TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Hipotesis Penelitian
Penelitian pengaruh spesialisasi auditor industri terhadap audit report lag
(ARL) menunjukan bahwa perusahaan – perusahaan yang diaudit oleh auditor
spesialis industri menghasilkan audit report lag (ARL) lima hari lebih cepat dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh audit yang bukan merupakan spesialis
industri. Jadi disimpulkan bahwa auditor spesialis industri menghasilkan audit
report lag (ARL) yang lebih singkat dibandingkan auditor yang bukan merupakan
spesialis industri.
Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa spesialisasi industri auditor
berpengaruh terhadap hubungan antara tenure audit dan umur listing terhadap
audit report lag. Pengaruh tenure audit dan umur listing terhadap audit report lag
akan semakin akurat apabila audit atas laporan keuangan dilakukan oleh auditor
spesialisasi industri.
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:134), “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah”. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empiris.
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu,
dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai
berikut:
29
H2 : Umur listing berpengaruh terhadap audit report lag.
H3 : Tenure audit, dan umur listing berpengaruh secara simultan terhadap
audit report lag.
H4a : Spesialisasi industri auditor memoderasi hubungan antara tenure audit dengan audit report lag.
H4b : Spesialisasi industri auditor memoderasi hubungan antara umur listing
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam proses pengukuran dan
penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi
para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari
investor, pemberi pinjaman atau kreditur, pemasok, pemegang saham,
manajemen, pelanggan, pemerintah, karyawan, dan masyarakat. Agar dapat
digunakan dengan baik, laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif
laporan keuangan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014), terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok, yaitu “dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan”. Ketepatan waktu pelaporan keuangan termasuk dalam salah
satu kualitas laporan keuangan yang memiliki peranan penting dalam pembuatan
keputusan (Shukeri dan Islam, 2012). Informasi yang dihasilkan secara tidak tepat
waktu akan kehilangan manfaatnya, karena tidak disajikan pada saat dibutuhkan
untuk mengambil keputusan atau kehilangan sifat relevansinya (IAI, 2014:26).
Penundaan pelaporan keuangan mengakibatkan karakteristik kualitatif
tersebut tidak dapat dipenuhi khususnya karakteristik relevan dan andal. Tingkat
relevansi dan keandalan informasi dari laporan keuangan dipengaruhi oleh
ketepatan waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan. Manfaat dari laporan
keuangan akan berkurang jika laporan keuangan tersebut tidak tersedia tepat
2
Tuntutan dalam menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu menghadapi
beberapa hambatan. Salah satunya adalah laporan keuangan harus diaudit oleh
akuntan publik. Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011
tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik,
Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal
wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam dan LK dan
diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal
laporan keuangan tahunan atau harus teraudit dalam jangka waktu 90 hari.
Perusahaan publik yang tidak dapat menyampaikan laporan keuangan tahunan
sesuai aturan akan dikenakan sanksi mulai dari peringatan hingga suspensi, dan
apabila terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi
administratif berupa denda paling banyak Rp 500.000.000.
Selain itu, dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) tentang Standar Pekerjaan Lapangan yang mengatur
prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan bagi auditor, bahwa auditor
perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan. Juga perlu
pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti dengan
pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam menyatakan pendapat
atas laporan keuangan. Dalam hal ini, artinya audit harus dilaksanakan oleh
3
Adanya aturan yang rumit dari Standar Akuntan Publik (SAP) tersebut, dapat
menyebabkan sulitnya perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan secara
tepat waktu. Dalam hal ini, apabila seorang auditor tidak memiliki kecermatan,
ketepatan dan keahlian dalam mengaudit maka auditor tersebut membutuhkan
waktu yang lama dalam menyelesaikan audit. Hal ini menyebabkan lamanya
penyelesaian audit atau audit report lag (ARL) yang semakin panjang. Hal ini juga berdampak pada publikasi laporan keuangan perusahaan yang
mengakibatkan kualitas dari laporan keuangan akan semakin turun terutama
keandalan dan relevansi informasi.
Rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan,
diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan
auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal
tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera
pada laporan auditor independen didefinisikan sebagai audit report lag.
Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari
tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal dalam laporan keuangan
hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor independen (Ashton,1987).
