gambaran umum objek penelitian ... 40

B. Deskripsi data penelitian ... 47

C. pembahasan ... 57

BAB V PENUTUP ... 63

A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 69

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 3.1 Variabel dependen ... 30

Tabel 3.2 Variabel independen... 31

Tabel 3.3 Daftar nama perusahaan ... 33

Tabel 3.4 Kriteria sampel ... 34

Tabel 4.1 Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel ... 45

Tabel 4.2 Deskripsi data penelitian ... 46

Tabel 4.3 Hasil uji normalitas ... 47

Tabel 4.4 Uji multikolinearitas ... 49

Tabel 4.5 Uji glejse ... 50

Tabel 4.6 Hasil pengujian hipotesis ... 51

Tabel 4.7 Hasil determinasi ... 52

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka pikir ... 22

(16)

16

(17)

1

Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara karena memiliki dua fungsi. Fungsi awalnya adalah menyiapkan sarana untuk mempertemukan kedua pihak yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan pasar modal, investor dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk dividen untuk memperoleh tingkat pengembalian atau keuntungan (return) tertentu, dan emiten (industri) dapat menggunakan dana tersebut untuk kegiatan usaha atau pengembangan usaha. Fungsi kedua adalah memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan reksa dana, serta memilih sesuai dengan karakteristik imbal hasil dan risiko masing-masing instrumen (Welas & Nugroho, 2019).

Dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan keuntungan atau profit yang besar guna menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Untuk memperoleh keuntungan yang besar, investor harus memprediksi perusahaan mana yang dapat berkembang dan memberikan pengembalian investasi yang tinggi. Pengembalian investasi ini dapat berupa dividen (Ratih Mufansari dkk., 2019).

Dividen adalah pembagian keuntungan yang akan diberikanoleh

perusahaan kepada pemegang saham yang berasal dari keuntungan perusahaan

(Halim,2015). Setelah disetujui oleh rapat umum pemegang saham, dividen akan

(18)

dibagikan. Jika investor ingin menerima dividen, maka investor tersebut harus menahan saham tersebut untuk jangka waktu yang lebih lama, yaitu sampai kepemilikan saham tersebut dikukuhkan sebagai pemegang saham yang berhak menerima dividen. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berbentuk dividen tunai, artinya setiap pemegang saham menerima dividen tunai dalam jumlah tertentu per lembar saham (Ratih Mufansari dkk, 2019).

Kebijakan dividen berkaitan dengan pembayaran dividen perusahaan, dan bentuknya adalah untuk menentukan jumlah dividen dan laba ditahan yang dialokasikan untuk kepentingan perusahaan. Dividen merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, sehingga kebijakan dividen tergantung pada profitabilitas perusahaan atau keahlian perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin suatu perusahaan memiliki keahlian dalam menghasilkan laba, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Syaiful Bahri, 2017).

Terkait dengan dividen, perusahaan seringkali menghadapi keputusan yang sulit dan dilema dalam membagikan persentase keuntungan dari pembagian dividen kepada pemegang saham. Kesalahan dalam pelaksanaan keputusan kebijakan akan mengakibatkan kebijakan dividen yang buruk, membangkitkan reaksi investor, dan membuat harga saham tidak begitu baik (Nicken Destriana (2016). Besar kecilnya pembagian dividen tergantung pada kebijakan dividen yang ditentukan oleh manajer keuangan perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Alasan yang melatar belakangi penggunaan kebijakan dividen dalam

penelitian ini karena kebijakan dividen tentu memiliki daya Tarik tersendiri yang

(19)

dapat menjaga harga saham pada kondisi terbaik. Pertimbangan pada kondisi terbaik ini yang disebutkan pihak manajemen sebagai upaya peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Sejumlah tolak ukur tentang dividen merupakan suatu keputusan finansial yang sulit bagi pihak manajemen (Suharli,2014).

Dari berbagai sektor industri pasar modal, sektor makanan dan minuman menjadi objek penelitian. Alasan penulis melakukan penelitian di bidang makanan dan minuman adalah karena Indonesia berpenduduk kurang lebih 270,2 juta jiwa atau meningkat sekitar 14,46% (Yusuf Imam Santono, 2020). Di antara jumlah penduduk Indonesia, industri makanan dan minuman memiliki peluang yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan utama manusia yaitu kebutuhan pangan, sehingga tetap menjadi prioritas utama konsumen, bahkan lebih stabil dalam kondisi apapun. Stok Industri makanan dan minuman tidak terpengaruh oleh perubahan makro ekonomi di lokasi atau kondisi bisnis apa pun. Selain itu, industri makanan dan minuman Indonesia berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengaruh tersebut terlihat dari kontribusi ekspor makanan dan minuman pada tahun 2020 (Januari hingga Juni) yang mencapai US$ 13,73 miliar.

Industri makanan dan minuman memiliki demand tinggi pada masa pandemi Covid 19 karena masyarakat perlu mengkonsumsi asupan yang bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh untuk menjaga kesehatan tubuh (Muhammad Aulia, 2020).

Dilihat dari informasi sepanjang tahun 2018, industri makanan dan

minuman berpeluang untuk tumbuh dan berkembang sebesar 7,91% atau

melampaui perkembangan moneter publik sebesar 5,17%. Bahkan perkembangan

produksi perusahaan manufaktur besar pada triwulan akhir 2018 tumbuh sebesar

3,90% dari triwulan akhir tahun 2017, salah satunya didorong oleh meningkatnya

(20)

produksi industri makanan dan minuman yang mencapai 23,44%. Apalagi bisnis makanan merupakan salah satu bidang yang menopang peningkatan nilai investasi nasional yang pada 2018 berkontribusi hingga Rp56,60 triliun.

