• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan (Sugiyono, 2009:96). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti adalah : “Faktor Keluarga dan Kepribadian berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU”.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia diperkirakan mengalami masa-masa berat dalam aspek perekonomian. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2015 sebesar 4,67 persen atau turun dari realisasi kuartal sebelumnya 4,72 persen. Hingga semester I, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7 persen, turun dari periode yang sama tahun lalu sekitar 5,17 persen. Sementara itu, inflasi Juli 2015 dilaporkan berada di tingkat 0,93%.Untuk laju inflasi year on

year (Juni 2014-Juni 2015), tercatat mencapai 7,26 persen. Pelemahan

pertumbuhan ekonomi ini memberikan dampak tersendiri bagi masyarakat di negara kita

Pada masa kondisi perekonomian yang berat dan mengalami pelemahan seperti sekarang ini juga berimbas terhadapat tingkat pengangguran atau angkatan kerja di Indonesia. BPS menjelaskan jumlah pengangguran pada Februari 2015 mencapai 7,4 juta orang atau mencapai 5,81 persen. Tingkat pengangguran terbuka itu naik 0,11 persen dibanding Februari 2014 di mana penduduk yang bekerja mencapai 118,1 juta orang sementara angkatan kerjanya cuma 125,3 juta orang. Pada era saat ini mencari pekerjaan bukanlah hal mudah karena lemahnya pertumbuhan ekonomi yang hanya 4,7% menyebabkan rendahnya serapan angkatan kerja bahkan sebaliknya berakibat terjadinya PHK. Kurang tersedianya lapangan pekerjaan sementara jumlah masyarakat usia produktif yang

membutuhkan pekerjaan semakin meningkat. Hal ini meningkatkan ketimpangan yang tidak sesuai, untuk itu paradigma masyarakat terhadap pekerjaan dan mencari kerja setelah selesai sekolah atau mendapat gelar sarjana seharusnya berubah menjadi menciptakan lapangan pekerjaan dengan mulai berwirausaha.

Berdasarkan data BPS, Pengangguran untuk lulusan strata satu (S1) pada Februari 2015 menjadi 5,34% dibanding Februari tahun lalu yang hanya 4,31%. Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87% menjadi 7,49%. Fakta ini menuntut para lulusan PT (Perguruan Tinggi) membekali diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja. Dengan ilmu kewirausahaan dimaksudkan dapat tercipta mindset di dalam diri para lulusan PT untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari kerja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali denganpengetahuan, wawasan, keterampilan, pola pikir, strategi, keinginan dan tekad yang mumpuni, yaitu kewirausahaan yang cerdas (smart entrepreneurship) bukan hanya kerja keras semata (Hendro, 2011).

Menurut Hendro (2011), perkembangan persentase jumlah wirausahawan di Indonesia tidak begitu pesat. Padahal jumlah wirausahawan yang mandiri dan sukses akan menjadi lokomotif ekonomi Indonesia yang mampu mengatasi tingkat pengangguran pasif maupun aktif dan pada akhirnya mampu mengatasi tingkat kemiskinan yang absolut atau permanen. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengusaha Indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk saat ini, padahal idealnya jumlah wirausahawan di Indonesia adalah 2% dari penduduk

Indonesia, dan hanya 0,8% yang berusia di bawah 40 tahun (Puspayoga dalam Sasongko, 2015).

Wirausaha merupakan jalan keluar dari permasalahan tentang sedikitnya lapangan kerja yang ada.Menurut Purnamawati (2009) menjadi pengusaha merupakan alternatif pilihan yangtepat. Dengan berwirausaha berarti menyediakan lapangan kerja bagidiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Salah satu manfaat kewirausahaan adalah dapat menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama merubah pola pikir para pemuda yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) adalah salah satu fakultas di Universitas Sumatera Utara yang memiliki konsentrasi kewirausahaan pada Jurusan Manajemen,para mahasiswa khususnya Strata-1 kedepan dapat berkontribusi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian negara ini salah satunya dengan cara berwirausaha. Mata kuliah tentang kewirausahaan telah ditanamkan sejak awal memasuki kuliah, bahkan mahasiswa dituntut untuk memulai bisnis sejak bangku kuliah. Kampus sebagai tempat pendidikan tentu berupaya untuk membentuk kepribadian kepada individu mahasiswa agar kelak menjadi wirausaha bukan job seeker.