Tenure Audit adalah jumlah tahun dimana KAP atau auditor melakukan
perikatan audit dengan klien yang sama (Johnson et.al, 2007). Tenure Audit juga dapat didefinisikan sebagai jumlah tahun suatu KAP atau seorang auditor
mengaudit suatu perusahaan (Suhaib Aamir et al, 2011). Saat auditor dan klien
menjalin hubungan kerja sama dalam jangka waktu yang relatif lama, hal ini akan
4
dengan kliennya dapat membantu auditor dalam memperoleh kecermatan,
ketepatan dan keahlian audit. Berdasarkan penelitian Lee et al. (2011), semakin meningkatnya tenure audit maka pemahaman auditor atas operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan akan semakin meningkat sehingga
menghasilkan proses audit yang lebih cepat dan efisien.
Umur Listing adalah jumlah tahun atau lamanya sebuah perusahaan
dilisting di Bursa Efek Indonesia. Umur perusahaan ini dihitung dari pertama kali
perusahaan listing (IPO) di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun penelitian (Petrolina, 2007). Menurut Owusu-Ansah (2000) perusahaan yang sudah lama
listing tentunya memiliki pengalaman lebih dalam menghadapi suatu masalah
karena pengalaman sebelumnya. Maka perusahaan lebih mampu dan telah
berpengalaman dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi
yang dibutuhkan dalam proses audit.
Spesialisasi industri auditor adalah mekanisme yang dilakukan oleh
auditor untuk meningkatkan pengetahuannya dalam bidang industri tertentu, baik
secara tidak langsung melalui pelatihan, maupun secara langsung dengan cara
membatasi perikatan audit hanya pada jenis industri tertentu (Craswell, 1995).
Identifikasi spesialisasi industri ditujukan untuk membedakan auditor spesialis
industri dan auditor nonspesialis industri. Auditor spesialis diyakini mampu
mendeteksi kesalahan- kesalahan secara lebih baik, meningkatkan efisiensi dan
meningkatkan penilaian tentang kejujuran laporan keuangan.
Penelitian yang menganalisis pengaruh tenure audit terhadap jangka waktu penyelesaian audit atau Audit Report Lag (ARL) telah dilakukan oleh beberapa
5
peneliti di luar negeri maupun di Indonesia. Namun, penelitian-penelitian tersebut
menghasilkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian Lee et al. (2011) menunjukkan adanya pengaruh negatif antara tenure audit dengan audit report lag. Sedangkan Halim (2000) membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara
tenure audit dengan audit report lag, yaitu semakin lama perusahaan memiliki
perikatan dengan KAP tertentu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
dapat menyelesaikan audit atas laporan keuangan perusahaan.
Penelitian mengenai pengaruh umur listing terhadap audit report lag juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan hasil penelitian yang
berbeda-beda. Penelitian Petronila (2007) menunjukkan bahwa umur listing
berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Semakin lama umur listing suatu perusahaan maka jangka waktu pelaporan auditnya akan semakin cepat demikian
pula sebaliknya. Namun, Owushu-Ansah (2002) menemukan bahwa adanya
pengaruh positif antara umur listing dengan audit report lag.
Keberagaman hasil penelitian mengenai pengaruh tenure audit dan umur
listing terhadap audit report lag memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan menggunakan perusahaan Consumer Goods. Penulis memilih
perusahaan Consumer Goods untuk diteliti karena perusahaan ini memiliki pangsa
pasar yang sangat besar di Indonesia dan merupakan salah satu perusahaan yang
high profile yang terpublikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan replikasi dengan modifikasi dari penelitian Wiguna
(2012) yang berjudul “Pengaruh Tenure Audit Terhadap Audit Report Lag dengan
6
Umum Konvensional di Indonesia Tahun 2008-2010” dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa “tenure KAP memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag, sedangkan pengaruh moderasi spesialisasi industri auditor terhadap hubungan antara tenure KAP dengan audit report lag belum konsisten antara hasil pengujian utama dengan hasil pengujian tambahan”.
Tidak adanya konsistensi hasil penelitian inilah yang memotivasi peneliti
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan umur listing
sebagai variabel independen, yaitu pengaruh tenure audit dan umur listing
terhadap audit report lag dengan spesialisasi industri auditor sebagai variabel moderating dan mengubah objek penelitian yaitu pada perusahaan consumer
goods yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Tenure Audit dan Umur Listing Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”