Pengakuan dari total nilai investasi pada perusahaan manufaktur tahun lalu mencapai Rp222,3 triliun. Pada tahun 2018, tenaga kerja di bidang ini mencapai 18,25 juta orang, meningkat 17,4% pada tahun 2015. Perusahaan sektor makanan dan minuman menjadi penopang terbesar sebesar 26,67%. Industri Makanan dan minuman Indonesia dikenal memiliki daya saing yang mendunia. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ekspor pada 2018 sebesar USD 29,91 miliar (Detik News, 2019).

Pada tahun 2019, perkembangan PDB (Produk Domestik Bruto) industri makanan dan minuman mencapai 6,77%. Tahun ini kawasan industri makanan dan minuman bisa menarik investasi US$ 383 juta dan Rp. 8,9 triliun hingga kuartal 2019 (Pikiran Rakyat.com, 2019). Berdasarkan informasi dari Dinas Perindustrian, produk makanan dan minuman Indonesia sempat mencatatkan rekor harga tertinggi di kelompok manufaktur, dengan nilai US$27,28 miliar sepanjang 2019.

Selain itu, industri makanan dan minuman juga turut andil terhadap harga investasi terbesar pada periode Januari-September 2019 di angka Rp 41,43 triliun. Apalagi industri makanan dan minuman meyerap paling banyak tenaga kerja di sektor manufaktur dengan jumlah total 4,74 juta orang per Agustus 2019 (Muhammad Aulia, iNews.id. 2020).

Sepanjang triwulan I-2020, kawasan industri makanan dan minuman

berkontribusi sebesa 36,4% dalam PDB (produk domestik bruto). Pada periode

yang sama, perkembangan sektor industri ini mencapai 3,9%. Di tahun ini industri

makanan dan minuman memberikan kontribusi terbesar dalam pencapaian nilai

(21)

ekspor pada sektor manufaktur, dengan angka US$ 13,73% miliar atau Rp 203,36 triliun (Boyke P Siregar, 2020). Melihat fenomena-fenomena di atas, industri makanan dan minuman mengalami perkembangan yang fluktuatif atau tidak stabil pada tahun 2018 hingga 2020. Hal ini dikarenakan perkembangan industri makanan dan minuman mengalami kenaikan dan penurutan dari tahun 2019 hingga 2020.

Sebagai contoh dari sebuah industri makanan dan minuman, tepatnya PT Akasha Wira Global Tbk (ADES), pembagian dividen tidak dapat dilakukan pada tahun 2017 oleh perusahaan ini mengingat pada tahun tersebut keuntungan perusahaan tersebut berkurang. Sehingga pada rapat umum pemegang saham (RUPS) pada perusahaan ADES mengambil keputusan akhir bahwa organisasi ini tidak dapat membagikan dividenper saham dari laba yang dihasilkan pada tahun tersebut. Laba perusahaan ADES pada tahun 2017 mencapai Rp 297 miliar, menurun dari tahun 2016 yang mencapai manfaat bersih sebesar Rp 299 miliar, yang mengalami penurunan laba sebesar 2 miliar. Sementara untuk pendapatan kerja pada tahun 2017, perusahaan ADES mencatat pendapatan sebesar Rp 2,203 triliun, turun lagi dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai Rp 2,276 triliun (A Yulianti, 2020).

Contoh lain dari industri makanan dan minuman adalah PT Ultrajaya Milk

Industri & Tranding Company Tbk (ULTJ). Dari Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) PT Ultrajaya Milk Industri & Tranding Company Tbk (ULTJ) memilih untuk

tidak membagikan dividen dari keuntungan tahun 2014. Keputusan ini tidak

menggembirakan bagi investor, berbeda dengan pencapaian laba pada tahun

2013 dimana perusahaan membagikan dividen tunai sebesar Rp 12 perlembar

saham atau mencapai Rp 34,7 miliar dari laba tahun 2013 sebesar 320,5 miliar,

(22)

untuk tahun anggaran 2014, ULTJ memperoleh keuntungan yang rendah dari tahun sebelumnya dimana perusahaan hanya memperoleh keuntungan sekitar 280,3 miliar (Ratih Mufansari dkkl, 2019).

Berdasarkan penjelasan dari kejadian-kejadian di atas bahwa kebijakan dividen di ukur dengan dividend payout ratio (DPR) yang merupakan hal yang paling penting bagi seluruh pihak yang ada (A Yulianti,2020). Baik dari pihak pemegang saham maupun pihak perusahaan itu sendiri. Terdapat dua dampak ketika perusahaan tetap membagikan dividen dalam keadaan laba perusahaan yang mengalami penurunan kepada para pemegang saham. Dampak yang pertama yaitu kepentingan perusahaan untuk membantu permodalan dan kegiatan operasional untuk meningkatkan laba akan terabaikan. Dampak yang kedua yaitu jika laba di tanan semua, maka kepentingan pemegang saham juga akan terabaikan. Hal inilah yang menyebabkan konflik antara pemegang saham dengan perusahaan (Ratih Mufansari dkk, 2019) .