Mahasiswa seharusnya berperan penuh untuk kebutuhan bangsa, bukan hanya sebagai pelajar, mahasiswa juga memiliki fungsi dan perannya sendiri dalam membawa perubahan suatu negara kearah yang lebih baik lagi. Mahasiswa

setidaknya memiliki beberapa fungsi dan tugasnya, antara lain fungsi tersebut adalah agent of change, agent of social control, dan iron stock. Sebagai pembawa perubahan atau agent of change mahasiswa diharapkan mampu membuat perubahan dari kondisi tidak ideal agar menjadi ideal sesuai dengan norma dan kondisi yang dibutuhkan masyarakat luas dan tetap menjunjung idealismenya, contohnya pada kondisi Indonesia saat ini yang belum memiliki jumlah wirausahawan yang ideal maka diharapkan mahasiswa mampu memenuhi hal tersebut agar terciptanya kondisi ideal yang dibutuhkan Indonesia. Sebagai control sosial atau agent of social control mahasiswa diharapkan memantau dan memberi kritik membangun terhadap pihak yang seharusnya bertanggung jawab untuk tercapainya kondisi perekonomian yang ideal khususnya pada wiausahawan. Kemudian iron stock atau cadangan sumber daya manusia yang akan melanjutkan cita-cita bangsa untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik lagi, khususnya terkait pada penggeseran stigma dari mental pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan pekerjaan dengan berwirausaha dan pada akhirnya akan menciptakan jumlah ideal wirausahawan di Indonesia agar memenuhi salah satu syarat negara maju yang memiliki wirausahawan yang berkualitas dan mampu bersaing.

Ditengah fenomena rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini. Terdapat sedikit harapan dengan bermunculan anak-anak muda yang berwirausaha dan menjadi inspirasi di generasinya. Mereka muncul karena keberanian, kejelian, ketekunan, dan semangat jiwa muda yang terus membara.Dunia bisnis yang digambarkan dengan orang-orang yang

eksekutif kini tidak lagididominasi kalangan usia tua. Justru kini semakin banyak anak muda yang suksesberbisnis. Pemerintah juga melihat potensi ini sebagai bagian dari perkembanganperekonomian nasional. Anak muda pun mulai didorong terjun dan menggelutidunia bisnis, apapun bentuknya. Tentunya yang sesuai dengan ide, kreativitas, dankemampuan masing - masing (Moerti, 2013). Semakinmaraknya trend globaldalam perkembangan dunia bisnis yang kian memunculkan banyak wirausahawanmuda dengan apresiasi, kreatifitas, dan inovasi yang tinggi ini menimbulkansemangat kepada para pemuda-pemudi lainnya untuk saling berkompetisi dalamdunia bisnis.

Menurut Fuadi (2009) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk berkerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Minat berwirausaha juga didorong oleh beberapa faktor-faktor, baik internal maupun eksternal. Stewart et al (2007) menyatakan bahwa tumbuhnya minat berwirausaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang melibatkan berbagai faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha.Faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi dan lain-lain.Hendro (2011) mengatakan ada beberapa faktor yang memengaruhi keinginan seseorang untuk menjadi wirausaha, yaitu faktor

individual/personal, tingkat pendidikan, kepribadian, dorongan keluarga, lingkungan, dan lainnya.

Faktor kepribadian dalam berwirausaha merupakan kebutuhan dasar seorang wirausahawan untuk menumbuhkan minat berwirausaha dan mulai berwirausaha. Disamping itu, dukungan keluarga juga menjadi faktor dari luar diri yang dapat memberikan motivasi dan penyemangat untuk berwirausaha.Menurut Erich Fromm (dalamAlma 2013:78) pengertian faktor personal adalah keseluruhan kualitas psikisyang diwarisi atau memperoleh yang khas pada seseorang yang membuatnya menjadiunik.

Selain faktor kepribadian yang berasal dari dalam diri individu tentu ada faktor lain yang turut berperan salah satunya adalah faktor keluarga. Aprilianty (2012) menyatakan peran keluarga juga sangat penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha bagi para siswa. Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak usia dini dalam lingkungan keluarga. Memiliki seorang ibu dan ayah yang berwirausaha memberikan inspirasi kepada anak untuk menjadi wirausahawan. Fleksibilitas dan kemandirian dari wirausahawan telah mendarah daging pada anak sejak dini

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh faktor kepribadian dan dukungan keluarga terhadap minat seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan sehingga peneliti memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Keluarga Dan Kepribadian

Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Wirausahawan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)".

Dokumen terkait