Kebijakan dividen berhubungan dengan signaling theory sebab signaling theory menjelaskan tentang metode industri dalam membagikan sinyal kepada

pemegang saham terkait dengan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki

kualitas yang baik hendak memberikan dividen dengan jumlah yang besar kepada

pemegang saham. Perusahaan juga akan membagikan sinyal kepada pemegang

saham mengenai kinerja perusahaan di waktu yang akan datang yang mempunyai

prospek kinerja yang baik. akan tetapi kebalikannya bila perusahaan memberikan

dividen dengan jumlah yang rendah kepada pemegang saham, maka perusahaan

dinyatakan mempunyai prospek kinerja yang kurang baik di waktu yang akan

datang (Gantino serta Fahri, 2017).

(23)

Terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, yang kemudian akan mempengaruhi nilai sebuah perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kebijakan dividen. Faktor-faktor tersebut yaitu profitabilitas perusahaan, likuiditas perusahaan, ukuran perusahaan dan leverage.

Profitabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang di dapatkan dengan usaha manajemen atas dana yang di investasikan pemilik perusahaan. Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam mencari keuntungan.

Rasio ini memiliki manfaat tidak hanya untuk pihak manajemen atau pemilik usaha tapi juga untuk pihak yang berada diluar perusahaan, khususnya pihak yang memiliki keterkaitan dengan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Ida Ayu Pertami Dewi, dkk (2018) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini berarti besarnya tingkat persentase profitabilitas menandakan bahwa semakin besar tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan. Meningkatnya keuntungan perusahaan akan meningkatkan pula pembagian dividen kepada pemegang saham.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya (sartono,2010).

Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi akan memberikan gambaran

perusahaan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Keadaan

seperti itu membuat investor akan tertarik menanamkan modalnya untuk

membagikan keuntungan berupa dividen. Menurut Sartono (2010) likuiditas

mempunyai hubungan yang searah dengan kebijakan dividen dimana semakin

besar likuiditas suatu perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan

(24)

perusahaan dalam membayarkan dividennya, hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Berbeda dengan hasil yang diungkapkan oleh Gloria Julianita Sendow, dkk (2016) menunjukkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Pengaruh negatif berarti semakin tinggi likuiditas maka semakin rendah dividen yang dibagikan karena jika dividen dibagikan semakin besar dikhawatirkan tingkat likuiditas akan terganggu.

Ukuran perusahaan merupakan suatu dimensi, skala ataupun variabel yang menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan adalah sesuatu skala yang dihitung dengan tingkatan total aset serta penjualan yang bisa menampilkan keadaan perusahaan. Berdasarkan pada hasil penelitian Indah Septiana, dkk (2020) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif serta signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini berarti semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatangmaka perusahaan lebih senang untuk menahan labanya dari pada membayarkannya sebagai dividen kepada pemegang saham.

Leverage adalah keputusan terkait struktur modal yaitu apakah

perusahaan akan menggunakan pembiayaan dari utang atau modal sendiri. Rasio

leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dibiayai dengan utang. Berdasarkan penelitian Alexander Halim dan Rini Tri

Hastuti (2017) bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen. Hal ini berarti Penggunaan utang yang terlalu besar dalam

kegiatan oprasional memberikan dampak yang kurang baik terhadap perusahaan

(25)

karena perusahaan harus membayar kewajiban-kewajibannya yang nantinya akan mengurangi keuntungan yang diperoleh. Menurunnya keuntungan yang didapat perusahaan akan menurunkan pembagian dividen kepada para pemegang saham.

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan dan beberapa penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan Leverage. Maka penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2019-2020”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

4. Apakah leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada

perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

(26)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan pada penelitian ini ,maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

4. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil riset ini diharapkan bisa berguna bagi pengembangan ilmu ekonomi selaku sumber bacaan ataupun rujukan yang bisa membagikan data teoritis serta empiris pada pihak- pihak yang hendak melaksanakan riset lebih lanjut menimpa kasus ini dan menaikkan sumber pustaka yang sudah ada.

2. Manfaat Praktis

Hasil riset ini diharapkan bisa berguna untuk pihak manajemen

industri yang bisa digunakan selaku masukan ataupun dasar buat

(27)

tingkatkan kinerja industri yang bisa dilihat dari rasio keuangan yang baik

menampilkan prospek bagus untuk industri di masa yang akan tiba yang

bisa menarik investor buat menanamkan modal di perusahaan sehingga

dapat mungkinkan bisa menaikkan modal untuk usaha pengembangan

perusahaan serta hasil riset ini diharapkan dapat jadi bahan data yang

dapat digunakan selaku bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan terhadap kebijakan deviden supaya bisa mengoptimalkan nilai

industri.

(28)

12 A. Tinjauan Teori

1. Teori sinyal (signaling theory)

Teori sinyal (Signalling theory) pertama kali dikemukakan oleh Bhattacharya (1979). Pengembangan teori sinyal (Signalling theory) memperhitungkan bahwa orang-orang di perusahaan biasanya memiliki data yang lebih baik dan lebih cepat terkait dengan situasi terkini perusahaan dan prospek masa depan perusahaan daripada Investor luar. Teori tersebut mengasumsikan bahwa tingkat perputaran dividen tunai memiliki kandungan data yang menyebabkan reaksi harga saham (Syaiful Bahri, 2017).

Teori sinyal (Signalling teory) percaya bahwa dividen digunakan oleh perusahaan sebagai sinyal. Jika perusahaan percaya bahwa masa depannya akan baik, pendapatan dan arus kas akan meningkat, dan dividen dapat dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan pembayaran dividen kepada investor. Hal ini akan memungkinkan pasar untuk bereaksi positif terhadap pengumuman kenaikan dividen. Namun di sisi lain, jika perusahaan memiliki prospek, jika situasi masa depan menurun, pembayaran dividen perusahaan akan berkurang. Oleh karena itu, pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman penyusutan dividen. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa dividen mengandung data tentang prospek masa depan perusahaan (Hanafi: 2016).

Tanggapan para pemegang saham terhadap sinyal positif dan negatif akan

sangat mempengaruhi kondisi pasar. Para investor akan memberikanberbagai

reaksi dalam menanggapi sinyal tersebut. Diantaranya para investor akan

(29)

memburu saham yang dijual atau melakukan tindakan yaitu tidak bereaksi seperti “wait and see” atau menunggu dan melihat perkembangan yang ada kemudian. Dan harus dipahami bahwa tindakan “wait and see” ini bukan sesuatu yang tidak baik ataupun salah. Namun tindakan ini dilihat sebagai reaksi investor agar menghindari resiko yang lebih besar karena faktor pasar yang belum memberi keuntungan atau berpihak padanya. Maka dari itu, teori persinyalan (signaIing teory) menjadi hal yang sangat penting terhadap kinerja keuangan perusahaan. (Fahmi :2015). Menurut signalling teory, kebijakan dividen dipengaruhi oIeh profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage sebagai variabel interveaning.

2. Pengertian dividen dan kebijkan dividen

Dividen adalah salah satu keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan di samping keputusan investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana). Dividen adalah distribusi laba kepada investor dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit. Bonus yang diberikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya setiap investor diberikan dividen dalam bentuk tunai dalam satuan rupiah tertentu untuk setiap penawaran atau dapat juga sebagai dividen saham, yang artinya setiap investor diberikan dividen sejumlah saham sehingga saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan pembagian dividen sahan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan keuntungan yang akan disebar luaskan kepada investor dari laba bersih perusahaan (Retno M.E.L, 2016).

Kebijakan dividen adalah sebuah metode yang dilakukan perusahaan

untuk mencapai keputusan terkait dividen. Seperti apakah laba akan dibagikan

kepada para investor berupa dividen ataukah laba akan ditahan sebagai laba

(30)

ditahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Kebijakan dividen sangat berpengaruh terhadap perusahaan yang membayarkan dividen maupun investor. Para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang stabil karena akan mengurangi ketidak pastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang dilakukan Sartono (2011).

3. Jenis-jenis dividen

Dividen di bedakan menjadi 5 tipe ialah Dividen Tunai, Dividen Saham, Dividen Properti, Dividen Skrip serta Dividen Likuidasi. Yaitu sebagai berikut :

a. Dividen Tunai (Cash Dividend)

Dividen tunai merupakan wujud pembayaran dividen yang sangat universal serta sangat terkenal. Dalam perihal ini, perusahaan membayarkan dividen dalam wujud tunai kepada seluruh pemegang saham bersumber pada jumlah sahamnya yang dimilikinya, uang tunai yang dibagikan tersebut ditaruh di rekening bank pemegang saham sesuai kepemilikannya. Umumnya terdapat proses yang sudah didetetapkan buat deklarasi dividen.

b. Dividen Saham (Stock Dividend)

Dividen saham dibayarkan kepada pemegang saham dengan menghasilkan saham baru di perusahaan. Pembayaran dalam saham ini bersumber pada jumlah saham yang telah dipunyai investor ataupun pemegang sahamnya.

c. Dividen Properti (Property Dividend)

Dividen ini dibayarkan dalam wujud properti serta bukan dalam

wujud tunai. perusahaan yang kekurangan kas pembedahan tetapi mau

membayarkan Dividen kepada pemegang sahamnya, hingga dividen

(31)

non- moneter bisa digunakan selaku perlengkapan pembayaran kepada investor perusahaannya. Dividen properti bisa dalam wujud apa juga seperti persediaan, peninggalan, kendaraan, real estat serta lain sebagainya. perusahaan mencatat properti yang diberikan selaku dividen pada nilai pasar normal, sebab bisa jadi berbeda dari nilai novel serta setelah itu mencatat selisihnya selaku keuntungan ataupun kerugian.

d. Dividen Skrip (Script Dividend)

Semacam Dividen Properti, apabila perusahaan yang tidak mempunyai dana yang lumayan buat membayar dividen hingga bisa memilah buat membayar dividennya dalam wujud pesan janji utang buat membayar pemegang saham dengan jangka waktu yang disepakati antara perusahaan dengan pemegang saham.

e. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)

Dividen Likuidasi merupakan dividen yang mengembalikan modal dini yang dikontribusikan oleh pemegang saham selaku ekuitas perusahaan. Dividen ini biasanya terjalin ketika perusahaan hendak mengakhiri pembedahan bisnisnya ataupun bangkrut.

4. Pengertian Dividend Payout Ratio

Menurut Yulianti (2019) Dividen Payout Ratio (DPR) adalah alat

untuk mengukur kebijakan dividen. Pengukuran kebijakan dividen yang

diproksi oleh divident payout ratio adalah membandingkan antara dividen

yang dibayarkan dengan laba bersih yang diperoleh dan biasanya disajikan

dalam bentuk presentase. Dividen akan dibayarkan dalam jumlah yang

kecil apabila laba ditahan perusahaan yang digunakan untuk membiayai

(32)

kebutuhan operasional dalam perusahaannya dalam jumlah yang besar.

Sebaliknya, jika perusahaan lebih memilih mengurangi porsi laba ditahan sebagal pendanaan operasional perusahaan, maka pembayaran dividen juga akan lebih besar. Kebijakan dividen yang diukur dengan DPR yaitu variabel yang merupkan nilai dan besarnya dividen yang dibayarkan dihitung dengan cara mengalikan jumlah saham yang ada dengan dividen yang dibayar dan dibagi dengan pendapatan bersih.

5. Faktor- faktor yang Pengaruhi Kebijakan Dividen 1. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan dimensi keahlian perusahaan menciptakan keuntungan pada tingkatan penjualan, asset serta modal saham tertentu. Pihak manajemen hendak membayarkan dividen buat memberi sinyal mangenai keberhasilan industri dengan membukukan profit (Juliana 2015). ROA ialah sesuatu analisis mengukur keahlian perusahaan menciptakan laba dengan memakai total asset ataupun kekayaan yang terdapat sehabis disesuaikan dengan biaya- biaya buat mendanai asset tersebut. ROA sanggup mengukur keahlian industri menghasilkan keuntungan pada masa dulu sekali buat setelah itu di proyeksikan dimasa yang hendak tiba. aset ataupun aktiva yang diartikan merupakan keseluruhan harga perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri ataupun dari modal asing yang sudah diganti perusahaan jadi aset- aset perusahaan yang digunakan buat kelangsungan hidup.

2. Likuiditas

(33)

Likuiditas adalah kapasitas dari perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial sesuai jadwal. Keadaan seperti itu membuat pemegang saham tertarik untuk menanamkan modalnya untuk menbagikan laba dalam bentuk dividen. Rasio hutang menjadi buruk dalam keadaan moneter yang sulit dan biaya pinjaman yang tinggi, di mana perusahaan memiliki rasio hutang yang tinggi dapat menghadapi masalah keuangan, namun selama ekonomi dapat diterima dan biaya pembiayaan rendah maka dapat meningkatkan laba (Gloria Julianita Sendow et al. , 2016).

Menurut Hery (2015) rasio likuiditas adalah alat untuk melihat kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek atau kewajiban lancarnya yang akan jatuh tempo atau dapat dikatakan bahwa rasio likuiditas merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar hutang atau kewajiban lancarnya. Jika perusahaan mampu membayar kewajiban atau hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai perusahaan yang liquid.

3. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan ialah menggambarkan besar kecilnya

sesuatu industri yang ditunjukkan pada total aktiva, jumlah penjualan,

rata- rata penjualan serta total aktiva (Riyanto, 2016). Terus menjadi

besar total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham serta

kapitalisasi pasar hingga terus menjadi besar pula dimensi industri

tersebut. Pada dasarnya dimensi industri cuma dibagi dalam 3 jenis

ialah perusahaan besar, perusahaan menengah serta perusahaan

(34)

kecil. perusahaan yang skala besar cenderung lebih diketahui masyarakat sehingga data menimpa prospek industri berskala besar lebih gampang diperoleh investor daripada industri berskala kecil.

Perusahaan besar bisa mengakses pasar modal. Sebab kemudahan tersebut maka berarti industri mempunyai fleksibilitas serta keahlian untuk memperoleh dana.

Menurut Nugraheni (2012:335) ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total pejualan yang diperoleh.

4. Leverage

rasio leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Leverage ratio ataupun yang lebih akrab disebut dengan rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menampilkan tingkatan utang yang sudah dikeluarkan oleh sesuatu perusahaan. Rasio leverage dapat pula disebut dengan sebutan rasio solvabilitas, selaku rasio keuangan yang mengukur keahlian sesuatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban ataupun utang jangka panjangnya.

Debt to equity ratio adalah total dari kewajiban (liabilities) dan

total modal sendiri (equity). Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal

sendiri menjamin semua hutang perusahaan. Debt to equity ratio yang

tinggi berarti bahwa perusahaan telah melakukan pembiayaan yang

(35)

kuat sehingga organisasi berkembang bersama kewajibannya.

Semakin penting debt to equity ratio, semakin menonjol tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (loan bosses) dan semakin besar pula kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan.

Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan bersih yang dapat diperoleh investor, termasuk keuntungan yang akan diperoleh (Suriani Ginting, 2018).

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Metode penelitian

Kesimpulan

1 A. Yulianti (2020)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2019.

Metode anaIisis data daIam peneIitian ini adaIah anaIisis regresi Iinier berganda dengan uji asumsi kIasik

a. Profitabilitas

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

b. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

c. Hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

2 Gogor

Mustawa Zaid (2017)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia

Analisis data menggunakan regresi

berganda

Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen

sementara Struktur modal dan likuiditas tidak

memiliki pengaruh

signifikan terhadap

(36)

kebijakan dividen.

3 Sitti Febrianti (2019)

Analisis atas laba bersih dan struktur modal

terhadap kebijakan dividen (survey pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan trasportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2018.

Metode

penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dengan kuantitatif pendekatan

Laba bersih memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.

Sementara struktur modal memiliki pengaruh

signifikan terhadap kebijakan dividen.

4 Ira Puspita Setyaningsih (2020)

Peran ukuran perusahaan memoderasi hubungan rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas terhadap kebijakan dividen.

Peran ukuran perusahaan memoderasi hubungan rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas terhadap kebijakan dividen.

a. Profitabilitas dan aktivitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

b. Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.

c. ukuran perusahaan memperkuat pengaruh profitabilitas dengan kebijakan dividen.

5. Widya Novi Triyana dkk (2020)

Pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan sektor aneka industri yang

menggunakan strategi penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif diukur

a. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

b. Profitabilitas

berpengaruh

(37)

terdaftar di BEI tahun 2015-2018

dengan menggunakan data panel metode berbasis regresi dengan E-views

signifikan terhadap kebijakan dividen.

c. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

6. Ida Ayu Nabila Meidyna dkk (2020)

Pengaruh profitabilitas pada kebijakan dividen dengan investment opportunity set sebagai variabel pemediasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda

a. Profitabilitas

berpengaruh positif pada investment opportunity set.

b. Profitabilitas

berpengaruh positif pada kebijakan dividen perusahaan.

c. Investment

Opportunity Set

berpengaruh negatif

pada kebijakan

dividen.

(38)

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penelitian yang menggunakan teori signalling untuk menjelaskan variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini diantaranya profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage maka kerangka pikir yang dapat dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Sumber : dari berbagai jurnal yang dikembangkan untuk skripsi.

Kebijakan Dividen (Y) Profitabilitas (x

1

)

Likuiditas (x

2

)

Ukuran (x

3

)

Leverage (x

4

)

(39)

D. Hipotesis penelitian

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen

Profitabilitas adalah keahlian sebuah perusahaan untuk memperoleh laba sehingga mempengaruhi keputusan pembagian dividen. Jika tingkat profitabilitas suatu perusahaan besar, maka keuntungan yang dihasilkan oleh organisasi tersebut akan jauh lebih menonjol dialokasikan dalam wujud dividen bagi investor. Pihak manajemen perlu berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan dividen (Santika Wicaksono, 2014).

Kasmir (2016) menjelaskan bahwa Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari laba atau keuntungan. Selain itu, rasio ini juga mampu mencerminkan ukuran tingkat evektifitas manajemen dalam perusahaan. Laba yang diperoleh perusahan merupakan salah satu faktor penentu yang menjadi acuan dalam pembayaran dividen. Karena dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham berasal dari laba yang diperoleh perusahaan. Jadi, semakin tinggi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan semakin tinggi pula pembayaran dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham.

Profitabilitas tergambar dalam signaling theory yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar seperti harga saham, obligasi dan sebagainya, sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor.

Tanggapan para investor terhadap sinyal positif dan negatif adalah sangat

mempengaruhi kondisi pasar, mereka akan bereaksi dengan berbagai cara

dalam menanggapi sinyal tersebut (Fahmi, 2014).

(40)

Menurut Permana dan Hidayati (2016) DaIam penelitiannnya, mengungkapkan bahwa profitabilitas memberikan pengaruh positif terhadap kebijakan dividen.. Artinya semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin tinggi dividen yang akan dibagikan. Begitupun sebaliknya semakin rendah profitabilitas suatu perusahaan maka semakin rendah pula dividen yang di bagikan kepada pemegang saham. Teori ini didukung oleh Sari dan Sudjarni (2015) dalam penelitiannya yang mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini didukung oleh Monika dan Sudjarni (2018). Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.

2. Pengaruh likuiditas terhadap Kebijakan Dividen

Likuiditas perusahaan menunjukkan kapasitas perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas besar berkemungkinan besar untuk membagikan dividen. Likuiditas perusahaan dapat diperkirakan melalui rasio keuangan, misalnya current ratio, quick ratio dan cash acid ratio. Likuiditas suatu perusahaan merupakan faktor

penting yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan pilihan untuk

menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada investor. Oleh

karena itu, semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan maka akan

semakin besar pula kemampuan untuk membagikan dividen. Hal ini berarti

(41)

bahwa semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan mengenai prospek kebutuhan dana di masa depan, maka akan semakin tinggi rasio pembayaran keuntungan (Suriani Ginting, 2018).

Teori signaling berhubungan dengan Current Ratio atau rasio likuiditas, yang mana semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya akan memberikan sinyal yang baik atau good news kepada para investor. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu menyelesaikan masalah hutangnya, semakin tinggi nilai rasio likuiditasnya maka akan meningkatkan peluang-peluang perusahaan untuk membayar serta menyelesaikan masalahnya terkait dengan hutang.

Menurut Dewi, dkk (2015) mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hai ini dikarenakan rasio likuiditas ini yang membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya lancar yang tersedia dalam perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2: Likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen

perusahaan yang memiliki ukuran besar akan semakin efektif

memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan

tersebut memberikan keuntungan yang sangat besar kepada investor.

(42)

Untuk sementara, perusahaan baru dan kecil akan menghadapi banyak tantangan untuk mendekati pasar modal, sehingga semakin besar ukuran organisasi, semakin mudah untuk memperoleh modal luar dalam jumlah yang lebih besar, terutama dari obligasi (Handayani dan Hadinugroho, 2012).

Ukuran perusahaan menggambarkan kondisi suatu organisasi. Salah satu petunjuk yang dapat digunakan untuk melihat ukuran industri adalah total dari aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang besar dan mapan akan lebih mudah masuk ke pasar modal, sementara perusahaan kecil akan lebih sulit untuk mencapainya. Akses masuk ke pasar modal dapat diartikan sebagai kemampuan beradaptasi dan kapasitas perusaahaan untuk membuat kewajiban atau menghasilkan aset yang lebih besar. Dengan memunculkan aset baru tersebut, organisasi dapat membayar kewajiban termasuk kewajiban untuk memberikan keuntungan kepada investor (Santiko Wicaksono dan Mohamad Nasir, 2014).

Hubungan teory signaling dengan ukuran perusahaan yaitu ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen, karena ukuran perusahaan akan memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar modal. Hal ini memudahkan perusahaan untuk memperoleh tambahan modal usaha.

Selain itu, perusahaan besar akan membayar dividen untuk menjaga

reputasinya di mata investor. Winny Victoria dan Viriany (2019) mendukung

teori ini dalam penelitiannya yaitu ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan teori dan hasil penelitian

terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

(43)

H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang taerdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.

4. Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen

Leverage adalah suatu rasio yang mencerminkan kemampuan suatu organisasi dalam memenuhi setiap kewajibannya yang dikoordinasikan dengan modal sendiri yang digunakan untuk membayar kewajiban (Kasmir, 2012). Leverage yang diproksikan oleh debt to equity ratio ditentukan dengan membagi seluruh kewajiban organisasi dengan nilai total investor.

Menurut lrham Fahmi (2013), leverage merupakan kewajiban (liabilities) yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari pendanaan

eksternal baik berupa pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya. Karena leverage merupakan kewajiban bagi perusahaan, jadi perusahaan harus melaksanakan kewajiban tersebut dengan tepat waktu dan apabila dalam pelaksanaannya tidak tepat waktu, maka perusahaan mungkin akan mendapatkan sanksi atau akibat. Sanksi atau akibat tersebut dapat berupa pemindahan kepemilikan aset pada suatu saat.

Teori signaling memiliki hubungan dengan rasio leverage yang

diproksikan dengan debt ratio. Debt ratio digunakan untuk mengetahui

sejauh mana perusahaan dapat melunasi hutang-hutangnya baik jangka

pendek maupun jangka panjang atau untuk mengukur besarnya dana yang

berasal dari hutang. Penggunaan hutang yang semakin tinggi

mengindikasikan kemungkinan perusahaan kesulitan untuk

(44)

mengembalikan atau membayar hutang. Semakin rendah tingkat debt ratio akan menjadi sinyal yang baik dari perusahaan kepada investor.

Menurut penelitian Amijaya, dkk (2016) mengungkapkan bahwa jika perusahaan membayarkan dividen, hal itu akan mengakibatkan laba ditahan menjadi lebih rendah sehingga perusahaan cenderung menggunakan dana dari hutang untuk menunjang kegiatan operasionalnya karena ketidakmampuan dana internal untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar para pemegang saham dapat dipertahankan untuk berinvestasi pada perusahaannya dan sekaligus memberikan sinyal positif terhadap pasar, karena sejatinya investor selalu menginginkan pembagian dividen yang besar dan stabil. Teori ini didukung oleh Hengky Sulaiman dan Sumani (2016), yaitu leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Sementara itu, menurut Amalia Apriliani dan Kartina Natallova (2017), leverage ini berdampak negatif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Leverage berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada

perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2019-2020.

(45)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang termasuk dalam penelitian eksplanatori (explanatory research).

penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan untuk menelaah vkausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. Menurut (Zulganef,2013) Dalam penelitian explanatory peneliti berusahan untuk menjelaskan atau membuktikan hubungan atau pengaruh antar variabel dan menunjukkan bahwa hipotesis telah dirumuskan dengan menggunakan alat pengujian SPSS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait, seberapa besar hubungan tersebut, dan bagaimana hubungan tersebut terjadi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Variabel bebas adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada website yang dapat diakses melalui situs http://idx.co.id. Dan dilakukan pula penelitian pada Galeri Investasi Bursa

Efek Indonesia di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, jalan Sultan Alauddin No. 259, Kel. Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar.

Waktu penelitian ini rencana akan dilakukan selama dua (2) bulan yang

dilakukan mulai dari bulan september sampai dengan November 2021.

(46)

C. Defenisi operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen adaIah variabel yang dipengaruhi oIeh variabel independen. Adapun variabel dependen daIam penelitian ini adalah kebijakn dividen yang diproksikan dengan Divident Payout Ratio (DPR) dan dinyatakan dalam satuan presentase.

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel dependen (Y) Kebijakan dividen (DPR)

Nama variabel

Defenisi Variabel Indikator Sumber

Kebijakan dividen

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah

keuntungan yang diperoleh dari perusahaan di berikan kepada para investor sebagai dividen atau laba ditahan untuk

pembiayaan mendatang (Siswanti, 2014).

Kebijakan dividen

DPR = divident per share

earning per share 𝑥100%

(Amalia Apriliani &

Kartina

Natalylova,

2017)

(47)

dapat di ukur dengan menggunakan dividend payout ratio (Rehman dan Takumi, (2012).

Sumber : data yang diolah kembali

2. Variabel independen (X)

Variabel bebas sebagai variabel X, yaitu variabel yang tidak mempunyai ketergantungan. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen dimana faktornya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage.

Tabel 3.2

Defenisi Operasional Variabel Independen (X)

Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Nama

variabel

Defenisi Variabel Indikator Sumber

Rasio profitabilitas (X

1

)

Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) adalah tingkat pengembalian

ROA = laba bersih setelah pajak

total aset × 100%

(Ni Putu

Ayu Sinta

Pradnya

Sari

2019)

(48)

investasi

perusahaan pada aset tetap yang digunakan untuk kegiatan

operasional perusahaan.

Rasio Likuiditas (X

2

)

Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rasio lancar (current ratio).

Pengukuran rasio lancar (current ratio) adalah menghitung total aset lancar perusahaan dengan total kewajiban lancar sebuah

perusahaan.

𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = aset lancar

hutang lancar × 100%

(Alexander Halim & Rini Tri Hasturi, 2019)

Ukuran Perusahaan (X

3

)

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dengan melihat

𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝐿𝑛(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡)

(Mindra &

Teguh,

2014)

(49)

total aktiva perusahaan.

Leverage (X

4

)

Leverage adalah seberapa besar modal pinjam yang digunakan oleh perusahaan dalam semua urusan fungsional perusahaan.

𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = total hutang

total ekuitas × 100%

(Alexander Halim &

Rini Tri Hasturi, 2019)

Sumber : data yang diolah kembali

D. Populasi dan sampel 1) Populasi

Populasi adalah wilayah keseluruhan yang terbentuk dari perkaramaupun pokok bahasaan dengan kualitas dan kemampuan tertentu, hal ituharus ditentukan oleh peneliti sebagai subjek, kemudian di Tarik kesimpulan (Sugiyono,2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2019-2020.

Sebanyak 30 perusahaan yang tercatat hingga tahun 2020.

Tabel 3. 3 Daftar nama perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman pada BEI tahun 2019-2020

No Kode Nama Perusahaan

1. ADES Akasha Wira Internasional Tbk 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3. ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

4. BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk

5. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk

(50)

6. CAMP Campini Ice Cream Industry Tbk 7. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 8. CLEO Sariguna Primatirta Tbk 9. DLTA Delta Djakarta Tbk

10. DMND Diamond Food Indonesia Tbk 11. FOOD Sentra Food Indonesia Tbk 12. GOOD Garudafood Putra Jaya Tbk 13. HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk 14. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 15. IIKP Inti Agri Resources Tbk

16. IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk 17. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 18. KEJU Mulia Boga Raya Tbk

19. MGNA Magna Investama Mandiri Tbk 20. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 21. MYOR Mayora Indah Tbk

22. PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk 23. PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk 24. PSDN Prasidna Aneka Niaga Tbk 25. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 26. SKBM Sekar Bumi Tbk

27. SKLT Sekar Laut Tbk 28. STTP Siantar Top Tbk

29. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

30. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk

2) Sampel

Sampel merupakan bagian dari total dan karakter yang dimiliki oleh

populasi tersebut (sugiyono, 2015). Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling artinya sampel dipilih

denga kriteria tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah

(51)

penelitian yang dikembangkan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria pemilihan sampel. Adapun Kriteria-kriteria Yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2019-2020.

b. Perusahaan sampel telah menerbitkan laporan keuangan berturut-turut selama tahun 2019-2020.

c. Perusahaan sampel yang mempunyai data terkait pembayaran dividen. Sehingga perusahaan yang tidak memberikan dividen pada tahun tertentu selama periode penelitian akan dikeluarkan dari sampel.

d. Perusahaan yang tidak konsisten menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2019-2020.

e. Perusahaan yang memiliki seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Tabel 3.3

Kriteria sampel penelitian

No Keterangan Jumlah

Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2019-2020

30

Di kurangi :

1. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak menyampaikan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2019-2020

(8)

(52)

2. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak

membagikan dividen selama periode 2019-2020 (7)

3

Perusahaan yang tidak konsisten menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2018-2020.

0

4

Perusahaan tidak memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan indikator perhitungan yang dijadikan variabel dalam penelitian.

0

Jumlah sampel akhir penelitian 15

Data Penelitian = 15 perusahaan x 2 tahun periode penelitian 30 Sumber : data yang diolah kembali

E. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengambil data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan dan ditemukan dari situs resmi BEI yaitu IDX (Indonesia Stock Exchange) pada website resmi www.idx.co.id. selanjtnya, metode pengumpulan data pada penelitian ini juga dilancarkan dengan metode studi pustaka yaitu dengan meninjau berbagai literatur pustaka diantaranya jurnal, makalah, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan pada penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

1) Analisis data deskriftif

Analisis data deskriftik adalah analisis yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data

yang telah terkumpul. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Rasmun (2004) sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan di luar tubuh, sumber stres dapat berupa biologik atau fisiologik, kimia, psikologik,

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019.. PEMERINTAH KABUPATEN

The IN clause dictates that Oracle will first assemble the list of values following the IN clause and then perform a join using the values returned from the subquery with the

When an ugly, rigid codebase resists change, then we need a battle strategy: we slowly improve the code day by day, making safe, piecemeal improvements; we make changes to lines of

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah

Kegiatan ekonomi yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi terdiri dari 3 bagian, yaitu produksi, distribusi, dan

Penerapan metode pemberian nasehat diberikan orang tua pada saat anak akan melakukan sesuatu dan juga jika terjadi sesuatu kepada anak atau orang lain, dengan

[r]